Fe Dalam Darah Sasa 2
Fe Dalam Darah Sasa 2
1
1. Pada labu ukur 25 mL masukkan dengan menggunakan buret masing-masing
1, 2, 3, 5, 8, 10 dan 15 mL larutan standar Fe
2. Pada masing-masing labu ukur tambahkan 0.4 mL asam sulfat pekat dan
encerkan sampai kira-kira 15 mL dengan air
3. Tambahkan 1 mL K-Persulfat jenuh dan campur
4. Pada labu 0 tambahkan 4 mL KCNS 3 N, encerkan sampai tanda batas dengan
air, tutup dan kocok. Pindahkan pada kuvet, atur transmitan 100% pada
panjang gelombang 520 nm
5. Pada labu 1 tambahkan 4 mL KCNS 3 N, encerkan sampai tanda batas dengan
air, tutup, kocok dan diamkan selama 3 menit
6. Bilas kuvet 2 kali dengan larutan pada labu 1, isi kuvet dan baca
absorbansinya
7. Penambahan KCNS 3 N dilanjutkan pada masing-masing labu berturut-turut
8. Gambarkan kurva kalibrasi dengan konsentrasi masing-masing adalah 0.5, 10,
15, 25, 40, 50 dan 75 ng/100 mL
2
dan diencerkan dengan air suling hingga mencapai tanda tera. Diamati nilai
absorbansi larutan pada panjang gelombang 520 nm menggunakan
spektrofotometer UV-VIS dan larutan dalam labu B digunakan sebagai blanko.
Dibuat larutan deret standar Fe dengan beberapa ragam konsentrasi
menggunakan cara yang sama.
= 116,14 mg/1000 ml
= 11,61 mg/100 ml,
Grafik hubungan antara konsentrasi (dalam ppm) standar garam ferri dengan
absorbansinya pada panjang gelombang 520 nm dapat dilihat pada grafik 1.
1. Kurva Kalibrasi
ppm standar Fe Absorbansi pada 520 nm
0 0,000
2 0,031
4 0,042
6 0,066
8 0,087
10 0,090
20 0,194
KURVA KALIBRASI
0.2
f(x) = 0.01x
0.1 R = 0.99
Absorbansi
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
ppm (Fe)
X =Y+b
a
= 0,038 + 0,0066
0,0094
= 4.74 ppm (0.5 mL)
X =Y+b
a
= 0,075 + 0,0066
0,0094
= 8.68 ppm (1 mL)
X =Y+b
a
= 0,083 + 0,0066
0,0094
= 9.53 ppm (1.2 mL)
X =Y+b
a
= 0,110 + 0,0066
0,0094
= 12.4 ppm (1.5 mL)
X =Y+b
a
= 0,152 + 0,0066
0,0094
= 16.87 ppm (2 mL)
1.6 Pembahasan
Total besi ditetapkan dengan mengoksidasikan ferro (Fe2+) menjadi ferric (Fe3+)
menggunakan kalium persulfat. Kompleks tiosianat dan Fe 3+ akan terbentuk pada
suasana asam berdasarkan persamaan reaksi:
4
Suatu larutan dijadikan sebagai pereaksi harus memenuhi beberapa persyaratan. KSCN
merupakan pereaksi warna, sebab :
- Reaksinya dengan zat yang dianalisis yaitu besi(Fe) selektif dan sensitif yaitu
membentuk kompleks besi (III) tiosianat yang berwarna merah bata.
- Warna yang ditimbulkan yaitu merah bata, stabil untuk jangka waktu yang lama,
sehingga serapannya tidak berubah-ubah hingga akhir analisis.
Pengukuran serapan atau absorbansi spektrometri biasanya dilakukan pada suatu panjang
gelombang yang sesuai dengan serapan maksimum karena konsentrasi besar terletak pada
titik ini, artinya serapan larutan encer masih terdeteksi. Panjang gelombang yang
maksimum memiliki kepekaan maksimal karena terjadi perubahan absorbansi yang paling
besar serta pada panjang gelombang maksimum bentuk kurva absorbansi memenuhi
hukum Lambert-Beer. Pada percobaan ini diukur larutan standar 0 ; 2; 4 ;6 ;8; 10;20 ppm
dengan regeresi yang dihasilkan adalah sebesar 0,9924. Nilai ini menunjukan koefisien
korelasi antara absorbansi dengan konsentrasi. Dimana semakin tinggi konsentrasi maka
semkain besar pula nilai absorbansinya. Linearitas dapat dikatakan baik apabila regresi
mencapai 1.000.
1.7 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan, diperoleh konsentrasi logam besi
dalam sampel darah adalah :
mL sampel Kadar Fe (ppm)
0.5 4.74
1 8.68
1.2 9.53
1.5 12.4
2 16.87