Anda di halaman 1dari 18

1

PROFIL PEMBANGUNAN NUSA TENGGARA TIMUR

A. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH


Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)
Gambar 1.
terletak di selatan katulistiwa pada posisi 8 Peta Administrasi Provinsi Nusa Tenggara Timur
12 Lintang Selatan dan 118 125 Bujur
Timur. Batas-batas wilayah Provinsi Nusa
Tenggara Timur Sebelah Utara berbatasan
dengan Laut Flores, Sebelah Selatan dengan
Samudera Hindia, Sebelah Timur dengan
Negara Timor Leste, Sebelah Barat dengan
Propinsi Nusa Tenggara Barat
Berdasarkan letak geografis,
Kepulauan NTT berada diantara Benua Asia
dan Benua Australia, serta diantara Samudera Indonesia dan Laut Flores. Provinsi NTT terdiri dari 20 kabupaten
dan 1 Kota, , 298 Kecamatan dan 3117 Desa/Kelurahan yang terletak ditujuh pulau besar
Provinsi NTT merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari 1.192 pulau, 432 pulau diantaranya sudah
mempunyai nama dan sisanya sampai saat ini belum mempunyai nama. 42 pulau dihuni dan 1.150 pulau tidak
dihuni, Diantara 432 pulau yang sudah bernama terdapat 4 pulau besar: Flores, Sumba, Timor dan Alor
(FLOBAMORA) dan pulau-pulau kecil antara lain: Adonara, Babi, Lomblen, Pamana Besar, Panga Batang,
Parmahan, Rusah, Samhila, Solor (masuk wilayah Kabupaten Flotim/ Lembata), Pulau Batang, Kisu, Lapang,
Pura, Rusa, Trweng (Kabupaten Alor), Pulau Dana, Doo, Landu Manifon, Manuk, Pamana, Raijna, Rote, Sarvu,
Semau (Kabupaten Kupang/ Rote Ndao), Pulau Loren, Komodo, Rinca, Sebabi, Sebayur Kecil, Sebayur Besar
Serayu Besar (Wilayah Kabupaten Manggarai), Pulau Untelue (Kabupaten Ngada), Pulau Halura (Kabupaten
Sumba Timur, dll).

B. SOSIAL EKONOMI DAN KEPENDUDUKAN

B1. Kependudukan
Jumlah penduduk di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2011 sebanyak 4.776.485 jiwa
dengan tingkat kepadatan penduduk 101 jiwa per km2. Penyebaran penduduk di Provinsi Nusa Tenggara Timur
semua kabupaten dibawah 10 persen, Kabupaten Timor Tengah Selatan penyebaran penduduk terbesar 9,42
persen dan Kabupaten sumba tengah terkecil sebesar 1,33 persen. Sementara dilihat dari kepadatan penduduk
Kabupaten/Kota yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kota Kupang yakni sebanyak 1.902
jiwa per Km2 dan yang paling rendah adalah Kabupaten Sumba Timur dengan tingkat kepadatan penduduk
sebanyak 33 jiwa per Km2. Dilihat dari sisi laju pertumbuhan selama sepuluh tahun terakhir (2000-2010) Provinsi
Nusa Tenggara Timur sebesar 2,10 persen lebih tinggi dari pertumbuhan nasional penduduk nasional (1,49%).
Sementara untuk laju pertumbuhan penduduk kabupaten/kota tertinggi terdapat di Kota Kupang 3,56 persen
sedangkan yang terendah di Kabupaten ende sebesar 1,16 persen.

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


2

Tabel I:
Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2010

Kabupaten/Kota Luas Wilayah Penduduk Kepadatan


km2 % Jumlah % Penduduk
Per km2
1 Sumba Barat 702,72 1,48 113.189 2,37 161
2 Sumba Timur 7.000,50 14,78 232.237 4,86 33
3 Kupang 5.417,79 11,44 310.573 6,50 57
4 Timor Tengah Selatan 3.947,00 8,34 449.881 9,42 114
5 Timor Tengah Utara 2.669,70 5,64 234.349 4,91 88
6 Belu 2.445,60 5,16 359.266 7,52 147
7 Alor 2.864,70 6,05 193.785 4,06 68
8 Lembata 1.266,39 2,67 120.160 2,52 95
9 Flores Timur 1.812,82 3,83 237.207 4,97 131
10 Sikka 1.731,90 3,66 306.269 6,41 177
11 Ende 2.046,60 4,32 265.761 5,56 130
12 Ngada 1.645,88 3,48 145.210 3,04 88
13 Manggarai 1.669,42 3,53 298.236 6,24 179
14 Rote Ndao 1.280,00 2,70 122.280 2,56 96
15 Manggarai Barat 2.947,46 6,22 226.089 4,73 77
16 Sumba Tengah 1.480,46 3,13 63.721 1,33 43
17 Sumba Barat Daya 1.868,74 3,95 290.539 6,08 155
18 Nagekeo 1.416,96 2,99 132.694 2,78 94
19 Manggarai Timur 2.494,55 5,27 257.744 5,40 103
20 Sabu Raijua 460,54 0,97 74.403 1,56 162
71 Kota Kupang 180,27 0,38 342.892 7,18 1.902
Nusa Tenggara Timur 47.350,00 100,00 4.776.485 100,00 101
Sumber: Provinsi Dalam Angka tahun 2011

B2. Ketenagakerjaan
Perkembangan ketenagakerjaan di Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam 5 tahun terakhir menurut
jumlah penduduk usia kerja, angkatan kerja, penduduk bekerja, dan jumlah pengangguran terbuka.
Perkembangan penduduk usia kerja, penduduk bekerja secara absolute menunjukkan peningkatan. Namun
jumlah pengangguran terbuka cenderung meningkat.
Penduduk Usia Kerja, Perkembangan jumlah penduduk usia kerja dalam lima tahun terakhir
meningkat, jumlah penduduk usia kerja tahun 2012 mencapai 3.057.373 jiwa lebih besar dari tahun 2008,
dengan jumlah angkatan kerja mencapai 2.158.039 jiwa dan bukan angkatan kerja 899.334 jiwa. Penyebaran
penduduk usia kerja paling banyak terdapat di Kabupaten Timor Tengah Selatan yaitu sebanyak 290.051 jiwa.

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


3

Tabel 2:
Perkembangan Penduduk Usia Kerja Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tahun 2008 dan 2012

Kode Kabupaten/Kota Penduduk Usia Kerja

2008 2012

Angkatan Bukan Jumlah Angkatan Bukan Jumlah


Kerja Angkatan Kerja Angkatan
Kerja Kerja
5301 Sumba Barat 53.396 19.317 72.713 48.732 19.720 68.452
5302 Sumba Timur 105.191 47.264 152.455 106.067 42.583 148.650
5303 Kupang 179.089 69.896 248.985 138.684 65.515 204.199
5304 Timor Tengah Selatan 191.252 88.213 279.465 220.829 69.222 290.051
5305 Timor Tengah Utara 110.647 35.396 146.043 110.610 41.787 152.397
5306 Belu 193.887 94.608 288.495 168.286 55.642 223.928
5307 Alor 85.778 40.903 126.681 95.300 29.729 125.029
5308 Lembata 53.975 21.299 75.274 55.408 22.987 78.395
5309 Flores Timur 112.766 47.412 160.178 117.500 38.603 156.103
5310 Sikka 147.703 56.200 203.903 124.368 83.153 207.521
5311 Ende 133.365 42.681 176.046 130.442 47.924 178.366
5312 Ngada 66.383 28.572 94.955 67.609 26.427 94.036
5313 Manggarai 258.583 64.680 323.263 131.652 49.895 181.547
5314 Rote Ndao 56.465 27.346 83.811 54.743 26.075 80.818
5315 Manggarai Barat 101.048 23.434 124.482 93.593 43.849 137.442
5316 Sumba Barat Daya 114.931 44.675 159.606 26.877 12.226 39.103
5317 Sumba Tengah 25.604 12.437 38.041 123.941 43.257 167.198
5318 Nagekeo 56.345 25.316 81.661 61.957 26.462 88.419
5319 Manggarai Timur 0 0 0 124.672 37.151 161.823
5320 Sabu Raijua 0 0 0 27.268 19.194 46.462
5371 Kota Kupang 120.511 88.447 208.958 129.501 97.933 227.434
5300 NUSA TENGGARA TIMUR 2.166.919 878.096 3.045.015 2.158.039 899.334 3.057.373
Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012

Penduduk usia kerja menurut tingkat pendidikan terakhir yang ditamatkan, meskipun memiliki potensi
penduduk usia produktif yang besar, namun sebagian besar masih merupakan tamatan pendidikan dasar
mencapai 61,94 persen, dan menengah (SMP dan SMA) mencapai sekitar 32,55 persen. Sementara untuk
tamatan pendidikan tinggi (universitas dan akademi) tidak sampai 10 persen dari total penduduk usia kerja.
Sementara berdasarkan tipe daerah, sebagian besar penduduk usia kerja terdapat di perdesaan, yaitu sekitar
80,67 persen.

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


4

Gambar 2:
Distribusi Penduduk Usia Kerja menurut Pendidikan dan Tipe Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
2012

SD
4,53 1,96 3,56
SMTP
19,33
11,56
SMTA Umum
16,46
61,94
SMTA Kejuruan 80,67

Diploma
I/II/III/Akademi
Universitas Perkotaan Pedesaan

Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012

Angkatan kerja. Perkembangan angkatan kerja Provinsi Nusa Tenggara Timur hingga akhir tahun
2013 (februari) mencapai 2.312.520 atau sekitar 1,89 persen dari total angkatan kerja nasional, yang terdiri dari
2.266.120 jiwa penduduk bekerja dan 46.400 jiwa pengangguran terbuka. Jumlah angkatan kerja terbesar
terdapat di Kabupaten Timor Tengah Selatan mencapai 220.829 orang, dan paling rendah di Kabupaten Sumba
Barat Daya sebanyak 26.877 jiwa.
Tabel 3:
Perkembangan Angkatan Kerja Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tahun 2008 dan 2012
Kode Kabupaten/Kota Angkatan Kerja
2008 2012
Penduduk Pengangguran Penduduk Pengangguran
Bekerja Terbuka Bekerja Terbuka
5301 Sumba Barat 51,354 2,042 47,825 907
5302 Sumba Timur 102,725 2,466 102,827 3,240
5303 Kupang 174,098 4,991 135,162 3,522
5304 Timor Tengah Selatan 183,822 7,430 218,750 2,079
5305 Timor Tengah Utara 107,343 3,304 108,814 1,796
5306 Belu 187,820 6,067 164,569 3,717
5307 Alor 83,311 2,467 93,741 1,559
5308 Lembata 52,483 1,492 52,736 2,672
5309 Flores Timur 107,195 5,571 110,924 6,576
5310 Sikka 140,431 7,272 120,884 3,484
5311 Ende 129,179 4,186 126,737 3,705
5312 Ngada 63,741 2,642 67,097 512
5313 Manggarai 252,156 6,427 130,445 1,207
5314 Rote Ndao 53,628 2,837 52,505 2,238
5315 Manggarai Barat 98,271 2,777 90,438 3,155
5316 Sumba Barat Daya 113,103 1,828 26,557 320
5317 Sumba Tengah 24,854 750 120,358 3,583
5318 Nagekeo 54,527 1,818 60,954 1,003
5319 Manggarai Timur 0 0 122,100 2,572
5320 Sabu Raijua 0 0 23,612 3,656
5371 Kota Kupang 106,064 14,447 118,648 10,853
5300 NUSA TENGGARA TIMUR 1,779,254 80,814 2,095,683 62,356
Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


5

Penduduk Bekerja. Jumlah penduduk bekerja di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2012
mencapai 2.266.120 jiwa atau bertambah sebanyak 180.015 jiwa dari tahun 2008. Pola persebaran penduduk
bekerja sebagian besar tersedia di perdesaan dibandingkan di perkotaan, dan sebagian besar penduduk bekerja
masih mengantungkan pendapatannya di sektor pertanian (61,61%) dan sektor jasa (12,61%). Sementara
dilihat dari pendidikan yang ditamatkan, sebagian besar penduduk bekerja merupakan tamatan sekolah dasar
dan menengah. Jumlah penduduk bekerja antar kabupaten/kota terbesar terdapat di Kabupaten Timor Tengah
Selatan sebanyak 218,750 jiwa.
Gambar 3:
Distribusi Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan dan Lapangan Usaha di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
2012
Pendidikan Lapangan Usaha
Pertanian
0,88
4,42 SD Pertambangan
2,44 4,56
1,41
10,65 SMTP 4,57 Industri
12,61
7,35
Listik-gas-Air
12,04 SMTA Umum
65,90 61,61 Bangunan
3,90
SMTA Kejuruan Perdaggngan
0,10

Diploma 7,56 Angkutan


I/II/III/Akademi Keuangan
Universitas
Jasa

Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012

Pengangguran Terbuka. Jumlah pengangguran Terbuka di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada
tahun 2013 (maret) mencapai 46.400 jiwa atau berkurang sebanyak 34.400 jiwa dari tahun 2008. Sementara
untuk perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), TPT Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2013
(februari) sebesar 2,01 perse, atau menurun sebesar 1,72 persen dari tahun 2008. Kondisi tingkat pengagguran
di Nusa Tenggara Timur tergolong rendah dibandingkan tingkat pengangguran nasional. Sementarauntuk
perbandingan TPT tahun 2012 antar kabupaten/kota, TPT terbesar terdapat di Kabupaten Sabu Raijua yaitu
sebesar 13,41 persen dan TPT terendah di Kabupaten Ngada (0,76 %).
Gambar 4: Gambar 5:
Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka Perbandingan Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota
Provinsi terhadap Nasional Tahun 2008-2013. terhadap Provinsi dan Nasional Tahun 2012.
9,00 8,39 16,00 13,41
7,87
14,00 TPT_Kab/Kota TPT_NTT
8,00 7,14 12,00
6,56 10,00
7,00 6,14 5,92 8,00
6,00 6,00 6,14
Persen

4,00 2,89
5,00 3,97 2,00
3,73
4,00 3,34 0,00
TIMOR TENGAH

2,89
MANGGARAI TIMUR
SUMBA TENGAH
BELU

FLORES TIMUR

NAGEKEO

KOTA KUPANG
SUMBA BARAT

ALOR
LEMBATA

SIKKA
ENDE
NGADA

ROTE NDAO
KUPANG

MANGGARAI

SABU RAIJUA
SUMBA TIMUR

MANGGARAI BARAT
SUMBA BARAT DAYA
TIMOR TENGAH UTARA

2,69
3,00 2,01
2,00 Nusa Tengggara Timur
Indonesia
1,00
2008 2009 2010 2011 2012 2013
(Feb)

Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


6

B3. Kondisi Pendidikan


Perkembangan kondisi pendidikan menurut indikator Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata Lama
Sekolah (RLS), dan Angka Partisipasi Sekolah (APS), secara umum kondisi pendidikan di Provinsi Nusa
Tenggara Timur menunjukkan perbaikan dalam lima tahun terakhir (2005-2011). Pada tahun 2011 Rata-rata
Lama Sekolah mencapai 7,05 tahun dan Angka Melek Huruf mencapai 88,74% berada di bawah rata-rata
nasional. Sementara untuk perbandingan RLS antar kabupaten/kota, RLS tertinggi terdapat di Kota Kupang
(11,07 tahun) dan terendah Kabupaten Sumba Tengah (5,32 tahun). Sementara untuk AMH mencapai 88,74
persen lebih rendah dari AMH nasional (92,99%), dengan AMH tertinggi di Kota Kupang (98,54%) dan terendah
di Kabupaten Sumba Barat Daya (72,35%).
Gambar 6: Gambar 7:
Perkembangan Angka Melek Huruf Provinsi Nusa Perbandingan Angka Melek Huruf Kabupaten/Kota di
Tenggara Timur Tahun 2005-2011 Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2011
120
100 92,99
92,91 92,99 80 88,74
94 92,19 92,58
91,45 91,87 60
92 90,90
40
90 88,59 88,74 20
87,96
87,25 87,66 0
88 86,50
%

85,60
Sumba Barat
Sumba Timur
Kupang
Timor Tengah Selatan
Timor Tengah Utara
Belu
Alor
Lembata
Flores Timur
Sikka
Ende
Ngada
Manggarai
Rote Nda
Manggarai Barat
Sumba Barat Daya
Sumba Tengah
Nageko
Manggarai Timur
Sabu Raijua
Kota Kupang
86
84
AMH_NUSA TENGGARA TIMUR
82
AMH_NASIONAL
80
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 AMH_Kab/Kota AMH_NTT AMH_Nasional

Sumber: BPS 2010

Gambar 8: Gambar 9:
Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Perbandingan Angka Rata-Rata Lama Sekolah
Nusa Tenggara TimurTahun 2005-2011 Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun
2011

Tahun Tahun
8,5 12
7,92 7,94 10
8 7,72 8 7,94
7,47 7,52
7,30 7,40 6 7,05
7,5 7,05
6,99 4
7 6,55 6,60 2
6,33 6,40 6,42 0
6,5
Sumba Barat
Sumba Timur
Kupang
Timor Tengah Selatan
Timor Tengah Utara
Belu
Alor
Lembata
Flores Timur
Sikka
Ende
Ngada
Manggarai
Rote Nda
Manggarai Barat
Sumba Barat Daya
Sumba Tengah
Nageko
Manggarai Timur
Sabu Raijua
Kota Kupang

6
RLS_NUSA TENGGARA TIMUR
5,5
RLS_Nasional
5
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
RLS_Kab/Kota RLS_NTT RLS_Nasional

Sumber: BPS, Tahun 2011

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


7

B4. Kesehatan
Perkembangan derajat kesehatan penduduk antarprovinsi di wilayah Nusa Tenggara Timur selama
periode terakhir menunjukkan kondisi perbaikan, yang diindikasikan oleh menurunnya Angka Kematian Bayi
(AKB), dan meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Kondisi ini sejalan dengan perkembangan perbaikan
kondisi kesehatan secara nasional yang cenderung terus membaik.
Angka Kematian Balita (AKB), Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI),
kondisi AKB menunjukan perbaikan dalam lima tahun terakhir (2005-2010), AKB tahun 2010 sebesar 29,1 lebih
rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Namun kondisi AKB Provinsi Nusa Tenggara Timur masih tergolong
tinggi dan berada di atas rata-rata AKB nasional.
Status Gizi Balita, Kondisi kesehatan masyarakat berdasarkan indikator status gizi balita, merupakan
gangguan pertumbuhan bayi yang terjadi sejak usia dini (4 bulan) yang ditandai dengan rendahnya berat badan
dan tinggi badan, dan terus berlanjut sampai usia balita. Hal tersebut terutama disebabkan rendahnya status gizi
ibu hamil. Perkembangan status gizi balita untuk persentase balita gizi buruk/kurang menurun pada tahun 2010
dibandingkan ytahun 2007, namun masih tinggi dibandingkan nasional

Gambar 10: Gambar 11:


Perkembangan Angka Kematian Bayi Provinsi Nusa Perkembangan Status Gizi Balita Provinsi Nusa
Tenggara Timur terhadap Nasional 2005-2010 Tenggara Timur terhadap Nasional 2007 dan 2010

Nusa Tenggara Timur AKB_INDONESIA 40


40
33,6
35
35 29,4
28,9 30
28,2 27,5 24,2
30 26,8 26,2 25
25,5
20,4
25 20
17,9
20 15
9,4 9 13
10
15
5 4,9
10
0
34,6 33,4 32,3 31,2 30,1 29,1
5 Gizi Buruk (%) Gizi Kurang (%) Gizi Buruk/ Kurang
2005 2006 2007 2008 2009 2010

2007 2010 Nasional 2010

Sumber: BPS, Tahun 2011

Angka Harapan Hidup (AHH), perkembangan AHH Provinsi Nusa Tenggara Timur dan kabupeten/kota
dalam lima tahun terakhir meningkat, sejalan dengan perkembangan AHH secara nasional. AHH Provinsi Nusa
Tenggara Timur tahun 2011 mencapai 67,76 tahun masih lebih rendah dibandingkan terhadap AHH nasional.
Sementara untuk perbandingan AHH antar kabupaten/kota taun 2011 di Provinsi Nusa Tenggara Timur, AHH
tertinggi berada di Kota Kupang sebesar 73,04 tahun lebih tinggi dari AHH provinsi dan nasional, dan terendah
di Kabupaten Sumba Timur (62,13 tahun).

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


8

Gambar 12: Gambar 13:


Perkembangan Angka Harapan Hidup Provinsi Nusa Perbandingan Angka Harapan Hidup Kabupeten/Kota di
Tenggara TimurTahun 2005-2011 Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2011

71 74
73,04
72
70 69,43 69,65 67,76
69,00 69,21 70
68,70 68
69 68,47 69,65
68,08 66
67,76
68 67,50
67,00
67,25 64 62,13
tahun

67 66,50 66,70 62
60
66 58
64,93 56
65

Sumba Barat
Sumba Timur
Kupang
Timor Tengah Selatan
Timor Tengah Utara
Belu
Alor
Lembata
Flores Timur
Sikka
Ende
Ngada
Manggarai
Rote Nda
Manggarai Barat
Sumba Barat Daya
Sumba Tengah
Nageko
Manggarai Timur
Sabu Raijua
Kota Kupang
64
AHH_NUSA TENGGARA TIMUR
63 AHH_NASIONAL
62
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 AHH_Kab/Kota AHH_NTT AHH_Nasional

Sumber: BPS, Tahun 2011

Indikator kesehatan lainnya yang menggambarkan kinerja dari pelayanan kesehatan bagi masyarakat
adalah kondisi kesehatan ibu dan bayi yang berkaitan dengan proses melahirkan. Kondisi ini dapat ditunjukkan
melalui data persentase kelahiran balita menurut penolong kelahiran terakhir. Perkembangan dari persentase
persalinan yang ditolong oleh tenaga medis dalam lima tahun terakhir di Provinsi Nusa Tenggara Timur terus
meningkat, namun masih rendah dibandingkan angka rata-rata nasional.
Gambar 14:
Perkembangan Persentase Kelahiran Balita Ditolong Tenaga Menis terhadap Nasional
Tahun 2004-2011
90
79,82 81,25
77,34
80 74,87
71,53 70,47 72,41 72,53

70

60 54,06 53,36
49,85
46,11 45,26 46,05
50 43,38 42,46

40
%

30

20

10 Nusa Tenggara Timur Indonesia

0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Sumber: BPS, Tahun 2011

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


9

B5. Kondisi Kemiskinan


Perkembangan kemiskinan di Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam kurun waktu 2004-2012, secara
absolut terjadi penurunan, jumlah penduduk miskin tahun 2012 (sept) 1.000,292 ribu jiwa. Seperti halnya
dengan kondisi tingkat kemiskinan dari tahun 2004-2012 mengalami penurunan dan hingga akhir tahun 2012
mencapai 11,66%. Kondisi kemiskinan Provinsi Nusa Tenggara Timur masih tergolong rendah jika dibandingkan
terhadap rata-rata kemiskinan nasional (11,86%).
Gambar 15:
Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2008-2013

45,00 15,42 1.120,00


14,15
40,00 13,33 1.100,00
12,49
35,00 11,67 11,37 1.080,00
30,00 25,65 1.060,00
23,31 23,03
25,00 21,23 20,41 20,03 1.040,00
%

20,00 1.020,00
15,00 1.000,00
1.098,30

10,00 980,00
1.013

1.014

1.013

1.013

994
5,00 960,00
- 940,00
2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jumlah Penduduk Miskin (000 jiwa) NASIONAL Nusa Tenggara Timur

Sumber: BPS, Tahun 2012

Penyebaran penduduk miskin terbesar tahun 2011 terdapat di Kabupaten Timor Tengah Selatan yaitu
sebanyak 122,30 ribu jiwa dan Sumba Tengah sebanyak 82,20 ribu jiwa, dan terendah di Kabupaten Nageko
sebesar 16,00 ribu jiwa. Sementara untuk penyebaran tingkat kemiskinan tertinggi terdapat di Kabupaten Sabu
Raijua sebesar 39,49% dan tingkat kemiskinan terendah di Kabupaten Flores Timur sebesar 9,06%.
Tabel 4:
Perkembangan Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2006-2011
Kode kabupaten/kota Pendududk Miskin (000) Presentase Kemiskinan (%)
2006 2011 2006 2011
2006-2011 2006-2011
5301 Sumba Barat 184,6 34,10 150,50 45,18 29,84 15,34
5302 Sumba Timur 90,2 71,50 18,70 41,62 30,63 10,99
5303 Kupang 122,6 61,00 61,60 33,84 19,54 14,30
5304 Timor Tengah Selatan 164,1 122,30 41,80 39,93 26,96 12,97
5305 Timor Tengah Utara 68,0 50,50 17,50 32,65 21,33 11,32
5306 Belu 79,0 52,80 26,20 20,09 14,61 5,48
5307 Alor 54,7 38,90 15,80 30,99 19,97 11,02
5308 Lembata 37,7 30,50 7,20 36,97 25,17 11,80
5309 Flores Timur 37,2 21,60 15,60 16,54 9,06 7,48
5310 Sikka 59,6 38,90 20,70 21,69 12,63 9,06

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


10

Kode kabupaten/kota Pendududk Miskin (000) Presentase Kemiskinan (%)


2006 2011 2006 2011
2006-2011 2006-2011
5311 Ende 53,2 54,50 -1,30 22,43 20,37 2,06
5312 Ngada 41,9 16,60 25,30 16,78 11,36 5,42
5313 Manggarai 167,2 64,80 102,40 33,87 21,39 12,48
5314 Rote Ndao 30,7 38,20 -7,50 27,83 30,99 -3,16
5315 Manggarai Barat 58,9 43,80 15,10 30,19 19,27 10,92
5316 Sumba Barat Daya 20,60 -20,60 32,10 -32,10
5317 Sumba Tengah 82,20 -82,20 27,93 -27,93
5318 Nageko 16,00 -16,00 12,01 -12,01
5319 Manggarai Timur 63,50 -63,50 24,52 -24,52
5320 Sabu Raijua 29,50 -29,50 39,49 -39,49
5371 Kota Kupang 24,2 34,50 -10,30 8,71 9,88 -1,17
5300 NUSA TENGGARA TIMUR 1273,9 986,50 287,40 29,34 20,48 8,86
Keterangan: *) data kemiskinan Kabupaten/Kota 2011 belum tersedia
Sumber : BPS, Tahun 2011

B6. Perkembangan IPM


Perkembangan IPM Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam kurun waktu 2004-2011 semakin membaik,
IPM Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2011 mencapai 67,75 masih rendah dibandingkan rata-rata IPM
nasional (72,77), dengan ranking IPM Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2011 menduduki peringkat ke 31
secara nasional setelah Maluku Utara. Perbandingan IPM antar kabupaten/kota tahun 2011, IPM tertinggi
adalah Kota Kupang (77,71) dan menduduki peringkat ke-31 secara nasional, dan IPM terrendah adalah
Kabupaten Sumba Raijua yaitu 56,12 dan berada diperingkat ke-482 secara nasional.

Gambar 17: Gambar 18:


Perkembangan IPM Provinsi dan Nasional Tahun Perbandingan IPM Kabupaten/Kota terhadap dan
2004-2011 Nasional, Tahun 2011
75,00 72,77 90
71,76 72,27 77,71
70,08 70,59 71,17 80
69,57 70 72,77
68,69
70,00 60 67,75
Tahun

50 56,12
40
65,00 67,26 67,75
66,15 66,60 30
64,83 65,36 20
63,59
60,00 62,74 10
0
Sumba Barat
Sumba Timur
Kupang
Timor Tengah Selatan
Timor Tengah Utara
Belu
Alor
Lembata
Flores Timur
Sikka
Ende
Ngada
Manggarai
Rote Nda
Manggarai Barat
Sumba Barat Daya
Sumba Tengah
Nageko
Manggarai Timur
Sabu Raijua
Kota Kupang

55,00 NUSA TENGGARA TIMUR


Indonesia
50,00
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
IPM_Kab/Kota IPM_NTT IPM_Nasional

Sumber: BPS Tahun 2011

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


11

C. PEREKONOMIAN DAERAH

C1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)


PDRB Provinsi Nusa Tenggara Timur menurut lapangan usaha Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
dengan migas tahun tahun 2012 mencapai 35.253 miliar rupiah lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
PDRB ADHB dengan migas Provinsi Nusa Tenggara Timur menyumbang sebesar 0,52 persen terhadap PDB
nasional (33 provinsi). Sementara untuk PDRB ADHK tahun 2000 dengan migas sebesar 13.976 miliar rupiah,
sementara tanpa migas sebesar 13.976 miliar rupiah
Tabel :
Perkembangan PDRB menurut ADHB dan ADHK Provinsi Nusa Tenggara Timur, Tahun 2008-2012. Miliar
Rupiah
Tahun PDRB ADHB PDRB ADHK
Dengan Migas Tanpa Migas Dengan Migas Tanpa Migas
2008 21.656 21.656 11.430 11.430
2009 24.179 24.179 11.921 11.921
2010 27.746 27.746 12.547 12.547
2011 31.222 31.222 13.253 13.253
2012 35.253 35.253 13.976 13.976

Struktur perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2011, didominasi bersarnya kontribusi dari
sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 37,00 %, sektor jasa (25,55%), dan sektor perdagangan, hotel dan
restoran (17,27 %). Selain ketiga sektor diatas, sektor lainnya yang memiliki kontribusi cukup besar adalah
sektor bangunan (6,99%), dan sektor pengangkutan dan komunikasi (5,68%)
Gambar 20:
Struktur Perekonomian PDRB ADHB Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tahun 2011

1. PERTANIAN

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN

37,00 3. INDUSTRI PENGOLAHAN


25,55
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH

5. BANGUNAN
17,27 6,99
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN
4,20
1,36
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
5,68 1,51
0,44 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH.

9. JASA-JASA

Sumber: BPS tahun 2011

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


12

Jika dilihat perbandingan nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dengan migas 2011
kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur, menunjukan adanya kesenjangan pendapatan yang cukup
tinggi, dimana PDRB tertinggi mencapai 5.348 miliar rupiah (Kota Kupang) dan PDRB terendah sebesar 334
miliar rupiah (Kabupaten Sumba Tengah).
Tabel 5:
Perbandingan Nilai PDRB ADHB Kabupaten/Kota di Nusa Tenggara Timur
Tahun 2011. (Rp. miliar)
KABUPATEN/KOTA 2007 2008 2009 2010* 2011**

01 Kab. Sumba Barat 480 550 629 721 824

02 Kab. Sumba Timur 1.000 1.172 1.305 1.474 1.681

03 Kab Kupang 1.665 1.885 2.147 2.108 2.380

04 Kab. Timor Tengah Selatan 1.526 1.771 1.997 2.234 2.542

05 Kab. Timor Tengah Utara 667 745 833 934 1.032

06 Kab. Belu 1.375 1.497 1.671 1.864 2.020

07 Kab. Alor 617 662 737 836 942

08 Kab. Lembata 270 312 357 410 476

09 Kab. Flores Timur 1.089 1.116 1.248 1.411 1.837

10 Kab. Sikka 1.192 1.331 1.478 1.664 1.870

11 Kab. Ende 1.162 1.339 1.511 1.710 2.048

12 Kab. Ngada 635 741 834 953 1.063

13 Kab. Manggari 1.448 967 1.103 1.224 1.313

14 Kab. Rote Ndao 465 464 522 597 679

15 Kab. Manggarai Barat 718 827 921 1.016 1.109

16 Kab. Sumba Barat Daya 632 712 816 931 1.071

17 Kab. Sumba Tengah 189 223 257 297 334

18 Kab. Nagekeo 487 568 627 705 777

71 Kota Kupang 3.138 3.573 4.029 4.683 5.348

Sumber: BPS tahun 2011

Perkembangan ekonomi Nusa Tenggara Timur dalam tiga tahun terakhir menunjukan kinerja yang
membaik, meskipun laju pertumbuhan ekonomi 2012 lebih rendah dari tyahun sebelumnya, namun ekonomi
Nusa Tenggara Timur tumbuh positif. Seluruh sektor tumbuh positif pada tahun 2011, dengan laju pertumbuhan
tertinggi dan sekaligus pendorong pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Timur adalah: listrik, gas dan air bersih
(11,79%), sektor jasa-jasa (9,75%), dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan (8,75%).

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


13

Gambar 21:
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur terhadap Nasional
Tahun 2004-2012, (%)
12,00
10,00
8,00
6,00
%

4,00
2,00
0,00
-2,00
-4,00
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
NTT 5,34 3,46 5,08 5,15 4,84 4,29 5,25 5,63 5,45
Nasional 5,03 5,69 5,50 6,35 6,01 4,63 6,22 6,49 6,23

Sementara untuk pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota, seluruh kabupaten/kota rata-rata tumbuh positif,
dengan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah Kota Kupang dengan laju pertumbuhan sebesar 20,30%, dan
pertumbuhan terendah di Kabupaten Manggarai Barat dengan laju pertumbuhan sebesar 3,07% dan Kabupaten
Nagekeo dengan laju pertumbuhan ekonomi 3,94%.
Tabel 6:
Laju Pertumbuhan PDRB dengan Migas ADHK 2000 Menurut Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara
Timur Tahun 2007-2011 (persen)
KABUPATEN/KOTA Tahun
2007 2008 2009 2010* 2011**
Kab. Sumba Barat 6,26 5,50 5,21 5,52 5,58
Kab. Sumba Timur 5,65 5,62 4,19 4,83 4,88
Kab Kupang 5,69 4,06 4,34 4,58 20,30
Kab. Timor Tengah Selatan 5,05 4,35 4,06 4,23 4,16
Kab. Timor Tengah Utara 5,17 5,29 4,51 4,65 4,76
Kab. Belu 4,87 4,35 4,63 4,72 3,98
Kab. Alor 6,92 4,67 4,13 4,86 5,05
Kab. Lembata 4,74 4,66 4,47 4,70 4,98
Kab. Flores Timur 5,99 2,92 2,84 5,98 5,09
Kab. Sikka 3,78 6,36 4,07 4,43 4,25
Kab. Ende 5,63 4,82 5,00 5,04 5,28
Kab. Ngada 6,17 4,99 5,05 5,76 5,11
Kab. Manggari 5,02 4,08 4,17 5,49 5,62
Kab. Rote Ndao 4,97 5,48 4,68 5,14 5,67
Kab. Manggarai Barat 4,75 5,36 3,63 3,54 3,07
Kab. Sumba Barat Daya 5,11 5,85 4,80 5,55 5,65
Kab. Sumba Tengah 3,19 3,02 4,02 4,35 4,79
Kab. Nagekeo 5,20 4,71 5,06 3,70 3,94
Kota Kupang 9,00 7,48 6,10 8,23 8,26
NUSA TENGGARA TIMUR 5,15 4,84 4,29 5,23 5,63
Sumber: BPS, 2011

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


14

PDRB perkapita dengan migas ADHB Provinsi Nusa Tenggara Timur dan kabupaten/kota dari tahun
2005-2012 meningkat setiap tahunnya, PDRB perkapita tahun 2012 Nusa Tenggara Timur mencapai sebesar
7.249 ribu/jiwa lebih rendah dari PDRB perkapita nasional (33.748 ribu/jiwa). Sementara untuk perbandingan
PDRB perkapita kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur kecenderungan adanya kesenjangan yang cukup
tinggi, dimana sebagian besar kabupaten/kota memiliki PDRB perkapita dibawah rata-rata PDRB perkapita
provinsi, dengan PDRB perkapita tertinggi mencapai 15.597 ribu/jiwa terdapat di Kota Kupang dan terendah
sebesar 3.688 ribu/jiwa di Kabupaten Sumba Barat Daya.

Gambar 22: Gambar 23:


PDRB Perkapita ADHB Provinsi Nusa Tenggara PDRB Perkapita Kabupaten/Kota di Nusa Tenggara Timur,
TimurTahun 2005-2012, Tahun 2011
(Ribu Rupiah)
33.748
35500 30.795 20000 PDRB Perkapita_Kab/Kota
18000
30500 27.029 16000 PDRB Perkapita_NTT
23.881 14000
25500 21.365 12000
10000
20500 17.361
14.892
8000
12.558 6000
15500 4000
2000
10500 6.537 7.249 0
4.791 5.251 5.897
3.491 3.904 4.331
Kab Kupang

Kota Kupang
Sumba Barat
Sumba Timur

Timor Tengah Selatan


Timor Tengah Utara
Belu
Alor
Lembata
Flores Timur
Sikka
Ende
Ngada
Manggari
Rote Ndao
Manggarai Barat
Sumba Barat Daya
Sumba Tengah
Nagekeo
5500
500
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

PDRB Perkapita_Nusa Tenggara Timur


Indonesia (PDB)

D2. Investasi PMA dan PMDN


Perkembangan realisasi nilai investasi PMA dalam tiga tahun terakhir (2010-2012) meningkat, realisasi
nilai investasi PMA tahun 2012 tercatat sebesar 8.72 juta US$ meningkat lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya
dengan jumlah proyek sebanyak 20 proyek . Sementara realisasi investasi PMDN meningkat, realisasi PMDNB tahun
2012 tercatat sebesar 14,39 milyar rupiah lebih besar dibandingkan realisasi PMDN tahun sebelumnya dengan jumlah
proyek sebanyak 3 proyek.

Tabel 7:
Perkembangan Realisasi Investasi PMA dan PMDN Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tahun 2010-2012.
Tahun PMA PMDN
Juta US$ Proyek Rp. Miliar Proyek
2010 3.83 12 0.08 4
2011 5.49 24 1.00 3
2012 8.72 20 14.39 3

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


15

D3. Perdagangan Ekspor dan Impor


Perkembangan neraca Gambar 24:
perdagangan luar negeri Provinsi Nusa Perkembangan Neraca Perdagangan Provinsi di Provinsi Nusa
Tenggara Timur dari tahun 2006 hingga Tenggara Timur Tahun 2006-2010. (dalam juta US$)
tahun 2010 mengalami surplus pada Pertumbuhan
tahun 2008 dan 2009, sementara pada
30 150,00
tahun 2010 perdaggangan impor lebih
100,00
tinggiu dari ekspor. Surplus 20

Neraca Ekspor-Impor
perdaggangan terbesar yaitu terjadi 50,00
10
pada tahun 2009 yaitu mencapai 18,4 0,00
juta US$ atau meningkat sebsar 104 0 -50,00
2006 2007 2008 2009 2010
persen persen dari suplus tahun 2008. -10 -100,00
Perkembangan nilai ekapor tahun 2010 -150,00
mencapai 15,6 juta US$ dan nilai impor -20
Neraca Ekspor-Impor -200,00
sebesar 46,1 juta US$. -30
Rata-rata Pertumbuhan (%) -250,00
S
-40 -300,00
u
S
ummber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan.
Tahun 2010

E. PRASARANA WILAYAH
E1. Jaringan Irigasi
Pembangunan jaringan irigasi merupakan langkah strategis dalam mendukung peningkatan produksi
pangan, serta dalam upaya mewujudkan swasembada pangan nasional. Luas Potensial jaringan irigasi di Nusa
Tenggara Timur meliputi 276.825 hektar atau 3,76 persen dari jaringan irigasi potensial di Indonesia. Sementara
untuk jaringan irigasi terbangun tersier sekitar 237.107 hektar dan luas jaringan irigasi utama sekitar 240.386
hektar. Sementara menurut kewenangan, sekitar 87.994 hektar atau sekitar 32 persen kewenangan pusat,
57.925 hektar (21%) kewenangan provinsi, dan 130.906 hektar (47%) kewenangan kabupaten/kota.

E2. Infrastruktur Jalan


Kondisi panjang jalan berdasarkan status pembinaannya tahun 2011 di Provinsi NTT mencapai
18.997,44 km, yang terdiri dari jalan Nasional sepanjang 1.406,68 km, jalan Provinsi sepanjang 2.718,89 km,
dan Jalan Kabupaten/kota sepanjang 14.871,87 km. Untuk kondisi kualitas jalan menurut kriteria IRI
(International Roughness Index), Departemen PU), kualitas jalan nasional tidak mantap di Provinsi NTT pada
tahun 2011 mencapai 570,42 km yang terdiri dari 29,68 persen kondisi jalan rusak ringan dan 10,87 persen
dengan kondisi rusak berat. Sementara untuk kondisi jalan mantap sepanjang 836,26 km atau sekitar 59,45
persen kondisi jalan mantap di NTT.
Berdasarkan rasio panjang jalan dengan luas wilayah yang mengindikasikan kerapatan jalan (Road
Density), kerapatan jalan di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 0,42. Km/Km lebih tinggi dari kerapatan
jalan tingkat nasional (0,23 Km/Km). Sementara panjang jalan menurut kondisi permukaan jalan, jalan
beraspal di Provinsi Nusa Tenggara Timur meliputi 47 persen dari total panjang jalan, dan sisanya 17 persen
jalan kerikil, 35 persen jalan tanah dan lainnya.

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


16

Tabel 8.
Panjang Jalan Menurut Provinsi dan Tingkat Kewenangan Pemerintahan (km)
Provinsi Negara Provinsi Kab / Kota Jumlah
Nusa Tenggara Timur 1406,68 2718,89 14871,87 18997,44

Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi/Kab/Kota


Tabel 9.
Kondisi Kemantapan Jalan Nasional Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2011 Berdasarkan Kerataan
Permukaan Jalan (IRI) Status : Awal Agustus 2011
Provinsi Panjang Kondisi Permukaan Jalan (km) Kondisi Kondisi Permukaan Jalan (%) Kondisi
Kepmen Kemantapan (km) Kemantapan (%)
PU (km)
Baik Sedang Rusak Rusak Mantap Tidak Baik Sedang Rusak Rusak Mantap Tidak
Ringan Berat Mantap Ringan Berat Mantap
Nusa 1.406,68 464,33 371,93 417,53 152,89 836,26 570,42 33,01 26,44 29,68 10,87 59,45 40,55
Tenggara
Timur

Sumber: Subdit Informasi dan Komunikasi, Direktorat Bina Program, Bina Marga, Kementrian PU

E3. Jaringan Listrik


Perkembangan jumlah produksi listrik yang dibangkitkan di Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam lima
tahun terakhir mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jumlah produksi energi listrik tahun 2011 mencapai
531,9 Gwh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya 474,13 Gwh.
Gambar 25:
Tenaga Listrik Yang Dibangkitkan Provinsi Nusa Tenggara Timur

Gwh %
Produksi
600,00 (Gwh) 16,00
13,75
12,25 12,18 14,00
500,00
12,00
400,00
10,00
300,00 6,74 8,00
6,00
200,00
4,00
100,00
2,00
0,00 0,00
2008 2009 2010 2011

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


17

F. POTENSI SUMBERDAYA ALAM


F1. Sumber Daya Lahan
Sumber daya lahan di Provinsi NTT memiliki perbedaan kondisi fisik lahan yang bervariasi dalam
hal topografi, kelerengan, kesuburan tanah dan pasang surut air sungai, sehingga pemanfaatan lahan di
masing-masing kabupaten berlainan. Wilayah NTT sebagian besar merupakan kawasan hutan dan sisanya
berupa lahan pertanian (sawah dan ladang/tegalan), perkebunan dan lain-lainnya. Sektor kehutanan dan
pertanian merupakan andalan Provinsi Nusa Tenggara Timur.Lahan sawah sebagian besar terdapat di
daerah pesisir pantai utara dan pesisir sungai yang merupakan sawah tadah hujan dan sawah pasang surut.
Sementara itu, pertanian lahan kering meliputi dataran rendah dan daerah lereng di kaki gunung.Dari luas
wilayah 47.349,90 km2, wilayah daratan berpotensi tanah kering seluas 1.528.258 ha dengan lahan fungsional
seluas 689.112 ha (45%).
Luas kawasan hutan dan perairan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan
Kawasan Hutan dan Kawasan Konservasi Perairan tahun 2009 di Wilayah Nusa Tenggara Timur tercatat
sekitar 1.808.990 hektar atau 1,33 persen dari total nasional. Proporsi penggunaan kawasan hutan dan perairan
terluas adalah hutan lindung 731.220 hektar atau sekitar 40,42 persen dari total kawasan hutan di Nusa
Tenggara Timur. hutan produksi seluas 428.360 hektar (23,26%), perairan seluas 253.922 hektar (14,04%), dan
Hutan Produksi Terbatas sekitar 197.250 hektar (10,90 %).
Gambar 26:
Proporsi Luas Kawasan Hutan di Provinsi Nusa Tenggara Timur Berdasarkan
Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan
Kawasan Konservasi Perairan 2009
5,63 0,69 Perairan
4,63
Kws. Hutan
14,04
23,68 Hutan Lindung (ha)

Hutan Produksi Terbatas (ha)

Hutan Produksi (ha)

10,90 Hutan Produksi yang dapat


40,42 dikonversi (ha)
Taman Buru (ha)

F2. Potensi Pertanian


Produksi padi mencakup padi sawah dan padi ladang. Data produksi padi dan palawija yang disajikan
adalah dalam kualitas gabah kering giling (padi), pipilan kering (jagung), biji kering (kedelai dan kacang tanah),
dan umbi basah (ubi kayu dan ubi jalar).

F3. Potensi Perikanan dan Kelautan


Data statistik perikanan merupakan data skunder yang diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi NTT. Data yang dikumpulkan mencakup data tentang jumlah rumah tangga perikanan, jumlah alat
penangkap ikan, produksi perikanan yang dibedakan menjadi 2 yaitu perikanan tangkap dan perikanan
budidaya.

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


18

F4. Potensi Sumberdaya Mineral


Potensi pertambangan di Provinsi Nusa Tenggara Timur cukup besar yang meliputi berbagai jenis
galian Golongan A, B dan C. Untuk jenis galian Golongan A dan B baru merupakan perkiraan karena belum
dilakukan penelitian dan pemetaan secara seksama, namun untuk bahan galian golongan C sudah dilakukan
pemetaan Semi Mikro. Kabupaten Belu terdapat jenis bahan galian Nikel, Emas dan Tembaga, Kabupaten TTS
terdapat jenis bahan galian Emas dan Tembaga. Kabupaten Kupang terdapat jenis bahan galian Nikel, Emas
dan Tembaga, Kabupaten Manggarai terdapat jenis bahan galian Timah, Mangan dan Emas, Kabupaten Ngada
terdapat jenis bahan galian Batubara, Timah dan Besi, Kabupaten Ende terdapat jenis bahan galian Tembaga
dan Pasir Besi, Kabupaten Sika terdapat jenis bahan galian Emas dan Pasir Besi, Kabupaten Lembata terdapat
jenis bahan galian Besi, Emas, Timbal dan Tembaga. Kabupaten Sumba Timur terdapat jenis bahan Timbal.
Kabupaten Sumba Barat terdapat jenis bahan galian Pasir Besi. Kabupaten Alor terdapat jenis bahan galian
Besi, Timbal dan Tembaga.

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Anda mungkin juga menyukai