Anda di halaman 1dari 5

DEFENISI TANAH MENURUT PARA AHLI

1) J.J. Berzelius (Swedia, 1803). Tanah adalah sebagai laboratorium


kimia tempat proses dekomposisi dan reaksi kimia yang
berlangsung secara tersembunyi.
2) Justus Von Liebig (Jerman, 1840), mengajukan teori
keseimbangan hara tanaman (theory balanchesheet of plan
naturation), yang menganggap tanah sebagai tabung reaksi dimana
dapat diketahui jumlah dan jenis hara tanamannya.
3) Friedrich Fallou (1855). Tanah dianggap sebagai hasil pelapukan
oleh waktu yang menggerogoti batuan keras dan lambat laun
mengadakan dekomposisi.
4) Dokuchaiev (Rusia, 1877), pengertian tanah harus dihubungkan
dengan iklim dan dapat digambarkan sebagai zone-zone geografi
yang luas, yang dalam skala peta dunia tidak hanya dihubungkan
dengan iklim, tetapi juga dengan lingkungan tumbuhan.
5) A.S. Thaer (1909), permukaan planet terdiri atas bahan remah
dan lepas yang disebut tanah, yang merupakan akumulasi dan
campuran berbagai bahan, seperti unsur-unsur: Si, Al, Ca, Mg, Fe dll.
6) Humphry Davy (Inggris, 1913). Tanah adalah sebagai
laboratorium alam yang menyediakan unsur hara bagi tanaman.
7) C.F. Marbut (rusia, 1914). Tanah merupakan lapisan paling luar
kulit bumi yang biasanya bersifat tak padu dan mempunyai sifat
tebal mulai dari selaput tipis sampai lebih dari 3 meter, yang
berbeda dari bahan di bawahnya dalam hal: warna, sifat fisik, sifat
kimia, dan sifat biologinya.
8) Ramman (Jerman, 1917). Tanah sebagai bahan batuan yang
sudah dirombak menjadi partikel-partikel kecil yang telah berubah
secara kimiawi bersama-sama dengan sisa-sisa tumbuhan dan
hewan yang hidup di dalam dan di atasnya.
9) Werner (1918). Tanah adalah hitam tipis yang menutupi bahan
padat kering, terdiri atas partikel-partikel kecil yang remah dan sisa-
sisa vegetasi dan hewan. Tanah adalah medium bagi tanaman.
10) Alfred Mistscherlich (1920). Tanah adalah campuran bahan
padat berupa partikel-partikel kecil air dan udara yang mengandung
hara dan dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.
11) Jacob S. Joffe (1949). Tanah merupakan benda alam yang
tersusun atas horison-horison yang terdiri dari bahan-bahan kimia
mineral dan bahan organik, biasanya tidak padu dan mempunyai
tebal yang dapat dibedakan dalam hal morfologi fisik, kimia dan
biologinya.
12) Thornbury (1957). Tanah adalah bagian dari permukaan
bumi yang ditandai oleh lapisan yang sejajar dengan permukaan
sebagai hasil modifikasi oleh proses-proses fisis, khemis maupun
biologis yang bekerja di bawah kondisi yang bermacam-macam dan
bekerja selama periode tertentu.
13) E. Saifudin Sarief (1986). Tanah adalah benda alami yang
terdapat di permukaan bumi yang tersusun dari bahan-bahan
mineral sebagai hasil pelapukan batuan dan bahan organik
(pelapukan sisa tumbuhan dan hewan), yang merupakan medium
pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi
akibat gabungan dari faktor-faktor alami, iklim, bahan induk, jasad
hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pembentukan.
14) M. Isa Darmawijaya. Tanah merupakan akumulasi alam
bebas yang menduduki sebagian planet bumi yang mampu
menumbuhkan tumbuhan dan memiliki sifat sebagai akibat
pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan
induknya dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu
tertentu.
15) James (1995). Tanah adalah salah satu sistem bumi, yang
bersama dengan sistem bumi lainnya, yaitu air alami dan atmosfer,
menjadi inti fungsi, perubahan, dan kemantapan ekosistem.
FAKTOR-FAKTOR PEMBEMBENTUKAN TANAH

1. Iklim
Iklim sebetulnya terbagi menjadi beberapa unsur. Hanya saja, unsur iklim
yang paling berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah adalah
sekedar suhu udara dan curah hujan. Suhu mempengaruhi kecepatan
proses pelapukan fisik batuan, semakin tinggi suhu maka pelapukan
batuan akan semakin cepat, sedangkan semakin rendah suhu maka
pelapukan akan semakin lambat. Adapun curah hujan mempengaruhi
kekuatan erosi dan leaching batuan induk. Curah hujan yang tinggi akan
membuat keasaman tanah semakin meningkat sehingga tanah terkorosi
secara kimia.Organisme atau mahluk hidup seperti vegetasi dan mikrobia
tanah juga merupakan salah satu faktor pembentuk tanah. Faktor
organisme sangat berpengaruhi terutama pada kandungan bahan organik
penyusun tanah. Faktor organisme mempengaruhi terjadinya proses
pelapukan organik, membantu pembentukan tanah humus,
mempengaruhi jenis vegetasi yang tumbuh, serta kandungan kimia
organik yang terdapat di tanah.

2. Organisme (Vegetasi, Jasad renik/mikroorganisme)

Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah


dalam hal:

a. Membuat proses pelapukan baik pelapukan organik maupun


pelapukan kimiawi. Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan
oleh makhluk hidup (hewan dan tumbuhan), sedangkan pelapukan
kimiawi adalah pelapukan yang terjadi oleh proses kimia seperti batu
kapur larut oleh air.

b. Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan


menghasilkan dan menyisakan daun-daunan dan ranting-ranting yang
menumpuk di permukaan tanah. Daun dan ranting itu akan membusuk
dengan bantuan jasad renik/mikroorganisme yang ada di dalam tanah.

c. Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi


di daerah beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi
hutan dapat membentuk tanah. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah
hutan dengan warna merah, sedangkan vegetasi rumput membentuk
tanah berwarna hitam karena banyak kandungan bahan organis yang
berasal dari akar-akar dan sisa-sisa rumput.

d. Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman


berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah. Contoh, jenis cemara akan
memberi unsurunsur kimia seperti Ca, Mg, dan K yang relatif rendah,
akibatnya tanah di bawah pohon cemara derajat keasamannya lebih
tinggi daripada tanah di bawah pohon jati.

3. Bahan Induk
Bahan induk batuan merupakan faktor pembentuk tanah yang paling
mempengaruhi karakteristik tanah yang nantinya dihasilkan. Bahan induk
batuan ada beberapa jenis, misalnya batuan vulkanik, batuan beku,
batuan sedimen, dan batuan metamorf.

4. Topograf
Selain ketiga faktor di atas, topografi atau relief daerah juga akan
mempengaruhi proses pembentukan tanah . Faktor pembentuk tanah ini
terkait erat dengan tingkat kemiringan dan sistem drainase dari suatu
daerah batuan yang mengalami pelapukan.Tanah yang berada di topografi
miring umumnya memiliki lapisan tanah yang tipis. Hal ini karena adanya
erosi yang terjadi akibat aliran air. Sedangkan tanah yang berada di
topografi landai umumnya akan memiliki lapisan yang tebal karena
pengaruh sedimentasi. Adapun terkait dengan sistem drainase, pengaruh
akan terjadi pada sifat kimia tanah. Tanah yang berada di daerah dengan
sistem drainase kurang baik akan bersifat lebih asam karena dekomposisi
bahan organiknya berjalan dengan sangat lambat.

5. Waktu
Faktor pembentuk tanah yang terakhir adalah waktu. waktu sangat
mempengaruhi sifat fisik, kimia, dan biologi dari tanah yang terbentuk.
Hal ini menyebabkan dalam ilmu tanah kita mengenal istilah tanah tua,
tanah dewasa, dan tanah muda.

1. Tanah muda adalah tanah yang perbedaan bahan mineral dan


bahan organik masih tampak sehingga bahan induknya masih
terlihat. Biasanya terbentuk dalam kurun waktu 100 tahun. Jenis
tanah yang masuk kategori tanah muda misalnya tanah aluvial,
regosol, dan litosol.
2. Tanah dewasa adalah tahap perkembangan tanah muda tingkat
lanjut yang membentuk horizon B dalam susunan dekomposisi
tanah. Biasanya terbentuk dalam kurun waktu 10.000 tahun. Jenis
tanah yang masuk kategori tanah muda misalnya tanah andosol,
latosol, dan grumosol.
3. Tanah tua adalah tanah yang telah mengalami perubahan-
perubahan nyata dalam waktu yang panjang sehingga horizon A
dan B dapat diklasifikasikan menjadi beberapa golongan (A1, A2,
A3, B1, B2, B3) berdasarkan ciri fisik yang nampak. Jenis tanah yang
masuk kategori tanah muda misalnya tanah podsolik dan laterit.

Anda mungkin juga menyukai