4.1 Umum
Secara umum proses pelaksanaan perencanaan proses pengolahan tailing PT. Freeport
Indonesia dapat dilihat pada Gambar 4.1
Proses perencanaan ini terdiri atas beberapa langkah, yaitu: studi pustaka, pengumpulan
data, pengolahan data, desain, analisis, dan kesimpulan. Penjelasan mengenai tahap-tahap
tersebut akan dijelaskan pada sub-bab selanjutnya.
Studi pustaka didapatkan dari beberapa sumber, yaitu: textbook, bahan kuliah, data
laporan PT. Freeport Indonesia, dan berbagai sumber lainnya. Studi pustaka ditulis
sebagai dasar teori pengerjaan setiap langkah dalam proses perencanaan ini, sehingga
proses perencanaan ini dapat dikerjakan dengan baik dan memiliki landasan yang kuat.
IV-1
BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI
Untuk proses perencanaan, diperlukan data-data berupa: data geologi, klimatologi, data
topografi, dan data produksi PT. Freeport Indonesia. Data klimatologi dan data topografi
dipakai untuk perhitungan debit banjir, data geologi dipakai untuk mengetahui kondisi
tanah sebagai tempat didirikannya bangunan, data produksi PT. Freeport Indonesia
berguna untuk menghitung transportasi sedimen (menghitung TSS Total Suspended
Solid), semua data tersebut berguna sebagai dasar desain bangunan yang direncanakan.
Data klimatologi yang diperlukan berupa data curah hujan maksimum setiap tahunnya
dari beberapa stasiun hujan di wilayah ModADA, yaitu:
- Data curah hujan maksimum tahunan stasiun Mill (Mile 74) 1996-2006.
- Data curah hujan maksimum tahunan stasiun Tembagapura (Mile 68) 1996-2006.
1
2
IV-2
BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI
Data topografi berupa Peta tanpa skala yang menunjukan wilayah studi, dan data-data
topografi wilayah didirikannya bangunan yang cukup digunakan untuk design.
Data geologi yang dibutuhkan berupa data kondisi geoteknik untuk wilayah ModADA.
Berupa laporan PT. Freeport Indonesia, peta geoteknik wilayah ModADA sebanyak 2
lembar, data hasil CPT daerah ModADA sebanyak 8 lembar, dan adata hasil boring log
ModADA.
Terdapat pada laporan PT. Freeport Indonesia, dan pada laporan tersebut terdapat pula
perhitungan transportasi sedimen, berupa TSS (Total Suspended Solid).
Perhitungan debit banjir diperoleh dari pengolahan data curah hujan maksimum tahunan.
Perhitungan debit banjir ini dilakukan dengan berbagai metode antara lain metode
Rasional dan metoda hidrograf Nakayasu.
IV-3
BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI
4.6 Analisis
Analisis curah hujan diperlukan untuk mendapatkan debit banjir rencana yang diperlukan
untuk desain bendung. Data curah hujan yang dipakai adalah data curah hujan maksimum
tahunan dari stasiun curah hujan yang terdapat di daerah studi.
Data curah hujan didapat dari stasiun pengamatan curah hujan terdaekat dari daerah studi.
Stasiun tersebut adalah: Stasiun Mill (Mile 74), Stasiun Tembagapura (Mile 68), dan
Stasiun Mile 50. Berikut adalah curah hujan dari ketiga stasiun tersebut.
Tabel 4.1 Data Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan Stasiun Mill (Mile 74)
Rata-
Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Jumlah S.Dev
rata
Data
Hujan 82.5 58.5 117.5 70.0 131.0 89.4 76.4 625.3 89.3 26.0
(mm/hari)
Tabel 4.2 Data Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan Stasiun Tembagapura (Mile 68)
Tahun 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002
Data
Hujan 28.4 90.4 128.4 90.4 69.2 65.4 74
(mm)
Rata-
Tahun 2003 2004 2005 2006 Jumlah S.Dev
rata
Data
Hujan 93.4 72.4 76 63.2 851.3 77.4 24.6
(mm)
IV-4
BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI
Tabel 4.3 Data Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan Stasiun Mile 50
Rata-
Tahun 2003 2004 2005 2006 Jumlah S.Dev
rata
Data
Hujan 163.6 124.6 199.4 114.4 2091.9 190.2 49.7
(mm)
Kala ulang (return period) didefinisikan sebagai waktu hipotetik di mana hujan atau
debit dengan suatu besaran tertentu akan disamai atau dilampaui sekali dalam jangka
waktu tersebut. Analisis frekuensi ini didasarkan pada sifat statistik data yang tersedia
untuk memperoleh probabilitas besaran hujan (debit) di masa yang akan datang.
Untuk memperkirakan besarnya debit banjir dengan kala ulang tertentu, terlebih dahulu
data-data hujan didekatkan dengan suatu sebaran distribusi, agar dalam memperkiraan
besarnya debit banjir tidak sampai jauh melenceng dari kenyataan banjir yang terjadi.
Adapun rumus-rumus yang dipakai dalam penentuan distribusi tersebut antara lain :
(X - X ) 2
S1 =
n 1 = Standar Deviasi
S
Cv =
X = Koefisien Keragaman
n
n ( Xi - X)
3
i=1
Cs =
(n-1)(n-2)S 3 = Koefisien Kepencengan
n
n 2 ( Xi - X)
4
i=1
Ck =
(n-1)(n-2)(n-3)S 4 = Koefisien Kurtosis
IV-5
BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI
Tabel 4.5 Pemilihan metode distribusi curah hujan Stasiun Mill (Mile 74)
Tabel 4.6 Pemilihan metode distribusi curah hujan Stasiun Tembagapura (Mile 68)
IV-6
BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI
IV-7
BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI
190.1 2249.4
Rata-rata 7 7 -9291.82 9175504.76
Standar
Deviasi 49.74
Cs -0.10
Ck 2.77
Cv 0.26
Tabel 4.8 Probabilitas hujan maksimum Log-Pearson Type III untuk Stasiun Mill (Mile
74)
Log Log RT
T Peluang(%) Cs Sn X G X (mm)
2 50 1.62 0.12 1.94 0.003 1.94 86.33
10 10 1.62 0.12 1.94 1.280 2.09 122.85
25 4 1.62 0.12 1.94 1.745 2.15 139.69
50 2 1.62 0.12 1.94 2.044 2.18 151.73
100 1 1.62 0.12 1.94 2.399 2.22 167.36
IV-8
BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI
Tabel 4.9 Probabilitas hujan maksimum Log-Pearson Type III untuk Stasiun
Tembagapura (Mile 68)
Log Log RT
T Peluang(%) Cs Sn X G X (mm)
2 50 0.68 0.16 1.86 0.003 1.87 73.30
10 10 0.68 0.16 1.86 1.280 2.07 117.33
25 4 0.68 0.16 1.86 1.745 2.14 139.26
50 2 0.68 0.16 1.86 2.044 2.19 155.47
100 1 0.68 0.16 1.86 2.399 2.25 177.20
Tabel 4.10 Probabilitas hujan maksimum Log-Pearson Type III untuk Stasiun Mile 50
IV-9
BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI
Log Log RT
T Peluang(%) Cs Sn X G X (mm)
2 50 0.92 0.12 2.26 0.003 2.26 184.05
10 10 0.92 0.12 2.26 1.280 2.42 261.93
25 4 0.92 0.12 2.26 1.745 2.47 297.84
50 2 0.92 0.12 2.26 2.044 2.51 323.49
100 1 0.92 0.12 2.26 2.399 2.55 356.83
Perhitungan debit banjir diperlukan untuk simulasi perilaku hidrolik untuk mengetahui
tinggi muka air maksimum sungai atau saluran. Terdapat beberapa metoda yang dapat
dipakai untuk mengetahui debit banjir yaitu metode rasional dan metode hidrograf.
Penghitungan debit banjir rencana dilakukan dengan metoda rasional yaitu dengan
menggunakan rumus:
Qt = C I A
dimana:
Dengan menggunakan intensitas curah hujan yang diperoleh dari penghitungan dengan
Metode Gumbel sebelumnya berikut adalah hasil penghitungan debit banjir rencana untuk
masing-masing stasiun:
RT
T (mm) Q(m3)
IV-10
BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI
2 86.33 669.671
10 122.85 953.019
25 139.69 1083.68
50 151.73 1177.01
100 167.36 1298.32
RT
T (mm) Q(m3)
2 73.30 568.6131
10 117.33 910.2001
25 139.26 1080.281
50 155.47 1206.082
100 177.20 1374.602
RT
T (mm) Q(m3)
2 184.05 1427.788
10 261.93 2031.906
25 297.84 2310.488
50 323.49 2509.48
100 356.83 2768.112
Dalam kajian sebelumnya yang dilakukan oleh Golder Associated 2004*, diperoleh
hasil penghitungan sebagai berikut :
IV-11
BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI
2004, hal. 9
Dari analisis hidrologi di atas dapat diketahui bahwa hasil penghitungan yang paling
mendekati nilai debit banjir rencana dari hasil penghitungan Golder & Associates dengan
periode ulang 100 tahun adalah debit banjir rencana dari data curah hujan stasiun Mile 50,
yaitu 2768 m3/detik.
Dengan mengasumsikan bahwa hujan yang terjadi di dalam daerah tangkapan adalah
seragam, maka untuk penghitungan selanjutnya, nilai debit banjir rencana yang
digunakan adalah 2768 m3/detik.
IV-12
BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI
1 2 3 4 5 6
60% 20% 15% 5% 0% 0%
Tabel berikut menunjukan hasil perhitungan hidrograf dan grafiknya berdasarkan data
curah hujan stasiun Mile 50
Unit
Hidrograf Tr Tr Tr Tr Tr
Waktu Qt 2 5 10 25 100
3
(jam) (m /dt) Thn Thn Thn Thn Thn
0 0.00 9.90 9.90 9.90 9.90 9.90
1 0.12 23.38 29.08 31.71 33.58 36.03
2 0.64 85.51 117.51 132.26 142.80 156.50
3 1.70 225.18 316.27 358.28 388.28 427.28
4 3.40 466.93 660.32 749.49 813.18 895.97
5 5.81 829.31 1176.04 1335.92 1450.12 1598.55
6 9.00 1326.54 1883.68 2140.57 2324.06 2562.56
7 13.02 1970.67 2800.36 3182.92 3456.18 3811.37
8 16.93 2660.90 3782.66 4299.90 4669.35 5149.57
9 14.68 2696.50 3833.32 4357.50 4731.92 5218.58
10 12.73 2542.82 3614.61 4108.81 4461.81 4920.64
11 11.03 2257.65 3208.77 3647.33 3960.59 4367.76
12 9.56 1958.49 2783.03 3163.22 3434.79 3787.77
IV-13
BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI
Berikut ini adalah besarnya debit puncak dari perhitungan Hidrograf Nakayasu,
perhitungan lengkapnya dilampirkan pada lampiran.
Curah Debit
Tr Hujan Banjir
Thn mm m3/detik
2 46.01 681.55
IV-14
BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI
10 65.48 965.75
25 74.46 1096.80
50 80.87 1190.40
100 89.21 1312.07
Dengan demikian diketahui bahwa debit puncak stasiun Mile 50 untuk periode ulang 100
tahun dengan metoda hidrograf Nakayasu sebesar QTR100 = 1312.07 m3/s.
IV-15