Anda di halaman 1dari 60

B.1.

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA


ACUAN KERJA
B.1.1 TANGGAPAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA
Menurut apa yang telah dijabarkan dalam Kerangka Acuan
Kerja (KAK) Penyusunan Dokumen Inventarisasi Sumber Pencemar,
didapatkan kesimpulan antara lain:

1. Lama pekerjaan Penyusunan Dokumen Inventarisasi


Sumber Pencemar adalah selama 90 (sembilan puluh) hari
kalender atau 3 (tiga) bulan sejak diterbitkan Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK).
2. Lokasi pekerjaan Penyusunan Dokumen Inventarisasi
Sumber Pencemar yaitu di Kabupaten Kediri
3. Tenaga ahli yang berperan di dalam kegiatan, yaitu: 1 (satu)
Magister Pertanian/Agrotek (team leader), 1 (satu) Tenaga
Ahli Perencanaan Wilayah, dan 1 (satu) Tenaga Ahli
Ekonomi Pembangunan.
4. Pekerjaan Penyusunan Dokumen Inventarisasi Sumber
Pencemar didanai oleh APBD Kabupaten Ngawi TA 2017
sebesar Rp 225.000.000,00 (dua ratus dua puluh lima juta
rupiah).

B.1.1.1 TANGGAPAN TERHADAP LATAR BELAKANG


Sektor pertanian sebagai salah satu sektor pendukung
perekonomian Indonesia yang relatif lebih tahan dan lebih
fleksibel terhadap krisis ekonomi dibandingkan sektor-sektor
lainnya karena lebih mengandalkan pemanfaatan sumber
daya domestik daripada komponen impor.
Sebagai negara agraris, dengan sendirinya lapangan
pekerjaan sebagai petani digeluti oleh sebagaian besar
penduduk Indonesia. Petani telah berjasa besar bagi
pembangunan nasional dan kemajuan negara akan sangat
ditentukan oleh eksistensi petani. Oleh karena itu
peningkatan kesejahteraan petani haruslah mendapatkan
perhatian pemerintah.
Peranan sektor pertanian akan menjadi bertambah besar
lagi apabila memperhitungkan :
a. Nilai tambah yang diciptakan melalui penyediaan jasa-jasa
yang melayani keberlanjutan produksi (transportasi,
pergudangan, keuangan, dan lain-lain).
b. Industri hulu seperti pupuk, alat-alat pertanian dan jasa
perdagangan produk primer dan olahan agribisnis.
Sektor pertanian sebagai salah satu sektor pendukung
perekonomian Indonesia merupakan sektor yang relatif lebih
tahan dan lebih fleksibel terhadap krisis ekonomi
dibandingkan sektor-sektor lainnya karena lebih
mengandalkan pemanfaatan sumberdaya domestik daripada
komponen impor. Sektor pertanian juga sebagai salah satu
sektor pendukung utama perekonomian Kabupaten Kediri,
dimana pada tahun 2014 memiliki kontribusi cukup besar
terhadap PDRB Kabupaten Kediri yakni mencapai sebesar Rp.
7.519.659,98. Pada situasi krisis global saat ini sektor
pertanian berperan sangat penting dalam pembangunan
nasional antara lain melalui penyediaan kebutuhan pangan
pokok, perolehan devisa melalui ekspor, penampung tenaga
kerja khususnya di daerah pedesaan.
Untuk menunjang pembangunan sektor pertanian yang
lebih baik, perlu diadakannya program yang mendukung
sektor pertanian diantaranya adalah program ketahanan
pangan, pengembangan agribisnis, pengembangan pertanian
terpadu, pengembangan dan pengelolaan
hutan,pengembangan usaha perkebunan rakyat serta
pengembangan sumber daya, sarana dan prasarana
perkebunan. Diperlukan suatu pandangan yang utuh agar
suatu pandangan yang utuh agar output sektor pertanian
tidak hanya dilihat sebatas penghasil bahan baku yang
berasal dari tumbuhan dan hewan, tetapi perlu dilihat sebagai
suatu sistem agribisnis mulai subsistem sumberdaya alam,
pengadaan sarana produksinya, produksi usaha tani,
pengolahan (agroindustri), pemasaran dan jasa penunjangnya
serta subsistem konsumsinya.
Konsekuensi sebagai daerah agraris, yang sebagian besar
lahan dan mata pencaharian penduduknya bertumpu pada
bidang tersebut, perhatian pembangunan daerah harus lebih
banyak terfokuskepada bidang pertanian, artinya bukan
hanya sekedar mempertahankan keberadaan bidang
pertanian dengan segala ciri tradisionalnya, namun harus
lebih mengarah kepada transformasi modern atau
industrialisasi pertanian (agroindustri) yang mampu
memberikan nilai tambah terhadap bidang pertanian.
Saat ini kontribusi PDRB sektor pertanian, kehutanan,
dan perikanan Kabupaten Kediri mencapai 24,17% pada
tahun 2015, angka tersebut menerangkan bahwa sektor
pertanian masih dominan meskipun mengalami penurunan
akan tetapi diiringi oleh pertumbuhan sektor sektor industri
pengolahan yang merupakan olahan dari sektor agribisnis.
Nilai tingkat kesejahteraan petani diukur dengan adanya
perhitungan NTP. Pada tahun 2016, NTP Kabupaten Kediri
mencapai 108,27. Hal ini menunjukkan bahwa index yang
diterima oleh petani lebih tinggi dari index yang dibayarkan
oleh petani, akan tetapi nilai tersebut masih kurang dalam
mencerminkan kesejahteraan petani. Untuk meningkatkan
kesejahteraan petani diperlukan suatu upaya untuk
meningkatkan index yang diterima petani atau hasil
produksinya, salah satu upaya yang dominan yang harus
dilakukan adalah meningkatkan efisiensi produksi dan
pemasaran produk adalah pembentukan suatu kawasan atau
sentra pertanian yang akan dikelola dan berkembang menjadi
suatu kluster, beberapa produk komoditas unggulan di
kabupaten Kediri baik dari produk tanaman pangan atau
hortikultura secara keunggulan komparatif telah membentuk
suatu kawasan sentra. Agar lebih memaksimalkan hasil maka
diarahkan kepada pembentukan suatu kluster.
Michael Porter dalam bukunya Clusters and The New
Economics of Competition (1998) : Klaster didefinisikan
sebagai konsentrasi geografis perusahaan yang saling
berhubungan, pemasok, penyedia jasa, perusahaan-
perusahaan di industri terkait, dan lembaga-lembaga terkait
(misalnya universitas, lembaga standar dan asosiasi
perdagangan) di bidang-bidang tertentu yang bersaing tetapi
juga bekerja sama (Porter 1998). Penumbuhkembangan
klaster mengandung empat faktor penentu atau dikenal
dengan nama diamond model yang mengarah kepada daya
saing industri, yaitu: (1) faktor input (input condition factor),
(2) kondisi permintaan (demand condition), (3) industri
pendukung dan terkait (related and supporting industries),
serta (4) strategi perusahaan dan pesaing (context for firm
and strategy).
Kabupaten Kediri mempunyai beberapa komoditas
potensial yang dikembangkan bahkan beberapa telah menjadi
sentra karena keunggulan komparatif yang dimilikinya dan
potensial untuk dikembang dan ditingkatkan menjadi kluster.
Komoditas tanaman pangan yang berkembang utama di
kabupaten Kediri meliputi padi 3.055.491 kw, jagung
3.137.208 kw, ubi kayu 985.261 kw, ubi jalar 75.081 kw,
kacang tanah 46.941 kw dan kedelai 4.180 kw. Sedang untuk
komoditas hortikultura terdapat 4 jenis tanaman hortikultura
yang dominan di kabupaten Kediri pada tahun 2015 dengan
tingkat produksi komoditas nanas 1.597.486 kw, papaya
995.772 kw, mangga 418.090 kw, pisang 121.555 kw.
Pada tahun 2013 Kabupaten Kediri bekerjasama dengan
Bank Indonesia mengembangkan kluster cabe untuk
meningkatkan kesejahteraan petani dan menjaga kestabilan
harga cabe. Selain komoditas tersebut Kabupaten Kediri
sebenarnya telah memiliki beberapa daerah sentra yang
potensial dikembangkan untuk menjadi suatu kluster untuk
efisiensi produksi dan pemasaran. Untuk itu diperlukan suatu
kajian bagaimana proses pengembangan suatu sentra
menjadi
kluster dan sentra komoditas apa saja yang layak
dikembangkan untuk menjadi suatu kluster sehingga
diharapkan akan dapat meningkatkan kesejahteraan petani
pada umumnya.

B.1.1.2 PEMAHAMAN TERHADAP MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan penyusunan Kajian Pengembangan


Kluster Pertanian adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi potensi sentra pertanian di wilayah di


Kabupaten Kediri

2. Mengidentifikasi potensi pengembangan kluster pertanian


di Kabupaten Kediri
3. Menyusun rencana pengembangan kluster pada kawasan
pertanian yang terpilih

B.1.1.3 PEMAHAMAN TERHADAP SASARAN

Sasaran dari pelaksanaan penyusunan Kajian Pengembangan


Kluster Pertanian adalah kawasan pertanian di Kabupaten
Kediri.

B.1.1.4 PEMAHAMAN TERHADAP LOKASI KEGIATAN

Lokasi kegiatan penyusunan Kajian Pengembangan Kluster


Pertanian adalah 26 kecamatan di Kabupaten Kediri.
B.1.1.5 PEMAHAMAN TERHADAP SUMBER PENDANAAN
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBD
Kabupaten Kediri Tahun 2017, sebesar Rp 225.000.000,- (Dua
Ratus Dua Puluh Lima Juta Rupiah).

B.1.1.6 PEMAHAMAN TERHADAP NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT


PEMBUAT KOMITMEN

Organisasi Perangkat Daerah ;


Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Kediri
Pejabat Pembuat Komitmen
Nama : Ir. H. JUMALI, MM.
NIP : 19620625 198503 1 013

B.1.1.7 PEMAHAMAN TERHADAP DATA DASAR

Kelengkapan data yang harus diakomodasikan dalam


kegiatan Pengembangan Kluster Pertanian adalah:
a. Mengacu data BPS terkait potensi daerah Kabupaten
Kediri;
b. Data Dasar Produk Unggulan Pertanian dan Peternakan
dari masing-masing OPD yang mewakili;
c. Data Dasar Tata Ruang Kabupaten Kediri;

B.1.1.8 PEMAHAMAN TERHADAP STANDAR TEKNIS


Standar teknis yang dilaksanakan dalam melakukan analisa
atau kajian ini adalah standar teknis yang berlaku dan diakui
secara ilmiah untuk mengembangkan kerangka fikir, teori,
konsep dan metodologi untuk mendapatkan rumusan secara
komprehensif tentang Kajian Pengembangan Kluster
Pertanian

B.1.1.9 PEMAHAMAN TERHADAP STUDI-STUDI TERDAHULU

Studi-studi terdahulu yang berguna dalam kegiatan


Pengembangan Kluster Pertanian antara lain:
a. Kajian Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten
Kediri;
b. Rintisan Pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten
Kediri;
c. Pemetaan Potensi UMKM Kabupaten Kediri;
d. Pemetaan Potensi Ekonomi Daerah Kabupaten Kediri
e. Pengembangan Pertanian Lahan Kering Kabupaten Kediri
f. Kajian Sustainable Agriculture Kabupaten Kediri
g. Kajian Pemetaan Potensi Perkebunan dan hortikultura
Kabupaten Kediri.
h. Kajian Identifikasi dan Pengembangan Pertanian Organik.
B.1.1.10 PEMAHAMAN TERHADAP REFERENSI HUKUM
1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok Agraria
2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah.
4. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
5. Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan
Lahan Pangan Berkelanjutan.
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 tahun 2014 tentang
Pengembangan Produk Unggulan Daerah.
7. Peraturan Menteri Pertanian No. 50 Tahun 2012 tentang
Kawasan Pertanian

B.1.1.11 TANGGAPAN TERHADAP LINGKUP KEGIATAN

Ruang Lingkup kegiatan meliputi identifikasi dan analisa


potensi pertanian untuk pengembangan kawasan kluster
pertanian di Kabupaten Kediri.

B.1.1.12 TANGGAPAN TERHADAP KELUARAN


Keluaran yang dihasilkan dari Kajian Pengembangan Kluster
Pertanian ini adalah;
a. Terdidentifikasinya potensi sentra pertanian di wilayah
Kabupaten Kediri
b. Terdidentifikasinya potensi pengembangan kluster
pertanian di Kabupaten Kediri
c. Tersusunnya rencana pengembangan kluster pada
kawasan pertanian yang terpilih

B.1.1.13 PEMAHAMAN TERHADAP PERALATAN, MATERIAL,


PERSONIL DAN FASILITAS DARI PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN

a. Tim pembahas yang terdiri dari personil beberapa OPD


Kabupaten Kediri dan instansi lain yang terkait.
b. Ruang rapat dan kelengkapannya.
c. Dokumen-dokumen penunjang.
d. Administrasi surat-menyurat.

B.1.1.14 PEMAHAMAN TERHADAP PERALATAN, DAN MATERIAL DARI


PENYEDIA JASA KONULTANSI

a. Kantor/studio lengkap dengan peralatan untuk


pelaksanaan pekerjaan (komputer, printer, ATK, dll).
b. Peralatan survei/pengumpulan data primer.
c. Peralatan dan material lainnya yang diperlukan.
B.1.1.15 PEMAHAMAN TERHADAP LINGKUP KEWENANGAN JASA

a. Konsultan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap


pelaksanaan penyusunan kajian berdasarkan ketentuan
perjanjian kerjasama yang telah ditetapkan.
b. Kosultan berkewajiban menyusun dokumen Kajian
Pengembangan Kluster Pertanian berdasarkan ketentuan
teknis yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan kerja
dan memperhatikan pedoman maupun standar yang terlah
diterbitkan.
c. Konsultan dalam melaksanakan pekerjaan agar meminta
bantuan Tim Teknis/Instansi terkait yang akan memberikan
petunjuk dan pengarahan kepada konsultan untuk
mencapai hasil yang optimal. Tim teknis tersebut dapat
diminta bantuannya pula untuk memberikan data guna
mendukung kelancaran kerja sejauh tidak membutuhkan
biaya;
d. Konsultan wajib mengadakan diskusi terbatas pada setiap
tahap pekerjaan serta seminar sebelum penyusunan Buku
Kajian (Seminar Laporan pendahuluan dst);
e. Dalam pelaksanaan diskusi terbatas dan forum seminar,
konsultan wajib menyediakan waktu untuk hadir. Dalam
forum diskusi, konsultan wajib menyajikan hasil
pekerjaannya kepada peserta;
f. Konsultan dalam melaksanakan pekerjaan dinyatakan
berakhir setelah penyusunan Laporan Akhir Kajian
Pengembangan Kluster Pertanian selesai secara
keseluruhan dan dapat diterima oleh pemberi tugas.

B.1.1.16 PEMAHAMAN TERHADAP JANGKA WAKTU PENYELESAIAN


KEGIATAN
Jangka waktu yang dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan seluruh
Pekerjaan Kajian Pengembangan Kluster Pertanian adalah 3 (tiga)
bulan atau 90 (sembilan puluh) hari kalender.

B.1.1.17 PEMAHAMAN TERHADAP PERSONIL

Pengalaman
Posisi Kualifikasi
di bidangnya
Team leader / 1 Orang Magister 1 Tahun
Ahli Pertanian Pertanian/Agrotek (S2)

Ahli 1 Orang Sarjana Perencanaan 3 Tahun


Perencanaan Wilayah minimal Strata Satu (S1)
Wilayah
Ahli Ekonomi 1 Orang Sarjana Ekonomi 3 Tahun
Pembangunan Pembangunan minimal Strata
Satu (S1).
Asisten Tenaga 1 Orang S1 Pertanian
1 Tahun
/ Ahli
Pertanian
Asisten Tenaga 1 Orang S1 Perencanaan Wilayah
/ Ahli 1 Tahun
Perencanaan
Wilayah
Surveyor SMA Sederajat 3 Tahun
Operator SMA Sederajat 3 Tahun
Komputer

Administrasi SMA Sederajat 3 Tahun

B.1.1.18 PEMAHAMAN TERHADAP JADWAL TAHAPAN PELAKSANA


KEGIATAN
Pekerjaan Pengembangan Klsuter Pertanian adalah sekurang-
kurangnya meliputi tahapan:
a. Kegiatan pendahuluan/awal
b. Survey potensi lahan pertanian
c. Survey potensi Pertanian
d. Tahap analisis
e. Tahapan perumusan hasil identifikasi potensi
f. Tahapan perumusan rekomendasi program pengembangan
kawasan kluster pertanian
g. Tahapan konsultasi publik

B.1.1.19 PEMAHAMAN TERHADAP LAPORAN PENDAHULUAN

Laporan Pendahuluan memuat uraian ringkas mengenai


rencana awal pelaksanaan pekerjaan, metodologi serta
pendekatan teknis pelaksanaan pekerjaan. Laporan harus
diserahkan selambat- lambatnya 15 hari sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 10 buku laporan.

B.1.1.20 PEMAHAMAN TERHADAP LAPORAN ANTARA

Laporan Antara memuat uraian ringkas mengenai data-data


primer dan sekunder hasil dari pengamatan lapangan. Laporan
harus diserahkan selambat-lambatnya 2 bulan sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 10 buku laporan.

B.1.1.21 PEMAHAMAN TERHADAP LAPORAN AKHIR

Laporan akhir memuat uraian perbaikan dari laporan-laporan


sebelumnya. Laporan harus diserahkaan selambat-lambatnya
saat pekerjaan berakhir atau 90 (sembilan puluh) hari kalender
sebanyak 10 buku laporan. Selain menyerahkan dalam bentuk
hardcopy juga dikumpulkan dalam bentuk softcopy yang
dimasukan dalam 5 (lima) keping CD.

B.1.1.22 PEMAHAMAN TERHADAP LAPORAN RINGKAS

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 90 (sembilan


puluh) hari kerja atau 3 (tiga) bulan sejak SPMK iterbitkan,
sebanyak 10 buku laporan. Semua Laporan disajikan dengan
pengetikan 1,5 spasi dengan HVS polos berukuran A4 (margin:
Left = 3,5; Right = 3cm; Up = 3cm; Bottom = 3cm)

B.1.1.23 PEMAHAMAN TERHADAP PEDOMAN PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan


berikut.
a. Data terdiri dari data primer dan data sekunder;
b. Data primer harus benar-benar sesuai dengan kondisi
lapangan; dan
c. Data sekunder harus berasal dari instansi yang
berwenang.

B.1.1.24 PEMAHAMAN TERHADAP ALIH PENGETAHUAN

Jika diperlukan, Penyedia barang/jasa berkewajiban untuk


menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka
alih pengetahuan kepada personil proyek/satuan kerja Pejabat
Pembuat Komitmen.

B.1.2 SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA


Kerangka Acuan Kerja, secara umum sudah menjelaskan
mengenai Latar Belakang, Tujuan Kegiatan dan Manfaat,
Ruang Lingkup dari segala aspek, hingga laporan yang
dibutuhkan. Namun konsultan mengidentifikasi masih
terdapat beberapa hal yang tidak dijelaskan, seperti rincian
kegiatan dari pekerjaan ini. maka diperlukan modifikasi atau
inovasi, seperti perihal uraian tugas dan tanggung jawab
masing-masing Tenaga Ahli tidak dijelaskan secara lebih
mendetail.
B.2. URAIAN PENDEKATAN, METODOLAGI DAN
PROGRAM KERJA

2.1 Pendekatan Teknis

Pada penyelesaian permasalahan yang timbul dan


berdasarkan Kerangka Tujuan dan Lingkup Kegiatan, maka
konsultan melakukan pendekatan-pendekatan teknis yang
dimaksudkan untuk lebih mengetahui secara mendalam
mengenai lingkup pekerjaan.
A. Gambaran Umum Wilayah Studi

1. KONDISI ADMINISTRASI DAN GEOGRAFIS


Posisi geografis Kabupaten Kediri terletak antara 111 47 05
sampai dengan 112 18 20 BT dan 7 36 12 sampai dengan
8 0 32 LS. Adapun batas administrasi Kabupaten Kediri:
Sebelah Utara : Kabupaten Jombang dan Nganjuk
Sebelah Selatan : Kabupaten Blitar dan Tulungagung
Sebelah Timur : Kabupaten Malang dan Jombang
Sebelah Barat : Kabupaten Nganjuk dan Tulungagung
Luas Kabupaten Kediri adalah 1.386,05 Km2 yang terbagi atas
26 (dua enam) Kecamatan, 343 Desa dan 1 Kelurahan. Lebih
jelasnya dapat lihat Tabel berikut

Tabel 1 Jumlah Desa/Kelurahan dan Rukun Warga Tahun 2015

No Kecamat Desa/Kelura
RW
. an han
1 Mojo 20 148
2 Semen 12 83
Ngadiluwi
3 16 127
h
4 Kras 16 105
5 Ringinrejo 11 90
6 Kandat 12 120
7 Wates 18 159
8 Ngancar 10 77
9 Plosoklate 15 102
No Kecamat Desa/Kelura
RW
. an han
n
10 Gurah 21 127
11 Puncu 8 75
12 Kepung 10 83
Kandanga
13 12 133
n
14 Pare 10 158
15 Badas 8 150
16 Kunjung 12 104
17 Plemahan 17 116
18 Purwosari 23 147
19 Papar 17 83
20 Pagu 13 79
Kayenkid
21 12 108
ul
Gampang
22 11 47
rejo
23 Ngasem 12 75
24 Banyakan 9 117
25 Grogol 9 92
26 Tarokan 10 68
277
Jumlah 344
3
Sumber : Kabupaten Kediri dalam Angka, 2016

Tabel 2 Luas Wilayah Masing-Masing Kecamatan di Kabupaten


Kediri

Luas
No Kecamat
Wilayah
. an
(Km2)
1 Mojo 102,73
2 Semen 80,42
Luas
No Kecamat
Wilayah
. an
(Km2)

Ngadiluwi
3 41,85
h
4 Kras 44,81
5 Ringinrejo 42,38
6 Kandat 51,96
7 Wates 76,58
8 Ngancar 94,05
Plosoklate
9 88,59
n
10 Gurah 50,83
11 Puncu 68,25
12 Kepung 105,65
Kandanga
13 41,67
n
14 Pare 47,21
15 Badas 39,21
16 Kunjung 29,98
17 Plemahan 47,88
18 Purwosari 42,50
19 Papar 36,22
20 Pagu 24,86
Kayenkid
21 35,58
ul
Gampang
22 16,76
rejo
23 Ngasem 21,83
24 Banyakan 72,55
25 Grogol 34,50
26 Tarokan 47,20
Jumlah 1386,05
Sumber : Kabupaten Kediri dalam Angka, 2016

2. Topografi
Kondisi topografi Kabupaten Kediri terdiri dari dataran
rendah dan pegunungan menyebabkan Kabupaten Kediri pada
Tahun 2015 mempunyai curah hujan yang cukup tinggi dengan
jumlah curah hujan sebesar 1544 mm dan tingkat curah hujan
rata-rata sekitar 20,05 mm per hari, dimana lebih tinggi
dibandingkan Tahun 2014 dengan tingkat curah hujan rata-rata
sekitar 15,45 mm per hari. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel berikut.

Tabel 3 Curah Hujan, Hari Hujan dan Rata-rata Curah hujan per hari
Tahun 2015

Rata-
Curah Hari
N rata
Bulan Hujan Hujan
o (mm/hr
(mm) (hr)
)
1 Januari 226 13 17,38
2 Februari 292 14 20,86
3 Maret 357 15 23,8
4 April 264 14 18,86
5 Mei 73 3 24,33
6 Juni - - -
7 Juli - - -
8 Agustus - - -
Septembe
9 - - -
r
10 Oktober 1 1 1
11 Nopember 81 5 16,2
12 Desember 250 12 20,83
Jumlah 1 544 77 20,05
2014 1 421 92 15,45
2013 2 404 117 20,56
2012 1 478 88 16,89
2011 1 715 109 15,81
2010 2 984 178 16,76
Sumber: Kabupaten Kediri dalam Angka, 2016

Gambar 1. Administrasi Kabupaten Kediri


3. KONDISI PENGGUNAAN LAHAN
Penggunaan lahan Kabupaten Kediri Tahun 2015 terdiri dari
pertanian lahan sawah sebesar 47.520 Ha dan lahan bukan
sawah sebesar 91.085 Ha. Lebih detailnya sebagai berikut:

Tabel 4. Luas Wilayah Menurut Lahan Sawah dan Non Sawah Tahun
2015 (Ha)

Lahan
N Kecamata Lahan non Jumlah
o n Sawah
Sawah
1. M o j o 1 530 8 743 10 273
2. S e m e n 1 474 6 568 8 042
3. Ngadiluwih 1 171 3 014 4 185
4. K r a s 1 948 2 533 4 481
5. Ringinrejo 1 286 2 952 4 238
6. K a n d a t 1 653 3 543 5 196
7. W a t e s 2 366 5 292 7 658
Nganca
8. 917 8 488 9 405
r
9. Plosoklaten 2 174 6 685 8 859
10
Gurah 2 289 2 794 5 083
.
11
Puncu 413 6 412 6 825
.
12
Kepung 2 250 8 315 10 565
.
13
Kandangan 1 888 2 279 4 167
.
14
Pare 1 945 2 776 4 721
.
15
Badas 2 279 1 642 3 921
.
16 K u n j a n
2 339 659 2 998
. g
17
Plemahan 3 503 1 285 4 788
.
18
Purwoasri 3 089 1 161 4 250
.
19
Papar 2 472 1 150 3 622
.
20 P a g u 1 661 806 2 467
Lahan
N Kecamata Lahan non Jumlah
o n Sawah
Sawah
.
21
Kayenkidul 2 335 1 242 3 577
.
22 Gampengre
1 037 952 1 989
. jo
23
Ngasem 1 262 608 1 870
.
24
Banyakan 1 161 6 094 7 255
.
25
Grogol 1 532 1 918 3 450
.
26 T a r o k a
1 546 3 174 4 720
. n
Jumlah 47 520 91 085 138
2014 47 175 91 430 138 605
605
2013 47 124 91 481 138 605
2012 47 580 91 025 138 605
2011 47 166 91 439 138 605
2010 47 306 91 299 138 605
Sumber: Kabupaten Kediri dalam Angka, 2016

Komposisi penggunaan lahan untuk lahan bukan sawah terdiri


dari tegal/kebun sebesar 25.579 Ha, Perkebunan sebesar 5.292
Ha, hutan rakyat sebesar 929 Ha dan hutan negara sebesar
22.095 Ha. Penjelasan lebih detailnya pada tabel berikut.

Tabel 5 Luas Lahan Pertanian Bukan Sawah Menurut Penggunaannya


Tahun 2015 (Ha)

Perk Huta Padan Sementa Huta


N Kecamat Tegal/Keb Ladang/Hu e- n g ra Tidak n Lainn
o an un ma buna Raky Rump Diusaha Negar ya
n at ut kan a
1 2 3 4 5 6 7 8 9
40 3.1
1 Mojo 3.321 - 2 - - - 54
4.9
2 Semen 1.017 - - - - - 49
Ngadiluwi
3 h 1.151 - - - - - -
Perk Huta Padan Sementa Huta
N Kecamat Tegal/Keb Ladang/Hu e- n g ra Tidak n Lainn
o an un ma buna Raky Rump Diusaha Negar ya
n at ut kan a

4 Kras 883 - - - - - -

5 Ringinrejo 849 - - - - - -

6 Kandat 1.702 - - - - - -

7 Wates 2.387 - - - - - -
98 3 1.8 68
8 Ngancar 3.036 - 3 63 - - 19 8
Plosoklate 2.20 4 42
9 n 1.341 - 0 - - - 40 8

10 Gurah 781 - - - - - - -
1.70 3.1
11 Puncu 727 - 2 - - - 91 -
3.5 11
12 Kepung 2.256 - - - - - 54 4
Kandanga 9
13 n 613 - - - - - 00 -

14 Pare 851 - - - - - - -

15 Badas 21 - - - - - - -

16 Kunjang 33 - - - - - - -

17 Plemahan 115 - - - - - - -

18 Purwoasri 454 - - - - - - -

19 Papar 414 - - - - - - -

20 Pagu 119 - - - - - - -
Kayenkidu
21 l 333 - - - - - - -
22 Gampengr 110 -
Perk Huta Padan Sementa Huta
N Kecamat Tegal/Keb Ladang/Hu e- n g ra Tidak n Lainn
o an un ma buna Raky Rump Diusaha Negar ya
n at ut kan a
ejo - - - - - -

23 Ngasem 85 - - - - - - -
2 3.0 1
24 Banyakan 1.359 - 5 97 - - 13 3
5
25 Grogol 495 - - - - - 00 -
2 5
26 Tarokan 1.126 - - 69 - - 65 -
5.29 9 22.0 1.24
Jumlah 25.579 - 2 29 - - 85 3
Sumber: Kabupaten Kediri dalam Angka, 2016

4. KONDISI KEPENDUDUKAN DAN SOSIAL BUDAYA


a. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Kediri tahun 2015 berjumlah
1.544.639 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak adalah
Kecamatan Pare dengan jumlah penduduk sebesar 100.239
jiwa dan jumlah penduduk terendah yaitu Kecamatan
Gampengrejo dengan jumlah sebesar 10.558 jiwa. Penjelasan
lebih detailnya pada tabel 6.
b. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk Kabupaten Kediri tahun 2015 berkisar
antara 486 jiwa/Km2 sampai 2788 jiwa/Km2. Kepadatan
Penduduk tertinggi yaitu Kecamatan Ngasem dengan
kepadatan penduduk sebesar 2788 jiwa/Km2 dan kepadatan
penduduk terendah yaitu Kecamatan Ngancar dengan
kepadatan penduduk sebesar 486 jiwa/Km2. Penjelasan lebih
detailnya pada tabel 7.
c. Laju Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Kediri tahun 2015 berjumlah
1.544.639 jiwa. Sedangkan tahun 2014 jumlah penduduk
mencapai 1.492.588 jiwa. Pertumbuhan penduduk 3 tahun
terakhir mengalami peningkatan dan penurunan, hal ini
dikarenakan adanya e-ktp. Lebih lengkapnya dapat dilihat
pada tabel 8.
Tabel 6 Jumlah Kepala Keluarga dan Jumlah Penduduk Kabupaten
Kediri Tahun 2015

Jumlah KK Jumlah
Kecamatan
(Kepala Keluarga) Penduduk
1. M o j o 23 711 72 407
2. S e m e n 16 657 48 262
3. Ngadiluwih 25 466 74 439
4. K r a s 20 509 60 671
5. Ringinrejo 17 665 52 348
6. K a n d a t 20 172 59 167
7. W a t e s 29 951 87 288
8. N g a n c a r 16 512 45 722
9. Plosoklaten 23 869 69 511
10. G u r a h 26 284 78 926
11. P u n c u 19 981 59 977
12. K e p u n g 26 399 79 452
13. Kandangan 16 648 49 372
14. P a r e 32 320 100 239
15. B a d a s 21 046 63 145
16. K u n j a n g 12 510 36 891
17. Plemahan 20 152 59 355
18. Purwoasri 20 341 60 245
19. P a p a r 17 548 51 919
20. P a g u 13 121 37 893
21. Kayenkidul 15 625 45 906
22. Gampengrejo 20 581 32 644
23. Ngasem 20 445 60 868
24.Banyakan 19 060 54 341
25.G r o g o l 15 296 44 681
26.T a r o k a n 20 128 58 970
Jumlah 531 997 1 544 639
2014 530 331 1 492 585
2013 505 656 1 603 041
2012 530 331 1 406 038
2011 455 018 1 576 160
2010 388 371 1 499 768
Sumber: Kabupaten Kediri dalam Angka, 2016

Tabel 7 Kepadatan Penduduk Kabupaten Kediri Tahun 2015

Kepadatan
Kecamatan Penduduk
(Orang/km2)
1. M o j o 705
Kepadatan
Kecamatan Penduduk
(Orang/km2)
2. S e m e n 600
3. Ngadiluwih 1779
4. K r a s 1354
5. Ringinrejo 1235
6. K a n d a t 1139
7. W a t e s 1140
8. N g a n c a r 486
9. Plosoklaten 785
10. G u r a h 1553
11. P u n c u 879
12. K e p u n g 752
13. Kandangan 1185
14. P a r e 2123
15. B a d a s 1610
16. K u n j a n g 1231
17. Plemahan 1240
18. Purwoasri 1418
19. P a p a r 1433
20. P a g u 1524
21. Kayenkidul 1290
Gampengrej
22. 1948
o
23. Ngasem 2788
24. Banyakan 749
25. G r o g o l 1295
26. T a r o k a n 1249
Sumber: Kabupaten Kediri dalam Angka, 2016

Tabel 8 Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Kediri Tahun 2012-


2015

N Kecamat
2012 2013 2014 2015
o an
1 Mojo 67 871 75 875 70 618 72 407
2 Semen 43 691 50 355 46 866 48 262
3 Ngadiluwi 66 024 77 686 72 332 74 439
N Kecamat
2012 2013 2014 2015
o an
h
4 Kras 56 679 62 461 58 172 60 671
5 Ringinrejo 48 201 54 570 50 807 52 348
6 Kandat 52 413 60 251 56 106 59 167
7 Wates 77 769 90 070 83 876 87 288
8 Ngancar 39 463 47 298 44 037 45 722
Plosoklate
9 64 748 72 759 67 744 69 511
n
10 Gurah 67 969 80 636 75 084 78 926
11 Puncu 52 732 62 050 57 770 59 977
12 Kepung 75 685 82 867 77 145 79 452
Kandanga
13 48 017 51 206 47 676 49 372
n
14 Pare 93 654 103 845 96 708 100 239
15 Badas 60 436 66 823 62 215 63 145
16 Kunjang 31 691 37 581 34 998 36 891
17 Plemahan 51 411 60 108 55 977 59 355
18 Purwoasri 52 931 61 862 57 624 60 245
19 Papar 45 647 53 707 50 012 51 919
20 Pagu 34 179 39 482 36 764 37 893
Kayenkidu
21 40 584 46 816 43 601 45 906
l
Gampengr
22 29 717 33 687 31 362 32 644
ejo
23 Ngasem 57 591 62 874 58 556 60 868
24 Banyakan 51 119 57 802 53 810 54 341
25 Grogol 41 718 47 536 44 249 44 681
26 Tarokan 54 098 62 834 58 479 58 970
Jumlah 1406 038 1603 041 1492 588 1544 639
Sumber: Kabupaten Kediri dalam Angka, 2016

5. KONDISI JARINGAN PRASARANA


a. Jaringan Prasarana Jalan
Jaringan jalan pada Kabupaten Kediri terdiri sebagai berikut.
Jaringan Jalan Kolektor Primer meliputi ruas jalan yang
menghubungkan Kertosono-Kediri di Kabupaten Kediri sebelah
utara dan ruas jalan yang menghubungkan Kabupaten Kediri
Tulungagung di wilayah Kabupaten Kediri bagian selatan
(Kecamatan Kras, Kecamatan Ngadiluwih). Jalan utama
menuju Kertosono dan Surabaya dengan fungsi Kolektor
Primer (Kecamatan Purwoasri, Kecamatan Papar, Kecamatan
Gampingrejo), ruas jalan yang menghubungkan Kabupaten
Nganjuk dengan Kabupaten Kediri di wilayah Kabupaten
Kediri bagian barat dan ruas jalan yang menghubungkan
Kabupaten Kediri dengan Kabupaten Blitar di wilayah
Kabupaten Kediri bagian selatan serta ruas jalan yang
menghubungkan Kabupaten Kediri dengan Kabupaten
Jombang dan Kabupaten Malang di wilayah Kediri bagian
timur. Jalan utama menuju Nganjuk dengan fungsi Kolektor
Primer (Kecamatan Tarokan). Jalan utama menuju Jombang
dengan fungsi Kolektor Primer (Kecamatan Badas, Kecamatan
Pare, Kecamatan Gurah). Jalan utama menuju Blitar dengan
fungsi Kolektor Primer (Kecamatan Kandat, Kecamatan
Ringinrejo). Jalan utama menuju Malang dengan fungsi
Kolektor Primer (Kecamatan Kandangan)
Jaringan jalan lokal primer yang menghubungkan antar pusat-
pusat Kecamatan melalui jaringan jalan kolektor primer

Tabel 9 Jaringan Jalan Eksisting di Kabupaten Kediri

Klasifikasi Jalan
No
Ruas Jalan Statu Kela
. Fungsi
s s
Kertosono- Provin Kolektor
1 III A
Kediri si Primer 1
Kediri- Provin Kolektor
2 III A
Tulungagung si Primer 1
Nganjuk-Kediri- Provin Kolektor
3 III A
Blitar si Primer 2
Provin Kolektor
4 Jombang-Kediri III A
si Primer 2
Provin Kolektor
5 Kediri-Malang III A
si Primer 2
Sumber: RTRW Kabupaten Kediri Tahun 2010-2030

Berdasarkan RTRW Kabupaten Kediri, rencana jaringan jalan


fungsi primer di Kabupaten Kediri meliputi:
Jalan kolektor primer 1 didesain berdasarkan kecepatan
rencana paling rendah 40 (empat puluh) kilometer per jam
dengan lebar badan jalan paling sedikit 9 (sembilan) meter,
pada ruas jalan Kediri-Tulungagung.
Jalan kolektor primer 2 didesain berdasarkan kecepatan
rencana paling rendah 40 (empat puluh) kilometer per jam
dengan lebar badan jalan paling sedikit 9 (sembilan) meter,
pada ruas jalan Kediri-Nganjuk, Kediri-Malang dan Kediri-
Tulungagung (sisi barat sungai Brantas), dan Kediri (Pare)-
Jombang, Kediri-Blitar.
Jalan kolektor 3 Kabupaten didesain berdasarkan kecepatan
rencana paling rendah 40 (empat puluh) kilometer per jam
dengan lebar badan jalan paling sedikit 9 (sembilan) meter,
pada ruas jalan Kediri-Jombang (Perak), Blitar-Plosoklaten-
Pare, Antar Pusat PKL (Papar-Pare, Wates-Ngadiluwih) dan
Ngadiluwih-Mojo-Ponorogo.
Jalan lokal primer didesain berdasarkan kecepatan rencana
paling rendah 20 (dua puluh) kilometer per jam dengan lebar
badan jalan paling sedikit 7,5 (tujuh koma lima) meter, jalan
antar ibukota Kecamatan di Kabupaten Kediri.
b. Prasarana Penunjang Transportasi
Prasarana penunjang transportasi di wilayah Kabupaten Kediri
meliputi :
Terminal penumpang berada di 3 (tiga) Kecamatan dengan
tipe B yaitu di Kecamatan Pare, Kecamatan Purwoasri dan
Kecamatan Ngasem dan 2 (dua) sub terminal terdapat di Pasar
Pamenang Pare dan di Sambi Kecamatan Ringinrejo. Saat ini
terminal Purwoasri telah dialihfungsikan sebagai terminal
barang dan tempat uji KIR.
Di Kabupaten Kediri belum terdapat terminal barang. Jaringan
lintas angkutan barang yang ada saat ini melalui jalan klas II
dan beberapa jalan klas III. Terminal barang terdekat ada di
wilayah Kota Kediri yaitu di Kecamatan Pesantren-Banaran. Di
Kabupaten Kediri terdapat 1 (satu) jembatan timbang yaitu
jembatan timbang Pojok.
Stasiun Kereta Api di Kecamatan Purwoasri (Stasiun
Purwoasri), Kecamatan Papar (Stasiun Papar dan Stasiun
Minggiran), Kecamatan Gampingrejo (Stasiun Susuhan),
Kecamatan Ngadiluwih (Stasiun Ngadiluwih) dan Kecamatan
Kras (Stasiun Kras).
Jalur kereta api di Kabupaten Kediri merupakan jalur tunggal
yang menghubungkan kota-kota di bagian selatan Pulau Jawa
yaitu Bangil-Malang-Blitar-Tulungagung-Kediri-Kertosono.
Selain itu terdapat jalur rel kereta mati dari Kota Kediri
menuju Kabupaten Jombang melalui Kecamatan Gurah dan
Kecamatan Pare.
Untuk layanan angkutan barang yang dilayani oleh kereta api
KA 3508 (Surabaya-Kediri Dopos) dan Kereta Api KA 3510
(Surabaya-Kediri Dopos).
c. Jaringan Prasarana Listrik
Pemenuhan kebutuhan daya listrik penduduk Kabupaten
Kediri sebagian besar telah dipenuhi kebutuhan listrik melalui
Perusahaan Listrik Negara (PLN) APJ Kediri dan Mojokerto
(Sooko) telah mencapai sebagian besar wilayah yang ada.
Jaringan SUTT dan SUTET dari Gardu Induk (PLN APJ Kediri)
melintasi wilayah Kabupaten Kediri, arah selatan Kecamatan
Ngadiluwih-Kras-Blitar, arah timur melintasi Kecamatan
Plosoklaten-Puncu- Kepung dan Kandangan, arah utara
melintasi Kecamatan Ngasem-Pare-Badas-Jombang dan
Ngasem-Ngampengrejo-Tarokan-Nganjuk, sedangkan SUTT
dari Gardu Induk PLN APJ Mojokerto (Sooko) melintasi
Kecamatan Purwoasri-Kayen Kidul dan Gampengrejo.
d. Jaringan Prasarana Telekomunikasi
Prasarana telekomunikasi dan prasarana informatika yang
dikembangkan meliputi sistem kabel, sistem seluler, dan
sistem satelit. Arahan pengembangan, yang meliputi sistem
telekomunikasi jaringan kabel berupa optimalisasi jaringan
yang telah ada, peningkatan perkembangannya hingga
mencapai pelosok wilayah yang belum terjangkau sarana
prasarana telematika mendorong kualitas perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan, penyediaan infrastruktur
telematika, berupa pengadaan dan pengelolaan tower BTS
(Base Transceiver Station) secara bersama-sama,
meningkatkan pelayanan di wilayah terpencil (desa dan dusun)
sekitar gunung wilis (Semen, Grogol, Tarokan, Mojo dan
Banyakan), serta wilayah sekitar Gunung Kelud (Ngancar,
Plosoklaten dan Kepung), dengan memberi dukungan dalam
pengembangan kemudahan jaringan telekomunikasi, serta
sistem pengelolaan yang ada di bawah otorita tersendiri.
e. Jaringan Prasarana Air Bersih
Sistem prasarana sumberdaya air di wilayah Kabupaten Kediri
meliputi sungai, mata air, waduk, jaringan irigasi, jaringan air
bersih baik untuk permukiman maupun industri. Sungai
Brantas dan anak sungai yang menjadi bagian dari DAS
Brantas ditetapkan sebagai bagian dari sistem prasarana air di
wilayah kabupaten Kediri. Di wilayah Kabupaten Kediri
terdapat banyak sumber air ada 95 buah , sumber air dengan
debit rata-rata yang cukup besar adalah sebagai berikut:
Sumber Dlopo di Desa Karangrejo Kecamatan Gampengrejo
debit max 274-90, rata-rata 182 liter/detik.
Sumber Branggahan di Desa Branggahan Kecamatan
Ngadiluwih debit max 156-106, rata-rata 131 liter/detik.
Sumber Krenceng di Desa Krenceng Kecamatan Kepung
debit max 245-50, rata-rata 147,5 liter/detik.
Sumber Bening di Desa Gedangsewu Kecamatan Pare debit
max 295-60, rata-rata 177,5 liter/detik dan Sumber Corah
di Desa Pare, Sumber Nepen di Desa Krecek dan Sumber
Jombangan 2 di desa Tertek.
Sumber Supiturang, Ungkal, Soko, Pakel 1-3, Jarak di Desa
Brumbung Kecamatan Kepung.
Sumber Lamong, Suko, Sumurup, Prayang di Desa
Klampisan Kecamatan Kandangan.
Sumber Maten di Desa Mejono Kecamatan Pagu.
Sumber Supiturang, Ungkal, Soko, Pakel 1-3, Jarak di Desa
Brumbung Kecamatan Kepung.

Tabel 10 Sumber Air di Kabupaten Kediri Tahun 2015


LANJUTAN TABEL 10
SUMBER AIR DI KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015
LANJUTAN TABEL 10
SUMBER AIR DI KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015
LANJUTAN TABEL 10
SUMBER AIR DI KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015
LANJUTAN TABEL 10
SUMBER AIR DI KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015

Air tanah banyak dipergunakan oleh penduduk di kawasan


perencanaan sebagai sumber air bersih bagi penduduk yang ada
di wilayah Kabupaten Kediri kawasan dataran wilayah tengah
dari utara sampai selatan, merupakan wilayah dengan
ketersedian air tanah cukup tinggi. Berdasarkan observasi
lapangan potensi air tanah di kawasan perencanan dapat
dikatagorikan kepada 3 (tiga) klassifikasi yaitu:
Potensi Air tanah tinggi adalah kawasan dengan sumber air
tanah mudah didapat (sampai dengan kedalaman 15 meter).
Potensi Air tanah sedang adalah kawasan dengan sumber air
tanah didapat (sampai dengan kedalaman 50 meter) walaupun
kadang-kadang sulit dijumpai pada musim kemarau;
Potensi Air tanah rendah/sangat rendah adalah kawasan
dengan sumber air tanah sangat sulit didapat
Di wilayah perencanaan mengalir banyak alur sungai / saluran
alam, antara lain: Sungai Brantas sebagai wilayah sungai
strategis nasional, Sungai Temas, Kunto, Bangi dan Sedayu.
Sedangkan sungai-sungai lainnya umumnya berupa sungai
musiman yang hanya berair pada musim penghujan, sedangkan
pada musim kemarau tidak berair atau kering.

Tabel 11 Nama Sungai menurut Daerah Irigasi di Kabupaten Kediri


Tahun 2015

Panjan Debit Air


No Daerah Kecamatan g (0,000 M3/dt)
Sungai
. (0,00
Irigasi yang dilalui km) Max Min
1 Bakung Bakung Tarokan 11,80 48.058 0.175
2 Kolokoso Kolokoso Tarokan 15,76 9.246 0.050
Panjan Debit Air
No Daerah Kecamatan g (0,000 M3/dt)
Sungai
. (0,00
Irigasi yang dilalui km) Max Min
Hardising
3 Hardisingat at Tarokan, Grogol 19,50 15.327 0.100
Bendomong Bendomo
4 al ngal Banyakan 19,00 9.732 0.030
Bendokroso Bendokro
5 k sok Banyakan 14,78 19.190 0.040
6 Kedak Kedak Semen, Mojoroto 22,40 5.104 0.029
7 Bruno Bruno Semen, Mojoroto 30,32 3.536 0.043
8 Surat Surat Mojo 10,32 6.177 0.003
9 Bruni Bruni Mojo 8,85 6.297 0.006
Pandansar
10 Pandansari i Mojo 18,30 0.305 -
11 Catut Catut Mojo, Karangrejo 14,00 0.125 -
12 Toyoaning Toyoaning Puncu, Papar 15,57 0.548 0.234
13 Dermo Dermo Pare, Papar 21,60 0.750 0.437
14 Mantren Mantren Pagu 9,00 1.202 0.340
Sumberwat
15 es Mantren Gampengrejo 10,69 0.332 0.081
16 Sukorejo Sukorejo Plosoklaten 30,00 1.825 1.271
Plosoklaten,
17 Kalasan Kalasan Gampengrejo 32,95 2.441 1.165
Wates, Kota,
18 Kresek Kresek Gampengrejo 27,60 3.537 0.690
19 Tawang Tawang Ngancar, Wates, Kota 9,21 0.170 0.083
Ngancar, Wates, Kandat,
20 Segaran Segaran Ngadiluwih 35.64 0.383 0.229
Ngancar, Wates, Kandat,
21 Sempu Sempu Ngadiluwih 20,93 1.605 0.288
22 Lanang Lanang Ringinrejo, Ngadiluwih 13,40 2.181 0.316
23 Selodono Selodono Ringinrejo, Ngadiluwih 8,57 0.915 0.179
24 Petung Petung Ringinrejo 19,06 0.488 0.132
25 Temas Temas Kras 6,25 0.465 -
26 Gedog Gedog Kras 3,87 - -
Kepung, Pare, Pagu,
27 Serinjing Serinjing Papar 7,50 - -
Panjan Debit Air
No Daerah Kecamatan g (0,000 M3/dt)
Sungai
. (0,00
Irigasi yang dilalui km) Max Min
Kepung, Purwoasri,
28 Keling Keling Kunjang 29,25 7.725 1.673
29 Konto II Konto II Kepung 6.05 1.518 0.327
Kepung, Pare, Pagu,
30 Batan Batan Kunjang 13.75 1.253 0.182
31 Pulosari Pulosari Pare 11.00 2.813 0.718
32 Ngino Ngino Plemahan, Purwoasri 10.00 1.110 0.223
Ampomangi Ampoman
33 ran giran Pare, Plemahan 6.00 0.452 0.044
34 Bringin Bringin Pare, Plemahan 18.78 2.958 0.038
35 Ketangi Ketangi Pare 6.00 0.944 0.156
36 Kunden Kunden Pare 16.00 0.490 0.056
37 Centong Centong Pare, Plemahan 12.50 0.301 0.035
38 Bangi Bangi Purwoasri 5.00 0.328 0.022
39 Nepen Nepen Pare 9.93 0.022 -
40 Konto Pait Konto Pait Kandangan 12.82 0.653 0.063
41 Sembung Sembung Kandangan 8.09 1.140 0.239
Mejonobang Mejonoba Pare, Plemahan,
42 i ngi Purwoasri 9.22 0.286 0.037
43 Kajar Kajar Kras 3.87 0.092 0.013
44 Sedayu Sedayu Kepung 6.70 2.181 0.139
45 Bening Bening Pare 8.00 0.200 -
46 Kuwang *) Lemurung Kandangan 5.10 0.113 0.025
Konto Konto
47 Surabaya Surabaya Kandangan 4.00 0.144 0.019
48 Sumurup Sumurup Kandangan 20.96 0.681 0.144
Konto Kediri Konto II,
49 *) Siman Kepung 25.00 11.930 2.160
Affoer Affoer
50 Besuk Besuk Kunjang, Purwoasri 7,50 - -
Sumber: Kabupaten Kediri
Dalam Angka, 2016
Ket *) : BPSDA
.: Kediri
Affoer Besuk =
Panjan Debit Air
No Daerah Kecamatan g (0,000 M3/dt)
Sungai
. (0,00
Irigasi yang dilalui km) Max Min
Pengairan Jombang

6. KONDISI PEREKONOMIAN
Potensi ekonomi wilayah berdasarkan data PDRB Kabupaten
Kediri Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2015, diketahui bahwa
sektor pertanian merupakan sektor pemberi kontribusi terbesar
pada PDRB Kabupaten Kediri yaitu sebesar Rp. 8.084.525,81
juta, sektor berikutnya adalah sektor perdagangan Rp.
5.951.991,30 juta, sektor berikutnya yaitu industri pengolahan
sebesar 5.817.380,99 juta.
Sedangkan sektor-sektor lainnya memberikan kontribusi
dibawah ke 3 sektor pada PDRB Kabupaten Kediri tahun 2015.
Untuk melihat PDRB Kabupaten Kediri Atas Dasar Harga Berlaku
Dan Konstan, dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 12 PDRB Kabupaten Kediri Atas Harga Berlaku Tahun 2011-2015


(dalam juta rupiah)

Kateg Lapangan
2011 2012 2013 2014 2015
ori Usaha
1 2 3 4 5 6 7
Pertanian,
Kehutanan 5,409,282. 6.015.458. 6,604,650. 7.363,449. 8,084,525.
A
dan 62 54 10 14 81
Perikanan
Pertamban
371,817.2 384.834.7 406,677.6 473,507.0 511,878.0
B gan &
9 2 1 0 6
Penggalian
Industri
4,058,480. 4.387.903. 4,794,904. 5.288,546. 5,817,380.
C Pengolaha
23 70 61 15 99
n
Pengadaan
D Listrik dan 15,561.07 15.734.09 15,429.39 15,521.80 17,310.85
Gas
E Pengadaan 11,557.97 13.032.05 14,417.65 15,196.55 16,851.45
Air,
Pengelolaa
n Sampah,
Limbah
Kateg Lapangan
2011 2012 2013 2014 2015
ori Usaha
dan Daur
Ulang
1,873,733. 2,102.765. 2,392,269. 2.659,166. 2,864,788.
F Konstruksi
54 53 92 69 73
Perdagang
an Besar
dan
Eceran; 3,932,142. 4,363.555. 4,974,860. 5.438,838. 5,951,991.
G
Reparasi 13 09 00 31 30
Mobil dan
Sepeda
Motor
Transporta
si dan 332,731.1 367.843.5 428,706.3 497,509.3 555,683.7
H
Pergudang 3 5 3 1 2
an
Penyediaa
n
250,453.0 283.291.5 319,572.9 366,900.9 415,548.2
I Akomodasi
3 0 9 5 0
dan Makan
Minum
Informasi
dan 974,862.3 1,089.794. 1,228,503. 1.366.269. 1,534,632.
J
Komunikas 8 57 02 70 89
i
Jasa
Keuangan 336,577.5 388.963.9 453.324.4 512,440.3 570,699.7
K
dan 2 3 1 7 5
Asuransi
Real 408,213.1 443.849.9 499,801.3 545,040.8 599,959.7
L
Estate 8 8 4 9 9
Jasa
M,N Perusahaa 60,382.18 66.397.27 75,321.13 82,551.16 90,193.09
n
O Administra 871,989.6 972.280.8 1,029.288. 1.061,143. 1,144,075.
si 8 8 54 84 65
Pemerinta
han,
Pertahana
n dan
Jaminan
Sosial
Kateg Lapangan
2011 2012 2013 2014 2015
ori Usaha

Wajib

Jasa 986,555.8 1,119,718. 1,239,148. 1.363,454. 1,527,144.


P
Pendidikan 4 50 43 41 35
Jasa
Kesehatan
153,042.5 174.072.1 192,442.4 215,527.4 239,542.9
Q dan
4 0 1 7 8
Kegiatan
Sosial
R,S,T, Jasa 377,639.0 400.613.5 433,895.5 488,702.1 540,808.3
U Lainnya 6 4 9 5 4
PDRB dengan 20,425,02 22.590.10 25,103,21 27.753.76 30,483.01
MIGAS 1.39 9.54 3.46 5.87 5.94
PDRB tanpa 20,422,28 22.587.10 25,099.58 27.749.97 30.479.10
MIGAS 0.98 0.35 6.35 2.47 5.36
Sumber: Kabupaten Kediri dalam Angka, 2016

Tabel 13 PDRB Kabupaten Kediri Atas Harga Konstan Tahun 2011-2015


(dalam juta rupiah)

Kateg Lapangan
2011 2012 2013 2014 2015
ori Usaha
1 2 3 4 5 6 7
Pertanian,
Kehutanan 5,107,160. 5,350,567. 5,472,147. 5,636,344. 5,801,783.
A
dan 83 92 31 95 92
Perikanan
Pertamban
354,499.3 359,025.7 364,895.9 372,303.8 380,515.2
B gan &
1 3 7 4 7
Penggalian
Industri
3,788,373. 3,958,273. 4,138,138. 4,392,590. 4,659,607.
C Pengolaha
28 75 00 55 01
n
Pengadaan
D Listrik dan 15,895.52 17,172.90 17,533.23 17,554.60 17,874.38
Gas
E Pengadaan 11,366.63 12,019.45 12,865.49 13,217.91 13,915.57
Air,
Pengelolaa
n Sampah,
Limbah
Kateg Lapangan
2011 2012 2013 2014 2015
ori Usaha
dan Daur
Ulang
1,791,683. 1,924,867. 2,081,708. 2,205,395. 2,272,104.
F Konstruksi
27 81 56 17 72
Perdagang
an Besar
dan
Eceran; 3,761,107. 4,063,983. 4,421,628. 4,673,195. 4,908,709.
G
Reparasi 42 02 04 84 21
Mobil dan
Sepeda
Motor
Transporta
si dan 324,434.2 352,074.6 385,583.7 422,548.6 450,064.4
H
Pergudang 9 6 8 7 6
an
Penyediaa
n
241,060.1 256,179.3 274,804.3 293,634.5 314,004.0
I Akomodasi
3 0 0 9 8
dan Makan
Minum
Informasi
dan 949,180.1 1,050,559. 1,176,449. 1,300,912. 1,444,336.
J
Komunikas 6 26 24 24 40
i
Jasa
Keuangan 320,182.4 350,194.7 388,479.0 414,005.6 434,503.1
K
dan 5 1 6 1 9
Asuransi
Real 388,024.9 414,768.7 444,911.3 474,695.1 498,309.6
L
Estate 7 4 4 1 6
Jasa
M,N Perusahaa 55,689.54 59,091.65 64,173.72 68,828.90 72,574.00
n
O Administra 821,262.7 847,271.4 868,278.9 873,838.7 909,000.5
si 3 3 2 7 3
Pemerinta
han,
Pertahana
n dan
Jaminan
Sosial
Kateg Lapangan
2011 2012 2013 2014 2015
ori Usaha

Wajib

Jasa 915,848.4 978,650.1 1,041,021. 1,105,194. 1,174,418.


P
Pendidikan 8 9 67 72 34
Jasa
Kesehatan
147,351.4 161,571.9 172,911.3 189,399.7 196,838.7
Q dan
6 8 4 1 5
Kegiatan
Sosial
R,S,T, Jasa 361,784.7 382,050.1 407,927.5 435,645.1 456,885.1
U Lainnya 4 8 5 8 6
PDRB dengan 19,354,90 20,538,32 21,733,45 22,889,30 24,005,44
MIGAS 5.21 2.68 7.51 6.36 4.66
PDRB tanpa 19,352,31 20,535,52 21,730,48 22,886,26 24,002,32
MIGAS 0.95 9.47 4.05 9.10 3.29
Sumber: Kabupaten Kediri dalam Angka, 2016

7. POTENSI PEREKONOMIAN
Potensi perekonomian di Kabupaten Kediri terdiri dari pertanian
tanaman pangan, pertanian hortikultura, perikanan dan
perikanan.
a. Pertanian Tanaman Pangan
Pertanian tanaman pangan merupakan sektor andalan di
Kabupaten Kediri, komoditi utamanya adalah padi.

Tabel 14 Luas Panen, Rata-rata Produksi per Hektar dan Produksi


Tanaman Bahan Pangan di Kabupaten Kediri Tahun 2011 - 2015

Jenis
2011 2012 2013 2014 2015
No Tanaman
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Padi
- Luas Panen(Ha) 53 602 51 278 51 083 51 118 56 082
- Rata-rata (Kw
59 60 60 60 60
Hasil )
(Ton 305 305
- Produksi 316 330 305 342 335 425
) 549 684

2 Jagung
- Luas Panen(Ha) 46 275 50 156 49 398 50 664 51 480
Jenis
2011 2012 2013 2014 2015
No Tanaman
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

- Rata-rata (Kw
59 63 61 63 63
Hasil )
(Ton 313 318
- Produksi 274 019 302 042 324 262
) 721 023

3 Ubi Kayu
- Luas Panen(Ha) 4 449 4 809 3 472 4 773 4 667
- Rata-rata (Kw
201 205 205 369 307
Hasil )
(Ton 175
- Produksi 89 384 98 526 71 130 143 431
) 957

4 Ubi Jalar
- Luas Panen(Ha) 120 419 255 235 322
- Rata-rata (Kw
173 179 182 397 341
Hasil )
(Ton
- Produksi 2 082 7 508 4 652 9 323 10 990
)

Kacang
5
Tanah
- Luas Panen(Ha) 3 079 3 564 3 610 3 446 3 037
- Rata-rata (Kw
13 13 20 13 14
Hasil )
(Ton
- Produksi 4119 4 694 7 156 4 360 4 231
)

6 Kedelai
- Luas Panen(Ha) 454 337 118 265 1 238
- Rata-rata (Kw
12 12 12 12 14
Hasil )
(Ton
- Produksi 543 418 147 316 1 689
)

7 Kacang
Jenis
2011 2012 2013 2014 2015
No Tanaman
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Hijau

- Luas Panen(Ha) 42 57
- - -
- Rata-rata (Kw
11 11
Hasil ) - - -
(Ton
- Produksi 47 65
) - - -
Sumber: Kabupaten Kediri dalam Angka, 2016

Dilihat dari perkembangan produksi dari tahun 2011 sampai


dengan 2015 produksi padi mengalami naik turun, di tahun
2014 mengalami penurunan sebesar 3 persen dibandingkan
tahun 2011. Sedangkan untuk komoditi jagung selama empat
tahun terakhir juga mengalami peningkatan tetapi pada tahun
2013 mengalami penurunan sebesar 3,67 persen, begitu juga
untuk palawija lainnya juga naik turun dari tahun ketahun,
tetapi untuk tahun 2013 komoditi ubi kayu dan ubi jalar
mengalami penurunan produksi yang cukup besar masing-
masing 36,52 persen dan 61,39 persen.
b. Pertanian Hortikultura (Sayur dan Buah-buahan)
Empat tahun terakhir komoditi sayuran cenderung mengalami
peningkatan, tetapi pada tahun 2013 semua komoditi sayuran
unggulan di Kabupaten Kediri mengalami penurunan, kecuali
bawang merah, kangkung, tomat dan cabe rawit.

Tabel 15 Produksi Sayuran di Kabupaten Kediri Tahun 2011 2015


(Kw)

Jenis
2011 2012 2013 2014 2015
Tanaman
Bawang 128,27 122,87
75,686 81,986 85,501
Merah 1 7
Sawi 36,285 33,320 25,365 18,084 19,428
Kacang
68,378 63,021 52,209 58,787 53,650
Panjang
Mentimun 86,260 84,625 83,268 68,841 66,425
Kangkung 16,125 5,620 7,239 12,681 5,402
Bayam 1,249 232 60 232 0
Tomat 89,392 88,505 90,297 42,287 82,359
Jenis
2011 2012 2013 2014 2015
Tanaman
120,43 108,64
Terong 94,249 42,438 81,326
6 2
Petai 10,789 10,124 7,356 10,961 9,047
Cabe merah 133,20
87,317 85,591 45,382 36,220
besar 7
201,31 259,13 340,37 224,17 233,40
Cabe rawit
6 9 6 3 1
Sumber: Kabupaten Kediri dalam Angka, 2016

Tanaman buah-buahan potensi besar untuk dikembangan di


Kabupaten Kediri. Kecamatan Kepung, Ngancar, Plosoklaten,
Puncu dan Kandangan merupakan penghasil komoditi buah-
buahan terbesar.

Tabel 16 Produksi Buah-buahan di Kabupaten Kediri Tahun 2011


2015 (Kw)

Jenis Tanaman 2011 2012 2013 2014 2015


Alpokat 24,455 22,408 25,279 34,245 47,023
Rambutan 88,602 96,780 106,237 158,615 160,178
Jambu biji 9,355 9,116 11,117 15,907 18,724
Jeruk Siam besar 3,603 3,397 9,812 7,249 14,643
Sawo 15,307 10,569 8,396 11,026 12,199
Salak 5,171 7,441 7,522 5,879 6,410
Belinjo 87,460 80,972 68,528 81,080 81,086
Duku/Langsep 108 200 ... 580 464
Semangka 25,524 39,011 20,456 40,267 47,857
Durian 25,524 39,011 34,323 40,267 47,857
Belimbing 3,672 3,640 5,780 8,406 11,634
Sirsak 35,900 39,215 26,546 37,196 51,629
Nanas 293,597 1,597,486 1,638,499 1,681,418 1,150,735
Mangga 688,309 418,090 605,786 418,090 418,090
Pepaya 923,017 995,772 924,121 472,837 272,248
Pisang 141,046 121,555 123,869 149,077 104,210
Nangka 38,011 37,998 39,373 50,464 50,470
Sukun 32,289 27,885 28,366 30,265 30,319
Jambu air 7,056 7,337 2,994 32,000 32,977
Sumber: Kabupaten Kediri dalam Angka, 2016
Tanaman perkebunan yang merupakan produk andalan
Kabupaten Kediri adalah tebu, cengkeh, dan kelapa. Pada lima
tahun terakhir hampir semua tanaman perkebunan
pertumbuhannya tidak setabil,dari tahun ke tahun seperti
halnya tanaman pangan (padi dan palawija),kecuali pada
tanaman tebu,kopi,cengkeh dan kenanga yang empat tahun
terakhir selalu mengalami peningkatan, kecuali tebu pada
tahun 2015 mengalami penurunan 98 persen.

Tabel 17 Luas Panen dan Produksi Tanaman Perkebunanan di


Kabupaten Kediri

Tahun 2011 2015

Jenis
2011 2012 2013 2014 2015
Tanaman
Tebu
Luas (Ha) 21170 20934 24002 22760 21789
Produksi
209285 209340 261858 245322 2338
(ton)
Tembakau
Luas (Ha) - - - - 220
Produksi
- - - - 333
(ton)
Kelapa
Luas (Ha) 4856 4919 4253 4756 4786
Produksi
2769 2751 2460 2740 3108
(ton)
Kopi
Luas (Ha) 797 837 926 905 907
Produksi
294 314 574 565 51
(ton)
Cengkeh
Luas (Ha) 1423 1574 1485 1656 1656
Produksi
570 653 246 276 276
(ton)
Jambu
mete
Luas (Ha) 810 858 317 314 314
Produksi
311 254 674 662 66
(ton)
Jenis
2011 2012 2013 2014 2015
Tanaman
Kapuk
Randu
Luas (Ha) 1452 1421 620 652 651
Produksi
223 219 152 158 156
(ton)
Kenanga
Luas (Ha) 336 358 200 238 232
Produksi
1151 1151 1666 1582 1512
(ton)
Lada
Luas (Ha) - - - - -
Produksi
- - - - -
(ton)
Kakao
Luas (Ha) 1264 1385 1189 1218 1204
Produksi
241 332 359 391 388
(ton)
Nilam
Luas (Ha) 208 242 199 199 196
Produksi
1078 1138 9530 9530 9
(ton)
Sumber: Kediri dalam Angka, 2016
c. Peternakan
Komoditi ternak besar yang dominan di Kabupaten Kediri
adalah sapi potong, sedang ternak kecil yang dominan adalah
kambing. Untuk populasi unggas yang paling banyak
jumlahnya adalah ayam ras petelor. Daerah sentra ternak sapi
potong ada di Kecamatan Wates, kambing Kecamatan Mojo
dan ayam ras petelor terdapat di Kecamatan Puncu, Pare, dan
Wates.

Tabel 18 Perkembangan Populasi Ternak di Kabupaten Kediri Tahun


2011 2015

Jenis Ternak 2011 2012 2013 2014 2015


Sapi Potong 268,230 287,943 181,727 192,631 202,263
Sapi Perah 12,387 13,437 8,558 9,029 9,390
Kerbau 468 475 382 382 371
Jenis Ternak 2011 2012 2013 2014 2015
Kuda 289 292 293 292 295
Babi 2,870 2,985 3,024 2,945 2,986
Kambing/Domba 147,283 170,411 175,411 177,959 180,287
Ayam Kampung *) 1,203 1,243 1,263 1,281 1,298
Ayam Ras Petelur
10,359 10,941 11,137 11,240 11,332
*)
Itik dan Entok *) 231 239 241 244 247
Kelinci 11,431 10,958 10,970 11,014 11,058
Keterangan : *) RIbuan Ekor
Sumber : Kabupaten Kediri dalam Angka, 2016

Produksi daging, telor dan susu di Kabupaten Kediri dari


beberapa tahun terakhir mengalami kenaikan dan penurunan,
terutama daging sapi pada tahun 2014 mengalami penurunan
sebesar 9 persen.

Tabel 19 Produksi Daging, Telor dan Susu di Kabupaten Kediri Tahun


2011 2015

Uraian 2011 2012 2013 2014 2015


1 2 3 4 5 6
1Daging (Kg)
2,682,03 3,516,90 3,095,77 2,823,98 2,841,91
1.1 Sapi 0 0 9 9 0
1.2 Kerbau - 7,213 6,787 5,469 5,104
1.3 Kuda - - - 856 644
1.4 Kambing &
Domba 823,956 827,213 846,504 851,573 807,065
1.5 Babi 54,243 31,027 54,489 54,515 54,560
11,137,3 10,971,5 11,311,7 12,063,3 12,227,0
1.6 Ayam/Uanggas 97 76 44 63 64
2Telor (kg)
2.1 Ayam Kamung 505,452 365,493 365,580 412,395 472,198
50,304,6 52,749,4 50,788,7 51,250,0 50,930,8
2.2 Ayam Ras 09 13 54 09 87
1,023,11
2.3 Itik/Itik Manila 4 809,256 933,058 823,926 840,365
2.4 Entok & Angsa 263,882 38,184 253,243 223,613 106,922
3Susu (Kg)
11,278,4 11,684,9 12,001,9 12,172,9 12,250,7
3.1 Susu Sapi 92 24 47 27 05
Sumber: Kabupaten Kediri dalam Angka, 2016

d. Perikanan
Jenis budidaya ikan yang banyak dikembangkan di
Kabupaten Kediri adalah jenis budidaya kolam air tawar. Nilai
produksi terbesar adalah jenis ikan lele dan ikan nila untuk
jenis ikan konsumsi.
Sentra produksi ikan diperairan umum adalah Kecamatan di
pinggiran aliran sungai Brantas dan sentra produksi budidaya
ikan dikolam air tawar adalah Kecamatan Badas.
Tabel 20 Produksi dan Nilai Produksi Ikan Menurut Jenis Budidayanya
di Kabupaten Kediri Tahun 2015

Nilai
Jenis Produksi
Produksi
Budidaya (Kg)
(Ribuan Rp)
Perairan
156.361 1.595.298
Umum
Budidaya 14.857.65
207.824.830
Kolam 0
16.132.32
UPR *) 451.590.941
7
Keterangan : *) Unit Pembenihan Rakyat
Sumber : Kabupaten Kediri dalam Angka, 2016

B.Kluster Pertanian
Istilah klaster (cluster) mempunyai pengertian harfiah sebagai
kumpulan, kelompok, himpunan, atau gabungan obyek tertentu
yang memiliki keserupaan atau atas dasar karakteristik tertentu.
Dalam konteks ekonomi/bisnis, klaster industri (industrial
cluster) merupakan terminologi yang mempunyai pengertian
khusus tertentu. dalam literatur, istilah klaster industri
diartikan dan digunakan secara beragam. Berikut adalah
beberapa contoh definisi klaster industri.
Klaster industri adalah:
Kumpulan/kelompok bisnis dan industri yang terkait melalui
suatu rantai produk umum, ketergantungan atas keterampilan
tenaga kerja yang serupa, atau penggunaan teknologi yang
serupa atau saling komplementer (OECD, 2000);
Kelompok industri dengan focal/core industry yang saling
berhubungan secara intensif dan membentuk partnership,
baik dengan supporting industry maupun related industry
(Deperindag, 2000);
Konsentrasi geografis dari perusahaan dan industri yang
saling berkompetisi, komplementer, atau saling terkait, yang
melakukan bisnis satu dengan lainnya dan/atau memiliki
kebutuhan serupa akan kemampuan, teknologi dan
infrastruktur (Munnich Jr., et al. 1999);
Aglomerasi dari industri yang bersaing dan berkolaborasi di
suatu daerah, yang berjaringan dalam hubungan vertikal
maupun horizontal, melibatkan keterkaitan pembeli-pemasok
umum, dan mengandalkan landasan bersama atas lembaga-
lembaga ekonomi yang terspesialisasi (EDA, 1997);
Kelompok/kumpulan secara sektoral dan geografis dari
perusahaan yang meningkatkan eksternalitas ekonomi (seperti
munculnya pemasok spesialis bahan baku dan komponen, atau
pertumbuhan kelompok keterampilan spesifik sektor) dan
mendorong peningkatan jasa-jasa yang terspesialisasi dalam
bidang teknis, administratif, dan keuangan (Ceglie dan Dini,
1999);
Hubungan erat yang mengikat perusahaan-perusahaan dan
industri tertentu secara bersama dalam beragam aspek
perilaku umum, seperti misalnya lokasi geografis, sumber-
sumber inovasi, pemasok dan faktor produksi bersama, dan
lainnya (Bergman dan Feser, 1999);
Michael Porter mendefinisikan klaster sebagai sekumpulan
perusahaan dan lembaga-lembaga terkait di bidang tertentu
yang berdekatan secara geografis dan saling terkait karena
kebersamaan (commonalities) dan komplementaritas (Porter,
1990);
Klaster merupakan jaringan produksi dari perusahaan-
perusahaan yang saling bergantungan secara erat (termasuk
pemasok yang terspesialisasi), agen penghasil pengetahuan
(perguruan tinggi, lembaga riset, perusahaan rekayasa),
lembaga perantara/bridging institution (broker, konsultan) dan
pelanggan, yang terkait satu dengan lainnya dalam suatu
rantai produksi peningkatan nilai tambah (Roelandt dan den
Hertog, 1998);
Klaster merupakan suatu sistem dari keterkaitan pasar dan
non pasar antara (a system of market and nonmarket links)
perusahaan-perusahaan dan lembaga yang terkonsentrasi
secara geografis (Abramson, 1998);
Klaster merupakan konsentrasi perusahaan dan lembaga yang
bersaing, berkolaborasi dan saling bergantung yang
dihubungkan dengan suatu sistem keterkaitan pasar dan non
pasar (UK DTI, 1998b, 2001).

Lyon dan Atherton (2000) berpendapat bahwa terdapat tiga hal


mendasar yang dicirikan oleh klaster industri, terlepas dari
perbedaan struktur, ukuran ataupun sektornya, yaitu:
1. Komonalitas/Keserupaan/Kebersamaan/ Kesatuan
(Commonality); yaitu bahwa bisnis-bisnis beroperasi dalam
bidang-bidang serupa atau terkait satu dengan lainnya
dengan fokus pasar bersama atau suatu rentang aktivitas
bersama.
2. Konsentrasi (Concentration); yaitu bahwa terdapat
pengelompokan bisnis-bisnis yang dapat dan benar-benar
melakukan interaksi.
3. Konektivitas (Connectivity); yaitu bahwa terdapat organisasi
yang saling terkait/ bergantung (interconnected/linked/
interdependent organizations) dengan beragam jenis
hubungan yang berbeda.
Manfaat klaster diperkuat dengan pendapat Scorsone (dalam
Bhinukti, 2011) klaster industri yang berbasis pada komunitas
publik memiliki manfaat baik bagi industri itu sendiri maupun
bagi perekonomian di wilayahnya. Bagi industri, klaster
membawa keuntungan sebagai berikut :
1. Lokalisasi ekonomi.
Melalui klaster, dengan memanfaatkan kedekatan lokasi,
industri yang menggunakan input (informasi, teknologi atau
layanan jasa) yang sama dapat menekan biaya perolehan
dalam penggunaan jasa tersebut. Misalnya pendirian pusat
pelatihan di klaster akan memudahkan akses industri pelaku
klaster tersebut.
2. Pemusatan tenaga kerja.
Klaster akan menarik tenaga kerja dengan berbagai keahlian
yang dibutuhkan klaster tersebut, sehingga memudahkan
industri pelaku klaster untuk memenuhi kebutuhan tenaga
kerjanya dan mengurangi biaya pencarian tenaga kerja.
3. Akses pada pertukaran informasi dan patokan kinerja.
Industri yang tergabung dalam klaster dapat dengan mudah
memonitor dan bertukar informasi mengenai kinerja supplier
dan nasabah potensial. Dorongan untuk inovasi dan teknologi
akan berdampak pada peningkatan produktivitas dan
perbaikan produk.
4. Produk komplemen.
Karena kedekatan lokasi, produk dari satu pelaku klaster
dapat memiliki dampak penting bagi aktivitas usaha industri
yang lain. Disamping itu kegiatan usaha yang saling
melengkapi ini dapat bergabung dalam pemasaran bersama.

Klaster juga merupakan upaya untuk membuat industri mikro,


kecil, dan menengah menjadi lebih berorientasi pada pasar
nasional maupun global. Dalam pelaksanaan klaster,
menghilangkan persaingan di daerah sendiri, kekuatan dapat
digabungkan untuk meraih daya saing nasional dan internasional.
Dukungan diberikan kepada pengusaha lokal melalui Lembaga
Pengembangan Bisnis yang diharapkan mampu mengembangkan
klaster sebagai komunitas dan secara bisnis (Bhinukti, 2011).

C. Analisis SWOT
Data dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif,
disamping itu dengan matriks Internal Strategic Factors Analysis
(IFAS), External Strategic Factors Analysis Summary (EFAS),
Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats (SWOT).
Beberapa metode analisis yang digunakan dapat dijabarkan
sebagai berikut :
1. Analisis Deskriptif
Aspek yang dianalisis adalah sejarah pengrajin di Kabupaten
Kediri karakteristik industri, baik industri usaha mandiri
maupun kelompok pengrajin, aspek keuangan yang meliputi
jumlah produksi, harga jual dan tingkat keuntungan, aspek
produksi meliputi ketersediaan bahan baku, teknologi yang
dipakai, proses produksi, mutu produk dan tenaga kerja, aspek
pemasaran meliputi sistem promosi, pemasaran produk, serta
persaingan dan peluang pasar, aspek lingkungan eksternal
meliputi sosial dan ekonomi, pemerintah dan kemajuan
teknologi.
2. Analisis Tiga Tahap Perumusan Strategi .
Analisis ini dilakukan untuk mengevaluasi keadaan umum
pengrajin di Kabupaten Kediri (usaha mandiri dan kelomok
pengrajin) serta mengidentifikasi faktor-faktor internal dan
faktor eksternal industri. Hasil analisis tersebut akan
dikembangkan menjadi beberapa alternatif strategi
berdasarkan skala prioritas untuk memilih strategi yang
terbaik. Tiga tahap formulasi strategi menurut David (2004)
adalah: a. Tahap Input
3. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Perusahaan
Analisis lingkungan internal dimaksudkan untuk memahami
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki industri sepatu dari
seluruh aspek fungsional manajemen. Analisis lingkungan
ekster-nal menghasilkan sejumlah daftar peluang dan
ancaman bagi industri. Aspek yang dianalisa pada lingkungan
internal antara lain keuangan, sumber daya manusia, produksi
dan pemasaran. Analisis lingkungan eksternal
mengidentifikasi aspek sosial dan ekonomi, pemerintah dan
teknologi.
4. Teknik Pembobotan
Teknik yang digunakan untuk menentukan bobot dari faktor
internal dan eksternal adalah teknik Pairwise Comparison
(Kinnear and Taylor, 1991). Teknik ini membandingkan setiap
peubah horizontal dengan peubah pada kolom vertikal.
Penentuan bobot pada setiap peubah yang dibandingkan
menggunakan skala 1, 2 dan 3.
5. Matriks IFAS dan EFAS
Matriks IFAS dan EFAS yang telah disusun memberikan
informasi faktor-faktor yang mempengaruhi atau kurang
mempengaruhi industri dalam lingkungan internal maupun
eksternal. Pada kolom analisis tiga matriks IFAS dan EFAS
diberikan rating. Penentuan rating oleh manajemen atau pakar
dari perusahaan dilakukan terhadap peubah-peubah dari hasil
analisis situasi usaha. Pada EFAS untuk menunjukkan
seberapa efektif strategi usaha saat ini menjawab masing-
masing peubah-peubah tersebut digunakan sesuai peringkat
dengan menggunakan skala 1, 2, 3 dan 4. b. Tahap Pemaduan
Tahap pemaduan, yaitu tahapan menghasilkan strategi
alternatif yang layak dengan memadukan faktor internal dan
eksternal yang telah dihasilkan pada tahap input. Pada tahap
ini digunakan alat analisis matriks Internal-External (IE) dan
matriks SWOT.
6. Matriks IE
Matriks IE menempatkan berbagai divisi dari organisasi dalam
diagram skematis yang disebut matriks portofolio. Matriks IE
dibagi menjadi tiga daerah utama yaitu:
- Daerah 1 meliputi sel I, II, atau IV termasuk dalam daerah
grow and build. Strategi yang sesuai dengan daerah ini
adalah strategi intensif, misalnya penetrasi pasar,
pengembangan pasar, atau pengembangan produk dan
strategi integratif, misalnya integrasi horizontal dan
vertikal.
- Daerah II meliputi sel III, V, atau VII. Strategi yang paling
sesuai adalah strategi- strategi hold and maintain. Yang
termasuk dalam strategi ini adalah penetrasi pasar dan
pengembangan produk.
- Daerah III, meliputi sel VI, VIII, atau IX adalah daerah
harvest dan divest.
7. Matriks SWOT
Pengembangan strategi pada matriks SWOT dilakukan
berdasarkan hasil dari matriks IE.
- Strategi SO, yaitu menggunakan kekuatan internal
perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar
perusahaan.
- Strategi WO, bertujuan untuk memper-kecil kelemahan-
kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan
peluang-peluang eksternal. Strategi ST, bertujuan untuk
menghin-dari atau mengurangi dampak dari ancaman-
ancaman eksternal.
- Strategi ST, bertujuan untuk menghin-dari atau mengurangi
dampak dari ancaman- ancaman eksternal.
- Strategi WT, merupakan taktik untuk bertahan dengan cara
mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman.

2.2 Pendekatan Metodologi

Memenuhi tuntutan pelaksanaan pekerjaan seperti yang


tercantum di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka konsultan
membuat suatu pendekatan secara teoritis terutama berkenaan
dengan metode dan pola pikir yang dapat dijadikan dasar dalam
kegiatan Penyusunan Dokumen. Pendekatan kegiatan
Penyusunan Dokumen ini dapat diuraikan sebagai berikut:
Pendekatan teknis merupakan pendekatan pemecahan
permasalahan yang bersifat teknis dengan menggunakan
standar, metode, kriteria, dan asumsi teknis yang berlaku dan
relevan, sehingga output evaluasi sesuai dengan kaidah-kaidah
teknis. Standar, metode dan peraturan yang dipergunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah yang berlaku relevan
sesuai dengan kriteria teknis yang ada. Hal ini ditujukan untuk
mencapai kekonsistenan standar desain yang digunakan.
Pendekatan Koordinatif Melakukan koordinasi dengan
berbagai bagian terkait sehingga data yang dihasilkan lebih
komprehensif dan representatif. Komprehensif berarti semua
sektor terkait akan semaksimal mungkin diminta perannya
dalam pengadaan data yang dibutuhkan. Dokumen
perencanaan ini yang akan disusun bermutu baik:
1. TERPADU
Memastikan bahwa perencanaan atau teknis
pengembangan tepat untuk semua tahap keputusan
stratejik sudah relevan untuk tercapainya pembangunan
berkelanjutan.
Memuat saling keterkaitan antara aspek biofisik, sosial
dan ekonomi.
2. KEBERLANJUTAN
Memfasilitasi identifikasi opsi opsi pembangunan dan
alternatifnya.
3. FOKUS
Menyediakan informasi yang cukup, reliable dan dapat
digunakan untuk perencanaan pembangunan dan
pengambilan keputusan.
Konsentrasi ke isu isu penting pembangunan
berkelanjutan
Disesuaikan dengan karaktristik proses pengambilan
keputusan.
Efektif biaya dan waktu
4. AKUNTABEL
Dilakukan secara tegas, fair, tidak berpihak dan
seimbang
Dikontrol dan diverifikasi oleh pihak lain seperti tenaga
ahli dan LSM
5. PARTISIPATIF
Melibatkan dan menginformasikan kepada pihak yang
berkepentingan, masyarakat yang terkena dampak dan
pemerintah Kabupaten di sepanjang proses pengambilan
keputusan.
Memasukkan saran dan pertimbangan dan pengambilan
keputusan
Memiliki kejelasan informasi yang mudah dipahami dan
menjamin akses yang memadai untuk semua informasi
yang dibutuhkan
6. INTERAKTIF
Memastikan tersedianya hasil Dokumen yang bisa
menjadi acuan pada perencanaan/realisasi masa depan
Menyediakan informasi yang cukup perihal dampak
aktual dari keputusan strategis yang diimplementasikan.
B.3 JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan pekerjaan terdiri dari beberapa item


pekerjaan yaitu persiapan, pengumpulan data, evaluasi kondisi
eksisting dan rencana pengembangan serta pelaporan pekerjaan.
Jadwal pelaksanaan studi secara detail dapat diperiksa pada Tabel
berikut.
Tabel Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

N Bulan Ke-
Kegiatan
O I II III

1 Persiapan
Penyusunan laporan
2 pendahuluan
Pembahasan laporan
3 pendahuluan
Perbaikan laporan
4 pendahuluan
Survey Primer dan Survey
5 Sekunder
Penyusunan laporan
6 antara
Pembahasan laporan
7 antara
8 Perbaikan laporan antara
Penyuusunan laporan
9 akhir
10 Pembahasan laporan akhir
11 Perbaikan laporan akhir
Pengumpulan laporan dan
12 Softfile
B.4 KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN
Tabel Komposisi Tenaga Ahli dan Penugasan

Tenaga
Ahli Orang
Nama Personil Perusahaan Lingkup Keahlian Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan
Lokal/ Bulan
Asing
CV. GIRI Lokal Ahli Pertanian / Team Leader Mengkoordinir 3
MAGNA JAYA Agrotek pelaksanaan
seluruh kegiatan
tim konsultan di
proyek.
Mengadakan
hubungan dengan
pihak pemberi kerja
dan instansi lain
yang terkait guna
menunjang kegiatan
proyek.
Menyusun jadwal
realisasi
pelaksanaan dan
mengevaluasi
berdasarkan
rencana jadwal
pelaksanaan.
Tenaga
Ahli Orang
Nama Personil Perusahaan Lingkup Keahlian Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan
Lokal/ Bulan
Asing
Mempersiapkan dan
mendiskusikan
laporan
pendahuluan,
interim, draf
laporan final, final
dan membuat
laporan-laporan
tersebut.
Bertanggung jawab
sepenuhnya
mengenai kualitas
seluruh hasil
pelaksanaan
pekerjaan
Lokal Ahli Perencanaan Ahli Perencanaan Melakukan 3
Wilayah Wilayah pekerjaan
identifikasi dan
evaluasi data dan
informasi dari studi
terdahulu maupun
dilapangan.
Membuat dan
Tenaga
Ahli Orang
Nama Personil Perusahaan Lingkup Keahlian Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan
Lokal/ Bulan
Asing
membantu
pembuatan laporan
yang diperlukan
pemimpin tim
bersama anggota
tim lainnya
Lokal Ahli Ekonomi Ahli Ekonomi Memimpin dan 3
Pembangunan Pembangunan
bertanggung jawab

sepenuhnya

terhadap pekerjaan

survey dan

penghitungan

ekonomi pertanian

Membuat dan
membantu
pembuatan laporan
yang diperlukan
Pemimpin Tim
Tenaga
Ahli Orang
Nama Personil Perusahaan Lingkup Keahlian Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan
Lokal/ Bulan
Asing
bersama anggota
tim lainnya
Melaksanakan
perhitungan volume
pekerjaan
konstruksi yang
diperlukan untuk
estimasi biaya
Asisten Ahli proyek.
Lokal Asisten Ahli Ekonomi 3
Ekonomi Melakukan Analisis
Ekonomi.
Membuat laporan
yang diperlukan
bersama Team
Leader dan anggota
tim lainnya
Lokal Asisten Ahli Asisten Ahli Melakukan Analisis 3
Perencanan Wilayah Perencanaan Klaster Pertanian .
Wilayah Menyusun dokumen
pelelangan untuk
pelaksanaan
pekerjaan
konstruksi.
Tenaga
Ahli Orang
Nama Personil Perusahaan Lingkup Keahlian Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan
Lokal/ Bulan
Asing
Membuat laporan
yang diperlukan
bersama Team
Leader dan anggota
tim lainnya
Membantu tenaga
ahli dan
Bertanggung jawab
terhadap
pelaksanaan
Lokal Surveyor Surveyor pekerjaan 8
Melakukan survey
lapangan
Bertanggung jawab
terhadap
pelaksanaan
pekerjaan
Lokal Operator Komputer Operator Komputer Melakukan Input 12
Data pada aplikasi
yang dibutuhkan
Bertanggung jawab
terhadap
pelaksanaan
Tenaga
Ahli Orang
Nama Personil Perusahaan Lingkup Keahlian Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan
Lokal/ Bulan
Asing
pekerjaan

Melakukan
manajemen dan
pengawasan setiap
kegiatan
Lokal Administrasi Administrasi administrasi 3
Bertanggung jawab
terhadap
pelaksanaan
pekerjaan
B.5 JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI

Tabel Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jumlah Orang
No Nama Personil Masukan Personil
Bulan
1 2 3
Tenaga Lokal
Tenaga Ahli
1 3
2 3
3 3
4 3
5 3
Sub Total 15
Tenaga Pendukung
1 8
2 12
3 3
Sub
23
Total
Total 38

Anda mungkin juga menyukai