Anda di halaman 1dari 15

BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI

BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI

4.1 Umum

Secara umum proses pelaksanaan perencanaan proses pengolahan tailing PT. Freeport
Indonesia dapat dilihat pada Gambar 4.1

Gambar 4.1 Bagan alir proses studi

Proses perencanaan ini terdiri atas beberapa langkah, yaitu: studi pustaka, pengumpulan
data, pengolahan data, desain, analisis, dan kesimpulan. Penjelasan mengenai tahap-tahap
tersebut akan dijelaskan pada sub-bab selanjutnya.

4.2 Studi Pustaka

Studi pustaka didapatkan dari beberapa sumber, yaitu: textbook, bahan kuliah, data
laporan PT. Freeport Indonesia, dan berbagai sumber lainnya. Studi pustaka ditulis
sebagai dasar teori pengerjaan setiap langkah dalam proses perencanaan ini, sehingga
proses perencanaan ini dapat dikerjakan dengan baik dan memiliki landasan yang kuat.

IV-1
BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI

4.3 Pengumpulan Data

Untuk proses perencanaan, diperlukan data-data berupa: data geologi, klimatologi, data
topografi, dan data produksi PT. Freeport Indonesia. Data klimatologi dan data topografi
dipakai untuk perhitungan debit banjir, data geologi dipakai untuk mengetahui kondisi
tanah sebagai tempat didirikannya bangunan, data produksi PT. Freeport Indonesia
berguna untuk menghitung transportasi sedimen (menghitung TSS Total Suspended
Solid), semua data tersebut berguna sebagai dasar desain bangunan yang direncanakan.

4.3.1 Data Klimatologi

Data klimatologi yang diperlukan berupa data curah hujan maksimum setiap tahunnya
dari beberapa stasiun hujan di wilayah ModADA, yaitu:

- Data curah hujan maksimum tahunan stasiun Mill (Mile 74) 1996-2006.

- Data curah hujan maksimum tahunan stasiun Tembagapura (Mile 68) 1996-2006.

- Data curah hujan maksimum tahunan stasiun Mile 50 1996-2006.

1
2

Gambar 4.2 Lokasi Stasiun Hujan

IV-2
BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI

4.3.2 Data Topografi

Data topografi berupa Peta tanpa skala yang menunjukan wilayah studi, dan data-data
topografi wilayah didirikannya bangunan yang cukup digunakan untuk design.

4.3.3 Data Geologi

Data geologi yang dibutuhkan berupa data kondisi geoteknik untuk wilayah ModADA.
Berupa laporan PT. Freeport Indonesia, peta geoteknik wilayah ModADA sebanyak 2
lembar, data hasil CPT daerah ModADA sebanyak 8 lembar, dan adata hasil boring log
ModADA.

4.3.4 Data Produksi PT. Freeport Indonesia

Terdapat pada laporan PT. Freeport Indonesia, dan pada laporan tersebut terdapat pula
perhitungan transportasi sedimen, berupa TSS (Total Suspended Solid).

4.4 Pengolahan Data

4.4.1 Perhitungan Debit Banjir

Perhitungan debit banjir diperoleh dari pengolahan data curah hujan maksimum tahunan.
Perhitungan debit banjir ini dilakukan dengan berbagai metode antara lain metode
Rasional dan metoda hidrograf Nakayasu.

4.5. Proses Desain

4.5.1 Perhitungan Hidraulika Masing-Masing Bangunan

Perhitungan hidraulika dilakukan untuk mengetahui dimensi dari bangunan-bangunan


yang direncanakan.

4.5.2 Desain Masing-Masing Bangunan

Setelah dilakukan pengolahan data dilakukan maka dilakukan desain masing-masing


bangunan. Desain dilakukan dengan berbagai pertimbangan seperti biaya, kondisi daerah
studi, ketersediaan material dan lain sebagainya.

IV-3
BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI

4.6 Analisis

Analisis kekuatan masing-masing bangunan penting dilakukan supaya bangunan yang


kita desain bisa menahan semua beban yang ada seperti gaya geser, gaya guling, gempa,
gaya tekanan air, dan gaya tekanan tanah, sehingga bangunan tersebut aman terhadap
guling, geser, dan daya dukung untuk bagian yang melimpaskan air (weir), dan stabil
terhadap kemiringan lereng untuk bagian yang tidak melimpaskan air(wing leeve).

4.7 Analisis Curah Hujan

Analisis curah hujan diperlukan untuk mendapatkan debit banjir rencana yang diperlukan
untuk desain bendung. Data curah hujan yang dipakai adalah data curah hujan maksimum
tahunan dari stasiun curah hujan yang terdapat di daerah studi.

4.7.1 Data Curah Hujan

Data curah hujan didapat dari stasiun pengamatan curah hujan terdaekat dari daerah studi.
Stasiun tersebut adalah: Stasiun Mill (Mile 74), Stasiun Tembagapura (Mile 68), dan
Stasiun Mile 50. Berikut adalah curah hujan dari ketiga stasiun tersebut.

Tabel 4.1 Data Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan Stasiun Mill (Mile 74)
Rata-
Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Jumlah S.Dev
rata
Data
Hujan 82.5 58.5 117.5 70.0 131.0 89.4 76.4 625.3 89.3 26.0
(mm/hari)

Tabel 4.2 Data Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan Stasiun Tembagapura (Mile 68)
Tahun 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002
Data
Hujan 28.4 90.4 128.4 90.4 69.2 65.4 74
(mm)

Rata-
Tahun 2003 2004 2005 2006 Jumlah S.Dev
rata
Data
Hujan 93.4 72.4 76 63.2 851.3 77.4 24.6
(mm)

IV-4
BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI

Tabel 4.3 Data Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan Stasiun Mile 50

Tahun 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002


Data
Hujan 262.4 169.9 230.1 253.0 148.8 213.9 211.8
(mm)

Rata-
Tahun 2003 2004 2005 2006 Jumlah S.Dev
rata
Data
Hujan 163.6 124.6 199.4 114.4 2091.9 190.2 49.7
(mm)

4.8 Analisa Debit Banjir

4.8.1 Analisa Frekuensi

Kala ulang (return period) didefinisikan sebagai waktu hipotetik di mana hujan atau
debit dengan suatu besaran tertentu akan disamai atau dilampaui sekali dalam jangka
waktu tersebut. Analisis frekuensi ini didasarkan pada sifat statistik data yang tersedia
untuk memperoleh probabilitas besaran hujan (debit) di masa yang akan datang.

4.8.2 Pemilihan Distribusi

Untuk memperkirakan besarnya debit banjir dengan kala ulang tertentu, terlebih dahulu
data-data hujan didekatkan dengan suatu sebaran distribusi, agar dalam memperkiraan
besarnya debit banjir tidak sampai jauh melenceng dari kenyataan banjir yang terjadi.
Adapun rumus-rumus yang dipakai dalam penentuan distribusi tersebut antara lain :

(X - X ) 2
S1 =
n 1 = Standar Deviasi
S
Cv =
X = Koefisien Keragaman
n
n ( Xi - X)
3

i=1
Cs =
(n-1)(n-2)S 3 = Koefisien Kepencengan
n
n 2 ( Xi - X)
4

i=1
Ck =
(n-1)(n-2)(n-3)S 4 = Koefisien Kurtosis

IV-5
BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI

Tabel syarat tiap-tiap sebaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Syarat Pemilihan Distribusi


No Sebaran Syarat Keterangan
1. Normal Cs 0 Jika analisis ekstrim tidak ada yang
2. Log Normal Cs / Cv 3 memenuhi syarat tersebut, maka
3. Gumbel Type I Cs 1,1396 digunakan sebaran Log Pearson
Ck 5,4002 Type III
Sumber : Harto, 1993 : 245

Tabel 4.5 Pemilihan metode distribusi curah hujan Stasiun Mill (Mile 74)

No Tahun Ri P (Ri-R) (Ri-R)2 (Ri-R)3 (Ri-R)4


1 2000 58.5 8.33 -30.83 950.40 -29299.50 903261.71
2 2001 82.5 16.67 -6.83 46.63 -318.41 2174.30
3 2002 117.5 25.00 28.17 793.63 22357.67 629847.61
4 2003 70 33.33 -19.33 373.59 -7221.03 139572.23
5 2004 131 41.67 41.67 1736.51 72362.77 3015459.89
6 2005 89.4 50.00 0.07 0.01 0.00 0.00
7 2006 76.4 58.33 -12.93 167.15 -2160.98 27938.44
Rata-rata 89.33 581.13 7960.07 674036.31
Standar Deviasi 26.04
Cs 0.74
Ck 4.19
Cv 0.29

Dari tabel diatas dapat diketahui:

Cs = 0.74, tidak mendekati sarat distribusi sebaran Normal


Cs/Cv = 2.53, tidak mendekati sarat distribusi sebaran Log Normal
Cs = 0.74, Ck = 4.19, tidak mendekati sarat distribusi sebaran Gumbel Type I

Jadi digunakan distribusi sebaran Log Pearson Type III

Tabel 4.6 Pemilihan metode distribusi curah hujan Stasiun Tembagapura (Mile 68)

No Tahun Ri P (Ri-R) (Ri-R)2 (Ri-R)3 (Ri-R)4


1 1996 28.4 8.33 -48.98 2399.22 -117518.08 5756249.47
2 1997 90.4 16.67 13.02 169.47 2206.23 28721.12
3 1998 128.4 25.00 51.02 2602.85 132792.92 6774853.51
4 1999 90.4 33.33 13.02 169.47 2206.23 28721.12

IV-6
BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI

5 2000 69.2 41.67 -8.18 66.94 -547.71 4481.25


6 2001 65.4 50.00 -11.98 143.56 -1720.16 20610.61
7 2002 74 58.33 -3.38 11.44 -38.68 130.80
8 2003 93.4 66.67 16.02 256.58 4109.98 65834.40
9 2004 72.4 75.00 -4.98 24.82 -123.64 615.96
10 2005 76 83.33 -1.38 1.91 -2.64 3.65
11 2006 63.2 91.67 -14.18 201.12 -2852.30 40450.85
Rata-rata 77.38 549.76 1682.92 1156424.79
Standar Deviasi 24.59
Cs 0.15
Ck 5.85
Cv 0.32

Dari tabel diatas dapat diketahui:

Cs = 0.15, tidak mendekati sarat distribusi sebaran Normal


Cs/Cv = 0.48, tidak mendekati sarat distribusi sebaran Log Normal
Cs = 0.15, Ck = 5.85, tidak mendekati sarat distribusi sebaran Gumbel Type I

Jadi digunakan distribusi sebaran Log Pearson Type III

Tabel 4.7 Pemilihan metode distribusi curah hujan Stasiun Mile 50

No Tahun Ri P (Ri-R) (Ri-R)2 (Ri-R)3 (Ri-R)4


5216.7 27214782.3
1 1996 262.4 8.33 72.23 8 376793.71 6
16.6 -
2 1997 169.9 7 20.27 410.98 -8331.76 168907.41
25.0 1594.1
3 1998 230.1 0 39.93 9 63651.54 2541432.53
33.3 3947.2 15580910.4
4 1999 253 3 62.83 7 247995.97 4
41.6 - 1711.7
5 2000 148.8 7 41.37 0 -70817.80 2929925.66
50.0
6 2001 213.9 0 23.73 562.98 13358.06 316950.39
58.3
7 2002 211.8 3 21.63 467.74 10115.92 218779.70
66.6 -
8 2003 163.6 7 26.57 706.11 -18763.26 498591.10
75.0 - 4299.7 - 18488130.0
9 2004 124.6 0 65.57 8 281948.47 8
83.3
10 2005 199.4 3 9.23 85.14 785.63 7249.26
91.6 - 5741.5 - 32964893.4
11 2006 114.4 7 75.77 1 435049.58 3

IV-7
BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI

190.1 2249.4
Rata-rata 7 7 -9291.82 9175504.76
Standar
Deviasi 49.74
Cs -0.10
Ck 2.77
Cv 0.26

Dari tabel diatas dapat diketahui:

Cs = -0.10, tidak mendekati sarat distribusi sebaran Normal


Cs/Cv = -0.388, tidak mendekati sarat distribusi sebaran Log Normal
Cs = -0.10, Ck = 2.77, tidak mendekati sarat distribusi sebaran Gumbel Type I

Jadi digunakan distribusi sebaran Log Pearson Type III

Tabel 4.8 Probabilitas hujan maksimum Log-Pearson Type III untuk Stasiun Mill (Mile
74)

Log (Log Xi - (Log Xi -


No Tahun Xi P Xi Log X)2 Log X)3
1 2000 58.5 8.33 1.77 0.02843 -0.0047945
2 2001 82.5 16.67 1.92 0.00037 -0.0000072
3 2002 117.5 25.00 2.07 0.01803 0.0024201
4 2003 70 33.33 1.85 0.00822 -0.0007457
5 2004 131 41.67 2.12 0.03294 0.0059783
6 2005 89.4 50.00 1.95 0.00024 0.0000038
7 2006 76.4 58.33 1.88 0.00278 -0.0001462
Total 0.09101 0.0027086
Rata-rata 1.94
Sn = 0.12
Cs = 1.62

Log Log RT
T Peluang(%) Cs Sn X G X (mm)
2 50 1.62 0.12 1.94 0.003 1.94 86.33
10 10 1.62 0.12 1.94 1.280 2.09 122.85
25 4 1.62 0.12 1.94 1.745 2.15 139.69
50 2 1.62 0.12 1.94 2.044 2.18 151.73
100 1 1.62 0.12 1.94 2.399 2.22 167.36

IV-8
BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI

Tabel 4.9 Probabilitas hujan maksimum Log-Pearson Type III untuk Stasiun
Tembagapura (Mile 68)

Log (Log Xi - (Log Xi -


No Tahun Xi P Xi Log X)2 Log X)3
1 1996 28.4 8.33 1.45 0.16916 -0.0695764
2 1997 90.4 16.67 1.96 0.00838 0.0007674
3 1998 128.4 25.00 2.11 0.05951 0.0145181
4 1999 90.4 33.33 1.96 0.00838 0.0007674
5 2000 69.2 41.67 1.84 0.00060 -0.0000147
6 2001 65.4 50.00 1.82 0.00240 -0.0001179
7 2002 74 58.33 1.87 0.00002 0.0000001
8 2003 93.4 66.67 1.97 0.01118 0.0011820
9 2004 72.4 75.00 1.86 0.00002 -0.0000001
10 2005 76 83.33 1.88 0.00026 0.0000043
11 2006 63.2 91.67 1.80 0.00408 -0.0002609
Total 0.26402 -0.0527307
Rata-rata 1.86
Sn = 0.16
Cs = 0.68

Log Log RT
T Peluang(%) Cs Sn X G X (mm)
2 50 0.68 0.16 1.86 0.003 1.87 73.30
10 10 0.68 0.16 1.86 1.280 2.07 117.33
25 4 0.68 0.16 1.86 1.745 2.14 139.26
50 2 0.68 0.16 1.86 2.044 2.19 155.47
100 1 0.68 0.16 1.86 2.399 2.25 177.20

Tabel 4.10 Probabilitas hujan maksimum Log-Pearson Type III untuk Stasiun Mile 50

Log (Log Xi - (Log Xi -


No Tahun Xi P Xi Log X)2 Log X)3
1 1996 262.4 8.33 2.42 0.024 0.00368
2 1997 169.9 16.67 2.23 0.001 -0.00004
3 1998 230.1 25.00 2.36 0.009 0.00092
4 1999 253 33.33 2.40 0.019 0.00266
5 2000 148.8 41.67 2.17 0.008 -0.00078
6 2001 213.9 50.00 2.33 0.004 0.00028
7 2002 211.8 58.33 2.33 0.004 0.00023
8 2003 163.6 66.67 2.21 0.003 -0.00013
9 2004 124.6 75.00 2.10 0.029 -0.00483
10 2005 199.4 83.33 2.30 0.001 0.00004

IV-9
BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI

11 2006 114.4 91.67 2.06 0.042 -0.00876


Total 0.145 -0.00673
Rata-rata 2.26
Sn = 0.12
Cs = 0.92

Log Log RT
T Peluang(%) Cs Sn X G X (mm)
2 50 0.92 0.12 2.26 0.003 2.26 184.05
10 10 0.92 0.12 2.26 1.280 2.42 261.93
25 4 0.92 0.12 2.26 1.745 2.47 297.84
50 2 0.92 0.12 2.26 2.044 2.51 323.49
100 1 0.92 0.12 2.26 2.399 2.55 356.83

4.8.3 Perhitungan Debit Banjir

Perhitungan debit banjir diperlukan untuk simulasi perilaku hidrolik untuk mengetahui
tinggi muka air maksimum sungai atau saluran. Terdapat beberapa metoda yang dapat
dipakai untuk mengetahui debit banjir yaitu metode rasional dan metode hidrograf.

4.8.3.1 Metode Rasional

Penghitungan debit banjir rencana dilakukan dengan metoda rasional yaitu dengan
menggunakan rumus:

Qt = C I A

dimana:

Qt = Debit banjir rencana untuk periode ulang T tahun


C = Koefisien run off. Pada kasus ini C yang digunakan adalah 0,875
I = Intensitas hujan
A = Luas daerah tangkapan hujan. Pada lokasi studi luas daerah tangkapan hujan
adalah luas daerah ModADA yaitu sekitar 766.000.000 m2

Dengan menggunakan intensitas curah hujan yang diperoleh dari penghitungan dengan
Metode Gumbel sebelumnya berikut adalah hasil penghitungan debit banjir rencana untuk
masing-masing stasiun:

Tabel 4.11 Debit banjir rencana stasiun Mill

RT
T (mm) Q(m3)

IV-10
BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI

2 86.33 669.671
10 122.85 953.019
25 139.69 1083.68
50 151.73 1177.01
100 167.36 1298.32

Tabel 4.12 Debit banjir rencana stasiun Tembagapura

RT
T (mm) Q(m3)
2 73.30 568.6131
10 117.33 910.2001
25 139.26 1080.281
50 155.47 1206.082
100 177.20 1374.602

Tabel 4.13 Debit banjir rencana stasiun Mile 50

RT
T (mm) Q(m3)
2 184.05 1427.788
10 261.93 2031.906
25 297.84 2310.488
50 323.49 2509.48
100 356.83 2768.112

Dalam kajian sebelumnya yang dilakukan oleh Golder Associated 2004*, diperoleh
hasil penghitungan sebagai berikut :

Tabel 4.14 Parameter Hidraulik untuk Sungai Ajkwa dan Otomona


Ajkwa Otomona
River River Combined Rivers
Parameter
m3/detik m3/detik m3/detik

Long-term average flow 41 142 183

IV-11
BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI

100-year flood 1745 2015 3100

PMF 2700 4200 4800


*) Sumber CONCEPTUAL DESIGN OF THE ModDA LEVEE SYSTEM WITH THE AJKWA RIVER RE-ROUTED, Golder Associated, Juli

2004, hal. 9

Dari analisis hidrologi di atas dapat diketahui bahwa hasil penghitungan yang paling
mendekati nilai debit banjir rencana dari hasil penghitungan Golder & Associates dengan
periode ulang 100 tahun adalah debit banjir rencana dari data curah hujan stasiun Mile 50,
yaitu 2768 m3/detik.

Dengan mengasumsikan bahwa hujan yang terjadi di dalam daerah tangkapan adalah
seragam, maka untuk penghitungan selanjutnya, nilai debit banjir rencana yang
digunakan adalah 2768 m3/detik.

4.8.3.2 Metode Hidrograf Nakayashu

Tabel 4.15 Parameter Unit Hidrograf


No Parameter Unit Hidrograf
1 Panjang sungai/saluran (L)
L = 90 km
2 Luas DAS
ADAS = 766 km2
3 Koef. Pengaliran DAS
CwDAS = 0.875
4 Time tag (Tg)
Tg = 5.620 jam
Syarat :
L >15 km; Tg = 0,4 +0,058L
L < 15 km; Tg = 0,21L0,7
5 Satuan waktu hujan (tr)
Tr = 2.810 Jam
Syarat :
tr = 0,5 tg s.d 1,0 tg
6 Peak time (Tp)
Tp = tg + 0,8.tr = 7.87 Jam
7 Parameter hidrograf
Parameter alfa () = 1.5
T0,3 = 8.43
0,5T0,3 = 4.22 Jam

IV-12
BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI

1,5T0,3 = 12.65 Jam


2,0T0,3 = 16.86 Jam
8 Curah hujan spesifik (R0)
R0 = 1 mm
9 Debit puncak
Qp = 17.25 m3/dt
10 Base flow
Qb = 9.9 m3/dt

Tabel 4. 16 persentase distribusi curah hujan maksimum

1 2 3 4 5 6
60% 20% 15% 5% 0% 0%

Tabel berikut menunjukan hasil perhitungan hidrograf dan grafiknya berdasarkan data
curah hujan stasiun Mile 50

Tabel 4.17 Perhitungan hidrograf

Unit
Hidrograf Tr Tr Tr Tr Tr
Waktu Qt 2 5 10 25 100
3
(jam) (m /dt) Thn Thn Thn Thn Thn
0 0.00 9.90 9.90 9.90 9.90 9.90
1 0.12 23.38 29.08 31.71 33.58 36.03
2 0.64 85.51 117.51 132.26 142.80 156.50
3 1.70 225.18 316.27 358.28 388.28 427.28
4 3.40 466.93 660.32 749.49 813.18 895.97
5 5.81 829.31 1176.04 1335.92 1450.12 1598.55
6 9.00 1326.54 1883.68 2140.57 2324.06 2562.56
7 13.02 1970.67 2800.36 3182.92 3456.18 3811.37
8 16.93 2660.90 3782.66 4299.90 4669.35 5149.57
9 14.68 2696.50 3833.32 4357.50 4731.92 5218.58
10 12.73 2542.82 3614.61 4108.81 4461.81 4920.64
11 11.03 2257.65 3208.77 3647.33 3960.59 4367.76
12 9.56 1958.49 2783.03 3163.22 3434.79 3787.77

IV-13
BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI

13 8.29 1699.16 2413.96 2743.55 2978.97 3284.97


14 7.19 1474.33 2094.00 2379.73 2583.82 2849.09
15 6.23 1279.43 1816.63 2064.33 2241.26 2471.23
16 5.40 1110.47 1576.17 1790.90 1944.28 2143.65
17 4.84 981.52 1392.65 1582.23 1717.64 1893.64
18 4.40 880.64 1249.10 1418.99 1540.34 1698.07
19 4.00 797.22 1130.37 1283.98 1393.70 1536.32
20 3.64 725.07 1027.69 1167.23 1266.90 1396.45
21 3.31 660.12 935.26 1062.12 1152.74 1270.52
22 3.01 601.06 851.21 966.56 1048.94 1156.03
23 2.73 547.37 774.80 879.67 954.58 1051.94
24 2.49 498.56 705.33 800.68 868.78 957.30

Berikut ini adalah besarnya debit puncak dari perhitungan Hidrograf Nakayasu,
perhitungan lengkapnya dilampirkan pada lampiran.

Gambar 4.1 Hidrograf banjir rencana Nakayasu

Tabel 4.18 Debit puncak dari perhitungan hidrograf Nakayasu.

Curah Debit
Tr Hujan Banjir
Thn mm m3/detik
2 46.01 681.55

IV-14
BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI

10 65.48 965.75
25 74.46 1096.80
50 80.87 1190.40
100 89.21 1312.07

Dengan demikian diketahui bahwa debit puncak stasiun Mile 50 untuk periode ulang 100
tahun dengan metoda hidrograf Nakayasu sebesar QTR100 = 1312.07 m3/s.

Untuk mencari QPMF digunakan pendekatan:


QPMF = 1,5 sd 2 x Qp
SehinGGa dari hasil Hidrograf Nakayashu (Qp = 1312.07 m3/detik) diperoleh:
QPMF = 2 x 1312.07 m3/detik = 2624.14 m3/detik (< QTR100 = 2768 m3/detik).

Maka digunakan Q = 2768 m3/detik, sebagai Qdesign.

IV-15

Anda mungkin juga menyukai