Rossy YS1, Anggi Kristanto1, Dhoni Aslam Bhawikarsu1, Annisa Dian Afsary1, dan Rizkia
Martinawati1
1
Program Sarjana Teknik Geofisika, Universitas Brawijaya Indonesia
ABSTRAK
Masalah banjir sangat menarik untuk diteliti karena sering terjadi banjir di daerah Universitas
Brawijaya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Ground Penetrating Radar (GPR) untuk
mengetahui kondisi bawah permukaan. Penelitian ini meliputi pengambilan data dan interpretasi. Dari
hasil penelitian ini disimpulkan bahwa daerah lokasi A merupakan daerah yang paling banyak terdapat
rongga (void). Daerah lokasi B dan C memiliki jumlah rongga (void) yang lebih sedikit. Dari
perbandingan ketiga data tersebut dapat disimpulkan bahwa genangan air diakibatkan oleh beberapa
faktor yaitu pesebaran rongga (void), daya serap permukaan tanah serta pelapisannya dan kondisi
topografi dari daerah tersebut. Sehingga daerah B sering terjadi genangan saat setelah hujan karena
dipengaruhi faktor tersebut.
= + (1)
= (2)
= (4) Pada Gambar 1.1, unit kontrol radar
menghasilkan pulsa trigger yang terhubung ke
Dimana:
pengirim dan penerima elektronik di antena.
E = Kuat medan listrik (V/m) Pulsa ini mengontrol pengirim dan penerima
elektronik untuk menghasilkan sampel 7.952148 112.611905. Line C1 pada koordinat
gelombang dari pulsa radar yang dipantulkan. -7.952415 112.611928 sampai -7.952472
Pulsa ini akan dipancarkan oleh antena ke 112.612194. Line C2 pada koordinat -
dalam tanah. Selama perambatannya di tanah, 7.952436 112.611924 sampai -7.952489
pulsa ini akan mengalami atenuasi (pelemahan) 112.612188.
dan cacat sinyal lainnya. Sinyal ini kemudian
diproses oleh rangkaian penerima. Kedalaman 3.2. Desain Survei
objek dapat diketahui dengan mengukur selang Pada penentuan desain survei berikut,
waktu antara pemancaran dan penerimaan sebelumnya dilakukan survei lapangan terhadap
pulsa. Dalam selang waktu ini, pulsa akan lokasi yang sering terjadi genangan dan lokasi
bolak balik dari antena ke objek dan kembali yang tidak terjadi genangan.
lagi ke antena [6], lalu data yang terekam di
transmisikan ke Future 2005, dan ditampilkan
pada laptop yang telah terinstal software melalui
transfer bluetooth.
3. METODOLOGI
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Praktikum survei elektromagnetik Gambar 3.1 Desain Survei Praktikum Survei
dilaksanakan pada hari Rabu, 5 April 2017 pada Elektromagnetik
pukul 07.30-10.00 WIB berlokasi di Universitas
5.3 Peralatan
Brawijaya dengan 6 line pada 3 buah titik. Titik
5.3.1 Seperangkat GPR
A berada didepan gedung biologi, titik B berada
di jalan kecil antara gedung fisika-biologi Perangkat GPR pada akuisisi ini terdiri atas
dengan kimia, titik C berada di belakang gedung beberapa komponen yaitu GPR Future 2005,
biologi. Power Tank, komponen Bluetooth, Probe, dan
Line A1 pada koordinat -7.952711 gagang probe. GPR Future 2005 merupakan
112.611851 sampai -7.952934 112.612007. instrument yang berguna untuk memberikan
Line A2 pada koordinat -7.952727 input impuls kepada probe serta mentransfer
112.611834 sampai -7.952940 112.611992. data hasil akuisisi dari probe ke komputer.
Line B1 pada koordinat -7.952412 112.611842 Power Tank berguna sebagai sumber arus listrik
sampai -7.952142 112.611880. Line B2 pada sehingga perangkat GPR dapat digunakan.
koordinat -7.952415 112.611863 sampai - Komponen Bluetooth bertindak sebagai
pentransfer data dari GPR Future 2005 ke elektromagnetik. Koordinat ini penting untuk
komputer. Probe berfungsi sebagai pemberi mencari area survei pada software tertentu.
impuls atau sinyal elektromagnetik ke
5.3.3 Komputer
permukaan tanah serta bertindak sebagai sensor
perekam data elektromagnetik yang dipantulkan Komputer digunakan dalam processing data
dari dalam tanah. Gagang probe digunakan serta menampilkan hasil survei data lapangan.
untuk mengatur jarak probe dengan permukaan Pada komputer tersebut digunakan software
tanah sehingga mempermudah akuisisi data. visualizer untuk menampilkan data hasil survei
lapangan. Dari data tersebut akan dilakukan
interpretasi bawah permukaan.
5.3.4 Meteran
5.3.2 GPS
4. Kesimpulan
Gambar 4.5 Hasil Akuisisi Data pada Lokasi telah dilakukan dapat diketahui bahwa daerah
C, (a) line 1, (b) line 2 lokasi A merupakan daerah yang paling banyak
terdapat rongga (void). Ditunjukan dengan
dominasi warna biru pada hasil survei GPR.
Sedangkan daerah yang paling sedikit void
terdapat pada lokasi C, ditunjukan oleh dominasi
soil dengan warna hijau. Dari data yang telah
didapat diketahui bahwa lokasi B merupakan
daerah yang paling sering terdapat genangan
meskipun daerahnya tidak banyak didominasi
warna biru seperti lokasi A. Daerah survei B
memiliki daya serap yang rendah serta elevasi
Gambar 4.4 Penampang Horizontal Lokasi
lokasi 2 yang cukup rendah dari pada daerah
C, (a) line 1, (b) line 2
lainnya sehingga menyebabkan daerah survei B
sering terdapat genangan saat setelah hujan.
DAFTAR PUSTAKA