Pengertian Takwa
a. Pengertian Takwa Menurut Istilah
Pengertian takwa menurut istilah kita dapatkan di banyak literatur, termasuk Al-Quran,
Hadits, dan pendapat sahabat serta para ulama. Semua pengertian takwa itu mengarah pada
satu konsep: yakni melaksanakan semua perintah Allah, menjauhi larangannya, dan menjaga
diri agar terhindari dari api neraka atau murka Allah SWT.
Ibn Abbas mendefinisikan takwa sebagai "takut berbuat syirik kepada Allah dan selalu
mengerjakan ketaatan kepada-Nya" (Tafsir Ibn Katsir).
Ketika Abu Dzarr Al-Ghifari meminta nasihat kepada baginda Rasulullah, maka pesan
paling pertama dan utama yang beliau sampaikan kepada sahabatnya itu adalah takwa.
Rasulullah Saw bersabda:
"Saya wasiatkan kepadamu, bertakwalah engkau kepada Allah karena takwa itu adalah
pokok dari segala perkara." (Tanbihul Ghofilin, Abi Laits As-Samarkindi).
Imam Qurthubi mengutip pendapat Abu Yazid al-Bustami, bahwa orang yang bertakwa
itu adalah: "Orang yang apabila berkata, berkata karena Allah, dan apabila berbuat, berbuat
dan beramal karena Allah."
Abu Sulaiman Ad-Dardani menyebutkan: "Orang-orang yang bertakwa adalah orang-
orang yang kecintaan terhadap hawa nafsunya dicabut dari hatinya oleh Allah."
Ibn Qayyim al-Jauziyyah menegaskan, bahwa hakikat taqwa adalah taqwa hati, bukan
takwa anggota badan." (Al-Fawaid).
Ketika Atha telah selesai shalat, Atha bertanya kepada wanita itu :
Ya
Atha berkata :
Menjauhlah engkau dariku ! Janganlah engkau membakar aku dan dirimu dengan api
neraka !
Lalu wanita itu berusaha merayu dan menggoda Atha dan tetap bersiteguh untuk memenuhi
apa yang diinginkannya. Maka mulailah Atha menangis seraya berkata :
Tangisan Atha makin lama makin keras. Ketika wanita cantik itu melihat Atha dan
melihat tangisan serta kecemasan yang menimpa Atha, menangislah wanita itu mengiringi
tangisan Atha. Di saat Atha dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba Sulaiman bin Yasar pulang
memenuhi keperluannya.
Ketika Sulaiman melihat Atha sedang menangis, dan seorang wanita dihadapannya sedang
menangis disudut rumah, Sulaiman pun menangis mengikuti tangisan keduanya padahal
Sulaiman tidak tahu apa yang menyebabkan keduanya menangis.
Setelah itu datanglah sahabat-sahabat Atha dan Sulaiman satu persatu. setiap kali seorang
sahabat itu datang ke tempat persinggahan mereka lalu melihat mereka sedang menangis,
maka sahabat itu pun duduk sambil menangis karena mendengar tangisan mereka tanpa
menanyakan tentang urusan mereka, sehingga tangisan pun meluas dan suara tangisan
terdengar keras.
Ketika wanita Arab itu menyaksikan keadaan seperti itu, ia pun berdiri lalu pergi keluar dan
berdirilah para sahabat Atha lalu masuk ke dalam. Sulaiman terdiam setelah itu dan dia
tidak menanyakan apa-apa kepada saudaranya (Atha) tentang kisah wanita itu karena
merasa hormat dan segan.
Pada suatu malam Atha terbangun dalam keadaan menangis. Sulaiman bertanya kepadanya,
Berkata Atha,
Sulaiman berkata,
Berkata Atha,
Syaratnya, jangan engkau ceritakan mimpi ini kepada siapapun selama aku masih hidup.
Berkata Sulaiman,
Berkata Atha,
Aku melihat Nabi Yusuf alaihissalaam di dalam mimpi. Maka aku pun mendatangi
beliau untuk melihatnya, maka aku (kagum) melihat ketampanan beliau maka aku pun
menangis. Maka beliau melihatku di tengah kerumunan orang banyak lalu beliau berkata,
Mengapa engkau menangis wahai laki-laki?
Mengapa engkau tidak kagum terhadap pemilik (kisah dengan) seorang wanita badui di
Abwa? Aku mengerti maksud beliau (Nabi Yusuf alaihissalaam). Oleh sebab itu aku
menangis dan terbangun dalam keadaan menangis.
Berkata Sulaiman,
Wahai saudaraku, apakah yang sebenarnya terjadi antara engkau dengan wanita itu?
Maka Atha pun menceritakan kisahnya dengan wanita itu, kisah itu pun tidak pernah
diberitahukan kepada seorangpun sampai Atha wafat. Setelah Atha wafat barulah salah
satu dari keluarganya menceritakan kisah itu kepada orang lain.
Tambahan, nama lengkap Atha adalah Atha bin Yasar Al-Hilali Abu Muhammad Al-
Madani Al-Qadhi. Seorang mantan budak Maimunah, seorang yang faqih dan banyak
meriwayatkan hadits, wafat tahun 103 H dalam usia 84 tahun di Mesir.