Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL

PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN

Oleh:
Kelompok 1
1. Andrerianto 2012.C.04a.0283
2. Ayu Wahyuni 2012.C.04a.0285
3. Bellavionita Surya Putri 2012.C.04a.0286
4. Depri Entoni 2012.C.04a.0289
5. Didic Yogsano 2012.C.04a.0291
6. Emily Tanusaputra 2012.C.04a.0357
7. Fitriani 2012.C.04a.0296
8. Frenky 2012.C.04a.0297
9. Frista Evita 2012.C.04a.0298
10. Heriyanto 2012.C.04a.0302
11. Nofita Agustina 2014.C.05b.0070

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI
2017
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pengetahuan masyarakat yang meningkat menyebabkan semakin
meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan
termasuk didalamnya pelayanan keperawatan. Melihat fenomena tersebut
mendorong perawat untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan belajar banyak tentang konsep
pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya.
Langkah-langkah tersebut dapat berupa penataan sistem model asuhan
keperawatan professional (MAKP) mulai dari ketenagaan/pasien, penetapan
MAKP dan perbaikan dokumentasi keperawatan. Pemenuhan tingkat kepuasan
pasien ini dapat dimulai dengan upaya menggali kebutuhan pasien demi
tercapainya keberhasilan asuhan keperawatan. Metode yang dipilih untuk
menggali secara mendalam tentang kebutuhan pasien adalah dengan
melaksanakan ronde keperawatan. Dengan melaksanakan ronde keperawatan
diharapkan dapat memecahkan masalah keperawatan pasien melalui cara berpikir
kritis berdasarkan konsep asuhan keperawatan.
Ronde keperawatan merupakan suatu sarana bagi perawat untuk membahas
masalah keperawatan dengan melibatkan pasien dan seluruh tim keperawatan,
konsultan keperawatan, serta tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi, rehabilitasi
medik). Selain menyelesaikan masalah keperawatan pasien, ronde keperawatan
juga merupakan suatu proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat
eningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Kepekaan dan cara
berpikir kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer
pengetahuan dan pengaplikasian konsep teori secara langsung pada kasus nyata.
Dengan pelaksanaan ronde keperawatan yang berkesinambungan diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan perawat ruangan untuk berpikir secara kritis
dalam peningkatan perawatan secara professional. Dalam pelaksanaan ronde juga
akan terlihat kemampuan perawat dalam melaksanakan kerja sama dengan tim
kesehatan yang lain guna mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada pasien
(Nursalam,2007). Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat
untuk membahas lebih dalam masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan
suatu proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Kepekaaan dan cara berfikir kritis
perawat akan tumbuh dan terlatih melalui transfer pengetahuan dan
pengaplikasian konsep teori ke dalam praktik keperawatan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka kami mahasiswa profesi ners
Stikes Eka Harap Palangka Raya akan mengadakan kegiatan ronde keperawatan
di Ruang Bougenville selama Praktik Profesi Manajemen Keperawatan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan
berpikir kritis dan diskusi.
1.2.2 Tujuan khusus
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, mahasiswa mampu:
1.2.2.1 Menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis
1.2.2.2 Meningkatkan kemampuan validasi data pasien
1.2.2.3 Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
1.2.2.4 Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan
1.2.2.5 Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi
pada masalah pasien.
1.2.2.6 Meningkatkan kemampuan justifikasi.
1.2.2.7 Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Pasien
1.3.1.1 Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga mempercepat masa
penyembuhan.
1.3.1.2 Mendapat perawatan secara profesional dan efektif kepada pasien
1.3.1.3 Memenuhi kebutuhan pasien
1.3.2 Bagi Perawat
1.3.2.1 Meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor perawat.
1.3.2.2 Meningkatkan kerjasama antar tim kesehatan.
1.3.2.3 Menciptakan komunitas keperawatan profesional.
1.3.3 Bagi rumah sakit
1.3.3.1 Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.
1.3.3.2 Menurunkan lama hari perawatan pasien
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ronde Keperawatan


2.1.1 Pengertian Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan pasien, dilakukan dengan melibatkan pasien untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus
dilakukan oleh perawat primer dengan konselor, kepala ruangan, perawat
assosiate serta melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2011).
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat di samping
melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada
kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan konselor, kepala ruangan,
dan perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan
(Nursalam, 2015).
Karateristik antara lain sebagai berikut;
1. Pasien dilibatkan secara langsung
2. Pasien fokus kegiatan
3. PA, PP, dan komselor melakukan
diskusi bersama
4. Konselor memfasilitasi kreativitas
5. Konselor membantu
mengembangkan kemampuan PA, PP dalam meningkatkan kemampuan
mengatasi masaah.
2.1.2 Tujuan
2.1.2.1 Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berfikir kritis dan
diskusi.
2.1.2.2 Tujuan Khusus
1) Menumbuhkan cara berpikir kritis dan ilmiah.
2) Meningkatkan validitas data pasien.
3) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan.
4) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang sesuai
dengan masalah pasien.
5) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
2.1.3 Manfaat
1) Masalah pasien dapat teratasi
2) Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
3) Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional
4) Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan.
5) Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat
dan benar.
2.1.3 Kriteria Pasien
Pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah pasien
yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1) Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
Tahap Pra dilakukan tindakan keperawatan
Katim
2) Pasien dengan kasus baru atau langka
2.1.4 Peran Masing-Masing Anggota Tim
1) Perawat Primer (PP) dan Perawat Associate (PA)
Penetapan Pasien
a. Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien
b. Menjelaskan diagnosis keperawatan
c. Menjelaskan intervensi yang dilakukan
Persiapan Pasien:
d. Menjelaskan hasil yang didapat
Informed consent
e. Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil
Hasil pengkajian / validasi data
f. Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji
2) Perawat Konselor
Apa diagnosa keperawatan ?
a. Memberikan justifikasi
Tahap Pelaksanaan di Nurse Station Penyajian Masalah Apa data yang mendukung ?
b. Memberikan reinforcement
Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan?
c. Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta
Apa hambatan yang ditemukan?
rasional tindakan
d. Mengarahkan dan koreksi

Validasi Data
2.1.5 Alur Pelaksanaan Ronde Keperawatan

Tahap Pelaksanaan di Kamar Pasien Diskusi KATIM KATIM,


Konselor, KARU

Lanjutan Diskusi di Nurse Station

Pasca Ronde Kesimpulan dan Rekomendasi Solusi Masala


Keterangan

1. Pra Ronde
a. Menent
ukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah yang langka)
b. Menent
ukan tim ronde
c. Mencar
i sumber dan literatur
d. Memb
uat proposal
e. Mempe
rsiapkan pasien, informed consent dan pengkajian
f. Diskusi
: apa diagnosa keperawatan? Apa data yang mendukung? Bagaimana
intervensi yang sudah dilakukan? Apa hambatan yang ditemukan selama
perawatan.
TAHAP
2. PRA RONDE PP Pelaksanaan
Ronde
a. Penjela
Membuat janjii dengan dokter, ahlii gizi, rehab medik, f
PROPOSAL PENETAPAN PASIEN
san tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada masalah
Primer
keperawatan dan rencana tindakan yanglain
akan dilaksanakan dan atau telah
PERSIAPAN PASIEN :
dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b. INFORMED CONCENT Diskusi
HASIL
antaranggota tim tentang PENGKAJIAN/
kasus tersebut. INTERVENSI
c. Pember
ian justifikasi oleh perawat priemr atau konselor atau kepala ruangan
APA YANG MENJADI MASALAH
tentang
TAHAP masalah
RONDE pasien serta rencana tindakan yang dilakukan.
3. CROSS CEK DATA YANG Pascaronde
PENYAJIAN MASALAH
a. APA YANG MENYEBABKAN MASALAHEvalua TERSEBUT

si, revisi, dan perbaikan. BAGAIMANA PENDEKATAN (PROSES, SAK, SOP)


b. Kesim
pulan dan rekomendasi penegakkan diagnosis; intervensi keperawatan
selanjutnya.
2.1.6 Evaluasi
TAHAP RONDE VALIDASI DATA
1) Evaluasi Struktur :
a. Ronde keperawatan dilaksanakan di Ruang Bougenville
(penyakit dalam wanita) BLUD RS dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya, persyaratan administratif sudah lengkap (Informed consent,
alat, dan lainnya)
DISKUSI KARU, PP-PP, PERAWAT KONSELOR dan tim kesehatan
b.
TAHAPPeserta
RONDE ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde
keperawatan
c. Persiapan dilakukan sebelumnya.
TAHAP PASCA RONDE EVALUASI
2) Evaluasi Proses :
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal
hingga akhir. Kesimpulan dan Rekomendasi masalah

b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran

DI NURSE STATION

DI BED PASIEN
yang telah ditentukan
3) Evaluasi Hasil :
a. Pasien puas dengan hasil kegiatan.
b. Masalah pasien dapat teratasi.
c. Perawat dapat :
(1) Menumbuhkan cara berfikir yang kritis.
(2) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien.
(3) Meningkatkan cara berfikir yang sistematis
(4) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
(5) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.
(6) Meningkatkan kemampuan justifikasi
(7) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
(8) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan

Anda mungkin juga menyukai