Anda di halaman 1dari 2

Bukan Killer Tapi Perfeksionis

Bagiku istilah dosen killer masih terdengar umum. Killer yang dimaksud barangkali
menunjuk pada suatu tingkah laku dosen yang pada dasarnya tidak disukai oleh mahasiswa,
apapun itu. Umumnya, apabila dianalogikan dengan guru, maka bisa jadi dosen killer adalah
dosen yang mahal senyum, pelit nilai, dan seringkali meluapkan emosi di kelas. Aku sendiri
beranggapan bahwa dosen killer adalah dosen yang memberi tekanan lebih pada mahasiswanya.

Selama menjalani masa perkuliahan, aku jarang menjumpai dosen yang sering marah-
marah di kelas. Kalaupun marah, biasanya ada alasan yang jelas. Aku dan teman-temanku lebih
tidak menyukai dosen yang perfeksionis, atau dosen yang sangat memperhatikan detail dari
sesuatu. Bagi kami, hal itu ribet dan merepotkan. Meskipun kami sangat tahu tujuan baik
mengapa dosen itu melakukan hal yang menurut kami tidak perlu karena biasanya sepele.

Sebagai contoh, setiap pertemuan kami harus menulis jurnal refleksi. Bukan hanya di
akhir jam perkuliahan, ada juga yang memberikan tugas untuk membuat review yang
menunjukkan apa saja yang sudah kami pelajari sebelum kuliah dimulai. Selain itu, ada juga
yang memberikan tugas supaya mengerjakan latihan soal di akhir bab setiap minggunya. Padahal
tiap minggu aku sudah cukup disibukkan dengan tugas laporan praktikum. Barangkali memang
bukan masalah besar bagi mahasiswa yang tidak ada kesibukan diluar jam kuliah. Namun,
dijurusanku biasanya dosen yang seperti itu juga sangat perhitungan dalam memberi nilai.
BIODATA

Nama : Muhammad Royyan Fais

Tempat, tgl lahir : Pekalongan, 04 Desember 1996

Alamat : Ds Watusalam RT 02 RW 01, Kec. Buaran, Kab. Pekalongan

Prodi/Jurusan : Pendidikan Biologi/Biologi

Fakultas : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Instansi : Universitas Negeri Semarang

Hobi : Mendengarkan Musik dan Menonton Film

Organisasi : Badan Pers dan Penerbitan Mahasiswa (BP2M) Unnes

Semarang, 20 Maret 2017

Anda mungkin juga menyukai