Anda di halaman 1dari 6

Gambar 5.

1 Bagan klinis untuk pengelolaan reaksi transfusi akut (BCSH


Guideline on the Investigation and Management of Acute Transfusion Reactions,
2012, dengan izin dari British Committee for Standards in Haematology)

Pasien menunjukkan kemungkinan gejala reaksi transfusi akut:


Demam, menggigil, takikardi, hipertensi atau hipotensi, kolaps, urtikaria,
kemerahan, nyeri (tulang, otot, dada, abdomen), distres pernapasan, mual dan
malaise
Hentikan transfusi: melakukan penilaian klinis cepat, memeriksa ID pasien /
kompatibilitas darah pasien, nilai secara visual unit/alat
Bukti dari:
Keadaan mengancam jiwa pada Airway dan / atau Pernapasan (Breathing) dan /
atau masalah sirkulasi (Circulation) dan / atau darah yang salah diberikan dan /
atau bukti unit terkontaminasi

Ya
Berat / Mengancam Nyawa
Panggil bantuan medis segera
Lakukan resusitasi ABC
Apakah perdarahan cenderung menyebabkan hipotensi? Jika tidak, hentikan
transfusi (tidak membuang unit yang terlibat)
Pertahankan akses vena
Monitor pasien, seperti TPR, TD, urin output, saturasi oksigen

Moderat
Suhu 39 C atau meningkat 2 C dan / atau
Gejala lain / tanda-tanda selain pruritus / hanya ruam

Pertimbangkan kontaminasi bakteri jika suhu naik seperti di atas dan review
kondisi yang mendasari pasien dan riwayat transfusi
Monitor pasien lebih sering seperti suhu, TD, oksigen saturasi, urin output
Ringan
Suhu 38 C dan peningkatan 1-2 C dan / atau
Pruritus / hanya ruam

Lanjutkan transfusi
Pertimbangkan pengobatan simtomatik
Monitor pasien lebih sering seperti untuk reaksi moderat
Jika gejala / tanda-tanda memburuk, kelola sebagai reaksi moderat / reaksi berat
(lihat kiri)

Jika kemungkinan anafilaksis / alergi berat, ikuti alur penanganan anafilaksis


Jika kontaminasi bakteri dicurigai, mulai pengobatan antibiotik
Gunakan TD, nadi, urin output (kateterisasi jika perlu) untuk memandu
administrasi garam fisiologis intravena
Menginformasikan departemen transfusi rumah sakit
Kembalikan unit (dengan set administrasi) ke laboratorium transfusi
Jika kontaminasi bakteri dicurigai, hubungi layanan darah untuk mendiskusikan
Pengambilan kembali (recall) komponen terkait
Lakukan investigasi yang tepat

Review at HTC
Report to SHOT/MHRA as appropriate

Tidak konsisten dengan kondisi atau riwayat


Hentikan (Jangan membuang unit yang terlibat)
Melakukan investigasi yang sesuai

Jika konsisten dengan kondisi yang mendasari atau riwayat transfusi,


pertimbangkan kelanjutan transfuse pada tingkat yang lebih lambat dan
pengobatan terhadap gejala yang tepat
Transfusion-related event
Transfusion-unrelated

Lanjutkan transfuse

Document in notes that no HTT/HTC review/SHOT report necessary


Infus bertekanan (Pressurized Infusions)
Aliran terkendali gravitasi didorong dari whole blood dan packed cells dengan
kecepatan yang sesuai. Karena laju aliran ini tidak mendekati 250 mL / menit atau
laju aliran yang lebih besar dibutuhkan untuk resusitasi korban trauma, perangkat
pembangkit tekanan digunakan untuk mempercepat laju infus. Perangkat yang
paling umum digunakan untuk tujuan ini adalah manset (cuff) tekanan darah
standar yang melilit wadah darah plastik. Ketika manset mengembang dengan
tekanan 200 mm Hg, tingkat infus whole blood dan packed cells meningkat
sekitar tiga kali lipat. Pompa tangan manual juga tersedia untuk meningkatkan
laju infus. pompa tangan ini tidak seefektif manset tekanan darah (pada 200 mm
Hg) untuk memasukkan whole blood tetapi setara dengan manset tekanan untuk
memasukkan packed cells.

Dilusi Saline (Saline Dilution)


Infus packed cells memiliki laju sekitar sepertiga dari whole blood. Pipa khusus
berkonfigurasi Y pada set infus darah memungkinkan packed cells diencerkan
dengan volume garam isotonik yang sesuai. Bila hal ini dilakukan, laju infus
packed cells sebanding dengan whole blood. Hanya salin isotonik yang harus
digunakan sebagai pengencer untuk packed red cells. Cairan Ringer tidak
disarankan untuk mengencerkan produk eritrosit karena kalsium dalam komposisi
Ringer dapat memicu pembekuan dalam sampel darah.

Filter Darah
Produk eritrosit mengalami proses infus melalui filter yang memerangkap
gumpalan kecil dan debris selular lainnya (misalnya dekomposisi platelet dan
leukosit yang terlapisi fibrin). Filter ini dapat menjadi halangan aliran karena
mengumpulkan debris yang terperangkap, dan dengan demikian harus diganti
secara berkala (misalnya setelah setiap 4 unit darah). Filter standar memiliki
ukuran pori 170-260 mikron, yang memungkinkan fibrin kecil mengalami
mikroagregasi untuk lewat dengan bebas. Mikroagregasi ini dapat berkumpul di
kapiler paru dan membuat kelainan pada pertukaran gas. Filter mikroagregasi
yang lebih kecil tersedia, tetapi nilai guna dalam mencegah komplikasi paru
belum terbukti.

Penghangat Darah
Penghangatan mengurangi kekentalan pada darah yang didinginkan dan dapat
meningkatkan laju infus 30-50%. Namun, nilai utama dari penghangatan darah
adalah pencegahan hipotermia dari transfusi cepat (ketika 1 unit darah
ditransfusikan setiap 5 sampai 10 menit). Temperatur yang dianjurkan untuk infus
darah adalah 33 sampai 35 C. Suhu 37 C atau lebih tinggi dapat menghasilkan
hemolisis. Suatu metode sederhana untuk penghangatan darah adalah
membenamkan tas penyimpanan darah dalam air panas sebelum transfusi. Namun,
metode rewarming ini dapat berlangsung hingga 30 menit, dan dapat
menghasilkan hemolisis akibat overheating. Perangkat penghangatan terkontrol
yang dapat menghangatkan darah ke suhu infus yang diinginkan pada laju aliran
yang sedikit lebih dari 100 mL / menit tersedia. Pada laju infus yang sering
digunakan untuk resusitasi korban trauma (lebih besar dari 250 mL / menit),
perangkat penghangatan darah sering tidak dapat menghangatkan darah ke suhu
yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai