Disusun Oleh :
1. PERMATA K. (1408010151)
2. ANISA YUNDANITA (1408010141)
3. ARUMSARI (1408010021)
4. AIRIAN J. (1508010017)
5. ALFATHIR DIMAS (1508010039)
6. FITRA YUDA (1508010049)
7. CICA APRIYANI (1508010059)
8. HANA FARIDAH (1508010101)
9. NINDYA DWI (1508010107)
10.ZAHRA MUFTIA (1508010113)
11.REZA ADITYA A. (1508010135)
12.RADHITA MAY P. (1508010145)
13.NATHANIA VIONA Y. (1508010155)
Hati adalah bagian dari sistem pencernaan, tapi itu tidak lebih dari sekedar proses
asupan makanan. Hati bertanggung jawab untuk memproduksi zat yang akan memecah lemak
dan lipid, membuat makanan lebih mudah dicerna. Hati juga menghasilkan beberapa asam
amino, yang penting untuk produksi protein, tanpa hati tubuh tidak bisa berfungsi. Hati
memproduksi banyak kolesterol dalam tubuh, apakah sehat atau tidak sehat. Selain dari
kemampuan produksi, hati juga bertindak sebagai filter. Ketika zat berbahaya diambil ke
dalam tubuh, hati adalah organ yang bertanggung jawab
untuk penyaringan. Misalnya, hati menyaring alkohol dari
darah. Secara sederhana, fungsi utama hati adalah untuk
menjaga keseimbangan dalam tubuh. Hati menetralkan racun
yang berbahaya, menciptakan zat yang diperlukan dan
membuang produk limbah. Selain memproduksi empedu,
terdapat beberapa fungsi hati lainnya.
a. Metabolisme Glukosa
1) Enzim dan komponen struktural sel (DNA/RNA inti, basa purin dan pirimidin,
ribosom, kolagen, protein kontraktil otot).
2) Selain itu, sintesis protein digunakan dalam pembentukan protein serum (albumin,
globulin, globulin kecuali globulin).
3) Faktor pembekuan darah I, II, V, VII, VIII, IX, dan X; vitamin K digunakan
sebagai kofaktor pada sintesi ini kecuali factor V).
Penguraian protein terjadi ketika asam amino plasma turun dibawah ambang
batas. Ketika tidak ada lagi asam amino yang disimpan sebagai protein, maka hati
melakukan deaminasi asam amino dan menggunakannya sebagai sumber energi atau
mengubahnya menjadi glukosa, glikogen atau asam lemak. Selama deaminasi asam
amino, terjadi pelepasan amonia yang hampir seluruhnya diubah di hati menjadi urea
yang kemudian diekskresikan lewat ginjal. Selain hati, ginjal dan mukosa usus ikut
berperan sebagai tempat penyimpanan protein.
c. Biotransformasi Amonia
e. Metabolisme Kolesterol
Eritrosit pada akhir masa hidupnya (yang sudah terlalu rapuh dalam sirkulasi)
membran selnya pecah dan hemoglobin yang lepas difagositosis oleh RES.
Hemoglobin dipecah menjadi heme dan globin dan cincin heme dibuka untuk
memberikan (1) besi bebas yang ditranspor ke dalam darah oleh transferin, dan (2)
rantai lurus dari empat inti pirol, yaitu substrat yang akan dibentuk menjadi pigmen
empedu. Pertama pembentukan biliverdin berantai lurus. Biliverdin di konversikan ke
bilirubin dengan reduksi. Bilirubin (bebas) yang bersirkulasi dalam plasma terikat
albumin (karena bilirubin ini larut lemak). Memasuki hati, albumin melepaskan ikatan
dengan bilirubin, dan memasuki hepatosit. Sekitar 80% Bilirubin dikonjugasi oleh
asam glukuronat melalui mekanisme yang melibatkan biilirubin-UDP
glukuronosiltransferase menjadi bilirubin terkonjugasi (larut air), 10% dikonjugasi
dengan sulfat membentuk bilirubin sulfat, dan 10% lainnya berikatan dengan zat lain.
a. Hepatitis
Hepatitis" dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati (penyebab mulai
dari virus, obat-obatan, termasuk obat tradisional).Hepatitis dapat dibedakan menjadi :
Hepatitis akut : Berlangsung sampai dengan 6 bulan.
Hepatitis kronis : Gangguan sudah berlangsung lebih dari 6 bulan.
Ada penyakit hati akut yang fatalhati fulminan: perkembangan mulai
dari timbulnya penyakit hati hingga kegagalan hati yang berakibat kematian
(fatal) kurang dari 4 minggu.
ETIOLOGI
Infeksi virus hepatitis, dapat ditularkan melalui :
Selaput mukosa, hubungan seksual atau darah (parenteral).
Zat-zat toksik, seperti alkohol atau obat-obat tertentu.
Genetik atau keturunan, seperti hemochromatosis.
Gangguan imunologis, seperti hepatitis autoimun, (perlawanan imunologis
terhadap sel-sel hati yang berakibat timbulnya peradangan kronis.)
Kanker, seperti Hepatocellular Carcinoma, dapat disebabkan oleh senyawa
karsinogenik antara lain aflatoksin, polivinil klorida (bahan pembuat plastik),
virus, dan lain-lain.
Hepatitis B dan C maupun sirosis hati juga dapat berkembang menjadi kanker
hati.
MACAM-MACAM & PERBEDAAN HEPATITIS
Hepatitis A
Gejala mirip flu, rasa lelah,demam, diare, mual, nyeri perut, mata
kuning dan hilangnya nafsu makan. Berbeda dengan hepatitis B dan C, infeksi
hepatitis A tidak akan berlanjut menjadi kronik.
Hepatitis B
Hepatitis D
Virus yang unik, yakni virus RNA yang tidak lengkap, memerlukan
keberadaan virus hepatitis B untuk ekspresi dan patogenisitasnya, tetapi tidak
untuk replikasinya. Penularan melalui hubungan seksual, jarum suntik dan
transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai
gejala yang ringan (ko-infeksi) atau sangat progresif.
Hepatitis E
b. Sirosis hati
Sirosis hati merupakan penyakit dari efek lanjutan dari hepatitis B dan
hepatitis C yang sangat kronis. Setelah terjadi peradangan dan bengkak, hati mencoba
memperbaiki dengan membentuk bekas luka atau parut kecil. Parut ini disebut
"fibrosis" yang membuat hati lebih sulit melakukan fungsinya. Semakin banyak
parut terbentuk dan mulai menyatu, dalam tahap selanjutnya disebut "sirosis dan hati
menjadi rusak permanen.
c. Abses Hati
Abses hati dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau amuba. Kondisi ini
disebabkan karena bakteri berkembang biak dengan cepat, menimbulkan gejala
demam dan menggigil. Abses yang diakibatkan karena amubiasis prosesnya
berkembang lebih lambat. Abses hati, khususnya yang disebabkan karena bakteri,
sering kali berakibat fatal.
d. Hemochromatosis
Penyakit pada hati selanjutnya adalah hemochromatosis. Penyakit ini
merupakan penyakit yang bersifat keturunan atau genetik. Seseorang yang mengidap
penyakit ini akan mengalami kelainan metabolisme dimana adanya pengendapan besi
yang berlebihan dalam hati.
e. Kanker hati
Kanker hati merupakan penyakit lanjutan dari efek hepatitis B, hepatitis C
juga hemochromatosis. Jenis kanker hati yang paling banyak terjadi adalah HCC
(hepaticular carcinoma). Sama halnya dengan sirosis, kanker hati juga tidak dapat
diobati. Salah satu cara pengobatan paling efektif untuk mengatasi hal ini adalah
dengan cara melakukan kemoterapi.
f. Kolestasis dan jaundice
Penyakit ini akan terjadi jika hati gagal untuk memproduksi atau
mengeluarkan cairan empedu dalam tubuh. Jika hal ini terjadi maka akan terjadi pula
kegagalan dalam penyerapan lemak, vitamin (A.D,E,K) pada usus. Tak hanya itu saja,
penyakit ini juga menyebabkan penumpukan bilirubin, asam empedu serta kolesterol
di hati. Penyakit ini pun memiliki gejala atau tanda seperti kulit penderita menjadi
kuning, warna feses terang dan urine berwarna gelap.
6. Pemeriksaan
Banyak penderita sakit liver yang tidak menyadari bahwa livernya sedang sakit. Untuk yakin,
mereka menunggu pengesahan dari lab dan dokter yang menyatakan bahwa liver nya sakit.
Sebenarnya sakit liver bisa dideteksi lebih awal. Liver yang tugasnya menyiapkan makanan
siap pakai untuk sel-sel tubuh, dan mendaur ulang sisa proses dari sel-sel tubuh ini apabila
tidak bekerja maksimal, bisa segera diketahui dengan gejala yang muncul.
1. Badan lelah sebelum waktunya.
Normalnya orang bekerja akan mulai lelah setelah pk 15.00-16.00. Apabila jam 11 siang atau
jam 2 siang sudah lelah, apalagi lelah berlebihan, bisa diartikan liver anda sudah tidak
mampu bekerja maksimal. Ibarat sebuah pabrik dengan seribu karyawan, yang bekerja baik
mungkin hanya 700 karyawan. Prosesnya sebagai berikut;
Saat anda bekerja mulai pagi, dalam waktu yang hampir bersamaan, diproduksi pula sisa
pembakaran dari proses yang ada. Produk sisa ini, melalui darah dibawa ke liver untuk di
daur ulang. Zat yang masih bisa dimanfaatkan diproses dan disempurnakan kembali. Zat yang
sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi di kirim ke ginjal untuk dibuang melalui urin.
Liver sehat akan mampu melakukan proses ini hingga sore hari. Liver yang sel-sel nya tidak
bekerja maksimal mungkin hanya mampu bekerja hingga jam 11 atau jam 2 siang tergantung
sebera banyak sel yang masih bisa bekerja.
Makin banyak sel yang bisa bekerja maksimal, makin prima kondisi seseorang.
2. Bangun pagi tidak fresh.
Setelah tidur semalam, kurang lebih 6 jam, liver seharusnya sudah mendapatkan waktu yang
cukup panjang untuk memproses hasil sisa sepanjang hari. Bila pagi hari anda bangun tidak
dalam kondisi segar, berarti liver anda tidak bekerja dengan baik.
3. Setelah berhubungan seks, kehabisan stamina berkepanjangan.
Adalah wajar ketika selesai melakukan hubungan seks anda kelelahan. Yang tidak wajar bila
setelah istirahat 1-2 jam anda tidak segera pulih untuk melakukan aktifitas lain.
4. Mudah masuk angin.
Mudah masuk angin juga salah satu indikasi bahwa liver anda sedang tidak sehat. Gangguan
ini bila tidak ditanggapi dan disembuhkan, dapat menjadi sakit liver yang berat.
Kita harus melakukan pencegahan dengan tanpa mengeluarkan biaya tambahan. Cukup atur
gaya hidup dan pola makan sehari-hari. Perawatan dari pola makan dan kondisi waktu sangat
diperlukan agar tubuh kita dapat melakukan penyerapan dan pembuangan zat-zat yang tidak
berguna sesuai dengan jadwalnya ..
Sebab :
Jam 21.00 23.00 adalah pembuangan zat-zat tidak berguna/beracun( de-toxin) dibagian
system antibody (kelenjar getah bening).
Jam 23.00 01.00 adalah saat proses de-toxin dibagian hati, harus berlangsung dalam kondisi
tidur pulas.
Dini hari 01.00 - 03.00 adalah proses de-toxin dibagian empedu, juga berlangsung dalam
kondisi tidur pulas.
Jam 03.00 05.00 adalah de-toxin dibagian paru-paru, sebab itu akan terjadi batuk yang
hebat bagi penderita batuk selama durasi waktu ini.
Jam 05.00 07.00 adalah de-toxin di bagian usus besar, harus buang air besar.
Jam 07.00 09.00 adalah waktu penyerapan gizi makanan bagi usus kecil, harus makan pagi.
Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang akan mengacaukan proses pembuangan zat-zat
yang tidak berguna. Selain itu, dari tengah malam hingga pukul 4 dini hari adalah waktu bagi
sumsum tulang belakang untuk memproduksi darah. Sebab itulah, Tidurlah Nyenyak dan
Jangan Begadang.
Arti SGOT-SGPT
Selain fungsi bajibun di atas, hati juga mengeluarkan beberapa enzim, dua diantaranya adalah
SGOT-SGPT ke dalam darah. Pengeluaran ini sering berbanding lurus dengan fungsi hati
seseorang. Itulah kini dokter sering menganjurkan pemeriksaan SGOT-SGPT untuk menilai
fungsi hati seseorang. Lalu apa sebenarnya SGOT SGPT itu? Baik mari kita simak bersama-
sama.
Sesungguhnya SGOT adalah enzim yang lebih sensitive untuk mendeteksi kerusakan otot dan
otot jantung daripada kerusakan hati. Sebab utamanya adalah SGOT juga di produksi di otot
dan otot jantung. SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase), seperti halnya SGPT,
SGOT merupakan enzim hati yang terdapat di dalam sel parenkim hati. SGOT akan
meningkat kadarnya di dalam darah jika terdapat kerusakan sel hati. Kembali ke sebelumnya
bahwa produksi SGOT bukan hanya ada pada hati, karena itu peningkatan SGOT tidak selalu
menunjukkan adanya kelainan di sel hati.
merupakan suatu enzim yang terdapat di dalam sel hati. Karena itu, SGPT lah yang lebih
menggambarkan fungsi hati seseorang. Ketika sel hati mengalami kerusakan akibat sesuatu
baik itu gangguan virus atau gangguan lainnya, akan terjadi pengeluaran enzim SGPT dari
dalam sel hati ke darah. Hal ini akan diketahui melalui pemeriksaan darah di laboratorium.
Itu kenapa dokter selalu menganjurkan periksa SGPT untuk mengetahui kondisi fungsi hati
seseorang.
Nilai normal SGOT adalah 3-45 u/L, sedangkan nilai normal SGPT adalah 0-35 u/L
(terdapat sedikit variasi dari nilai normal dan sangat tergantung dari laboratorium tempat
pemeriksaan).
Daftar Pustaka
Baron D. N, 1995. Kapita Selekta Patologi Klinik (A Short Text Book of Chemical Pathology)
Jakarta : EGC