STEP 1
- Edentulous : kehilangan gigi karena penyakit(DM, periodontal, sistemik),
trauma(avulsi) dan terjadi resorpsi tulang karena indikasi pencabutan krn
karies (happy), bisa sebagian/keseluruhan dari gigi permanen (septika)
(asri)
STEP 2
1. klasifikasi edetulous? (happy)
2. apa etiologi dari edentulous? (septika)
3. apa dampak edentulous? (icha)
4. apa hubungannya tidak nyaman pd telinga dengan kehilangan gigi pd
anterior atas? (vivi)
5. mengapa pasien mengeluhkan cepat lelah pd skenario? (dyanti)
6. mengapa pasien mengeluhkan kesulitah berbicara? (Asri)
7. bagaimana penatalaksanaan pd skenario? (Putri)
8. apa saja klasifikasi GTSL ? (elsa)
9. syarat dipasang GTSL ? (adit)
10.indikasi dan kontraindikasi GTSL ? (anugrah)
11.pandangan islam mengenai pemasangan GTSL ? (Anugrah)
1) klasifikasi edetulous? (happy)
2.3 KLASIFIKASI KENNEDY
Pada tahun 1923, Kennedy merancang sebuah sistem yang kemudian
menjadi popular karena sederhana dan mudah diaplikasikan. Kennedy
berupaya untuk mengklasifikasikan lengkung tak bergigi agar dapat
membantu pembuatan desain gigitiruan sebagian lepasan. Klasifikasi ini
membagi semua keadaan tak bergigi menjadi empat kelompok. Daerah tak
bergigi yang berbeda dari keadaan yang sudah ditetapkan sebelumnya yaitu
dalam empat kelompok tadi, disebut sebagai modifikasi.
Klasifikasi Kennedy :
Klas I
Daerah edentulous terletak di bagian posterior dari gigi yang masih tersisa
dan berada pada kedua sisi rahang (bilateral).
Klas II
Daerah edentulousterletak dibagian posterior dari gigi yang masih tersisa dan
hanya berada pada salah satu sisi rahang (unilateral).
Klas III
Daerah edentulous terletak diantara gigi-gigi yang masih ada di bagian
posterior maupun anterior dan hanya berada pada salah satu sisi rahang
(unilateral).
Klas IV
Daerah edentulousterletak pada bagian anterior dari gigi-gigi yang masih ada
dan melewati garis median.
2.4 KLASIFIKASI APPLEGATE-KENNEDY
Setelah bertahun-tahun menggunakan dan menerapkan klasifikasi Kennedy,
Applegate menganggap perlu mengadakan perubahan-perubahan tertentu
demi perbaikan. Hal ini dimaksudkan untuk lebih mendekatkan prosedur
klinis dengan pembuatan desain dengan klasifikasi yang dipakai.
Applegate kemudian memperbaiki klasifikasi tersebut yang kemudian dikenal
sebagai Klasifikasi Applegate-Kennedy. Applegate membagi rahang yang
sudah kehilangan sebagian giginya menjadi enam kelas.
Klas I
Daerah edentulous sama dengan klas I Kennedy, terletak di bagian
posterior dari gigi yang masih tersisa dan berada pada kedua sisi rahang
(bilateral). Keadaan ini sering dijumpai pada rahang bawah. Secara klinis
dijumpai :
1. Derajat resorpsi residual ridge bervariasi.
2. Tenggang waktu pasien tidak bergigi akan mempengaruhi stabilitas
gigitiruan yang akan dipasang.
3. Jarak antar lengkung rahang bagian posterior biasanya sudah mengecil.
4. Gigi asli yang masih ada atau tinggal sudah migrasidalam berbagai posisi.
5. Gigi antagonis sudah ekstrusi dalam berbagai derajat.
6. Jumlah gigi yang masih tertinggal di bagian anterior umumnya 6-10 gigi saja.
7. Ada kemungkinan dijumpai kelainan sendi temporomandibula.
Indikasi perawatan prostodontik klas I yaitu gigitiruan sebagian lepasan
dengan desain bilateral dan perluasan basis distal.
Klas II
Daerah edentuloussama seperti klas Kennedy, terletak dibagian posterior dari
gigi yang masih tersisa dan hanya berada pada salah satusisi rahang (unilateral).
Secara klinis dijumpai keadaan :
1. Resorpsi tulang alveolar terlihat lebih banyak.
2. Gigi antagonis relatif lebih ekstrusi dan tidak teratur.
3. Ekstrusi menyebabkan rumitnya pembuatan restorasi pada gigi antagonis ini.
4. Pada kasus ekstrim, karena tertundanya pembuatan protesa untuk jangka
waktu lama, kadang-kadang perlu pencabutan satu atau lebih ggi antagonis.
5. Karena pengunyahan satu sisi, sering dijumpai kelainan sendi
temporomandibula.
Indikasi perawatan prostodontik klas II yaitu gigitiruan sebagian lepasan
dengan
desain bilateral dan perluasan basis distal.
Klas III
Daerah edentulous sama seperti klas III Kennedy, terletak diantara g igi-gigi
yang masih ada di bagian posterior maupun anterior dan hanya berada pada
salah satu sisi rahang (unilateral). Daerah edentulous paradental dengan
kedua gigi tetangganya tidak lagi mampu memberi dukungan kepada
protesa secara keseluruhan. Secara klinis, dijumpai keadaan :
1. Daerah tak bergigi sudah panjang.
2. Bentuk atau panjang akar gigi kurang memadai.
3. Tulang pendukung mengalami resorpsi servikal, dan atau disertai
goyangnya gigi secara berlebihan.
4. Beban oklusal berlebihan.
Indikasi perawatan prostodontik klas III yaitu gigitiruan sebagian lepasan
dukungan
gigi dengan desain bilateral.
Klas IV
Daerah edentuloussama dengan klas IV Kennedy, terletak pada bagian anterior
dari gigi-gigi yang masih ada dan melewati garis median. Pada umumnya
untuk klas ini dibuat gigitiruan sebagian lepasan, bila :
1. Tulang alveolar sudah banyak hilang.
2. Gigi harus disusun dengan overjet besar, sehingga dibutuhkan banyak
gigi pendukung.
3. Dibutuhkan distribusi merata melalui banyak gigi penyangga, pada
pasien dengan daya kunyah besar.
4. Diperlukan dukungan dengan retensi tambahan dari gigi penyangga.
5. Mulut pasien depresif, sehingga perlu penebalan sayap untuk memenuhi
faktor esetetik.
Indikasi perawatan prostodontik klas IV yaitu :
1. Gigitiruan cekat (GTC), bila gigi-gigi tetangga masih kuat.
2. Gigitiruan sebagian lepasan (GTSL) dengan desain bilateral dan
dukungan gigi atau jaringan atau kombinasi.
3. Pada kasus yang meragukan, sebaiknya dibuatkan GTSL.
Klas V
Daerah edentulous berada pada salah satu sisi rahang, gigi anterior lemah
dan tidak dapat digunakan sebagai gigi penyangga atau tidak mampu
menahan daya kunyah. Kasus seperti ini banyak dijumpai pada rahang atas,
karena gigi kaninus yang dicabut malposisi atau terjadi kecelakaan.
Indikasi perawatan prostodontik klas V yaitu gigitiruan sebagian lepasan
dengan desain bilateral dan prinsip basis berujung bebas di bagian anterior.
Klas VI
Daerah edentulousterletak pada daerah unilateral dengan kedua gigi tetangga
dapat digunakan sebagai gigi penyangga.
Klas VIII
Edentulous sebagian, semua gigi asli yang tersisa terletak di salah satu
sudut anterior dari rahang. Kasus ini jarang terjadi pada pasien bedah
maxillofacial dan advanced periodontitis.
Bahwa hidung beliau terkena senjata pada peristiwa perang Al-Kulab di zaman
jahiliyah. Kemudian beliau tambal dengan perak, namun hidungnya malah
membusuk. Kemudian Nabi shallallahu alaihi wa sallam memerintahkannya
untuk menggunakan tambal hidung dari emas. (HR. An-Nasai 5161, Abu Daud
4232, dan dinilai hasan oleh Al-Albani).
Dalam riwayat lain, dari Ibn Masud radhiyallahu anhu, beliau mengatakan,
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang orang mencukur alis, mengkikir
gigi, menyambung rambut, dan mentato, kecuali karena penyakit. (HR. Ahmad
3945 dan sanadnya dinilai kuat oleh Syuaib Al-Arnaut).
As-Syaukani mengatakan,
) (
Lajnah Daimah untuk Fatwa dan Penelitian Islam, mendapat pertanyaan tentang
hukum mencabut gigi yang rusak dan diganti dengan gigi palsu. Apakah
termasuk mengubah ciptaan Allah?
Jawaban Lajnah:
Tidak masalah mengobati gigi yang rusak atau cacat, dengan gigi lain, sehingga
bisa menghilangkan resiko sakit, atau melepasnya kemudian diganti gigi palsu,
jika dibutuhkan. Karena semacam ini termasuk bentuk pengobatan yang mubah,
untuk menghilangkan madharat. Dan tidak termasuk mengubah ciptaan Allah,
sebagaimana yang dipahami penanya. (Fatawa Lajnah, 25/15).
Keterangan yang sama juga disampaikan oleh Imam Ibn Utsaimin. Beliau ditanya
tentang hukum gigi palsu, untuk menggantikan gigi yang rontok.
Read more https://konsultasisyariah.com/19582-hukum-gigi-palsu.html