Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan yang memungkinkan untuk terjadinya
perkembangan fisik, intelektual, dan emosional individu secara optimal individu-individu
yang lain.
Sementara itu, gangguan jiwa adalah suatu keadaan dengan adanya gejala klinis
yang bermakna, serupa syndrome perilaku dan pola psikologi, yang berkaitan dengan
adanya distress (tidak nyaman, tidak tentram dan rasa nyeri), distabilitas (tidak mampu
mengerjakan pekerjaan sehari-hari), atau meningkatkan resiko kematian, kesehatan dan
distabilitas.
Gangguan jiwa terdiri dari beberapa macam termasuk diantaranya adalah
waham.Waham adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh, kuat, tidak sesuai
dengan kenyataan, tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang budaya, selalu
dikemukakan berulang-ulang dan berlebihan biarpun telah dibuktikan kemustahilannya
atau kesalahannya atau tidak benar secara umum.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi waham?
2. Apa saja jenis-jenis waham?
3. Bagaimana proses terjadinya waham?
4. Bagaimana tanda dan gejala waham?
5. Bagaimana proses keperawatan pada asuhan keperawatan jiwa pada klien waham?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan definisi waham.
2. Menyebutkan jenis-jenis waham.
3. Mengetahui proses terjadinya waham.
4. Mengetahui tanda dan gejala waham.
5. Mengetahui cara memberikan asuhan keperawatan jiwa pada klien waham.

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Waham
Waham adalah keyakinan yang salah secara kokoh dipertahankan walaupun tidak
diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal (stuart dan
sundeen,1998). Waham merupakan keyakinan seseorang berdasarkan penelitian realitis
yang salah,keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang

1
budaya. Waham adalah keyakinan klien yng tidak sesuai dengan kenyataan tapi
dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain,keyakinan ini berasal
dari pemikiran klien dimana sudah kehilangan hormon control (Dep Kes RI,2000).
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan peliaian realitas yang
salah yang tidak konsisten dan tidak mampu merespons stimulus melalui proses
interaksi.
2.2 Macam-Macam Waham
2.2.1 Waham Kebesaran
Menganggap nlai,kekuasaan,pengetahuan identitasnya terlalu tinggi.
Contoh: saya ini titisan bung karno,punya banyak perusahaan,punya rumah di
berbagai negara dan bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit
2.2.2 Waham Curiga/Paranoid/Kejar
Keyakinan klien terhadap seseorang /kelompok secara berlebihan yang berusaha
merugikan,mencederai,mengganggu,mengancam, memata-matai dan membicarakan
kejelekannya
Contoh: banyak polisi mengintai saya,tetangga saya ingin menghancurkan hidup
saya,suster akan meracuni makanan saya
2.2.3 Waham Agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan,diucapkan berulang
kali tetapi tidak sesuai kenyataan
Contoh: Tuhan telah menunjuk saya menjadi wali,saya harus terus menerus
memakai pakaian putih setiap hari agar masuk surga
2.2.4 Waham Somatic/Hipokondrik
Keyakinan klien terhadap tubuhnya/penampilan/fungsi tubuhnya sudah berubah (ada
sesuatu yang tidak beres)
Contoh: sumsum tulang saya kosong,saya pasti terserang kanker,dalam tubuh saya
banyak kotoran,tubuh saya telah membusuk,tubuh saya menghilang

2.2.5 Waham Nihilistic


Meyakini bahwa dirinya /orang lain sudah tidak ada didunia/meninggal
dunia,diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
Contoh: saya sudah menghilang dari dunia ini,semua yang ada disini adalah roh-
roh,sebenarnya saya sudah tidak ada didunia

2
2.2.6 Waham Dosa
Keyakinan klien terhadap dirinya telah atau selalu atau berbuat dosa/perbuatannya
tidak diampuni lagi
2.2.7 Waham Bizar Terdiri Dari
a. Sisip pikir yaitu keyakinan klien terhadap suatu pikiran orang lain disisipkan ke
dalam pikiran dirinya
b. Siar pikir/broadcasting yaitu keyakinan klien bahwa ide dirinya dipakai
oleh/disampaikan kepada orang lain mengetahui apa yang ia pikirkan meskipun
ia tidak pernah secara nyata menyatakan pada orang tersebut
c. Kontrol pikir/waham pengaruh yaitu keyakina klien bahwa pikiran,emosi dan
perbuatannya selalu dikontrol/dipengaruhi oleh kekuatan diluar dirinya yang
aneh
2.3 Proses Terjadinya Masalah Waham
2.3.1 Etiologi
Salah satu penyebab dari perubahan proses berfikir : waham yaitu gangguan
konsep diri :harga diri rendah.harga diri rendah adalah penilaian individu tentang
pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai ideal diri.
Waham yang muncul sering berkaitan dengan traumatik masalalu atau
kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi(rantai yang hilang).waham bersifat
menetap dan sulit untuk dikreksi.adanya bebrapa orang yang mempercayai klien
dalam lingkungan menyebabkan klien merasa didukung,lama kelamaan klien
menganggap suatu yangdikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena
seringnya diulang-ulang.isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang
lain.penting sekali untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif
serta memperkaya keyakinan regiliusnya bahwa apa-apa yang dilakukan
menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi soaial.keyakinan regiliusnya bahwa
apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.

1. Faktor Predisposisi
a. Faktor Perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan iterpersonal
seseorang.hal ini akan meningkatkan stres dan ansietas yang berakhir
dengan gangguan persepsi,klien menekan perasaannya sehingga
pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif
b. Faktor Sosial Budaya

3
Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menebabkan
timbulnya waham
c. Faktor Psikologis
Hubungan yang tidak harmonis,peran ganda/bertentangan,dapat
menimbulkan ansietas dan berakhir dengan peningkatan terhadap
kenyataan
d. Faktor Biologis
Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak,pembesaran ventrikel
diotak,atau perubahan sell kortikal dan limbik
e. Faktor Genetik
2. Faktor Prepitasi
a. Faktor Sosial Budaya
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti
atau diasingkan dari kelompok
b. Faktor Biokimia
Dopamin,nerepineprin,dan zat halusinogen lainnya diduga dapat menjadi
penyebab waham pada seseorang
c. Faktor Psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan untuk
mengatasi masalah sehingga klien

2.3.2 Rentang Respon Neuobiologi


Respon Respon
Adaptif Maladaptif

1. Pikiran logis 1. Gangguan isi pikir:


2. Persepsi akurat 1. Kadang proses berfikir waham
3. Emosi konsiste dengan terganggu 2. Perubahan proses emosi
pengalaman 2. Ilusi 3. Perilaku tidak
4. Perilaku sesuai 3. Emosi berlebihan terorganisasi
5. Hubungan sosial harmonis 4. Berperilaku yang tidak 4. Isolasi sosial
biasa
5. Menarik diri

2.3.3 Fase-Fase Terjadi Waham


a. Fase Lack Of Human Need
Waham diawali terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik secara fisik
maupun psikis.secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang

4
dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas.biasanya klien sangat miskin dan
menderita.keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorong untuk
melakukan kompensasi yang salah.ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi
terpenuhi tetapi kesenjangan antara reality dengan self ideal sangat tinggi.
b. Fase Lack Of Self Esteem
Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara
self ideal dengan self reality(kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan
yang tidak terpenuhi sedangkan standart lingkungan sudah melampaui
kemampuannya
c. Fase Control Internal External
Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia
katakan ialah kebohongan,menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan
kenyataan.tertapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat
berat,karena kebutuhannya untk diakui,dianggap penting,dan diterima lingkungan
menjadi prioritas dalam hidupnya karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak
kecil secara optimal

d. Fase Emvironment Support


Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungan
menyebabkan klien merasa didukung,lama-kelamaan klien menganggap sesuatau
yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-
ulang.dari sinilah mulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsi
normal(super ego) yang ditandai dengan tidak da lagi perasaan dosa saat
berbohong.
e. Fase Comforing
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta
menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan
mendukungnya.keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dari
lingkungannya.selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan menghindari interaksi
sosial(isolasi sosial)
f. Fase Improving

5
Apabila tidak ada convrontasi dan upaya-upaya koreksi,setiap waktu
keyakinan yang slah kepada klien akan menngkat.tema waham yang muncul serig
berkaitan dengan traaumatik masalalu atau kebutuhankebutuhan yang tidak
terpenuhi(rantai yang hilang).waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi.isi
waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain.penting sekali untuk
mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya
keyakinan religiusnyabahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar
serta konsekuensi sosial.

2.3.4 Patofisiologi

Fase-fase :
1. Fese lack of human need
2. Fase lack of self esteem Kebutuhan tidak terpenuhi
3. Fase control internal
exsternal
4. Fase environment support Gangguan ideal tidak
5. Fase comforting sama realitas dan tidak
6. Fase improving disetujui oleh pemikiran

Rentang Respon Ada support lingkungan


Kadang proses Pikir
terganggu
Ilusi Nyaman dengan
Emosi Berlebihan keyakinan
Berprilaku yang tidak
Resiko
biasatinggi
menciderai
Menarik diri 6
dirinya sendiri,
orang lain, Perubahan Hygine kurang, Muka
isi pikir:
Defisit
pucat,Perawatan
BB menurunDiri Curiga
Mengasingkan
lingkungan Waham ISOS
berlebihan,
diri
2.4 Tanda dan Gejala Waham
2.4.1 Kognitif
a. Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
b. Individu sangat percaya pada keyakinannya
c. Sulit berpikir realita
d. Tidak mampu mengambil keputusan
2.4.2 Afektif
a. Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
b. Afek tumpul
2.4.3 Perilaku dan hubungan social
a. Hipersensitif
b. Hubungan interpersonal dengan orang lain tumpul
c. Mengancam secara verbal
d. Curiga
2.4.4 Fisik
a. Hygine kurang
b. Muka pucat
c. BB menurun
Tanda dan gejala yanglain yang bisa terjadi pada waham yaitu sebagai
berikut:

7
1. Menolak makan
2. Tidak ada perhatian pada perawatan diri.
3. Ekspresi wajah sedih/gembira/ketakutan.
4. Mudah tersinggung
5. Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan.
6. Tidak bisa membedakan antara kenyataan dan bukan kenyataan.
7. Menghindar dari orang lain.
8. Mendominasi pembicaraan
9. Pembicaraan yang diulang-ulang.

2.5 Konsep Proses Keperawatan Waham


2.5.1 Pengkajian
Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri
dari pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien. Data yang
dikumpulkan melalui data biologis, psikologis, sosial dan spiritual.
Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat Anda gunakan sebagai
panduan untuk mengkaji pasien dengan waham
1. Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang diungkapkan
dan menetap?
2. Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah passien
cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
3. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda di sekitarnya aneh dan
tidak nyata?
4. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada di luar tubuhnya?
5. Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?
6. Apakah pasien berpikir,bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang
lain atau kekuatan dari luar?
7. Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisikatau kekuatan
lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat membaca pikirannya?
Selama pengkajian harus mendengarkan dan memperhatikan informasi yang
diberikan oleh pasien tentang wahamnya. Untuk mempertahankan men hubungan
saling percaya yang telah terbina jangan menyangkal, menolak, atau menerima
keyakinan pasien.

8
Adapun isi dari pengkajian tersebut adalah:
1. Identitas Klien
Melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang : nama mahasiswa, nama
panggilan klien, tujuan, waktu, dan tempat pertemuan, topik yang akan dibicarakan.
Tanyakan dan catat usia klien dan No RM, tanggal pengkajian dan sumber data yang
didapat.

Data Fokus:
a. Kognitif
1. Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
2. Individu sangat percaya pada keyakinannya
3. Sulit berpikir realita
4. Tidak mampu mengambil keputusan
b. Afektif
1. Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
2. Afek tumpul
c. Perilaku dan Hubungan Sosial
1. Hipersensitif
2. Hubungan interpersonal dengan orang lain tumpul
3. Mengancam secara verbal
4. Curiga
d. Fisik
1. Hygine kurang
2. Muka pucat
3. BB menurun
Tanda dan gejala yanglain yang bisa terjadi pada waham yaitu sebagai
berikut:
1. Menolak makan
2. Tidak ada perhatian pada perawatan diri.
3. Ekspresi wajah sedih/gembira/ketakutan.
4. Mudah tersinggung
5. Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan.
6. Tidak bisa membedakan antara kenyataan dan bukan
kenyataan.
7. Menghindar dari orang lain.
8. Mendominasi pembicaraan
9. Pembicaraan yang diulang-ulang.

2. Alasan Masuk

9
Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang, atau dirawat di rumah sakit,
biasanya berupa menyendiri (menghindar dari orang lain), komunikasi kurang atau
tidak ada, berdiam diri di kamar, menolak interaksi dengan orang lain, tidak
melakukan kegiatan sehari-hari, dependen, perasaan kesepian, merasa tidak aman
berada dengan orang lain, merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu, tidak
mampu berkosentrasi, merasa tidak berguna dan merasa tidak yakin dapat
melangsungkan hidup. Apakah sudah tahu penyakit sebelumnya, apa yang sudah
dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah ini.
Umumnya klien yang mengalami Waham dibawa ke rumah sakit karena keluarga
merasa tidak mampu merawat, terganggu dengan perilaku klien dan hal lain, gejala
yang dinampakkan di rumah sehingga klien dibawa ke rumah sakit untuk
mendapatkan perawatan.
3. Faktor Predisposisi
Menanyakan apakah keluarga mengalami gangguan jiwa, bagaimana hasil pengobatan
sebelumnya, apakah pernah melakukan atau mengalami kehilangan, perpisahan,
penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan atau frustasi
berulang, tekanan dari kelompok sebaya, perubahan struktur sosial, terjadi terutama
yang tiba-tiba misalnya harus dioperasi, kecelakaan , perceraian, putus sekolah, PHK,
perasaan malu karena seuatu yang terjadi (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara
tiba-tiba), mengalami kegagalan dalam pendidikan maupun karir, perilaku orang lain
yang tidak menghargai klien atau perasaan negative terhadap diri sendiri yang
berlangsung lama.
4. Faktor Precipitasi
Stresor presipitasi umumnya mencakup kejadian kehidupan yang penuh stress seperti
kehilangan, didikan yang keras dari keluarga yang mempengaruhi kemampuan
individu untuk memiliki perasaan egois serta menyebabkan ansietas. Pada pasien
Waham tingkat emosional yang tinggi akan kepercayaan dirinya adalah sesuatu yang
pantas untuk dititukan dan diyakini akan menimbulkan berbagai masalah
kehidupannya
5. Pemeriksaan Fisik
Memeriksa tnda-tanda vital, tinggi badan, berat badan, dan tanyakan apakah ada
keluhan fisik yang dirasakan klien.

6. Psikososial
1) Genogram
Genogram menggambarkan klien dengan keluarga, dilihat pada pola komunikasi,
pengambilan keputusan dan pola asuh.
2) Konsep Diri

10
a. Gambaran diri
Tanyakan presepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai,
reaksi klien terhadap bagian tubuh yang tidak disukai dan bagian yang
disukai.
b. Identitas diri
Klien dengan Waham mengalami tidak kepastian memandang dirinya,
sukar menetapkan keinginan dan tidak mampu mengambil keputusan.
c. Fungsi peran
Pada klien dengan Waham biasa berubah atau berhenti fungsi peran yang
disebabkan penyakit, proses menua, putus sekolah, PHK, perubahan yang
terjadi saat klien sakit dan dirawat.
d. Ideal diri
Mengungkapkan keputusan karena penyakitnya: mengungkapkan
keinginan yang terlalu tinggi.
e. Harga diri
Adanya gangguan harga diri rendah karena perasaan negatif terhadap diri
sendiri, hilangnya rasa percaya diri dan merasa gagal mencapai tujuan.
3) Hubungan Sosial
Pasien dengan waham memiliki hubungan sosial sesuai dengan jenis waham yang
dialami. Misalnya waham curiga, klien menghindari orang lain.
4) Spiritual
Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah/ menjalankan keyakinan, kepuasan dalam
menjalankan keyakinan.
7. Status Mental
1) Penampilan
Pada pasien waham penampilannya sesuai dengan waham yang dialami.
Misalnya pada waham agama berpakaian seperti ustadz.

2) Pembicaraan
Pada pasien waham cenderung pencicaraannya selalu mengarah ke wahamnya,
bicara cepat, jelas tapi berpindah-pindah, isi pembicaraan tidak sesuai dengan
kenyataan.
3) Aktivitas Motorik
Klien wahan cenderung bersikap aneh
4) Afek Dan Emosi
Euforia: rasa senang, riang gembira, bahagia yang berlebihan tidak sesuai
dengan kenyataan.
Kesepian: merasa dirinya ditinggalkan/dipisahkan dati atau yang lainnya.
5) Interaksi Selama Wawancara
Defensif: selalu berusaha mempertahankan pendapat dan kebenaran dirinya.
6) Presepsi-Sensori
a. Tidak ada halusinasi
b. Tidak ada ilusi

11
c. Tidak ada depersonalisasi
d. Tidak ada realisasi
e. Tidak ada gangguan somatusensorik
7) Proses Pikir
a. Arus Pikir Dan Bentuk Pikir
Derreistik:bentuk pemikiran tidak sesuai kenyataan yang ada atau tidak
mengikuti logika secara umum.
b. Isi Pikir
Pada pasien waham isi pikirnya sesuai wahamnya.
1. Waham agama yaitu keyakinan bertema tentang agama/kepercayaan
yang berlebihan.
2. Waham somatic/hipokondrik yaitu keyakinan klien terhadap tubuhnya
ada sesuatu yang tidak beres, seperti ususnya busuk, otaknya mencair,
perutnya ada luka.
3. Waham kebesaran yaitu keyakinan klien terhadap suatu kemampuan,
kekuatan, pendidikan, kekayaan atau kekuasaan secara luar biasa,
seperti Saya ini ratu adil, nabi, superman, dan lain-lain.

4. Waham curiga/kejaran yaitu keyakinan klien terhadap


seseorang/kelompok secara berlebihan yang berusaha merugikan,
mencederai, mengganggu, mengancam, memata-matai dan
membicarakan kejelekan dirinya.
5. Waham nihilistik yaitu keyakinan klien terhadap dirinya/orang lain
sudah meninggal/ dunia sudah hancur dan sesuatunya tidak ada apa-
apanya lagi.
6. Waham dosa yaitu keyakinan klien terhadap dirinya telah/selalu
salah/berbuat dosa/perbuatannya tidak dapat diampuni lagi.
7. Waham bizar terdiri dari:
a) Sisip pikir yaitu keyakinan klien terhadap suatu pikiran orang
lain disisipkan kedalam pikiran dirinya.
b) Siar pikir/broadcasting yaitu keyakinan klien bahwa dirinya
dipakai oleh/disampaikan kepada orang lain mengetahui apa
yang ia pikirkan meskipun ia tidak pernah secara nyata
mengatakan pada orang tersebut.
c) Kontrol pikir/waham pengaruh yaitu keyakinan klien bahwa
pikiran, emosi dan perbuatannya selalu dikontrol/dipengaruhi
oleh kekuatan diluar dirinya yang aneh.
8) Tingkat Kesadaran

12
Kesadaran berubah:kesadaran yang tidak menurun, tidak meninggi, tidak
normal, bukan disosiasi, hal ini karena kemampuan untuk mengadakan (relasi)
dan pembatasan (limitasi) terhadap dunia luar(diluar dirinya) sudah terganggu
dan secara kualitas pada taraf tidak sesuai dengan kenyataan.
9) Memori
Konfabulasi:ingatan yang keliru ditandai dengan pembicaraan yang tidak
sesuai kenyataan, memasukkan cerita tidak benar untuk menutupi gangguan
daya ingatnya.
10) Tingkat Konsentrasi Dan Berhitung
Klien waham mampu berkonsentrasi dan mampu berhitung.
11) Kemampuan Penilaian
a. Gangguan ringan
b. Gangguan bermakna

12) Daya Tilik


Hal-hal diluar dirinya, bilamana ia cenderung menyalahkan orang
lain/lingkungan dan ia merasa orang lain/lingkungan diluar dirinya yang
menyebabkan ia seperti ini.

2.5.2 Pohon Masalah


Effect Resiko tinggi perilaku kekerasan

Core problem Perubahan proses pikir;waham

Causa Harga diri rendah kronis


2.5.3 Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan proses pikir: waham
2. Resiko tinggi perilaku kekerasan: resiko mencederai diri, orang lain.
3. Harga diri rendah;kronis

13
2.5.4 Nursing Care Plan (NCP)
Nama : No.CM :
Jenis Kelamin : Dx. Medis :
Ruang : Unit Keswa :
Perencanaan
Intervensi Rasional
Tujuan Kriteria Hasil
Tujuan Umum:
Klien dapat
berkomunikasi
dengan baik
dan terarah.
TUK 1: 1. Ekspresi 1.1. Bina hubungan saling Hubungan
Klien dapat wajah percaya dengan klien dengan saling percaya
membina bersahabat menggunakan prinsip menjadi dasar
hubungan 2. Ada kontak komunikasi terapeutik : interaksi
saling percaya mata a. Sapa klien dengan ramah selanjutnya
3. Mau berjabat baik verbal maupun non sehingga dapat
tangan verbal terbina
4. Mau b. Perkenalkan diri dengan hubungan saling
menjawab sopan percaya dan
salam c. Tanyakan nama lengkap
klien lebih
5. Klien mau dan nama panggilan yang
terbuka merasa
duduk disukai
aman dan mau
berdampingan d. Jelaskan tujuan pertemuan
6. Klien mau e. Jujur dan menepati janji berinteraksi
mengutarakan f. Tunjukkan sikap empati
rasanya dan menerima klien apa
adanya
1.2. Jangan membantah dan

14
mendukung waham klien
a. Katakan perawat
menerima keadaan klien.
Saya menerima
keuakinan anda.
b. Katakan perawat tidak
mendukung. sukar bagi
saya untuk dapat
mempercayainya.
1.3. Yakinkan klien dalam
keadaan aman dan terlindungi
a. anda berada di tempat
yang aman dan
terlindungi.
b. Gunakan keterbukaan dan
kejujuran, jangan
tinggalkan klien sendirian.

Perencanaan
Intervensi Rasional
Tujuan Kriteria Hasil
TUK 2: 1. Klien mampu 2.1. Beri pujian pada Meningkatkan
Klien dapat mempertahan penampilan dan kemampuan orientasi klien
mengidentifika kan aktivitas klien yang realistis pada realita dan
sikan sehari-hari 2.2. Diskusikan dengan klien meningkatkan
kemampuan 2. Klien dapat kemampuan yang dimiliki rasa percaya
yang dimiliki mengontrol pada waktu lalu dan saat ini klien pada
wahamnya yang realitis (hari-hari terlibat perawat
diskusi dengan waham)
2.3. Tanyakan apa yang bisa
dilakukan (kaitkan dengan
aktivitas sehari-hari dan
perawatan diri) kemudian
anjurkan untuk melakukan
saat ini
2.4. Jika klien selalu bicara
tentang wahamnya dengarkan
sampai kebutuhan waham
tidak ada (perawat perlu
memperhatikan bahwa klien
penting)
TUK 3: 1. Kebutuhan 3.2.Observasi kebutuhan klien Reinforcement
Klien dapat klien sehari-hari adalah penting
mengidentifika terpenuhi 3.3.Dsikusikan kebutuhan klien untuk

15
-si kebutuhan 2. Klien dapat yang tidak terpenuhi selama meningkatkan
yang tidak melakukan dirumah maupun di rumah kesabaran diri
terpenuhi aktivitas sakit klien.
secara 3.4.Hubungkan kebutuhan yang Mengetahui
terarah tidak terpenuhi dengan penyebab curiga
3. Klien tidak timbulnya waham dan intervensi
menggunaka 3.5.Tingkatkan aktivitas yang selanjutnya.
n/ dapat memenuhi kebutuhan
4. membicaraka klien dan memerlukan waktu
n wahamnya dan tenaga
3.6.Atur situasi agar klien tidak
mempunyai waktu untuk
menggunakan wahamnya
TUK 4: 1. Klien 4.1. Berbicara dengan klien Dengan
Klien dapat mampu dalam meningkatkan
berhubungan berbicara konteks realitas (realitas aktivitas tidak
dengan realitas diri,oranglain,waktu dan akan
realistis 2. Klien tempat) mempunyai
mengikuti 4.2. Sertakan klien dalam waktu untuk
terapi terapi aktivitas mengikuti
aktivitas kelompok:orientasi realitas wahamnya
kelompok 4.3. Berikan pujian pada tiap
kegiatan positif yang
dilakukan klien
Perencanaan
Intervensi Rasional
Tujuan Kriteria Hasil
TUK 5: 1. Keluarga 5.1.Diskusikan dengan klien dan Reinforcement
Klien dapat dapat keluarga tentang: adalah penting
dukungan membina a. gejala waham untuk
keluarga hubungan b. cara merawatnya meningkatkan
saling c. lingkungan keluarga kesadaran klien
percaya d. follow up dan obat akan realitas
dengan 5.2. Anjurkan keluarga
perawa melaksanakan dengan
2. Keluarga bantuan perawat
dapat
menyebutkan
pengertian,
tanda,
tindakan
untuk
merawat
klien dengan

16
waham
TUK 6: 1. Klien 6.1 Diskusikan dengan klien dan Perhatian
Klien dapat menyebutkan keluarga tentang obat, dosis, keluarga dan
menggunakan manfaat, frekuensi, efek samping, dan pengertisn
obat dengan dosis, dan akibat penghentian keluarga akan
benar efek samping 6.2 Diskusikan perasaan klien dapat membantu
obat setelah makan obat klien dalam
2. Klien dapat 6.3 Berikan obat dengan prinsip mengendalikan
mendemostra 5 benar dan observasi setelah wahamnya.
sikan makan obat
penggunaan
obat dengan Obat-obat
benar mengontrol
3. Klien waham yang
memahami dialami klien
akibat
berhentinya
obat tanpa
konsultasi
4. Klien dapat
menyebutkan
prinsip
dalam
penggunaan
obat

2.5.2 Strategi Pelaksanaan (SP) Berdasarkan Pertemuan


a. Sp 1 Pasien :
1. Mengidentifikasi kebutuhan
2. Klien bicara konteks realita
3. Latih pasien untuk memenuhi kebutuhannya
4. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
b. Sp 2 Pasien :
1. Evaluasi kegiatan yang lalu (sp 1)
2. Identifikasi potensi /kemampuan yang dimiliki
3. Pilih dan latih potensi kemampuan yang dimiliki
4. Masukan dalam jadwal kegiatan pasien
c. Sp 3 Pasien :
1. Evaluasi kegiatan yang lalu ( sp 1 dan 2)
2. Memilih kemampuan lain yang dapat dilakukan
3. Pilih dan latih potensi kemampuan lain yang dimiliki

17
4. Masukan dalam jadwal
d. SP 1 Keluarga
1. Mengdentifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelasakan proses terjadinya waham
3. Menjelaskan tentang cara merawat pasien waham
4. Latih (stimulasi) cara merawat
5. RTL keluarga / jadwal untuk merawat pasien
e. SP 2 Keluarga
1. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
2. Melatih keluarga merawat langsung klien dengan harga diri rendah
3. Manyusun RTL keluarga/ jadwal keluarga untuk merawat klien
f. SP 3 Keluarga
1. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
2. Evaluasi kemampuan klien
3. Rencana tindak lanjut keluarga dengan follow up dan rujukan

2.5.3 Implementasi (Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan / SPTK)


Diagnosa
Pasien Keluarga
Keperawatan
Perubahan SP 1 SP 1
proses a. Mengidentifikasi kebutuhan a. Mengidentifikasi masalah
b. Klien bicara konteks realita
pikir:waham keluarga dalam merawat pasien
c. Klien dilatih untuk
b. Menjelaskan proses terjadinya
kebesaran
memenuhi kebutuhannya
waham
d. Masukkan dalam jadwal
c. Menjelaskan tentang cara
kegiatan pasien
merawat pasien waham
d. Latih (simulasi) cara merawat
e. RTL keluarga / jadwal untuk
merawat pasien
SP 2 SP 2
a. Evaluasi (SP 1) a. Keluarga evaluasi kemampuan
b. Identifikasi potensi /
SP 1
kemampuan yang dimiliki b. Latih keluarga cara merawat
c. Pilih dan latih potensi
(langsung ke pasien)
d. Kemampuan yang dimiliki
c. Menyusun RTL keluarga
e. Masukkan jadwal pasien

18
SP 3 SP 3
a. Evaluasi kegiatan yang lalu a. Evaluasi kemampuan keluarga
b. Evaluasi kemampuan pasien
(SP 1 & 2)
c. RTL keluarga
b. Memilih kemampuan lain
1) Follow up
yang dapat dilakukan 2) Rujukan
c. Pilih dan latih potensi
kemampuan lain yang
dimiliki
d. Masukkan dalam jadwal

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, L. M. (2016). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta: Indomedia


Pustaka.
Azizah, L. M. (2011). Keperawatan Jiwa (Aplikasi Praktik Klinik). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Keliat, B. A. (2012). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: EGC.

19
BAB III
TINJAUAN KASUS

Nn. X 22 tahun beragama Islam, anak pertama dari dua bersaudara. Klien adalah
seorang anak yang taat kepada kedua orang tuanya. Karena dari kecil Nn. X di didik oleh
keluarganya dengan keras dan Nn. X selalu tidak boleh keluar rumah kecuali sekolah dan
kegiatan bimbingan belajar. Jika Nn.X tidak mematuhi perintah kedua orangtuanya, ia selalu
mendapatkan pukulan dari orang tuanya, sehingga pada suatu ketika Nn. X merasa bahwa
dirinya adalah anak yang paling rajin dan patuh kepada orang tuanya daripada teman-
temannya yang lain. Ia bersikeras bahwa aku adalah anak yang paling rajin dan patuh
kepada orang tua dengan wajah tegang dan dengan nada tegas. Ia kurang terlibat dalam
kegiatan kelompok sosial di lingkungan masyarakat. Saat ia berada disekolah, ia
mendapatkan kabar jika ayahnya meninggal akibat kecelakaan ditempat kerjanya. Sehingga
Nn.X sangat merasa terpukul mendengar berita duka ayahnya. Setelah kepergian alhmarhum
ayahnya, ia mengalami perubahan perilaku dalam kehidupannya sehari-hari. Sejak 6 bulan ia
ditinggal oleh almarhum ayahnya, klien suka menyendiri bersandar ditembok, menolak untuk
makan, tidak pernah mandi, rambut kusam, kuku hitam dan panjang, terdiam menundukkan
kepala, tampak raut wajahnya sedih terkadang ia suka berbicara kacau, selalu menghindari
orang disekitarnya dan masih menganggap bahwa ayahnya masih hidup.

20
Karena keluarga atau saudara Nn.X takut akan perilaku yang terjadi pada Nn.X terus
berkelanjutan, maka keluarga membawa Nn.X ke RSJ Lawang pada tanggal 20 Maret 2017.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn.X DENGAN


PERUBAHAN POLA PIKIR
3.1. PENGKAJIAN
3.1.1 Identitas Klien

Nama : Nn.X
Umur : 22 Tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Penanggungjawab : Ny.S
Hubungan : Ibu Kandung
Alamat : Mojokerto
Tanggal Pengkajian : 20 Maret 2017
Tanggal MRSJ : 15 Februari 2017
3.1.2 Data Fokus
a. Kognitif
1. Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
2. Individu sangat percaya pada keyakinannya
3. Sulit berpikir realita
4. Tidak mampu mengambil keputusan
b. Afektif
1. Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
2. Afek tumpul

21
c. Perilaku dan Hubungan Sosial
1. Hipersensitif
2. Hubungan interpersonal dengan orang lain tumpul
3. Mengancam secara verbal
4. Curiga
d. Fisik
1. Hygine kurang
2. Muka pucat
3. BB menurun

Tanda dan gejala yang lain yang bisa terjadi pada waham yaitu sebagai
berikut:
1. Menolak makan
2. Tidak ada perhatian pada perawatan diri
3. Ekspresi wajah sedih/ketakutan
4. Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan
5. Tidak bisa membedakan antara kenyataan dan bukan
kenyataan
6. Menghindar dari orang lain
7. Mendominasi pembicaraan
3.1.3 Keluhan Utama
Klien tampak menyendiri bersandar ditembok dan kebanyakan tidur dibawah
lantai dengan penampilan yang tidak sesuai dan tidak rapi, badan bau, rambut
kusam, kuku hitam dan panjang.
3.1.4 Alasan Masuk
Klien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Lawang oleh Ibunya pada tanggal 15 Februari
2017, awalnya klien sering menyendiri, melamun, dan suka berbicara kacau
3.1.5 Faktor Presipitasi
Nn. X merasa bahwa dirinya adalah anak yang paling rajin dan patuh kepada
orang tuanya daripada teman-temannya yang lain dengan eksptresi wajah tegang
dan dengan nada tegas
3.1.6 Faktor Predisposisi
a. Riwayat gangguan jiwa
Klien tidak pernah dirawat di RSJ sebelumnya.
b. Riwayat pengobatan
Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak pernah dibawa berobat
c. Riwayat penganiayaan
Klien tidak pernah mengalami penganiayaan fisik, seksual dan tindakan
criminal.
d. Riwayat anggota keluarga yang gangguan jiwa
Keluarga klien mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada yang
mengalami gangguan jiwa.

22
e. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien didik dengan keras oleh orang tua nya.Tidak boleh melakukan apapun
kecuali sekolah dan mengikuti kegiatan bimbingan belajar. Ia kurang
terlibat dalam kegiatan kelompok sosial di lingkungan masyarakat. Dan
kehilangan ayahnya.
3.1.7 Penilaian Primer
Klien menganggap stressor tersebut sangat berarti.Ia menganggap dirinya adalah
anak yang paling pintar.
3.1.8 Penilaian Sekunder
a. Dari sisi ekonomi , klien sangat pekerja keras
b. Dari sisi dukungan sosial, klien kurang bersosialisasi dengan masyarakat
c. Motivasi dalam diri klien sangat rendah karena klien tidak mau melakukan
apapun kecuali sekolah dan mengikuti kegiatan bimbingan belajar
3.1.9 Sumber Koping
Klien mendapat dukungan dari keluarga. Hal ini dibuktikan dengan keluarga
mengingatkan klien.
3.1.10 Mekanisme koping
Maladaptif, hal ini dibuktikan dengan klien suka menyendiri bersandar ditembok,
tidak pernah mandi, rambut kusam, kuku hitam dan panjang, terdiam
menundukkan kepala dan tampak raut wajahnya sedih.
3.1.11 Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital:
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Nadi : 78 x/menit
Suhu : 37C
Respirasi : 20 x/menit
Ukuran Berat Badan : 38 kg
Ukuran Tinggi Badan : 148 cm
Kondisi Fisik : Gatal-gatal di badan

3.1.12 Genogram

67
65

25
26 27
35 29

30
23
29

22 18

Keterangan:
: Laki-laki

: Perempuan

22
: Klien/Pasien

: Yang tinggal dirumah

3.1.13 Konsep diri


1. Gambaran Diri
Klien mengatakan tidak ada yang istimewa pada tubuhnya
2. Identitas diri
Klien menyadari bahwa dirinya seorang anak laki-laki, anak pertama dari
dua bersaudara, klien belum menikah.

3. Fungsi Peran
Klien mengatakan sebelumnya ayahnya meninggal, klien dapat berperan
sebagai anak yang penurut tetapi saat ayahnya sudah meninggal, klien
merasa tidak menjalankan perannya lagi dengan baik. Klien merasa
ayahnya adalah satu-satunya orang yang sangat disayangi dan dekat dengan
klien
4. Ideal Diri
Klien berharap ingin cepat sembuh dan dijemput oleh keluarganya untuk
pulang dan berkumpul kembali dengan keluarganya.
5. Harga Diri
Klien kecewa karena keluarganya tidak datang membesuknya dan klien
juga merasa tidak berguna dan tidak diharapkan lagi oleh keluarganya

24
3.1.14 Hubungan Sosial
Orang yang berarti dalam hidupnya adalah Almarhumah Ayahnya. Peran serta
dalam kegiatan kelompok atau masyarakat, klien mengatakan kurang terlibat
dalam kegiatan kelompok sosial masyarakat. Hambatan dalam berhubungan
dengan orang lain adalah klien mengatakan malas bergaul dengan orang lain
dan lebih banyak diam.
Masalah keperawatan :Isolasi Sosial
3.1.15 Status Mental
a. Penampilan
Klien nampak kotor, bau keringat, gigi kuning, cara berpakaian tidak sesuai,
rambut kusam, kuku hitam dan panjang, gatal-gatal pada kulit badan.
b. Pembicaraan
Klien bicara lambat dan hanya sesekali menjawab bila ditanya. Terkadang
ia suka berbicara kacau.
c. Aktivitas Motorik
Klien selalu duduk termenung di tempat tidurnya, klien lebih banyak diam
dan menyendiri, klien tidak bergaul dengan klien lainnya. Klien hanya
melakukan aktivitas bila disuruh.
d. Afek dan Emosi
Afek klien tumpul, klien bisa berespon dengan stimulus yang kuat baru
klien berespon. Klien merasa kesepian.
e. Interaksi Selama Wawancara
Kontak mata Klien kurang dan sering menunduk saat berinteraksi
3.1.16 Persepsi-Sensori
Nn.X mengalami waham kebesaran, merasa bahwa dirinya adalah anak yang
paling rajin dan patuh kepada orang tuanya daripada teman-temannya yang lain
3.1.17 Proses Pikir
a. Arus Pikir dan Bentuk Pikir
Pembicaraan Nn. X dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan yang ditanyakan
dengan respon lambat tetapi pembicaraan klien kadang tiba-tiba terhenti lalu
dilanjutkan kembali (blocking).
b. Isi Pikir
Saat berinteraksi dengan klien tidak ditemukan adanya waham, obsesi dan fobia
3.1.18 Tingkat Kesadaran
Saat wawancara klien sadar, klien tidak mengalami disorientasi waktu, tempat, dan
orang. Klien mampu mengenal waktu (hari ini) saat pagi, siang, sore, dan malam
hari, tempat dimana dia berada sekarang yaitu di Rumah Sakit Jiwa Malang dan
klien mengenal yang merawat dia adalah suster
3.1.19 Memori
Klien dapat mengingat kejadian masa lalu dan hal yang baru-baru terjadi
3.1.20 Tingkat Konsentrasi dan Berhitung

25
Saat berinteraksi klien tidak dapat berkonsentrasi dan klien tidak mampu berhitung
sederhana yaitu misalnya menghitung dari angka 1 sampai 10
3.1.21 Kemampuan Penilaian
Klien mampu menentukan pilihan dengan baik ketika diberikan pilihan seperti
duluan mana mandi atau makan, klien menjawab mandi dulu karena kalau mandi
akan terasa segar baru makan
3.1.22 Daya Tilik
Klien menyadari dirinya sakit dan dirawat di Rumah Sakit Jiwa Malang

3.1.23 Kebutuhan Persiapan Pulang


a) Makan
Nn. X mampu makan secara teratur 3 kali sehari, Nn.X makan dengan
pelan-pelan, namun makanan tidak habis
b) BAB dan BAK
Nn.X mampu BAB dan BAK sendiri dikamar mandi,
Nn.X. BAB 1 kali sehari dan BAK 1 kali sehari.
c) Mandi
Nn.X mengatakan mandi sehari 2 kali sehari dengan memakai sabun,
menggosok gigi setiap mandi, dan 2 hari sekali keramas.
d) Berpakaian
Nn.X mengatakan dirinya mau berpakaian seragam RSJ dan berpakaian
rapi secara mandiri.
e) Pola Istirahat tidur
Nn.X mengatakan mampu tidur dalam sehari 8 jam, pada siang hari Nn.X
tidur 1 jam dan tidur malam hari dari jam 21.00 wib sampai jam 04.00
wib, saat tidur malam terkadang Nn. X terbangun karena terkadang mimpi
buruk
f) Penggunaan Obat
Nn.X mau minum obat teratur dan mau menjaga kesehatannya
g) Pemeliharaan kesehatan
Nn.X mengatakan dapat dukungan dari keluarga selama di rawat di rumah
sakit jiwa dan jika sudah pulang
h) Aktivitas Dalam Rumah
Nn.X mengatakan kegiatan dirumah membantu adiknya membersikan
rumah, mencuci pakaian, dan menyapu.
i) Aktivitas Luar Rumah
Nn.X mengatakan setelah pulang dari rumah sakit, Nn.X ingin
bersosisalisasi dengan lingkungan masyarakat

26
3.2 ANALISA DATA

No Data Masalah
1 Ds: WAHAM KEBESARAN
Nn.X mengatakan aku adalah anak yang paling rajin dan
patuh kepada orangtua.
Do:
Wajah tegang dan dengan nada tegas
2 Ds: RESIKO TINGGI PK
Saat Nn.X tidak mematuhi perintah kedua orangtuanya, ia
selalu mendapatkan pukulan dari orang tuanya
Do: -

3 Ds: HARGA DIRI RENDAH


Keluarga Nn.X mengatakan bahwa setelah setelah
orangtua Nn.X meninggal, Nn.X suka menyendiri
bersandar ditembok, tidak pernah mandi, rambut kusam,
kuku hitam dan panjang, terdiam menundukkan kepala
dan tampak raut wajahnya sedih terkadang ia suka
berbicara kacau
Do: -

3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN


3.3.1 Pohon Masalah
Effect Resiko tinggi perilaku kekerasan

Core problem Perubahan proses pikir;waham

Causa Harga diri rendah kronis


3.3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan proses pikir: waham

27
2. Resiko tinggi perilaku kekerasan: resiko mencederai diri, orang lain.
3. Harga diri rendah: kronis
3.3.3 Nursing Care Plan (NCP)
Nama : No.CM :
Jenis Kelamin : Dx. Medis :
Ruang : Unit Keswa :
Perencanaan
Intervensi Rasional
Tujuan Kriteria Hasil
Tujuan Umum:
Klien dapat
mampu
mengenal
realita diri
TUK 1: 1. Ekspresi 1.1 Bina hubungan saling Hubungan
Klien dapat wajah percaya dengan klien dengan saling percaya
membina bersahabat menggunakan prinsip menjadi dasar
hubungan 2. Ada kontak komunikasi terapeutik : interaksi
saling percaya mata a. Sapa klien dengan ramah selanjutnya
3. Mau berjabat baik verbal maupun non sehingga dapat
tangan verbal terbina
4. Mau b. Perkenalkan diri dengan hubungan saling
menjawab sopan percaya dan
salam c. Tanyakan nama lengkap
klien lebih
5. Klien mau dan nama panggilan yang
terbuka merasa
duduk disukai
aman dan mau
berdampinga d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji berinteraksi
n
6. Klien mau f. Tunjukkan sikap empati
mengutaraka dan menerima klien apa
n rasanya adanya
1.2 Jangan membantah dan
mendukung waham klien
a. Katakan perawat
menerima keadaan klien.
Saya menerima
keuakinan anda.
b. Katakan perawat tidak
mendukung. sukar bagi
saya untuk dapat
mempercayainya.
1.3 Yakinkan klien dalam
keadaan aman dan
terlindungi

28
a. anda berada di tempat
yang aman dan
terlindungi.
b. Gunakan keterbukaan dan
kejujuran, jangan
tinggalkan klien sendirian.

Perencanaan
Intervensi Rasional
Tujuan Kriteria Hasil
TUK 2: 1. Klien 2.1.
Beri pujian pada Meningkatkan
Klien dapat mampu penampilan dan kemampuan orientasi klien
mengidentifika mempertaha klien yang realistis pada realita dan
sikan nkan 2.2. Diskusikan dengan klien meningkatkan
kemampuan aktivitas kemampuan yang dimiliki rasa percaya
yang dimiliki sehari-hari pada waktu lalu dan saat ini klien pada
2. Klien dapat yang realitis (hari-hari terlibat perawat
mengontrol diskusi dengan waham)
wahamnya 2.3. Tanyakan apa yang bisa
dilakukan (kaitkan dengan
aktivitas sehari-hari dan
perawatan diri) kemudian
anjurkan untuk melakukan
saat ini
2.4. Jika klien selalu bicara
tentang wahamnya dengarkan
sampai kebutuhan waham
tidak ada (perawat perlu
memperhatikan bahwa klien
penting)
TUK 3: 1. Kebutuhan 3.1 Observasi kebutuhan klien Reinforcement
Klien dapat klien sehari-hari adalah penting
mengidentifika terpenuhi 3.2 Dsikusikan kebutuhan klien untuk
-si kebutuhan 2. Klien dapat yang tidak terpenuhi selama meningkatkan
yang tidak melakukan dirumah maupun di rumah kesabaran diri
terpenuhi aktivitas sakit klien.
secara 3.3 Hubungkan kebutuhan yang Mengetahui
terarah tidak terpenuhi dengan penyebab curiga
3. Klien tidak timbulnya waham dan intervensi
menggunaka 3.4 Tingkatkan aktivitas yang selanjutnya.
n/ dapat memenuhi kebutuhan
4. membicaraka
klien dan memerlukan waktu
n wahamnya
dan tenaga
3.5 Atur situasi agar klien tidak
mempunyai waktu untuk

29
menggunakan wahamnya
TUK 4: 1. Klien 4.1 Berbicara dengan klien Dengan
Klien dapat mampu dalam meningkatkan
berhubungan berbicara konteks realitas (realitas aktivitas tidak
dengan realitas diri,oranglain,waktu dan akan
realistis 2. Klien tempat) mempunyai
mengikuti 4.2 Sertakan klien dalam terapi waktu untuk
terapi aktivitas kelompok:orientasi mengikuti
aktivitas realitas wahamnya
kelompok 4.3 Berikan pujian pada tiap
kegiatan positif yang
dilakukan klien
Perencanaan
Intervensi Rasional
Tujuan Kriteria Hasil
TUK 5: 1. Keluarga 5.1.Diskusikan dengan klien dan Reinforcement
Klien dapat dapat keluarga tentang: adalah penting
dukungan membina a. gejala waham untuk
keluarga hubungan b. cara merawatnya meningkatkan
saling percaya c. lingkungan keluarga kesadaran klien
dengan d. follow up dan obat akan realitas
perawa 5.2. Anjurkan keluarga
2. Keluarga melaksanakan dengan
dapat bantuan perawat
menyebutkan
pengertian,
tanda,
tindakan untuk
merawat klien
dengan
waham
TUK 6: 1. Klien 6.1 Diskusikan dengan klien dan Perhatian
Klien dapat menyebutkan keluarga tentang obat, dosis, keluarga dan
menggunaka manfaat, frekuensi, efek samping, dan pengertisn
n obat dosis, dan efek akibat penghentian keluarga akan
dengan benar samping obat 6.2 Diskusikan perasaan klien dapat membantu
2. Klien dapat setelah makan obat klien dalam
mendemostras 6.3 Berikan obat dengan prinsip mengendalikan
ikan 5 benar dan observasi setelah wahamnya.
penggunaan makan obat
obat dengan
benar Obat-obat
3. Klien mengontrol
memahami waham yang

30
akibat dialami klien
berhentinya
obat tanpa
konsultasi
4. Klien dapat
menyebutkan
prinsip dalam
penggunaan
obat

31

Anda mungkin juga menyukai