Tutor Hanging Dya-Fira
Tutor Hanging Dya-Fira
TINJAUAN PUSTAKA
1. GANTUNG
1.1. Definisi
Gantung adalah peristiwa dimana seluruh atau sebagian dari berat tubuh
seseorang ditahan di bagian leher oleh sesuastu benda dengan permukaan yang relative
sempit dan panjang (biasanya tali) sehingga daerah tersebut mengalami tekanan.1
Istilah ini digunakan jika beban berat badan tubuh tidak sepenuhnya menjadi
kekuatan daya jerat tali. Pada kasus tersebut berat badan tubuh tidak seluruhnya menjadi
gaya berat sehingga disebut penggantungan parsial
Tekanan langsung pada leher dapat menimbulkan beberapa efek tergantung pada
tipe, daerah, dan luas tekanan yangterjadi pada leher, efek tersebut dijabarkan sebagai
berikut4
1. obstruksi pada vena jugular, mengakibatkan gangguan pada aliran balik vena
dari kepala ke jantung yang berakibat sianosis, kongesti, dan petekie.
2. obstruksi arteri karotis yang menyebabkan hipoksia serebral.
3. stimulasi baroreseptor sinus karotis pada daerah bifurkasio dan arteri karotis
berakibat henti jantung neurologis.
4. elevasi dari laring dan lidah yang menutup saluran nafas pada tingkat faring
Ada dua jenis simpul yaitu simpul hidup dan simpul mati. Pemeriksaan jenis dan
panjang bahan yang dipakai, serta jenis simpul dapat membantu menentukan cara
kematian. Pada Waktu membebaskan lilitan dari leher korban, tidak boleh membuka
simpul, tetapi lilitan dipotong diluar simpul, karena bentuk simpul bisa membantu
penentuan kematian secara medikolegal.
a. Jaringan yang berada di bawah jeratan berwarna putih, berkilat dan perabaan seperti
perkamen karena kekurangan darah, terutama jika mayat tergantung cukup lama.
Pada jaringan di bawahnya mungkin tidak terdapat cedera lainnya
b. Platisma atau otot lain di sekitarnya mungkin memar atau ruptur pada beberapa
keadaan. Kerusakan otot ini lebih banyak terjadi pada kasus penggantungan yang
disertai dengan tindakan kekerasan
c. Lapisan dalam dan bagian tengah pembuluh darah mengalami laserasi ataupun
ruptur. Resapan darah hanya terjadi di dalam dinding pembuluh darah
d. Fraktur tulang hyoid jarang terjadi. Fraktur ini biasanya terdapat pada
penggantungan yang korbannya dijatuhkan dengan tali penggantung yang panjang
dimana tulang hyoid mengalami benturan dengan tulang vertebra. Adanya efusi
darah di sekitar fraktur menunjukkan bahwa penggantungannya ante-mortem.
e. Fraktur kartilago tiroid jarang terjadi
f. Fraktur 2 buah tulang vertebra servikalis bagian atas. Fraktur ini sering terjadi pada
korban hukuman gantung.
1.6. Cara Kematian3
Accidental Hanging
Penggantungan yang tidak disengaja ini dapat dibagi dalam dua kelompok,yaitu
yang terjadi sewaktu bermain atau bekerja dan sewaktu melampiaskan nafsu seksual yang
menyimpang (Auto erotic Hanging). Auto-erotic hanging atau sexual asphyxia adalah
salah satu bentuk dari accidental hanging. Disebutkan bahwa penjeratan pada leher dapat
meningkatkan rangsangan seksual. Korbannyayang paling banyak adalah pria. Beberapa
bahan lunak seperti handuk atau kabel digunakan oleh korban dan kekuatan jeratannya
ditingkatkan dengan tangan atau digerakkan dengan kaki. Korbannya biasanya ditemukan
dalam keadaaan telanjang dengan gambar atau benda berisi hal-hal porno di sekitarnya. 1,5
Homicidial Hanging
Pembunuhan dengan metode menggantung korbannya relatif jarang dijumpai,
cara ini baru dapat dilakukan bila korbannya anak anak atau orang dewasa yang
kondisinya lemah, baik lemah oleh karena menderita penyakit, di bawah pengaruh obat
bius, alkohol atau korban yang sedang tidur. Pembunuhan dengan cara penggantungan
sulit untuk dilakukan oleh seorang pelaku .1
Judicial Hanging
Judicial hanging telah dilakukan sejak jaman dahulu sebagai bentuk
penghukuman. Pada judicial hanging, kematian berlangsung sangat cepat karena fraktur
di vertebra servikalis yang mengakibatkan perdarahan di medulla oblongata. Sering
didapati jantung masih berdenyut untuk beberapa saatkemudian. Bila kematian karena
penutupan arteri juga berlangsung cepat karena iskemik otak, sedangkan kematian
berlangsung lebih lambat pada penyumbatan vena. Bila yang terobstruksi adalah saluran
pernapasan, maka kematian dapat berlangsung di bawah 5 menit.1
BAB III
KESIMPULAN
Penggantungan atau hanging adalah suatu keadaan dimana terjadi konstriksi dari
leher oleh alat penjerat, misalnya dengan menggunakan tali, kain, dasi, atau bahan apa
saja yang dapat melilit leher, yang ditimbulkan oleh sebagian atau keseluruhan berat
badan. Pada kematian akibat asfiksia, dapat dijumpai beberapa fase sekuensial akibat
asfiksia, yaitu fase dispnea, fase konvulsif, fase apnea, fase akhir. Secara umum, dapat
dijumpai juga tanda klasik asfiksia, yaitu petekia pada kulit Wajah, kongesti, edema, dan
sianosis pada Wajah. Namun, tanda-tanda tersebut berbeda pada setiap fase . Sebagai
dokter, perlu pemahaman lebih mendalam mengenai penggantungan (hanging), sehingga
dapat memastikan apakah kasus penggantungan tersebut merupakan bunuh diri,
pembunuhan, atau kecelakaan sehingga dapat memperjelas suatu perkara pidana
khusunya penggantungan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Amir, Amri. 2013. Rangkaian ilmu Kedokteran Forensik edisi kedua. Medan ;Percetakan
Ramadhan
2. Dahlan, Sofwan. 2007. Ilmu Kedokteran Forensik. Pedoman Bagi Dokter dan Penegak
Hukum. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
3. Ilmu Kedokteran Forensik.1997. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Thanatologi. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
4. James, J.P, et al. 2011. Asphyxia. Simpsons Forensic Medicine.13 thed. UK : Hodder
&Stoughton ltd.
5. Sharma, R.K. 2005. Concise textbook of Forensic Medicine and Toxicology third edition.
New Delhi ; Global Education Consultants.
6. Nurhantari, Y., 2005. Tanatologi. Makalah pada Pelatihan Instruktur Blok Medikolegal
FK UII, Yogyakarta. Tidak dipublikasikan
7. Soegandhi, R. , 2001. Pedoman Pemeriksaan Jenazah Forensik dan Kesimpulan Visum et
Repertum di RSUP Dr. Sardjito. Ed-2. Yogyakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Forensik FK
UGM.