Anda di halaman 1dari 5

Aku (Pemuda) Generasi Unggul Kebanggan Bangsa Indonesia

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia pada tahun 2015 jumlah
penduduk di Indonesia terdata sebanyak 254,882 juta jiwa yang menunjukan bahwa
Republik ini besar bila dilihat dari ketersediaan sumber daya manusianya (Badan
Pusat Statistik, 2015). Namun jumlah sumber daya manusia (penduduk) yang
terbilang besar ini belum dapat diimbangi oleh kualitas dari tiap-tiap individu
penduduknya. Kualitas yang terbentuk dari daya terima seseorang terhadap
pengalaman serta pembelajaran yang didapat dari lingkungan keluarga, sekolah dan
lingkungan masyarakat sekitarnya sangatlah berperan penting. Lingkungan
keluarga berperan sangat besar dalam membentuk kualitas akhlak, moral serta etika
yang baik dari seseorang, kemudian sekolah yang memiliki peran sebagai penyedia
layanan pendidikan formal dan masyarakat yang merupakan sarana tempat
seseorang untuk dapat belajar serta mengimplementsikan nilai-nilai sosial yang
telah dipelajarinya serta sebagai tempat mendapatkan pendidikan secara informal.
Hal tersebutlah yang mendorong pemerintah untuk terus berupaya meningkatkan
mutu pendidikan sehingga terbentuk individu-individu yang berkualitas dan
unggul. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan
berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia,
nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa (DPR RI, 2003). Undang-
undang ini menjelaskan bahwa tiap-tiap individu berhak mendapatkan pendidikan
secara adil, sehingga dapat meningkatkan kualitas diri agar dapat menjadi individu
yang unggul dan berkualitas.
Pendidikan sendiri memiliki tingkatan-tingkatan yang diperuntukan untuk
seseorang agar mendapat pendidikan yang sesuai dengan usianya. Tingkatan
tersebut secara berurutan sebagai berikut: Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah
Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA)
dan Perguruan Tinggi (PT). Dimana dari tingkatan tersebut yang paling
menentukan masa depan seseorang agar menjadi bibit unggul yakni pada tingkat
Perguruan Tinggi. Karena di tingkatan inilah seseorang diharukan untuk fokus pada
bidang yang menjadi unggulan dari dirinya agar dapat berkembang dikemudian
hari.
Tingkat Perguruan Tinggi ini ditempuh oleh seseorang pada usia 18 tahun,
setelah menyelesaikan jenjang lain secara normal. Usia 18 tahun merupakan usia
seseorang sudah dapat dikatakan sebagai seorang pemuda berdasarkan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan. Pada
Undang-Undang tentang Kepemudaan ini dijelaskan bahwa pemuda adalah warga
negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan
yakni warga yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun (DPR RI,
2009).
Berdasarkan data Statistik Penduduk pada tahun 1971-2015 didapatkan data
bahwa 16,54% dari jumlah penduduk Indonesia merupakan kelompok pemuda
(Kementerian Pertanian, 2015). Jumlah pemuda yang cukup besar ini merupakan
suatu potensi yang dimiliki bangsa Indonesia dalam rangka membangun negara
masa kini dan masa mendatang agar lebih baik. Seperti kutipan yang disampaikan
oleh Ir. Soekarno yakni Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru
dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia yang
bermakna bahwa pemuda merupakan agen perubahan/generasi perubahan yang
merupakan penggerak bangsa menuju kearah yang lebih baik.
Namun, dewasa ini permasalahan sosial banyak sekali dilakukan oleh pemuda
selaku generasi penerus seperti melakukan tindak kekerasan, penyalahgunaan
narkotika, tindakan kriminalitas dll. Permasalahan lainnya dalam hal ketahanan dan
kepribadian pun menjadi salah satu permasalahan yang tidak dapat dihindarkan,
dimana arus globalisasi menyebabkan budaya-budaya luar masuk dengan cepat ke
Indonesia dan mempengaruhi pola pikir serta prilaku pemuda selaku generasi
penerus bangsa. Kemajuan teknologi komunikasi yang begitu pesat merupakan
salah satu penyebab dari cepatnya penetrasi budaya asing tersebut. Akibatnya
pemuda menjadi kurang berkembang kemandiriannya, kreativitas serta
produktivitasnya. Hal ini menyebabkan pemuda kurang dapat berpartisipasi dalam
proses pembangunan bangsa Indonesia. Permasalahan-permasalahan tersebutlah
yang hingga saat ini menjadi hambatan bangsa Indonesia untuk dapat maju.
Menciptakan generasi penerus yang disiplin, berakhlak, berbudaya dan terhindar
dari permasalahan-permaslahan itulah yang terus diupayakan oleh pemerintah
dengan meningkatkan kualitas pendidikan seperti yang telah dipaparkan
sebelumnya.
Melihat permasalahan-permaasalah diatas, maka penulis sebagai salah satu
pemuda merasa memiliki peranan yang penting dalam membantu membangun,
memajukan, menggerakan serta mengarahkan Indonesia menuju ke arah yang lebih
baik. Maka dari itu penulis sadar bahwa pendidikan sangatlah diperlukan sebagai
landasan dalam membentuk kualitas diri. Hal itulah yang menjadikan penulis terus
bekerja keras hingga kini untuk mengumpulkan ilmu yang tentunya memiliki
manfaat bagi kemajuan penulis agar dapat berguna bagi bangsa Indonesia. Ilmu
tersebutlah yang kemudian akan membantu penulis dalam membuat suatu inovasi,
menyelesaikan permasalahan yang muncul dan berkembang, membangun kesatuan
dan persatuan bangsa dll.
Penulis juga menyadari, bahwa penulis selaku pemuda juga harus menanamkan
nilai-nilai pendidikan karakter yang berpedoman pada Pancasila agar tidak cepat
terpengaruh oleh dampak negatif dari arus globalisasi seperti yang telah dijabarkan
sebelumnya. Nilai-nilai pendidikan karakter tersebut meliputi nilai religious, jujur,
toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat/komunikatif, cinta damai, senang membaca, peduli sosial, peduli
lingkungan dan tanggung jawab. Sehingga diharap setelah penulis
mengimplementasikan ke-18 nilai-nilai pendidikan karakter tersebut penulis dapat
menjadi generasi unggul kebanggaan bangsa Indonesia.
Jadi dari pemaparan diatas, dapat penulis simpulkan bahwa jumlah penduduk
Indonesia yang banyak harus dapat diimbangi oleh kualitas dari penduduk, terutama
kualitas dari para pemudanya. Karena pemuda memiliki peranan yang sangat
penting dalam rangka membangun, memajukan, menggerakan serta mengarahkan
bangsa Indonesia agar menjadi bangsa yang lebih baik. Maka dari itu, pemuda harus
mendapatkan pendidikan yang baik dan benar serta harus menanamkan nilai-nilai
pendidikan karakter yang berlandaskan Pancasila agar tidak cepat terpengaruh oleh
dampak negatif dari arus globalisasi. Setelah mendapatkan pendidikan yang baik
dan benar serta sudah mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan karakter,
diharapkan pemuda dapat menjadi generasi unggul kebanggan bangsa Indonesia.
Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik. (2015). Statistik Indonesia 2015. Jakarta.


DPR RI. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, (1).
DPR RI. (2009). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009
tentang Kepemudaan.
Kementerian Pertanian. (2015). Statistik Penduduk 1971-2015.

Anda mungkin juga menyukai