MEILISA
Meilisa
NIM F44120006
ABSTRAK
MEILISA. Analisis Teknoekonomi Bangunan Penangkap Mata Air
(Broncaptering) di Desa Pamijahan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor.
Dibimbing oleh BUDI INDRA SETIAWAN.
Desa Pamijahan belum memanfaatkan potensi mata air yang ada dengan
efisien. Sementara itu, kebutuhan air bersih desa ini belum terpenuhi. Oleh karena
itu, diperlukan perancangan sarana air bersih broncaptering. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis kelayakan rancangan broncaptering melalui analisis
teknoekonomi. Analisis data mencakup beberapa aspek yaitu legalitas, manajemen
operasional, teknis teknologis, dan finansial. Mata air yang digunakan berasal dari
tepi Sungai Cigamean. Sarana air bersih dikelola oleh Badan Pengelola Sarana Air
Bersih Desa Pamijahan. Pompa submersible 85S30-2 dan pipa jenis PVC
digunakan dalam rancangan ini. Hasil rancangan sistem perpipaan transmisi dan
distribusi, berdasarkan analisis dengan software Epanet, layak untuk diaplikasikan.
Harga pokok produksi sebesar Rp1472/m3 dan harga jual Rp1800/m3. Berdasarkan
analisis kriteria investasi (NPV, IRR, net B/C, dan PBP) dengan bunga 10%,
rancangan broncaptering ini disimpulkan layak. Dari hasil analisis sensitivitas,
kondisi kritis terjadi saat kenaikan biaya produksi 16% dan penurunan produksi 7%.
Seluruh kriteria analisis menunjukkan bahwa pembangunan sarana air bersih
berupa rancangan bangunan penangkap mata air layak untuk direalisasikan.
ABSTRACT
Pamijahan Village has not used its spring efficiently. Beside that, water need
has not been fulfilled. So, it is needed to design clean water facility that i.e.
broncaptering. The objectives of this study is to analyze feasibility of broncaptering
design through technoeconomic analysis. Data analysis is done with various aspects
such as legality, operational management, technical technological, and financial.
Water resourse is used in this research from riverside of Cigamean, which being
manage by Badan Pengelola Sarana Air Bersih Desa Pamijahan. Submersible water
pump 85S30-2 and PVC pipe are suggested for this village. Analysis of
transmission and distribution pipe system design using Epanet software showed that
the design was feasible. The cost of water production was Rp1472/m3 and selling
price Rp1800/m3. Based on cash flow analysis (NPV, IRR, net B/C, dan PBP) with
10% of bank interest, broncaptering design was concluded as feasible. Based on
sensitivity analysis, the critical point could be occured when cost of production
increase 16% and production decrease 7%. All of the analysis aspects showed that
design of broncaptering facility was feasible to implement.
MEILISA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2016 ini ialah teknoekonomi,
dengan judul Analisis Teknoekonomi Bangunan Penangkap Mata Air
(Broncaptering) di Desa Pamijahan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor.
Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
pada Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Budi Indra Setiawan M.Agr selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberi arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
2. Dr. Ir. Nora Herdiana Pandjaitan, DEA dan Bapak Muhamad Fauzan ST. MT.
selaku dosen penguji sidang skripsi atas bimbingan dan masukannya dalam
penyusunan skripsi ini.
3. Kedua orang tua tercinta {Bapak Hasan dan Ibu Titin Hamangku} dan adik-adik
terkasih {Andrian, Miranda, dan Nicholas Saputra} atas segala doa dan
dukungan yang telah diberikan.
4. Beberapa rekan diskusi dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten
Bogor yang telah banyak membantu pengumpulan data penelitian yaitu Bapak
Sigit Darsono ST (Kepala Seksi Air Bersih), Bapak M. Fadli (konsultan
perencana), Bapak Andri Haris S.Sos (petugas lapang), Bapak Ade Syafrudin
Amd. AKA (petugas lapang), Bapak Janrico Ginting (konsultan perencana), dan
Bapak Uci Sanusi (pelaksana lapang).
5. Citra Noer Intan Purwadi dan Harist Kusuma Andaerri yang telah bersama-sama
berjuang selama penyusunan skripsi ini.
6. Teman-teman mahasiswa Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan angkatan
2012 dan semua pihak terkait yang telah banyak memberi semangat, saran,
maupun bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Dharmawan Santoso dan Muhammad Ridwan yang telah memberikan semangat,
dukungan, dan bantuan selama ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Meilisa
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Bangunan Penangkap Mata Air 2
Teknoekonomi 3
Program Epanet 2.0 5
METODE PENELITIAN 5
Waktu dan Lokasi 5
Alat dan Bahan 5
Pengumpulan Data 5
Analisis Data 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 9
Keadaan Umum Desa Pamijahan 9
Aspek Legalitas 10
Aspek Manajemen Operasional 12
Aspek Teknis dan Teknologis 12
Aspek Finansial 22
SIMPULAN DAN SARAN 27
Simpulan 27
Saran 27
DAFTAR PUSTAKA 27
LAMPIRAN 30
RIWAYAT HIDUP 56
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Desa Pamijahan tidak termasuk dalam daerah pelayanan PDAM, namun desa
ini memiliki potensi sumber daya air berupa mata air. Potensi ini belum terkelola
dan tidak termanfaatkan dengan efisien. Perancangan sarana air bersih skala
komunal memerlukan analisis teknoekonomi untuk mengetahui kelayakan
pembangunannya. Kelayakan ini dikaji dalam beberapa aspek, yaitu aspek legalitas,
aspek manajemen operasional, aspek teknis dan teknologis, serta aspek finansial.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Sarana PMA pada umumnya terdiri dari bangunan penangkap mata air dan
bak penampung. Bangunan penangkap mata air dibuat untuk melindungi mata air
dari pengotoran, sehingga kualitas air terjaga. Pada umumnya bangunan PMA
diletakan di dekat jaringan distribusi pada ketinggian yang cukup untuk
mengalirkan air secara merata ke seluruh daerah konsumen (Bambang 1994).
Cakupan pelayanan air bersih dipengaruhi oleh banyak variabel, yaitu
ketersediaan pasokan air, infrastruktur penyedia air bersih, kependudukan,
kerusakan hutan, subsidi, lahan terbuka, kelembagaan, pembiayaan dan lainnya
(Lenggana 2006). Menurut Harapah (2007), perubahan kualitas air yang terjadi saat
air tiba ke pelanggan terutama disebabkan oleh akumulasi air dari sumber dan
selama distribusi.
Teknoekonomi
Aspek Legalitas
Aspek legalitas merupakan salah satu aspek penting dalam perancangan badan
usaha dan proyek sarana air bersih. Aspek legalitas atau yuridis berguna untuk
kelangsungan hidup proyek dalam rangka meyakinkan kreditur dan investor bahwa
proyek yang akan dibuat sesuai dengan peraturan yang berlaku (Umar 2007).
Menurut Husnan dan Muhammad (2000), dalam pengkajian aspek yuridis atau
hukum, hal yang perlu diperhatikan adalah bentuk badan usaha yang akan
digunakan dan berbagai izin yang diperlukan.
Tabel 1 Penilaian pemanfaatan mata air berdasarkan beda tinggi terhadap daerah
pelayanan
Beda tinggi antara mata
No Jarak Penilaian
air dan daerah pelayanan
1 > dari 30 m > dari 3 km Baik dan sistem gravitasi
2 ≤ 10 -30 m > dari 1 km Berpotensi dan perlu dibuat
detail rinci
3 ≤ 3 -10 m > dari 0.2 km Kemungkinan diperlukan
sistem pompa
4 <3m - Diperlukan pompa
Aspek teknis dan teknologis dalam rancangan sarana air bersih ini sangat
berkaitan dengan sistem distribusi air bersih ke masyarakat. Menurut Ardiansyah et
al. (2012), sistem pengaliran air bersih dimanfaatkan untuk mendistribusikan air
minum kepada konsumen dengan kuantitas, kualitas, dan tekanan yang cukup.
Sistem distribusi air bersih meliputi sistem perpipaan, katup-katup, dan sistem
pemompaan yang membawa air dari instalasi penyediaan menuju daerah pelayanan
(Enri 1989).
Aspek Finansial
Permasalahan yang dikaji dalam aspek finansial adalah keuntungan proyek
(Umar 2001). Analisa dan evaluasi finansial dapat memastikan bahwa penentuan
tujuan oleh pengambil keputusan dan validasi teknoekonomi dapat tercapai. Aspek
finansial membahas tentang penentuan rencana investasi melalui perhitungan biaya
dan manfaat yang diharapkan, serta cara proyek dapat mengembalikan dana yang
telah dipergunakannya. Menurut Sanday (2011), analisis finansial bertujuan untuk
menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu sarana melalui
perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara
pengeluaran dan pendapatan.
Kajian utama dalam aspek finansial membutuhkan perhitungan spesifik
tersendiri. Menurut Gray et al. (1993) untuk mencari ukuran yang menyeluruh
5
METODE PENELITIAN
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, kalkulator, serta
laptop yang telah dilengkapi dengan beberapa perangkat lunak, di antaranya
Microsoft Office 2013 dan Epanet 2.0. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data lokasi mata air dan
elevasi penempatan sarana air bersih. Data sekunder meliputi debit mata air, data
monografi desa, peta administrasi, data rancangan unit sarana air bersih, kualitas
air, dan harga satuan tahun 2016.
Pengumpulan Data
Kabupaten Bogor, pemerintah daerah setempat, buku, jurnal, serta hasil penelitian
sebelumnya. Diagram alir penelitian tersaji dalam Lampiran 1.
Analisis Data
(𝐵𝑛 −𝐶𝑛)
𝑁𝑃𝑉 = ∑𝑛 (2)
(1+𝑟)𝑛
Keterangan:
𝐵𝑛 = arus kas masuk (pendapatan) periode n (Rp)
𝐶𝑛 = arus kas keluar(biaya) pada periode n (Rp)
r = tingkat diskon (discount rate) (%)
n = periode yang terakhir di mana cash flow diharapkan.
Keterangan:
Ir = Bunga rendah (%)
It = Bunga tinggi (%)
NPVr = NPV bunga rendah (Rp)
NPVt = NPV bunga tinggi (Rp)
Jika nilai IRR ≥ tingkat suku bunga, maka proyek layak untuk
dilaksanakan. Namun, jika nilai IRR ≤ tingkat suku bunga, maka proyek tidak
layak untuk dilaksanakan.
+ 𝑁𝑃𝑉 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓
𝑁𝑒𝑡 𝐵/𝐶 = − 𝑁𝑃𝑉 𝐵−𝐶𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓 (4)
𝐵−𝐶
Dengan:
𝐵𝑡−𝐶𝑡
𝑁𝑃𝑉𝐵−𝐶 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓 = ∑𝑛𝑡=1 (1+𝑖)𝑡 untuk semua 𝑁𝑃𝑉𝐵−𝐶 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓
𝐵𝑡−𝐶𝑡
𝑁𝑃𝑉𝐵−𝐶 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓 = ∑𝑛𝑡=1 (1+𝑖)𝑡 untuk semua 𝑁𝑃𝑉𝐵−𝐶 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓
Jika nilai net B/C bernilai lebih dari satu, berarti NPV > 0 dan proyek layak
dijalankan. Namun, jika nilai net B/C bernilai kurang dari satu, berarti proyek
sebaiknya tidak dijalankan (Kadariah et al. 1999).
𝑖𝑛𝑖𝑡𝑖𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑚𝑎𝑛𝑡
𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 = × 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 (5)
𝑐𝑎𝑠ℎ𝑓𝑙𝑜𝑤
Initial investment adalah modal awal dari sebuah proyek. Sedangkan, cash
flow adalah penerimaan dana dari investasi. Payback period tidak boleh
melebihi jangka waktu yang disyaratkan.
𝑎−𝑏
𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 = 𝑛 + 𝑐−𝑏 × 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 (6)
Keterangan:
n = tahun terakhir dimana cash flow masih belum bisa menutupi initial
investment (tahunan)
a = jumlah initial investment (Rp)
b = jumlah cumulative cash flow pada tahun ke-n (Rp)
c = jumlah cumulative cash flow pada tahun ke- n +1 (Rp)
5. Analisis Sensitivitas
Analisis ini dimaksudkan untuk mengkaji sejauh mana perubahan
parameter aspek finansial berpengaruh terhadap keputusan yang dipilih.
Apabila nilai unsur tertentu berubah dengan variasi yang relatif besar, tetapi
tidak berakibat terhadap investasi, maka dikatakan bahwa keputusan untuk
berinvestasi pada suatu proyek tidak sensitif terhada unsur yang dimaksud.
Sebaliknya, bila terjadi perubahan yang kecil saja mengakibatkan perubahan
keputusan investasi, maka dinamakan keputusan untuk berinvestasi tersebut
sensitif terhadap unsur yang dimaksud (Soeharto 2000). Analisis sensitivitas
dilakukan untuk mengetahui berbagai faktor eksternal maupun internal terhadap
kemampuan proyek mencapai jumlah hasil, penjualan, dan keuntungan. Faktor
eksternal misalnya perkembangan harga produk sejenis di pasar, berkurangnya
pangsa pasar, ataupun tingkat bunga pinjaman. Sedangkan, faktor internal
contohnya adalah biaya pokok produk yang dihasilkan (Sutojo 2000).
Desa Pamijahan merupakan salah satu desa yang terletak di kaki Gunung
Salak yang berada di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa
Barat. Desa ini terbagi dalam 2 dusun, 8 RW, 31 RT, dan 17 kampung. Desa
Pamijahan terletak pada koordinat 6o37’30” LS - 6o39’40” LS dan 106o38’15” BT-
106o39’50” BT. Desa ini berbatasan dengan empat desa lain. Sebelah Utara desa
ini berbatasan dengan Desa Situ Udik, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa
Gunung Sari, sebelah Barat berbatasan dengan Desa Cibitung Wetan, dan sebelah
Timur berbatasan dengan Desa Pasarean. Peta lokasi Desa Pamijahan terhadap
Kecamatan Pamijahan tersaji dalam Lampiran 2.
10
Desa Pamijahan memiliki luas wilayah sebesar 40 688.03 ha. Seluruh luas
wilayah tersebut terdiri dari pemukiman 10 000 ha, lahan pertanian 10 498 ha,
ladang 10 250 ha, wilayah hutan 0.5 ha, rawa-rawa 6250 ha, perkantoran 189 ha,
sekolah 0.13 ha, jalan 3500 ha, dan lapangan bola 0.4 ha. Jumlah penduduk di Desa
Pamijahan pada tahun 2016 tercatat sebanyak 12 081 jiwa. Jumlah penduduk laki-
laki sebanyak 6237 jiwa dan perempuan sebanyak 5844 jiwa.
Hasil observasi lapangan menunjukkan bahwa kondisi sistem penyediaan
sarana air bersih hanya mampu mengalirkan air ke sebagian kecil daerah yang dekat
dengan sumber mata air melalui sistem gravitasi. Sebagian besar penduduk lainnya
di desa ini memanfaatkan air dari sumur gali dengan pompa serta air dari mata air
Cigamean yang diambil melalui pipa. Hasil observasi terkait penyadapan air dari
mata air dengan pipa dan dialirkan ke rumah penduduk tersaji dalam Gambar 1.
Aspek Legalitas
Aspek legalitas diperlukan dalam pelaksanaan suatu proyek sarana air bersih
perdesaan. Rancangan sarana penyedia air bersih beserta badan pengelolanya layak
untuk direalisasikan jika telah mendapat legalitas dan tidak melanggar aturan yang
ditetapkan pemerintah, sehingga sistemnya dapat berkelanjutan.
Hak guna usaha air dan izin pengusahaan sumber daya air merupakan sistem
perizinan yang penerbitannya harus berdasarkan pada pola pengelolaan sumber
daya air yang disusun dengan melibatkan peran serta masyarakat seluas-luasnya.
Kinerja pengelolaan sumber daya air diawasi oleh berbagai pihak secara langsung,
sehingga dengan demikian penerbitan HGU air dan izin pengusahaan sumber daya
air dapat dikendalikan oleh pemerintah. Permohonan HGU air dan izin
pengusahaan sumber daya dapat ditolak bila tidak sesuai dengan pola pengelolaan
sumber daya air yang telah disusun.
Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004 tidak menyebabkan komersialisasi
sumber daya air karena menganut prinsip “penerima manfaat jasa pengelolaan
sumber daya air wajib menanggung biaya pengelolaan” sesuai dengan jasa yang
dipergunakan. Prinsip ini justru menempatkan air tidak sebagai obyek untuk dikenai
harga secara ekonomi karena tidak ada harga air sebagai komponen dalam
menghitung jumlah yang harus dibayar oleh penerima manfaat.
Aspek ini terkait dengan kebutuhan tenaga kerja, deskripsi pekerjaan, dan
teknis operasional pengelolaan. Segala keputusan terkait manajemen operasional
untuk pengelolaan ini disahkan melalui Surat Keterangan (SK) dari Kepala Desa
Pamijahan. Sarana air bersih ini dikelola oleh Badan Pengelola Sarana Air Bersih
(BPSAB) Desa Pamijahan. Konsep pengelolaan ini berbasis masyarakat, sehingga
tenaga kerjanya berasal dari masyarakat.
Badan ini dikelola oleh lima petugas yang terdiri dari Ketua, Bendahara,
Sekretaris, dan dua orang Teknisi. Ketua bertanggung jawab untuk memimpin,
mengorganisasikan, dan mengarahkan anggota agar sistem dapat berkelanjutan.
Sekertaris bertugas membuat laporan pengelolaan dan mengurus arsip (berkas
pendaftaran dan pemasangan) pengguna sarana. Bendahara bertugas mengurus
segala keperluan administrasi dan keuangan BPSAB, serta bersama ketua BPSAB
memiliki kewenangan sebagai kolektor pembayaran iuran bulanan. Teknisi
bertugas mengoperasikan pompa setiap hari dan melakukan pengontrolan masalah
jaringan maupun bangunan, serta membersihkan dan memperbaiki sarana.
Teknis operasional pengelolaan direalisasikan dengan pembuatan formulir
pendaftaran calon pelanggan (Lampiran 3) dan kontrak antar pelanggan dengan
pengelola (Lampiran 4) yang disetujui pengguna. Pihak pengelola harus membuat
kartu meter yaitu kartu yang berisi identitas pelanggan dan jumlah pemakaian air
setiap bulannya. Kartu meter dipegang oleh pengelola dan digunakan untuk
pemantauan jumlah air yang terbaca dalam meter air di tiap rumah. Rancangan
kartu meter yang dibuat tersaji dalam Lampiran 5. Selain itu, pihak pengelola juga
wajib memberikan bukti pembayaran tagihan air ke masyarakat yang telah
melakukan pembayaran iuran sesuai dengan jumlah air yang digunakan. Formulir
bukti pembayaran iuran air tersaji dalam Lampiran 6. Segala aturan tambahan
terkait operasional pelayanan akan direncanakan sesuai kondisi BPSAB dan
pelanggan dengan persetujuan Kepala Desa.
Menurut DCK (1997), mata air ini tergolong Tipe I A untuk arah aliran artesis
terpusat. Mata air ini dimanfaatkan warga untuk keperluan domestik dan pertanian,
namun hanya untuk sebagian penduduk di kawasan mata air tersebut. Bangunan
penangkap mata air dirancang untuk melingkupi mata air yang keluar. Bangunan
ini bertipe II B dengan volume 5 m3 serta memiliki panjang 2 m, lebar 2.5 m, dan
tinggi 1 m. Elevasi bangunan penangkap mata air yaitu 492.42 mdpl. Rancangan
bangunan penangkap mata air tersaji pada Lampiran 7.
Besarnya daerah terlayani tidak hanya dipengaruhi oleh debit yang keluar dari
mata air, tetapi juga lokasi reservoir dan sistem penyaluran airnya. Pembangunan
reservoir sebaiknya dirancang dengan elevasi yang lebih rendah dari sumber air,
namun pertimbangan luasnya daerah yang mampu terlayani (terkait elevasi daerah)
dan status kepemilikan tanah untuk reservoir juga diperlukan. Tanah yang
digunakan untuk reservoir dalam sistem ini adalah tanah hibah dari Kepala Dusun,
sehingga dapat meminimalisir masalah sosial nantinya. Reservoir dirancang untuk
dibangun di RT 02 RW 03, Desa Pamijahan.
Lokasi penempatan reservoir dianalisis untuk mengetahui efektivitas
pembangunan dan penyaluran airnya. Elevasi reservoir yaitu 506.09 mdpl. Jarak
bangunan penangkap mata air terhadap reservoir adalah 416.80 m. Menurut DCK
(1997), jika beda tinggi antara mata air dan daerah pelayanan kurang dari 3 m
berarti sistem tersebut memerlukan pompa. Selain itu, pada rancangan ini lokasi
mata air lebih rendah dari reservoir, sehingga sistem perpipaan transmisi
memerlukan pompa, namun sistem perpipaan distribusi diupayakan mengalir secara
gravitasi. Dimensi reservoir ditentukan berdasarkan persediaan dan pemakaian air
yang tergantung pada pemilihan jenis pompa dan waktu operasinya.
42
37
32
Head (m)
27
22
17
12
0 2 4 6 8 10
Debit (lt/dtk)
40
35
30
Head (m)
Kurva Pompa
25
Kurva Sistem
20 Pergeseran kurva sistem
15
10
0 2 4 6 8 10
Debit (lt/dtk)
Gambar 4 Hubungan kurva sistem dan kurva pompa pada pipa transmisi
Pipa transmisi dan pipa distribusi menggunakan jenis pipa PVC. Pipa PVC
dipilih untuk digunakan dalam rancangan ini karena ringan, mudah diangkut dan
dipasang, serta tidak bereaksi dengan air. Dimensi pipa distribusi disesuaikan
dengan beberapa pertimbangan terkait kehilangan tekanan, kekasaran permukaan
pipa, dan besarnya debit yang perlu teraliri. Rangkaian bangunan penangkap mata
air dan sistem penyaluran air bersih yang dirancang dalam Epanet untuk
mengetahui kesesuaian desain dalam mengalirkan air yang diperlukan. Gambar
rancangan sistem penyaluran air yang terdiri dari pipa transmisi dan pipa distribusi
tersaji dalam Lampiran 10. Simulasi rancangan dibuat terpisah untuk pipa transmisi
dan distribusi. Jaringan pipa transmisi air bersih dari bangunan penangkap mata air
menuju reservoir tersaji dalam Gambar 5.
transmisi tersaji dalam Tabel 5, sedangkan hasil simulasi Epanet untuk node pipa
transmisi tersaji dalam Tabel 6.
Kemudian, dilakukan simulai jaringan pipa distribusi air bersih dari reservoir
menuju node tiap RT teraliri (pipa utama atau primer). Hasil simulasi jaringan pipa
distribusi tersaji dalam Gambar 6.
Tabel 7 Hasil simulai Epanet untuk link pipa distribusi pukul 06.00
Kehilangan
Panjang Diameter Debit Kecepatan
Pipa Kekasaran Tinggi Tekan Status
(m) (mm) (lt/dtk) (m/dtk)
(m/km)
P-1 371.17 101.6 150 8.53 1.05 10.08 Buka
P-2 257.98 101.6 150 7.17 0.88 7.31 Buka
P-3 213.43 101.6 150 5.78 0.71 4.90 Buka
P-4 42.62 76.2 150 3.86 0.85 9.42 Buka
P-5 244.34 63.5 150 1.91 1.91 6.22 Buka
Tabel 8 Hasil simulai Epanet untuk node pipa distribusi pukul 06.00
Elevasi Kebutuhan Kebutuhan Tinggi Tekanan
Titik
(m) dasar (lt/dtk) (lt/dtk) Tekan (m) (m)
Reservoir 506.13 - -8.53 506.13 0.00
Junc J-1 489.37 1.36 1.36 502.39 13.02
Junc J-2 483.87 1.39 1.39 500.50 16.63
Junc J-3 480.17 1.92 1.92 499.46 19.29
Junc J-4 472.93 1.95 1.95 499.05 26.12
Junc J-5 451.88 1.91 1.91 497.53 45.65
Gambar 8 Hasil simulasi perubahan kecepatan aliran tiap pipa selama 24 jam
Selain itu, fenomena perubahan tekanan di setiap titik keluaran air untuk
pelayanan tiap RT juga mengalami flutuasi yang sebanding. Hal ini juga disebabkan
oleh pola pemakaian air yang sama selama 24 jam dan dialami oleh setiap
21
sambungan titik layanan. Hasil simulasi Epanet untuk variabel tekanan aliran
selama 24 jam tersaji dalam Gambar 9.
Gambar 9 Hasil simulasi perubahan tekanan aliran tiap pipa selama 24 jam
Aspek Finansial
Analisis aspek finansial untuk perancangan sarana air bersih berupa bangunan
penangkap mata air (broncaptering) digunakan beberapa asumsi, yaitu:
a. Umur ekonomis proyek direncanakan selama 5 tahun dengan jumlah hari operasi
sistem per tahun adalah 365 hari.
b. Kapasitas maksimum produksi air adalah 74 845 440 lt/tahun yang disedot
dengan pompa (3.56 lt/dtk) yang beroperasi selama 16 jam/hari.
c. Pajak yang dikenakan dari perancangan dan operasional sarana air bersih ini
hanya pajak saat pembangunan sarana awal sebesar 11.5% yang terdiri dari 10%
PPN dan 1.5% PPH (pembelian barang dengan dana berasal dari APBN/APBD).
d. Nilai tukar dolar terhadap rupiah, yaitu US$ 1 = Rp13 333.
e. Harga-harga yang digunakan dalam analisis finansial ini berdasarkan harga pada
saat analisa teknoekonomi tahun 2016 dengan menggunakan harga satuan
rentang maksimum dari Jurnal Harga Satuan Bahan Bangunan Konstruksi dan
Interior Edisi 35 Tahun 2016 (ISSN 0853-4829).
f. Modal 100% untuk biaya operasional sistem dipinjam dari bank dengan waktu
pengembalian 2 tahun. Pembayaran kredit dimulai pada tahun pertama dengan
pembayaran pokok sama setiap tahun.
g. Tarif listrik untuk kategori tegangan menengah sebesar Rp1071/Kwh.
h. Suku bunga dari bank BCA sebesar 10% dari total pinjaman (Maret 2016).
i. Contoh perhitungan analisis aspek finansial terjadi dalam Lampiran 18.
Biaya Investasi
Biaya investasi adalah biaya yang dibutuhkan saat akan mendirikan sarana air
bersih pedesaan. Biaya investasi terdiri atas biaya investasi tetap dan modal kerja.
b. Modal Kerja
Biaya modal kerja adalah biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi air
pertama kali. Modal kerja diperlukan untuk menjamin kegiatan pada awal
produksi yaitu biaya bahan baku, kas, dan inventaris kantor. Biaya bahan baku
adalah Rp0 karena tidak ada biaya khusus untuk air, namun hanya berupa biaya
operasional penunjang hingga air siap dimanfaatkan. Biaya kas terdiri dari biaya
gaji pegawai, administrasi umum, dan pemasaran. Total biaya gaji pegawai
sebesar Rp2 700 000/bulan (Rp32 400 000/tahun) dengan rincian gaji yang
disajikan dalam Tabel 10.
Gaji pegawai yang dijadikan sebagai modal kerja adalah gaji selama 3
bulan pertama sebesar Rp8 100 000. Total biaya yang dialokasikan untuk gaji
pegawai dijadikan acuan untuk perhitungan biaya administrasi umum dan
pemasaran. Biaya administrasi umum terkait pencetakan berbagai arsip
keperluan BPSAB sebesar Rp300 000. Biaya pemasaran yang digunakan untuk
pencetakan spanduk dan keperluan sosialisasi yaitu Rp400 000. Sedangkan,
rancangan biaya untuk inventaris kantor sebesar Rp2 100 000 dan rinciannya
tersaji dalam Tabel 11.
Biaya untuk inventaris kantor tidak termasuk biaya gedung karena kantor
BPSAB terletak di salah satu ruangan di kantor desa. Berbagai rincian biaya
untuk modal kerja menghasilkan total anggaran yang diperhitungkan pada awal
periode operasional sistem sebesar Rp10 900 000.
kerja dipinjam seluruhnya dari Bank Central Asia (BCA) untuk suku bunga Maret
2016 sebesar 10%. Pembayaran pinjaman modal kerja dilakukan selama 2 tahun
dengan metode sliding rate. Angsuran modal kerja disajikan dalam Tabel 12.
Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan biaya yang dibutuhkan untuk kelancaran proses
produksi, sehingga dapat menghasilkan produk. Biaya produksi terbagi menjadi
dua, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap (variabel). Biaya tetap merupakan biaya
yang jumlahnya akan selalu tetap meskipun intensitas volume kegiatan berubah.
Biaya tetap meliputi gaji tenaga kerja tidak langsung, biaya administrasi, dan biaya
pemasaran. Total biaya tetap sebesar Rp25 500 000/tahun dengan rincian biaya
yang disajikan dalam Tabel 13.
Proyek ini layak dilaksanakan karena nilai IRR lebih besar atau sama dengan
discount rate (10%) yaitu 17.05%. Kemudian, berdasarkan kriteria investasi Net
B/C, proyek juga layak dilaksanakan dengan nilai Net B/C yang lebih besar dari 1
yaitu 1.19. PBP merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan
seluruh modal suatu investasi berdasarkan aliran arus kas saat NPV sama dengan
nol. Proyek ini dapat melakukan pengembalian modal investasi pada 4.04 tahun
setelah proyek berjalan.
Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas digunakan untuk melihat dampak dari suatu keadaan
yang berubah terhadap hasil dari suatu analisis kelayakan. Variabel yang diubah
berupa kenaikan biaya produksi dan penurunan kapasitas produksi. Analisis ini
menggunakan langkah perhitungan yang sama dengan analisis kelayakan
sebelumnya, namun dengan mengubah beberapa variabel. Analisis arus kas untuk
analisis sensitivitas bila terjadi kenaikan biaya produksi tersaji dalam Lampiran 16
dan penurunan produksi tersaji dalam Lampiran 17. Titik kritis yang diperoleh
menunjukkan bahwa investasi masih layak dilakukan jika kenaikan biaya produksi
tidak melebihi 16% dan penurunan produksi tidak lebih dari 7%. Kondisi ini
menunjukkan bahwa rancangan dan operasional sarana air bersih ini lebih sensitif
terhadap penurunan produksi, sehingga produksi air bersih harus terus dijaga
kontinuitasnya. Hasil analisis sensitivitas terhadap beberapa kriteria investasi yang
telah dilakukan tersaji dalam Tabel 16.
Simpulan
Penelitian ini menghasilkan beberapa simpulan untuk setiap aspek yang telah
dikaji. Berdasarkan aspek legalitas sesuai dengan UU No. 7 tahun 2004 dan RPJMD
Kabupaten Bogor tahun 2013-2018, legalitas BPSAB Desa Pamijahan sesuai
dengan jenis lembaga pengelola yaitu BUMDes. Kegiatan manajemen operasional
direncanakan untuk dikelola oleh lima petugas. Operasional pengelolaan
direalisasikan dengan pembuatan formulir pendaftaran calon pelanggan, kontrak
pelanggan dengan pengelola, kartu meter, dan bukti pembayaran tagihan air. Aspek
teknik dan teknologis menghasilkan rancangan BPMA (2 m x 2.5 m x 1 m) dan
reservoir (5 m x 5 m x 2.8 m). Pompa yang digunakan adalah model 85S30-2 (3HP)
dan sistem perpipaan menggunakan pipa PVC. Hasil simulasi dengan Epanet
menunjukkan bahwa jaringan perpipaan layak direalisasikan. Harga pokok
produksi air bersih sebesar Rp1472/m3 dan harga jual ditetapkan sebesar
Rp1800.00/m3. Proyek ini layak dilaksanakan berdasarkan kriteria penilaian NPV,
IRR, Net B/C, dan PBP. Titik kritis analisis sensitivitas terjadi saat kenaikan biaya
produksi 16% dan penurunan produksi 7%. Seluruh kriteria tersebut menunjukkan
bahwa pembangunan sarana air bersih berupa rancangan bangunan penangkap mata
air layak untuk direalisasikan.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Adi S. 2009. Pemanfaatan dan Konservasi Sumber Air dalam Keadaan Darurat.
Jurnal Akuakaltur Indonesia. 5(1): 1-8.
Agustina DV. 2007. Analisa Kinerja Sistem Distribusi PDAM Kecamatan
Banyumanik di Perumnas Banyumanik (Studi Kasus Perumnas Banyumanik
Kel. Srondol Wetan) [Disertasi]. Bogor (ID): Universitas Diponegoro
Semarang.
Amalia MS, Masduqi A. 2013. Evaluasi SPAM Ibu Kota Kecamatan (IKK) Puncu
Kabupaten Kediri. Jurnal Teknik Pomits. 2(2): 104-107.
Andaerri HK. 2016. Perancangan Bangunan Penangkap Mata Air di Desa
Pamijahan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor [Skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
Ardiansyah, Juwono PT, dan Ismoyo MJ. 2012. Analisis Kinerja Sistem Distribusi
Air Bersih pada PDAM di Kota Ternate. Jurnal Teknik Pengairan. 2(2): 211-
220.
28
Mulai
Pengumpulan data
Data Sekunder
Data Primer a. Debit mata air
a. Lokasi mata air dan unit b. Data monografi desa
rancangan tambahan c. Peta administratif
b. Elevasi penempatan d. Data rancangan unit
sarana air bersih sarana air bersih
e. Kualitas air
f. Harga satuan 2016
Analisis Teknoekonomi
a. Penentuan
lokasi a. Biaya
b. Simulasi a. Tenaga
investasi
rancangan kerja a. Badan
b. Pengkajian
c. Spesifikasi b. Deskripsi usaha
arus kas
material pekerjaan b. Peraturan
c. Kelayakan
d. Kapasitas c. Teknis pemerintah
investasi
produksi operasional c. Perizinan
d. Analisis
e. Teknologi pengelolaan
sensitivitas
proses
Selesai
31
FORMULIR PENDAFTARAN
CALON PELANGGAN SARANA AIR BERSIH BPSAB TIRTA PAMIJAHAN
DESA PAMIJAHAN KECAMATAN PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR
Dengan ini kami mengajukan permohonan untuk menjadi pelanggan pengguna Sarana
Air Bersih yang dikelola oleh BPSAB Tirta Pamijahan Desa Pamijahan, dan sebagai
bahan pertimbangan diinformasikan bahwa:
Demikian formulir ini saya isi dengan sebenar-benarnya. Atas terkabulnya permohonan
ini diucapkan terima kasih.
Pamijahan, ..............................
Ketua BPSAB Pemohon
(.......................................) (.......................................)
33
KONTRAK PELANGGAN
I. PENYAMBUNGAN BARU
1. Pelanggan air bersih BPSAB Tirta Pamijahan adalah orang atau badan hukum yang
mendapatkan sambungan baru dan nomor langganan setelah memenuhi syarat
administrasi dan syarat teknis penyambungan baru.
2. Syarat-syarat administrasi penyambungan baru, yaitu:
a. Mengisi formulir permohonan penyambungan yang dilampiri fotocopy KTP.
b. Menandatangani ketentuan berlangganan air bersih BPSAB Tirta Pamijahan.
c. Membayar biaya administrasi untuk sambungan baru.
3. Syarat-syarat teknis penyambungan baru ditetapkan oleh pengelola BPSAB Tirta
Pamijahan yang akan mengawasi pemasangan pipa jaringan dan meter air di tempat
pelanggan.
Lampiran 4 Lanjutan
IV. PEMBAYARAN
1. Pembayaran dilakukan dengan cara menandatangani bukti pembayaran di Kantor
Pelayanan BPSAB Tirta Pamijahan, Desa Pamijahan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten
Bogor.
2. Pembayaran tagihan pemakaian air dapat dilakukan selambat-lambatnya 35 hari setelah
pemasangan untuk bulan pertama dan seterusnya berlaku pada bulan-bulan berikutnya.
Keterlambatan pembayaran akan dikenakan denda sesuai dengan ketetapan BPS Tirta
Pamijahan, Desa Pamijahan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor.
3. Biaya minimum yang harus dibayarkan konsumen per bulan setara dengan pemakaian 3
m3 air untuk biaya pemeliharaan meter air.
4. Saat terdapat tunggakan pembayaran, maka tagihan keseluruhan yang harus dibayarkan
adalah jumlah dari tagihan bulan ini, tagihan bulan sebelumnya, dan denda.
5. Pemutusan aliran air dan pengangkatan meter air akan dilakukan jika pelanggan tidak
melunasi pembayaran tagihan pemakaian air selama tiga bulan berturut-turut, tanpa
konfirmasi dari pelanggan tentang alasan keterlambatan pembayaran.
6. Pembayaran di luar kantor pelayanan kepada atau melalui pegawai BPSAB Tirta
Pamijahan tidak diperkenankan, kecuali kepada kolektor atau ketua BPSAB yang
sudah ditunjuk dengan membawa surat tugas dan formulir bukti pembayaran dari badan
pengelola.
V. PENGGUNAAN POMPA
1. Pelanggan yang menggunakan pompa atau alat sejenis lainnya yang disambungkan pada
pipa instalasi air dikenakan denda sebesar tiga kali biaya pemakaian air rata-rata dalam
tiga bulan terakhir. Pompa dan alat sejenisnya diambil atau disita oleh BPSAB Tirta
Pamijahan dan dapat dilakukan pemutusan sambungan dengan pengangkatan meter air.
2. Pelanggan yang melakukan pelanggaran atas ketentuan tersebut pada poin 1 untuk kedua
kalinya, maka status sebagai pelanggan air bersih akan diputus secara permanen.
VIII. KEBOCORAN
1. Kebocoran pipa setelah meter air terpasang menjadi tanggungan pelanggan. Harga
pembayaran tagihan yang melonjak akibat kebocoran pipa setelah meter air terpasang
menjadi tanggung jawab pelanggan.
2. Perbaikan pipa bocor setelah meter air terpasang menjadi tanggung jawab pelanggan.
35
Lampiran 4 Lanjutan
X. KELUHAN TAGIHAN
Keluhan tentang tagihan pemakaian air bersih hanya dapat dilakukan terhadap
tagihan bulan berjalan.
XII. LAIN-LAIN
Ketentuan-ketentuan berlangganan ini merupakan kondisi umum dari peraturan
berlangganan air bersih BPSAB Tirta Pamijahan. Hal-hal lain yang belum diatur dalam
ketentuan berlangganan air bersih ini tunduk pada hukum dan peraturan perundang-
undangan uang berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan hal-hal yang telah diatur
dalam peraturan berlangganan ini. BPSAB Tirta Pamijahan berhak untuk sewaktu-waktu
mengubah ketentuan dan syarat-syarat ini.
Pamijahan, ..............................
Ketua BPSAB Pemohon
(.......................................) (.......................................)
36
KARTU METER
Nomor ID : ............................................................
Nomor SR : ............................................................
Nama : ............................................................
Alamat : ............................................................
Tahun : ............................................................
Golongan : Rumah tangga / sosial / niaga
1. Kartu ini mohon ditempelkan dekat dengan meteran air atau tempat yang mudah
dijangkau.
2. Apabila terdapat ketidaksesuaian pencatatan harap dilaporkan kepada Petugas
Pencatat Meteran / BPSAB.
37
Pamijahan, ..............................
Bendahara
(.......................................)
38
Lampiran 7 Lanjutan
40
Lampiran 7 Lanjutan
41
2.5 2.5
2.5
4
5
2.5
5
43
Lampiran 9 Lanjutan
Gate valeve
Gate valve
Bak valve
Pipa outlet
Tanah urug
44
HARGA
JUMLAH
No URAIAN PEKERJAAN VOLUME SATUAN SATUAN
(Rp)
(Rp)
I Pekerjaan Tanah dan Urugan
a Pekerjaan galian tanah biasa 1.87 m3 49 880 93 276
b Pekerjaan urugan pasir urug 0.19 m3 245 470 46 639
Jumlah I 139 915
II Pekerjaan Pondasi dan Beton
a Pasangan pondasi batu belah 1:4 3.50 m3 823 120 2 880 920
Pekerjaa balok beton bertulang 15 x
b 0.16 m3 6 368 710 1 018 994
15
Pekerjaan plat penutup beton
c 0.26 m3 6 574 360 1 709 334
bertulang t:10 cm
d Pekerjaan lantai beton adonan 1:2:3 0.30 m3 1 330 060 399 018
Jumlah II 6 008 265
Pekerjaan Plesteran dan
III
Pengecatan
a Pasangan bata 7.475 m2 141 710 1 059 282
Plesteran dan acian 1:2, tebal 15
b 14.95 m2 56 720 847 964
mm
2
c Pengecatan 3X 14.95 m 48 170 720 141
d Pasangan plat bordes 50 x 50 cm 15.04 Kg 35 500 533 920
e Pasangan gembok + engsel 1.00 Set 96 700 96 700
Jumlah III 3 258 007
Jumlah I + II + III 9 406 188
Dibulatkan 9 406 200
Keterangan: Bak penangkap mata air berukuran 2.5 m x 2 m x 1 m
46
HARGA
JUMLAH
No URAIAN PEKERJAAN VOLUME SATUAN SATUAN
(Rp)
(Rp)
A Pekerjaan Tanah dan Urugan
1 Pekerjaan galian tanah biasa 55.10 m3 49 880 2 748 388
2 Pekerjaan urugan pasir urug 5.20 m3 245 470 1 276 444
Jumlah A 4 024 832
B Pekerjaan Beton
1 Pek. Kolom beton bertulang 15 x 15 0.25 m3 6 201 480 1 562 773
2 Pek. Kolom beton bertulang 20 x 20 0.45 m3 6 645 730 2 990 578
3 Pek. Sloof beton bertulang 15/20 0.47 m3 4 923 880 2 314 224
4 Pek. Balok beton bertulang 15 x 15 0.29 m3 6 368 710 1 834 188
Pek. Plat penutup beton bertulang t m3
5 0.74 6 574 360 4 865 026
= 10 cm
Pek. Dinding plat beton bertulang t m3
6 6.41 6 130 660 39 299 983
= 12 cm
3
Pek. Plat lantai beton bertulang t = m
7 0.96 6.574.360 6 311 386
10 cm
3
8 Pek. Pondasi beton bertulang 0.98 m 3.512.580 3 442 328
9 Pek. Lantai kerja adonan 1:3:5 1.54 m3 160 130 246 600
10 Pek. Rabat beton adonan 1:3:5 135 m3 160 130 216 175
Jumlah B 63.083.262
Pekerjaan Plesteran dan
C
Pengecatan
a Plesteran dan acian 1:2, tebal 15 mm 102.70 m2 56 720 5 825 144
b Pengecatan 3 x 53.42 m2 48 170 2 573 241
c Pasangan plat bordes 50 x 50 cm 15.04 kg 35 500 533 920
d Pasangan gembok + engsel 1.00 set 96 700 96 700
Jumlah C 9 029 005
Jumlah A + B + C 76 137 099
Pembulatan 76 137 000
Keterangan: Reservoir berukuran 5 m x 5 m x 2.8 m
47
HARGA
JUMLAH
NO URAIAN PEKERJAAN VOLUME SATUAN SATUAN
(Rp)
(Rp)
A Pekerjaan Persiapan
1 Pengukuran kembali jalur 2 x 1548.33 m' 1 070 1 656 710
Jumlah A 1 656 710
B Pengadaan Pipa dan Aksesoris
1 Pipa PVC (transmisi) diameter 3” 418.00 m' 24 375 10 188 750
2 Pipa PVC diameter 4“ 844.00 m' 40 750 34 393 000
3 Pipa PVC diameter 3” 44.00 m' 6 094 268 125
4 Pipa PVC diameter 2½” 246.00 m' 18 750 4 612 500
5 Knee PVC diameter 4” 10.00 bh 20 000 200 000
6 Knee PVC diameter 3” 2.00 bh 10 000 20 000
7 Knee PVC diameter 2½” 2.00 bh 7 000 14 000
9 Valve socket diameter 4” 2.00 bh 26 470 52 940
10 Valve socket diameter 3” 2.00 bh 14 875 29 750
11 Valve socket diameter 2½” 1.00 bh 9 500 9 500
12 Fitting PVC increaser 4” ke 3” 1.00 bh 10 500 10 500
13 Fitting PVC increaser 3“ ke 2.5” 1.00 bh 6 500 6 500
14 Dop diameter 4” 2.00 bh 15 500 31 000
15 Seal tape 10.00 roll 4 100 41 000
16 Lem PVC 4.00 kg 8 200 32 800
Jumlah B 49 910 365
Pemasangan Pipa / Aksesoris
C
dan Bangunan Air
Galian / Urugan / Pasang Pipa
I
dan Aksesoris
1 Galian tanah untuk perletakan pipa 1200.00 m' 26 900 32 280 000
Pekerjaan rabat jalan (perbaikan 3
2 35.00 m 19 900 696 500
bekas galian) P: 1000 m3
Jumlah I 32 976 500
II Bangunan Air
2.1 Bak penangkap mat air 1.00 dihit 9 406 200 9 406 200
A Outlet
1 Knee PVC diameter 4” 3.00 bh 20 000 60 000
2 Valve socket diameter 4” 1.00 bh 26 470 26 470
3 Seal tape 1.00 roll 4 100 4 100
B Wash Out
1 Pipa PVC diameter 2” 1.50 m' 6 094 9 141
2 Kran stanless lokal diameter 2” 1.00 Bh 53 900 53 900
3 Valve socket diameter 2” 1.00 Bh 26 470 26 470
4 Seal tape 1.00 roll 4 100 4 100
C Overfow +Ventilasi
1 Pipa GI diameter 2” 1.00 bh 435 500 435 500
2 Knee GI diameter 2” 1.00 bh 20 900 20 900
D Manhole 50 x 50 cm 2.00 bh 450 000 900 000
Pengadaan dan pemasangan 16 797
E 1.00 unit 16 797 600
Sumersible pump 3 HP 600
Jumlah 2.1 27 744 381
48
Lampiran 13 Lanjutan
HARGA JUMLAH
NO URAIAN PEKERJAAN VOLUME SATUAN
SATUAN (Rp) (Rp)
2.2 Reservoir 1.00 dihit 76 137 000 76 137 000
A Inlet
1 Pipa PVC diameter 3” 6.00 m' 6 094 36 562
2 Valve Socket diameter 3“ 2.00 bh 14 875 29 750
B Outlet dan Overflow
1 Pipa PVC diameter 2” 6.00 m' 6 094 36 562
2 Knee GI diameter 2” 2.00 bh 20 900 41 800
3 Knee PVC diameter 2” 1.00 bh 35 200 35 200
4 Gate valve draat diameter 2” 1.00 bh 53 900 53 900
5 Valve socket diameter 2” 2.00 bh 14 875 29 750
6 Seal tape 1.00 roll 4 100 4 100
7 Box street valve sedang 1.00 bh 259 800 259 800.
C Washout
1 Pipa PVC diameter 2’ 6.00 m' 6 094 36 562
2 Knee GI diameter 2’ 2.00 bh 20 900 41800
3 Knee PVC diameter 2’ 1.00 bh 35 200 35 200
4 Gate valve draat diameter 2” 1.00 bh 53 900 53 900
5 Valve socket diameter 2” 2.00 bh 14 875 29 750
6 Seal tape 1.00 roll 4 100 4 100
7 Box street valve sedang 1.00 bh 259 800 259 800
D Instalasi Listrik + Lainnya
Pasangan panel listrik +
1 1.00 Is 375 000 375,000
aksesoris
Pasangan instalasi titik
2 1.00 ttk 160 500 160,500
lampu
Pasangan instalasi stop
3 1.00 ttk 160 500 160,500
kontak
4 Pasangan saklar tunggal 1.00 bh 19 200 19,200
5 Pasangan lampu pijar 40 watt 1.00 bh 41 600 41,600
Pasangan glass block ukuran
6 1.50 m2 1 002 650 1 503 975
20 x 20
7 Rooster ukuran 20 x 20 5.00 m2 292 620 1 463 100
Jumlah 2.2 80 849 412
108 593
Jumlah II (2.1 + 2.2)
793
141 570
Jumlah C (I + II)
293
193 137
Total (A + B + C)
368
193 137
Pembulatan
400
49
HARGA
JUMLAH
NO URAIAN PEKERJAAN VOLUME SATUAN SATUAN
(Rp)
(Rp)
A Bangunan penagkap mata air
Pembersihan sekitar BPMA (tiap 2
1 26.00 30 menit 6 625 172 250
minggu)
Pemeriksaan debit dan kekeruhan
2 4.00 15 menit 5 844 23 375
(tiap 3 bulan)
Pemeriksaan kualitas air (tiap 3
3 4.00 1 set 300 000 1 200 000
bulan)
Perbaikan retak-retak (tiap 1
4 3.00 m2 56 720 170 160
tahun)
Jumlah A 1 565 785
B Katup (valve)
Pemeriksaan dan pemeliharaan
1 26.00 30 menit 6 625 172 250
katup (tiap 2 minggu)
2 Penggantian katup (jika rusak) 4.00 1 set 53 900 215 600
Jumlah B 387 850
Perpipaan transmisi dan
C
distribusi
Pemeriksaan katup dan pipa
1 13.00 15 menit 5 844 75 969
penguras (tiap 3 bulan)
Penggantian pipa dan komponen
2 200.00 m' 72 180 14 436 000
rusak (jika rusak)
Pembuatan laporan berkala operasi
3 12.00 bh 10 000 120 000
pemeliharaan bulanan
Jumlah C 14 631 969
Bak penampung air bersih
D
(reservoir)
Pemeriksaan dan pembersihan
1 lingkungan reservoir (tiap 1 26.00 1 jam 13 250 344 500
minggu)
2 Perbaikan kebocoran 6.00 m2 56 720 340 320
4 Pembersihan karat dan pengecatan 37.50 m2 66 510 2 494 125
Jumlah D 3 178 945
Jumlah total (A+B+C+D) 19 764 549
Pembulatan 19 764 500
50
Biaya operasional
Biaya investasi Total biaya Total manfaat Nilai sekarang Nilai sekarang Nilai sekarang
Tahun dan pemeliharaan Bt-Ct (Rp)
(Rp) (Ct) (Rp) (Bt) (Rp) (10%) (17%) (18%)
(Rp)
0 217 448 201 0 217 448 201 0 (217 448 201) (217 448 201) (217 448 201) (217 448 201)
1 0 66 681 496 66 681 496 134 721 792 68 040 296 61 854 815 58 154 099 57 661 268
2 0 66 681 496 66 681 496 134 721 792 68 040 296 56 231 650 49 704 359 48 865 481
3 0 66 681 496 66 681 496 134 721 792 68 040 296 51 119 682 42 482 358 41 411 425
4 0 66 681 496 66 681 496 134 721 792 68 040 296 46 472 438 36 309 707 35 094 428
5 0 66 681 496 66 681 496 134 721 792 68 040 296 42 247 671 31 033 938 29 741 041
NPV 40 478 054 236 260 (4 674 558)
Lampiran 16 Analisis arus kas pada analisis sensitivitas untuk kenaikan biaya produksi
a. Kenaikan 16%
Biaya operasional
Biaya investasi Total biaya (Ct) Total manfaat Nilai sekarang Nilai sekarang Nilai sekarang
Tahun dan pemeliharaan Bt-Ct (Rp)
(Rp) (Rp) (Bt) (Rp) (9%) (10%) (11%)
(Rp)
0 217 448 201 0 217 448 201 0 (217 448 201) (217 448 201) (217 448 201) (217 448 201)
1 0 77 350 535 77 350 535 134 721 792 57 371 257 52 634 181 52 155 688 51 685 817
2 0 77 350 535 77 350 535 134 721 792 57 371 257 48 288 239 47 414 262 46 563 799
3 0 77 350 535 77 350 535 134 721 792 57 371 257 44 301 137 43 103 875 41 949 369
4 0 77 350 535 77 350 535 134 721 792 57 371 257 40 643 245 39 185 341 37 792 224
5 0 77 350 535 77 350 535 134 721 792 57 371 257 37 278 381 35 623 037 34 047 049
NPV 5 705 982 5 705 982 (5 409 943)
b. Kenaikan 17%
Biaya operasional
Biaya investasi Total biaya (Ct) Total manfaat (Bt) Nilai sekarang Nilai sekarang Nilai sekarang
Tahun dan pemeliharaan Bt-Ct (Rp)
(Rp) (Rp) (Rp) (9%) (10%) (11%)
(Rp)
0 217 448 201 0 217 448 201 0 (217 448 201) (217 448 201) (217 448 201) (217 448 201)
1 0 78 017 350 78 017 350 134 721 792 56 704 442 52 022 424 51 549 493 51 085 083
2 0 78 017 350 78 017 350 134 721 792 56 704 442 47 726 994 46 863 175 46 022 597
3 0 78 017 350 78 017 350 134 721 792 56 704 442 43 786 233 42 602 887 41 461 799
4 0 78 017 350 78 017 350 134 721 792 56 704 442 40 170 856 38 729 897 37 352 972
5 0 78 017 350 78 017 350 134 721 792 56 704 442 36 853 997 35 208 997 33 651 326
NPV 3 112 304 (2 493 752) (7 874 422)
52
Lampiran 17 Analisis arus kas pada analisis sensitivitas untuk penurunan produksi
a. Penurunan 7%
Biaya operasional
Biaya investasi Total biaya (Ct) Total manfaat (Bt) Nilai sekarang Nilai sekarang Nilai sekarang
Tahun dan pemeliharaan Bt-Ct (Rp)
(Rp) (Rp) (Rp) (9%) (10%) (11%)
(Rp)
0 217 448 201 0 217 448 201 0 (217 448 201) (217 448 201) (217 448 201) (217 448 201)
1 0 66 681 496 66 681 496 125 291 267 58 609 771 53 770 432 53 281 610 52 801 595
2 0 66 681 496 66 681 496 125 291 267 58 609 771 49 330 672 48 437 827 47 569 005
3 0 66 681 496 66 681 496 125 291 267 58 609 771 45 257 497 44 034 388 42 854 959
4 0 66 681 496 66 681 496 125 291 267 58 609 771 41 520 639 40 031 262 38 608 072
5 0 66 681 496 66 681 496 125 291 267 58 609 771 38 092 330 36 392 056 34 782 046
NPV 10 523 369 4 728 943 (832 523)
b. Penurunan 8%
Biaya Biaya operasional
Total biaya (Ct) Total manfaat (Bt) Nilai sekarang Nilai sekarang Nilai sekarang
Tahun investasi dan pemeliharaan Bt-Ct (Rp)
(Rp) (Rp) (9%) (10%) (11%)
(Rp) (Rp)
0 217 448 201 0 217 448 201 0 (217 448 201) (217 448 201) (217 448 201) (217 448 201)
1 0 66 681 496 66 681 496 123 944 049 57 262 553 52 534 452 52 056 866 51 587 886
2 0 66 681 496 66 681 496 123 944 049 57 262 553 48 196 745 47 324 424 46 475 573
3 0 66 681 496 66 681 496 123 944 049 57 262 553 44 217 197 43 022 204 41 869 885
4 0 66 681 496 66 681 496 123 944 049 57 262 553 40 566 236 39 111 094 37 720 617
5 0 66 681 496 66 681 496 123 944 049 57 262 553 37 216 730 35 555 540 33 982 538
NPV 5 283 161 (378 073) (5 811 702)
53
Total biaya
HPP =
Jumlah air yang diproduksi
HPP = Rp1472/m3
(𝐵𝑛 − 𝐶𝑛)
𝑁𝑃𝑉 = ∑
(1 + 𝑟)𝑛
𝑛
𝑁𝑃𝑉𝑡
𝐼𝑅𝑅 = 𝐼𝑟 + × (𝐼𝑡 − 𝐼𝑟)
𝑁𝑃𝑉𝑡 − 𝑁𝑃𝑉𝑟
−4 674 558
𝐼𝑅𝑅 = 17 + × (18 − 17)
−4 674 558 − 236 260
𝐼𝑅𝑅 = 17.05%
+ 𝑁𝑃𝑉𝐵−𝐶 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓
𝑁𝑒𝑡 𝐵/𝐶 =
− 𝑁𝑃𝑉𝐵−𝐶 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓
61 854 815 + 56 231 650 + 51 119 682 + 46 472 438 + 42 247 671
=
−(− 217 448 201)
𝐵
𝑁𝑒𝑡 𝐶 = 1.19
54
Lampiran 18 Lanjutan
𝑎−𝑏
𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 = 𝑛 + × 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑐−𝑏
c. Analisis sensitivitas
−5 409 943
𝐼𝑅𝑅 = 10 + × (11 − 10)
−5 409 943 − 5 705 982
𝐼𝑅𝑅 = 10.0%
𝐵 52 155 688 + 47 414 262 + 43 103 875 + 39 185 341 + 35 623 037
𝑁𝑒𝑡 =
𝐶 −(−217 448 201)
𝐵
𝑁𝑒𝑡 = 1.00
𝐶
Lampiran 18 Lanjutan
68 878 m3 𝑅𝑝1800
𝑀𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡 (𝐵𝑡) = × = 𝑅𝑝123 944 049/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 m3
−5 811 702
𝐼𝑅𝑅 = 9 + × (10 − 9)
−5 811 702 − 5 283 161
𝐼𝑅𝑅 = 9.93%
𝐵 52 056 866 + 47 324 424 + 43 022 204 + 39 111 094 + 35 555 540
𝑁𝑒𝑡 =
𝐶 −(−217 448 201)
𝐵
𝑁𝑒𝑡 = 0.99
𝐶
217 448 201 − 217 070 128
𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 = 4 + × 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
217 070 128 − 217 070 128
𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 = 5.01 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
56
RIWAYAT HIDUP