BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pentingnya pendidikan bagi manusia di dalam kehidupan sehari-hari memang
sudah tidak dapat dapat dipungkiri karena pendidikan merupakan kebutuhan
manusia sepanjang hidup. Pendidikan pada saat ini pun telah mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Makin maju ilmu pengetahuan mengakibatkan tiap
generasi penerus harus lebih banyak untuk menjadi manusia terdidik.
Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
perilaku dan kepribadian individu siswa agar menjadi manusia beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu dan memiliki
keterampilan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai melalui
pendidikan.
Dalam dunia pendidikan, strategi mempunyai andil yang cukup besar dalam
mencapai tujuan. Karena strategi menjadi sarana dan salah satu alat untuk
mencapai tujuan, yaitu dengan materi pelajaran atau strategi pengajaran yang
tersusun rapi dalam kurikulum pendidikan. Strategi pengajaran yang tidak tepat
akan menjadi pengganggu kelancaran jalannya proses belajar. (Armai Arief, 2002:
109).
Tercapainya tujuan pendidikan juga sangat ditentukan oleh kondisi pembelajaran
yang diciptakan oleh guru di dalam kelas. sudah sangat jelas bahwa para guru di
setiap bidang studinya sangat memegang peranan penting dalam proses
pembelajaran. Dalam hal ini, guru pendidikan agama Islam (PAI) juga memiliki
tanggung jawab yang sama. Namun, tidak hanya bertugas sebagai pengajar atau
memberikan materi saja. Akan tetapi, guru pendidikan agama Islam (PAI) juga
mempunyai tanggung jawab yang lebih berat yakni secara moral harus dapat
membentuk sisswa agar dapat bertingkah laku dan bersikap positif serta
penanaman nilai keagamaan sebagai aplikasi hasil belajar yang telah dilakukan
dalam kelas.
Pada kurikulum KTSP yang baru ini, siswa dituntut berperan aktif dalam aktifitas
belajar. ketika siswa pasif, atau hanya menerima dari guru, ada kecenderungan
cepat melupakan apa yang telah diberikan.Tentunya, dalam hal ini guru harus
dapat menerapkan strategi dengan menggunakan pendekatan belajar yang
didukung dengan berbagai sumber belajar untuk dapat mengikat informasi yang
telah diberikan dan menghasilkan hasil belajar siswa semakin meningkat.
Dalam hal ini, Wina Sanjaya (2008:228) mengemukakan bahwa, Implementasi
pemanfaatan sumber belajar di dalam proses pembelajaran tercantum dalam
kurikulum saat ini bahwa dalam proses pembelajaran yang efektif adalah proses
pembelajaran yang menggunakan berbagai sumber belajar.
Pertimbangan dalam menggunakan strategi information search untuk
pembelajaran agama Islam dikarenakan dalam kesehariannya pembelajaran agama
Islam sangat membutuhkan reaksi hubungan timbal balik dan keterlibatan peserta
didik untuk secara aktif mempraktekkan langsung dalam kehidupan sehari-hari.
Belajar aktif membantu untuk mempelajari sesuatu dengan baik, mendengar,
melihat, mengajukan pertanyaan tentang pelajaran tertentu dan mendiskusikannya
dengan yang lain, peserta didik memecahkan masalah dengan sendiri, menemukan
contoh-contoh, mencoba, dan mengerjakan tugas-tugas yang tergantung pada
pengetahuan yang telah mereka miliki atau yang harus mereka capai.
Berdasarkan pengamatan awal yang peneliti lakukan di SMPN 11 Pontianak.
Letak yang sangat strategis, yakni di tengah pusat kota dan merupakan sekolah
SMP yang ditunjuk sebagai sekolah IMTAQ. Sekolah tersebut juga telah
menerapkan sistem pendidikan yang baru yakni kurikulum KTSP.
Di SMPN 11 telah tersedia sarana prasarana yang hampir memadai untuk
menunjang proses pembelajaran yang efektif. Seperti adanya ruang komputer,
laboratorium, ruang multimedia yang di dalamnya terdapat alat peraga seperti
OHP dan LCD. Kemudian, adanya perpustakaan yang sudah cukup lengkap
dengan buku-bukunya, seperti buku paket tiap tingkatan kelas, ensiklopedi,
beberapa macam kamus, Koran dan artikel-artikel. Selain itu, ada juga musholla
yang sudah cukup lengkap dengan perlengkapan ibadah disertai al-Quran dan
buku keagamaan.
Akan tetapi, realisasinya menunjukkan hasil yang kurang memuaskan dalam hasil
belajar siswa. Hal ini terbukti masih banyak terdapat nilai hasil belajar siswa yang
masih rendah. Hal ini dikarenakan karena terbatasnya pemahaman guru dalam
menggunakan strategi aktif dalam pembelajaran.
Dari keterangan di atas menunjukkan bahwa strategi dalam kegiatan belajar
mengajar khususnya dalam pembelajaran agama Islam merupakan faktor penting
dalam menunjang tercapainya tujuan pembelajaran., maka perlu dilakukan suatu
peningkatan dalam proses kegiatan pembelajaran. Salah satu upaya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran, yaitu dengan menerapkan
strategi mencari informasi (Information Search) dengan menggunakan pendekatan
belajar berdasarkan sumber (BBS) dalam proses pembelajaran.
Nasution. S (2008:18) mengatakan bahwa belajar berdasarkan sumber maksudnya
adalah segala bentuk belajar yang langsung mengahadapkan murid dengan suatu
atau sejumlah sumber belajar secara individual atau kelompok dengan segala
kegiatan belajar yang bertalian dengan itu. Jadi, murid dapat belajar di dalam
kelas, di ruang perpustakaan bahkan di luar sekolah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi mencari informasi ini
dilakukan dalam proses pembelajaran tergantung pada sumber belajar apa yang
digunakan oleh guru dan tidak semua materi dapat menggunakan strategi mencari
informasi. Materi yang dapat digunakan dengan menerapkan strategi mencari
informasi ini ialah materi yang memiliki banyak pertanyaan atau memiliki maslah
yang dapat dicari jawaban atau penyelesaiannya secara berkelompok atau
individual melalui sumber belajar yang ada, seperti pada materi Menghindari
Perilaku tercela. Sebuah permasalahan atau pertanyaan-pertanyaan yang telah
disiapkan oleh guru akan dijawab dan dibahas oleh siswa secara berkelompok atau
individual melalui sumber belajar yang ada.
Sebelum peneliti melakukan penelitian tentang penerapan strategi mencari
informasi (Information Search) dengan menggunakan pendekatan belajar
berdasarkan sumber. Peneliti telah menemukan beberapa penelitian yang telah ada
mengenai penelitian tentang penggunaan sumber belajar, seperti yang
dikemukakan:Titin Herlinda (2003) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh
Sumber Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam siswa SLTP 1
Kedul kec.Mukok kab Sanggau. Disimpulkan bahwa sumber belajar pendidikan
agama Islam yang digunakan di SLTPN q kedul kec.Mukok kab.Sanggau tahun
2003 termasuk dalam kategori sedang. Hal ini disimpulkan dari analisis
deskriptif yang menghsilkan kecendrungan sedang sebesar 64,3 %, tinggi
sebesar 17,39 %, dan rendah sebesar 18,048 %. Sedangkan prestasi belajar PAI
siswa SLTPN 1 Mukok juga termasuk dalam ketegori sedang. Hal ini ditandai
oleh hasil analisis deskriptif yang menunjukkan kecendrungan sedang 73,91 %,
tinggi sebesar 10,87 %, dan rendah 15,022 %. Jadi terdapat pengaruh yang
sangat signifikan yang ditimbulkan oleh sumber belajar terhadap prestasi belajar
PAI.
Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, dapat dilihat bahwa penelitian
tentang sumber belajar memang ada kesamaan tema. Namun, dalam penelitian ini,
peneliti lebih memfokuskan penelitian mengenai penerapan dan pelaksanaan
strategi mencari informasi (Information Search) dengan menggunakan pendekatan
belajar berdasarkan sumber yang ada di sekolah.
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk menerapkan strategi
mencari informasi (Information Search) dengan menggunakan pendekatan belajar
berdasarkan sumber karena belajar berdasarkan sumber (BBS) sangat tepat
digunakan sekali apabila di lembaga sekolah tersebut memiliki fasilitas yang
memadai. Peneliti yakin dengan menerapkan strategi Information Search dengan
menggunakan pendekatan belajar berdasarkan sumber ini dapat meningkatkan
hasil belajar yang lebih optimal sesuai dengan kemampuan siswa pada mata
pelajaran PAI di SMPN 11 Pontianak.
B. Fokus Penelitian
Dari latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi masalah secara umum
dalyanam penelitian ini adalah Bagaimanakah Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Dengan Menerapkan Strategi Information Search Dengan Menggunakan
Pendekatan Belajar Berdasarkan Sumber Pada Mata Pelajaran PAI di SMPN 11
Pontianak.
Namun, masalah tersebut masih terlalu umum, sehingga untuk mempermudah dan
mengarahkan penelitian ini perlu dibatasi dengan fokus penelitian sebagai
berikut :
1. Bagaimanakah hasil belajar siswa sebelum menerapkan strategi Information
Search dengan menggunakan pendekatan belajar berdasarkan sumber (BBS) pada
mata pelajaran PAI di kelas VIII SMPN 11 Pontianak.
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa sesudah menerapkan strategi Information
Search dengan menggunakan pendekatan belajar berdasarkan sumber (BBS) pada
mata pelajaran PAI di kelas VIII SMPN 11 Pontianak.
3. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan setelah menerapkan
strategi Information Search dengan menggunakan pendekatan belajar berdasarkan
sumber (BBS) pada mata pelajaran PAI di kelas VIII SMPN 11 Pontianak.
C. Tujuan penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kejelasan tentang
seberapa jauh hubungan penerapan strategi information search dengan
menggunakan pendekatan belajar berdasarkan sumber pada hasil pembelajaran
PAI. Sedangkan secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Hasil Belajar siswa sebelum menerapkan strategi Information Search dengan
menggunakan pendekatan belajar berdasarkan sumber (BBS) pada mata pelajaran
PAI di kelas VIII SMPN 11 Pontianak.
2. Hasil Belajar siswa sesudah menerapkan strategi Information Search dengan
menggunakan pendekatan belajar berdasarkan sumber (BBS) pada mata pelajaran
PAI di kelas VIII SMPN 11 Pontianak.
3. Peningkatan hasil belajar yang siginifikan setelah menerapkan strategi
Information Search dengan menggunakan pendekatan belajar berdasarkan sumber
(BBS) pada mata pelajaran PAI di kelas VIII SMPN 11 Pontianak.
D. Manfaat penelitian
Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermafaat bagi khazanah
ilmu pengetahuan yang dapat menjadi bahan bacaan yang berkaitan dengan
strategi information search.
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan/bahan
informasi bagi:
1. Bagi guru
Bagi guru dan pelaku pendidikan, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
masukan dan sumbangan pemikiran dalam meningkatkan hasil belajar dikelasnya.
2. Bagi sekolah
Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses
pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
3. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi Memberikan sumbangan
pengalaman tentang penelitian tindakan kelas.
BAB II
PENERAPAN STRATEGI INFORMATION SEARCH, DENGAN
PENDEKATAN BELAJAR BERDASARKAN SUMBER,
DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PAI
Jadi untuk membuat agar pertanyaan yang diberikan sesuai dengan materi yang
menerapkan strategi mencari informasi, maka buatlah pertanyaan yang
mendorong peserta didik untuk menyimpulkan informasi yang tersedia. Untuk
memvariasikan strategi informasi search ini dapat juga dengan memberi tugas
seperti pemecahan masalah atau tugas dimana mereka harus mencocokkan atau
merangkai kata-kata yang menyimpulkan point-point penting dari sumber bacaan.
Selain itu masih banyak sekali sumber-sumber yang dapat guru gunakan untuk
mendukung pembelajarannya. Seperti yang dikatakan Wina Sanjaya (2008: 230),
bahwa macam-macam sumber belajar, yaitu Pesan, Orang, Bahan, Alat, dan
Teknik.
Jadi, belajar berdasarkan sumber ini merupakan pendekatan belajar yang tidak
hanya menggunakan guru sebagai sumber utama. Namun, semua yang ada,
sebetulnya dapat dijadikan sebagai sumber belajar yang dapat menambah
pengalaman siswa dalam belajar.
Dapat dikatakan bahwa sumber belajar yang dapat digunakan untuk pembelajaran
itu tidak hanya satu, melainkan banyak sekali sumber-sumber lain yang mungkin
terlupakan oleh guru yang mengajar. Pengajaran menggunakan pendekatan belajar
berdasarkan sumber ini tidak mengutamakan bahan pelajaran yang harus dikuasai,
tidak mengahruskan bahan yang sama. Akan tetapi, mementingkan kemampuan
untuk meneliti, mengembangkan minat, penguasaan berbagai ketrampilan
termasuk ketrampilan berpikir analitis agar mereka mendapat kepercayaan akan
diri sendiri untuk belajar sendiri.
Menurut kurikulum PAI (Abdul Majid dan Dian Andayani, 2004) Pendidikan
Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik
untuk mengenai, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam
dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam
hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan
dan persatuan bangsa.
Sedangkan menurut Zakiah Drajat (Abdul majid dan Dian Andayani,2004)
Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh
peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran agama Islam secara
menyeluruh lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta
menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam
merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik dalam rangka
mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami dan mengamalkan
ajaran agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran yang telah ditentukan
untuk mncapai tujuan yang telah ditetapkan.
Mengacu dari beberapa pendapat tersebut, maka proses belajar dan mengajar yang
aktif ditandai adanya keterlibatan siswa secara komprehensif, baik fisik, mental,
maupun emosionalnya. Pelajaran PAI misalnya diperlukan kemampuan guru
dalam mengelola proses belajar dan mengajar sehingga keterlibatan siswa dapat
optimal, yang pada akhirnya berdampak pada perolehan hasil belajar. Hal tersebut,
sangat penting karena dalam kehidupan sehari-hari, siswa tidak pernah lepas PAI ,
yang dekat dengan aktivitas kehidupan mereka.
PAI merupakan mata pelajaran wajib yang harus diikuti oleh setiap peserta didik,
terutama yang beragama Islam, atau bagi yang beragama lain yang didasari
dengan kesadaran yang tulus dalam mengikutinya. Itulah gambaran tentang
karakteristik Pendidian Agama Islam (PAI) pada umumnya dan mata pelajaran
PAI di SMP pada khususnya yang dapat dikembangkan oleh para guru PAI dengan
variasi-variasi tertentu, selama tidak menyimpang dari karakteristik umum ini.
Dengan berpedoman kepada panduan ini, para guru PAI atau sekolah diharapkan
dapat melakukan pengembangan silabus mata pelajaran PAI di SMP dengan
mudah dan variatif.
3. Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
a. Al Quran dan Hadits
b. Aqidah Akhlak
c. Fiqih
d. Tarikh dan Kebudayaan Islam.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan
strategi information search (mencari informasi) dengan menggunakan sumber
belajar yang ada pada mata pelajaran PAI. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Basuki Wibowo (2004) dalam bukunya Penelitian Tindakan Kelas menjelaskan
bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu penelitian yang dilakukan
secara sistematis reflektif terhadap berbagai aksi atau tindakan yang dilakukan
oleh guru/pelaku, mulai dari perencanaan sampai dengan penilaian terhadap
tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar untuk
memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.
Susilo (2007) dalam bukunya Penelitian Tindakan Kelas, menjelaskan bahwa
penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau
di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau
peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran.
Sejalan dengan pengertian di atas, Fahrul Razi Salim (2005) dalam penelitiannya
tentang Model Pembelajaran Mandiri melalui Penggunaan Lembar Kerja
Mahasiswa dengan menggunakan penelitian yang sama, yakni Penelitian
Tindakan Kelas atau Classroom action research (CAR). Beliau menggabung
desain penelitian ini menjadi tiga tahapan yakni: tahap perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan dan pengamatan, dan tahap refleksi. Hal ini sejalan dengan
yang dikemukakan Kurt Lewin (Ali Hasmy, 2009:39) bahwa konsep pokok action
research (penelitian tindakan) dalam penelitian ini terdiri dari empat komponen
yaitu: tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan
an tahap refleksi. Dalam hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Acting
Planning Observing
Reflecting
Model Action Research Kurt Lewin
Dari beberapa pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan dasar yang saling
terkait dan berkesinambungan, yaitu: (1) Perencanaan Tindakan (Planning), (2)
Pelaksanaan Tindakan (Acting), (3) Pengamatan (Observing) dan Refleksi
(Reflecting). Namun sebelumnya, Directorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah (Basuki Wibawa, 2004:35) menjelaskan baha tahapan ini diawali oleh
suatu tahapan Pra-PTK, yang meliputi: Identifikasi masalah, analisis masalah,
rumusan masalah dan rumusan hipotesis tindakan.
Dalam hal ini, tahapan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat
digambarkan sebagai berikut:
tahapan Pelaksanaan PTK
2) Siklus Kedua
a. Perencanaan Tindakan (Planning)
Pada tahap ini, peneliti menyiapkan segala perangkat yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan tindakan selanjutnya berupa: Rencana persiapan pembelajaran, bahan
ajar/materi. Disamping itu, peneliti juga membuat LKS pada saat menggunakan
strategi mencari informasi yang aka dilakukan dalam pembelajaran seperti yang
telah dilakukan pada perencanaan minggu lalu.
Hasil refleksi dari tindakan sebelumnya, juga menjadi pdoman bagi peneliti dalam
menentukan rancangan pembelajaran berikutnya dan kemudian hasil rancangan
yang baru tersebut peneliti brikan kepada guru agar dapat mempelajarinya terlebih
dahulu. Setelah itu, peneliti dan guru mendiskusikan hasil rancangan yang telah
dibuat guna kelancaran pada pelaksanaan tindakan nanti
b. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Tindakan kedua ini akan dilakukan sesuai dengan jadwal dan kesepakatan guru
yang mengajar. Seperti pembelajaran biasanya, pembelajaran biasanya akan
diawali dengan lafadz salam dari guru dan doa bersama oleh siswa sebelum
pembelajaran dimulai. Pada tindakan kedua ini, guru akan melakukan remedial
kepada siswa yang dinyatakan tidak tuntas.
Langkah berikutnya, guru mengumumkan hasil pekerjaan siswa dengan
membagikan lembar pekerjaan mereka dan menyebutkan nama-nama siswa yang
harus mengikuti remedial. Kemudian guru memberika penjelasan kepada siswa
bahwa yang namanya disebutkan tadi harus tetap berada di dalam kelas dan
mengikuti remedial. Sedangkan yang namanya tidak disebutkan tadi, mereka
harus belajar diperpustakaan sekolah dengan mengerjakan tugas/soal yang
diberikan oleh guru.
Setelah remidial selesai dilakukan, siswa masuk kembali kedalam kelas dan guru
meminta kepada siswa untuk duduk pada kelompoknya masing-masing, seperti
minggu lalu. Dan guru memberikan pretes kepada siswa terkait dengan materi
yang akan dibahas.
Dalam penyampaian materi, guru menggunakan strategi mencari informasi
dengan memberikan sebuah permasalahan yang harus didiskusikan oleh siswa
dengan mencari informasi yang ada. Guru memotivasi siswa agar selalu aktif
dalam kegiatan pembelajaran.
Langkah selanjutnya, guru memberikan post test kepada siswa berkenaan dengan
materi yang telah dipelajari. Post Test diberikan sama dengan test yang diberikan
pada Pretest, hanya saja soalnya diacak.
Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru mengingatkan kpada siswa yang jika ada
nilainya kurang dari 75% (tidak tuntas), maka akan dilakukan remedial. Kegiatan
perbaikan (remedial) dilakukan paa pertemuan minggu berikutnya.
c. Pengamatan (Observing)
Sama halnya pada tindakan pertama yang telah dilakukan, pada tindakan kedua ini
peneliti juga melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan tersebut.
d. Reflaksi (Reflcting)
Pada tahap ini, apabila semua rancangan pembelajaran pada tindakan/siklus kedua
ini telah dilaksanakan sepenuhnya dan dinilai sudah cukup baik. Kemudian, apa
yang telah dilakukan oleh guru sesuai dengan apa yang telah disepakati antara
guru dan peneliti pada kegiatan perencanaan. Maka, pada tindakan selanjutnya
tidak perlu membuat suatu prncanaan pembelajaran yang baru.
Dari gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa dari hasil perbandingan pretest dan
Postest, dapat dilihat apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan
setelah menggunakan strategi Information Search (Mencari Informasi).
Setelah siklus pertama dilakukan dan dari kegiatan pengamatan serta penilaian
secara reflektif diperoleh data yang menunjukkan adanya keharusan untuk
melakukan daur ulang, maka perencanaan berikutnya merupakan perencanaan
yang telah di revisi dan akan menjadi siklus kedua dan seterusnya kembali seperti
siklus pertama sampai hasil belajar siswa meningkat.
C. Instrumen Penelitian
Sebagaimana tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu tentang dampak
penerapan strategi Information Search (Mencari Informasi) dengan menggunakan
pendekatan belajar berdasarkan sumber pada hasil belajar siswa pada
pembelajaran PAI. Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Dokumentasi
Hadari Nawawi (1995) mengatakan bahwa teknik dokumentasi adalah cara
mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis yang berupa arsip, buku-buku
tentang teori, dalil dan lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Dengan demikian teknik dokumentasi dalam penelitian ini adalah berupa bahan
tertulis yang dijadikan debagai salah satu sumber data. Adapun dokumen yang
peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah berupa nilai-nilai rapor PAI siswa
kelas VII semester pertama.
2. Preetest
Anas Sudijono (2003) dalam bukunya Pengatur Evaluasi Pendidikan
mengatakan bahwa pretest adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran
diberikan kepada siswa atau peserta didik. Oleh karena itu, dalam hal ini pretest
digunakan untuk memperoleh data tentang penguasaan materi pelajaran oleh
siswa sebelum menggunakan model pendekatan ATI.
3. Achievement Test (Postest)
Anas Sudijono (2003) mengatakan bahwa achievement test atau tes hasil belajar
adalah tes yang biasa digunakan untuk mengungkapkan tingkat pencapaian atau
prestasi belajar siswa. Dalam hal ini, achievement test digunakan untuk
memperoleh data tentang penguasaan materi pelajaran oleh siswa setelah
menggunakan strategi information search (mencari informasi) yang dibuktikan
dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI.
4. Observasi (Pengamatan)
Hadari Nawawi (1995) mengatakan bahwa observasi adalah pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan pemantauan secara
komprehensif. Proses pembelajaran dinilai dengan menggunakan instrumen
berupa lembar/pedoman observasi yang dilengkapi dengan catatan kegaiatan
lapangan. Observasi dan catatan kegiatan lapangan digunakan untuk memperoleh
data dan gambaran mengenai proses pembelajaran PAI dengan menerapkan
strategi information search (mencari informasi) yang memfokuskan pada kinerja
guru dan siswa yang tampak selama proses pembelajaran.
D. Pengumpulan Data
Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan pada dua tahapan pnelitian yaitu tahap
pengamatan dan pelaksanaan. Pengumpulan data pada kedua tahapan tersebut
akan dipaparkan sebagai berikut:
1. Tahap pengamatan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data dengan melihat kemampuan siswa
yang diperoleh dari nilai rata-rata rapor PAI siswa pada semester sebelumnya.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan dua kali pengumpulan data dengan menggunakan teknik
pengukuran.
a. Pada Bagian Awal
Pada bagian ini dilakukan pengukuran awal yang disebut dengan tes awal
(pretest). Tes awal (pretest) adalah tes yang dilakukan sebelum bahan pelajaran
diberikan kepada siswa. Sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur
kemampuan awal tersebut dengan menggunakan pretest. Dalam hal ini, pretest
digunakan untuk memperoleh data tentang penguasaan materi pelajaran oleh
siswa sebelum menggunakan strategi information search (mencari informasi)
dengan pendekatan belajar berdasarkan sumber.
b. Pada Bagian Inti
Pada bagian inti, alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan observasi. Dalam hal ini, alat yang digunakan adalah berupa
lembar/pedoman observasi yang dilengkapi dengan catatan kegiatan lapangan.
Pedoman observasi dan catatan kegiatan lapangan digunakan untuk memperoleh
data dan gambaran mengenai proses pembelajaran PAI dengan menerapkan
strategi information search (mencari informasi) dengan pendekatan belajar
berdasarkan sumber.
E. Analisis Data
Data yang telah terkumpul dalam penelitian ini kemudian dilakukan
penganalisisan data melalui kegiatan: reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan. Proses analisis data dilakukan sejak awal hingga akhir tindakan
dilakukan. Analisis data dilakukan melalui kegiatan menelaah (menganalisis,
mensintesis, memahami dan menyimpulkan) seluruh data yang diperoleh dari
berbagai sumber. Maka langkah selanjutnya adalah melakukan reduksi data
dengan menyusun data ke dalam satuan-satuan yang kemudian dikategorikan,
agar gambaran data dapat dilihat dan dipahami secara keseluruhan. Maka,
pengkategorian dilakukan dengan melakukan pengkodean data.
Dari hasil sajian data yang lengkap, maka dilakukan penafsiran data dan
penarikan kesimpulan. Tahap akhir dari analisis data ini adalah melakukan
pemeriksaan keabsahan data dengan melakukan verifikasi terhadap hasil temuan.
Kegiatan verifikasi data dilakukan dengan melakukan kegiatan triangulasi data.
Mengingat penelitian ini merupkan penelitian tindakan, maka tahap analisis data
dilakukan secara partisipatoris dan kolaboratif antara peneliti dan praktisi (guru
mata pelajaran).
Data yang diperoleh pada penelitian ini dilakukan dengan cara kualitatif
sepanjang penelitian ini berlangsung, dalam arti sejak pengumpulan data itu
dilakukan sejak itu pula analisis terhadap data yang ditemukan. Sedangkan data
yang diperoleh dari tes tertulis siswa yang berupa (pretest dan post test)
dideskripsikan dengan menggunakan analisis kuantitatif melalui statistik
deskriptif dan analitik dengan rumus min dan persentase berdasarkan kepentingan.
BAB IV
DESKRIPSI HASIL PENELITIAN,
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Hasil belajar siswa sebelum menggunakan strategi information search 18 100,0%
0 ,0% 18 100,0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa data lengkap (100%) tanpa ada
yang hilang, sehingga dapat dilakukan analisis lebih lanjut.
b. Analisis Deskriptif
Untuk melihat keberartian tindakan pertama ini, dilihat dari hasil evaluasi yang
diperoleh siswa, dilakukanlah analisis deskriptif terhadap skor-skor jawaban siswa
pada tes akhir sebelum menggunakan strategi information search yaitu pada
materi dendam akan dipaparkan dihalamani
erikutnya:
Tabel 4
Analisis Deskriptif Hasil Belajar Siswa
Sebelum Menggunakan Strategi Information search
N
Valid 18
Missing 0
Mean 5,211
Std. Error of Mean ,3275
Median 5,600
Mode 6,0
Skewness -,687
Std. Error of Skewness ,536
Kurtosis -,620
Std. Error of Kurtosis 1,038
Range 4,5
Minimum 2,5
Maximum 7,0
Percentiles
25 4,000
50 5,600
75 6,100
Berdasarkan hasil analisis data yang terdapat pada tabel 4 didapatkan hal-hal
sebagai berikut:
Dilihat dari hasil deskriptif data bagian Box Plot tidak ditemukan adanya nilai
ekstrim (data pencilan), sehingga kita dapat menggunakan rata-rata hitung (Mean)
5,211 sebagai nilai kecenderungan pemusatan datanya.
Untuk dapat menentukan kategori kecenderungan pemusatan datanya, maka
digunakan rumus persentase yang telah dipaparkan pada bab III sebelumnya.
Berdasarkan hasil persentase (52,11%) dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa
pada materi dendam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam termasuk dalam
kategori kurang. Hal ini dapat diartikan bahwa hasil belajar siswa pada materi
dendam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat dikatakan kurang.
Berdasarkan nilai skewness (-0,687) dan standard error of skewness (0,536) maka
dapat kita lihat bahwa dilihat dari kemiringannya data hasil belajar siswa materi
dholim pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sebelum menggunakan
strategi information search ini adalah normal, karena skewness : SE skewnessnya
= (-0,687: 0,536) = -1,282 yang masih berada pada rentang standard kategori
normal yaitu -2,00 s/d + 2,00.
Ditinjau dari kurtosis (keruncingannya) data ini normal, karena kurtosis : SE
kurtosis = -0,620 : 1,038 = -0,597, yang juga masih dalam berada rentang standard
kategori normal -2,00 s/d + 2,00.
Nilai maksimum 7 dan nilai minimum 2,5, dengan demikian range (rentangnya)
adalah 7 2,5 = 4,5.
Analisis kuartil memperlihatkan bahwa: kuartil 1 (persentil 25) nilainya adalah
4,000, kuartil 2 (persentil 50) nilainya adalah 5,600, dan Kuartil 3 (persentil 75)
nilainya adalah 6,100.
Tabel 5
Frekuensi Hasil Belajar Siswa
Sebelum Menggunakan Strategi Information search
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa hasil belajar siswa sebelum
diterapkannya strategi information search dengan menggunakan pendekatan
belajar berdasarkan sumber, siswa yang mencapai ketuntasan belajar (>6) yakni
44,44%. Sedangkan sebesar 55,56% siswa dinyatakan belum tuntas atau tidak
mencapai nilai sesuai yang diharapkan. Oleh karenanya peneliti merasa tergerak
untuk memperbaiki hasil belajar yang telah diperoleh siswa.
Tabel 6
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Nilai Preetest Tindakan 1 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%
Nilai Postest Tindakan 1 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa data lengkap (100%) tanpa ada
yang hilang, sehingga dapat dilakukan analisis lebih lanjut.
3) Analisis Deskriptif
Untuk melihat keberartian tindakan pertama ini, dilihat dari hasil evaluasi yang
diperoleh siswa, dilakukanlah analisis deskriptif terhadap nilai pretest dan postest.
Adapun hasil print out dari analisis deskriptif hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam akan dipaparkan dihalaman berikutnya:
Tabel 7
Analisis Deskriptif Hasil Belajar Siswa
Setelah Menggunakan Strategi Information search Tindakan 1
Hasil Preetest Siswa Tindakan 1 Hasil Postest Siswa Tindakan 1
N Valid 18 18
Missing 0 0
Mean 4,278 6,278
Std. Error of Mean ,3314 ,4107
Median 4,000 7,000
Mode 6,0 7,0(a)
Skewness -,128 -1,156
Std. Error of Skewness ,536 ,536
Kurtosis -1,268 ,968
Std. Error of Kurtosis 1,038 1,038
Range 4,0 6,0
Minimum 2,0 2,0
Maximum 6,0 8,0
Percentiles
25 3,000 5,000
50 4,000 7,000
75 6,000 8,000
a Multiple modes exist. The smallest value is shown
Berdasarkan hasil analisis data yang terdapat pada tabel 7 didapatkan hal-hal
sebagai berikut:
Dilihat dari hasil deskriptif data bagian Stem and Leaf Plot dan Box Plot tidak
ditemukan adanya nilai ekstrim (data pencilan) sehingga kita dapat menggunakan
rata-rata hitung (Mean) 4,278 sebagai nilai kecenderungan pemusatan data pada
nilai pretest, dan Mean 6,278 sebagai nilai kecenderungan pemusatan data pada
nilai postest.
Untuk dapat menentukan kategori kecenderungan pemusatan datanya, maka
digunakan rumus persentase yang telah dipaparkan pada bab III sebelumnya.
Berdasarkan hasil persentase (42,78%) dapat diketahui bahwa nilai pretest pada
materi dendam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada Tindakan 1
termasuk dalam kategori kurang. Hal ini dapat diartikan bahwa nilai pretest pada
materi dendam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat dikatakan kurang.
Sedangkan hasil persentase (62,78%) dapat diketahui bahwa nilai postest pada
materi dendam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam setelah menggunakan
strategi information search pada Tindakan 1 termasuk dalam kategori cukup. Hal
ini dapat diartikan bahwa nilai postest pada materi dendam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam setelah menggunakan strategi information search dapat
dikatakan cukup.
Berdasarkan nilai skewness (-0,128) dan standard error of skewness (0,536) maka
dapat kita lihat bahwa dilihat dari kemiringannya, data nilai pretest materi dendam
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada Tindakan 1 ini adalah normal,
karena skewness : SE skewnessnya = (-0,128 : 0,536) = -0,239 yang masih berada
pada rentang standard kategori normal yaitu -2,00 s/d + 2,00. Sedangkan nilai
Skewness pada data nilai postest materi dendam mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam setelah menggunakan strategi information search pada Tindakan 1
adalah -1,156: 0,536 = -2,157, yang juga masih dianggap dalam rentang kategori
normal.
Nilai maksimum 6,0 dan nilai minimum 2,0, dengan demikian range (rentang)
pada nilai pretest materi dendam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada
Tindakan 1 adalah 6,0 2,0 = 4,0. Sedangkan pada data nilai postest materi
dendam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam setelah menggunakan strategi
information search pada Tindakan 1 nilai maksimum 8,0 dan nilai minimum 2,0,
dengan demikian range (rentangnya) adalah 8,0 2,0 = 6,0.
Analisis kuartil pada nilai pretest materi dendam mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam memperlihatkan bahwa: kuartil 1 (persentil 25) nilainya adalah
3,000, kuartil 2 (persentil 50) nilainya adalah 4,000, dan Kuartil 3 (persentil 75)
nilainya adalah 6,000. Sedangkan analisis kuartil pada nilai postest materi dendam
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam setelah menggunakan strategi
information search pada Tindakan 1 memperlihatkan bahwa: kuartil 1 (persentil
25) nilainya adalah 5,000, kuartil 2 (persentil 50) nilainya adalah 7,000, dan
Kuartil 3 (persentil 75) nilainya adalah 8,000.
Untuk melihat frekuensi perolehan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam, baik pada hasil pretes maupun postest dapat dilihat pada
tabel-tabel berikut:
Tabel 8
Frekuensi Nilai Pretest Tindakan 1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Berdasarkan tabel frekuensi nilai postest di atas, menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa (nilai postest) pada Tindakan 1, siswa yang mencapai ketuntasan belajar
(>6) yakni sebanyak 13 orang 72,22%. Sedangkan sebesar 27,78% atau
sebanyak 5 orang siswa dinyatakan belum tuntas atau tidak mencapai nilai sesuai
yang diharapkan.
d. Refleksi
Berdasarkan pengamatan peneliti dan data yang terkumpul, peneliti dan guru
menyimpulkan bahwa penguasaan siswa sudah meningkat, meskipun belum
optimal (13 dari 18 orang siswa dinyatakan tuntas belajarnya sedangkan 5 orang
siswa dinyatakan belum tuntas).
Berdasarkan kesimpulan tersebut guru dan peneliti melakukan refleksi sebagai
berikut:
1) Masih ada sekelompok siswa yang memberikan komentarnya terhadap jawaban
dari informasi yang harus dicari masih kurang sesuai.
2) Bentuk pertanyaan perlu diperbaiki agar tidak menimbulkan salah tafsir.
3) Perhatian guru ketika mengajar harus lebih merata untuk semua siswa
4) Masih ada beberapa anak yang kurang aktif ketika diskusi kelompok
Berdasarkan hasil refleksi tersebut untuk perbaikan ke Tindakan II sebagai
berikut:
1) Pertanyaan yang dibuat hendaknya mudah dipahami
2) Setiap kelompok mengatur tempat duduknya dengan bentuk leter O
3) Guru memberikan perhatian yang lebih merata dan memberikan dorongan pada
siswa untuk mengemukakan pendapatnya
4) Guru mengajak siswa bersama-sama membuat kesimpulan dari materi yang
telah dipelajari dengan mengaitkan pertanyaan dengan jawaban yang ada.
Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa data lengkap (100%) tanpa ada
yang hilang, sehingga dapat dilakukan analisis lebih lanjut.
3) Analisis Deskriptif
Untuk melihat keberartian tindakan kedua (Tindakan 2) ini, dilihat dari hasil
evaluasi yang diperoleh siswa, dilakukanlah analisis deskriptif terhadap nilai
pretest dan postest yang akan dipaparkan dihalaman selanjutnya:
Tabel 11
Analisis Deskriptif Hasil Belajar Siswa
Setelah Menggunakan Strategi Information Search Tindakan 2
Hasil Preetest Siswa Tindakan 2 Hasil Postest Siswa Tindakan 2
N
Valid 18 18
Missing 0 0
Mean 4,167 7,389
Std. Error of Mean ,2712 ,1833
Median 4,000 7,000
Mode 4,0 7,0
Skewness -,362 -,007
Std. Error of Skewness ,536 ,536
Kurtosis -,129 -,095
Std. Error of Kurtosis 1,038 1,038
Range 4,0 3,0
Minimum 2,0 6,0
Maximum 6,0 9,0
Percentiles
25 3,750 7,000
50 4,000 7,000
75 5,000 8,000
Berdasarkan hasil analisis data yang terdapat pada tabel 11 didapatkan hal-hal
sebagai berikut:
Dilihat dari hasil deskriptif data bagian Stem and Leaf Plot dan Box Plot tidak
ditemukan adanya nilai ekstrim (data pencilan) sehingga kita dapat menggunakan
rata-rata hitung (Mean) 4,167 sebagai nilai kecenderungan pemusatan data pada
nilai pretest pada Tindakan 2, dan Mean 7,389 sebagai nilai kecenderungan
pemusatan data pada nilai postest.
Untuk dapat menentukan kategori kecenderungan pemusatan datanya, maka
digunakan rumus persentase yang telah dipaparkan pada bab III sebelumnya.
Berdasarkan hasil persentase (41,67%) dapat diketahui bahwa nilai pretest pada
materi perilaku munafik mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada Tindakan 2
termasuk dalam kategori kurang. Hal ini dapat diartikan bahwa nilai pretest pada
materi prilaku munafik mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat dikatakan
kurang. Sedangkan hasil persentase (73,89%) dapat diketahui bahwa nilai postest
pada materi prilaku munafik mata pelajaran Pendidikan Agama Islam setelah
menggunakan strategi information search pada Tindakan 2 termasuk dalam
kategori baik. Hal ini dapat diartikan bahwa nilai postest pada materi prilaku
munafik mata pelajaran Pendidikan Agama Islam setelah menggunakan strategi
information search dapat dikatakan baik.
Berdasarkan nilai skewness (-0,362) dan standard error of skewness (0,536) maka
dapat kita lihat bahwa dilihat dari kemiringannya, data nilai pretest materi
perilaku munafik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada Tindakan 2
ini adalah normal, karena skewness : SE skewnessnya = (-0,362: 0,536) = -0,675
yang masih berada pada rentang standard kategori normal yaitu -2,00 s/d + 2,00.
Sedangkan nilai Skewness pada data nilai postest materi perilaku munafik mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam setelah menggunakan strategi information
search pada Tindakan 2 adalah -0,007: 0,536 = -0,013, yang juga masih dalam
rentang kategori normal.
Nilai maksimum 6,0 dan nilai minimum 2,0, dengan demikian range (rentang)
pada nilai pretest materi perilaku munafik mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam pada Tindakan 2 adalah 6,0 2,0 = 4,0. Sedangkan pada data nilai postest
materi perilaku munafik mata pelajaran Pendidikan Agama Islam setelah
menggunakan strategi information search pada Tindakan 2 nilai maksimum 9,0
dan nilai minimum 6,0, dengan demikian range (rentangnya) adalah 9,0 6,0 =
3,0.
Analisis kuartil pada nilai pretest materi perilaku munafik mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam pada Tindakan 2 memperlihatkan bahwa: kuartil 1
(persentil 25) nilainya adalah 3,750, kuartil 2 (persentil 50) nilainya adalah 4,000,
dan Kuartil 3 (persentil 75) nilainya adalah 5,000. Sedangkan analisis kuartil pada
nilai postest materi perilaku munafik mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
setelah menggunakan strategi information search pada Tindakan 2
memperlihatkan bahwa: kuartil 1 (persentil 25) nilainya adalah 7,000, kuartil 2
(persentil 50) nilainya adalah 7,000, dan Kuartil 3 (persentil 75) nilainya adalah
8,000.
Adapun frekuensi dari hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam setelah menggunakan strategi information search pada tindakan kedua ini
dapat dilihat pada tabel-tabel frekuensi berikut:
Tabel 12
Frekuensi Nilai Pretest Tindakan 2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
2,0 2 11,1 11,1 11,1
3,0 2 11,1 11,1 22,2
4,0 7 38,9 38,9 61,1
5,0 5 27,8 27,8 88,9
6,0 2 11,1 11,1 100,0
Total 18 100,0 100,0
Berdasarkan tabel frekuensi nilai pretest di atas, menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa (nilai preetest) pada Tindakan 2, siswa yang mencapai ketuntasan belajar
(>6) yakni sebanyak 2 orang 11,11%. Sedangkan sebesar 88,89% atau
sebanyak 16 orang siswa dinyatakan belum tuntas atau tidak mencapai nilai sesuai
yang diharapkan.
Tabel 13
Frekuensi Nilai Postest Tindakan 2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
C. Temuan Penelitian
Berdasarkan pemaparan uraian tindakan penelitian dan hasilnya seperti yang telah
dipaparkan di atas, maka dapat ditemukan hal-hal sebagai berikut:
1. Dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam diperoleh hasil persentase rata-ratanya 52,11%. Hal ini dapat
diartikan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
dapat dikatakan kurang. Secara empiris terlihat bahwa hasil belajar siswa sebelum
diterapkannya strategi information search, untuk siswa yang mencapai ketuntasan
belajar (>6) yakni 11,11%. Sedangkan sebesar 88,89% siswa dinyatakan belum
tuntas atau tidak mencapai nilai sesuai yang diharapkan.
2. Dapat diketahui bahwa nilai pretest pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam pada tindakan 1 diperoleh hasil persentase rata-ratanya adalah sebesar
42,78%. Hal ini dapat diartikan bahwa nilai pretest pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dapat dikatakan kurang. Sedangkan hasil persentase
nilai rata-rata dari postest pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam setelah
menggunakan strategi information search pada tindakan 1 sebesar (62,78%)
termasuk dalam kategori cukup baik. Hal ini dapat diartikan bahwa nilai postest
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam setelah menggunakan strategi
information search dapat dikatakan cukup baik. Hasil tersebut dapat juga
ditunjukkan melalui hasil belajar siswa (nilai preetest) pada tindakan 1 yaitu siswa
yang mencapai ketuntasan belajar (>6) yakni sebanyak 5 orang 27,78%.
Sedangkan sebesar 72,22% siswa dinyatakan belum tuntas atau tidak mencapai
nilai sesuai yang diharapkan. Selain itu, tampak juga pada hasil belajar siswa
(nilai postest) setelah digunakan strategi information search pada tindakan 1,
siswa yang mencapai ketuntasan belajar (>6) yakni sebanyak 13 orang 72,22%.
Sedangkan sebesar 27,78% atau sebanyak 5 orang siswa dinyatakan belum
tuntas atau tidak mencapai nilai sesuai yang diharapkan.
3. Berdasarkan hasil persentase (41,67%) dapat diketahui bahwa nilai pretest pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada tindakan 2 termasuk dalam kategori
kurang. Hal ini dapat diartikan bahwa nilai pretest pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dapat dikatakan kurang. Hasil ini juga dapat ditunjukkan melalui
hasil belajar siswa (nilai preetest) pada tindakan 2, siswa yang mencapai
ketuntasan belajar (>6) yakni sebanyak 2 orang 11,11%. Sedangkan sebesar
88,89% atau sebanyak 16 orang siswa dinyatakan belum tuntas atau tidak
mencapai nilai sesuai yang diharapkan. Sedangkan nilai postest pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam setelah menggunakan strategi information
search pada tindakan 2 termasuk dalam kategori baik dengan hasil persentase rata-
ratanya sebesar (73,89%). Hal ini dapat diartikan bahwa nilai postest pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam setelah menggunakan strategi information
search dapat dikatakan baik. Hal ini terlihat pada perolehan hasil belajar siswa
(nilai postest) pada Tindakan 2, siswa yang mencapai ketuntasan belajar (>6)
yakni sebanyak 18 orang 100%.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Dapat diketahui bahwa hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam sebelum diterapkannya strategi Information Search masih banyak yang
belum mencapai nilai sesuai yang diharapkan, hal ini dapat terlihat dari nilai hasil
nilai presentase rata-ratanya yakni 52,11%.
2. Dapat diketahui bahwa hasil belajar pada mata pelajaran pendidikan Agama
Islam setelah menggunakan strategi Information Search dapat dikatakan cukup
baik. Hal ini dapat terlihat pada hasil persentase nilai rata-rata dari postest
tindakan 1 sebesar 62,78% dan pada tindakan kedua sebesar 73,89%.
3. Dari hasil penelitian yang dilakukan melalui strategi mencari informasi
(Information Search) dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan sebanyak dua kali tindakan penelitian, ternyata menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di kelas VIII D
SMPN 11 pontianak.
B. Saran
Berdasarkan dari kesimpulan diatas, untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran PAI, maka dapat disarankan antara lain sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, disarankan kepada guru agar dapat
memahami dan menguasai berbagai macam strategi pembelajaran. Penerapan
strategi Information Search dengan menggunakan pendekatan belajar berdasarkan
sumber pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam penelitian ini dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Sebelum diterapkan strategi pembelajaran dan diberi sumber belajar yang
berbeda, siswa terlebih dahulu diberikan pretest (tes awal). Dengan demikian guru
dapat mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran yang akan dibahas. Dalam hal ini, guru diharapkan dapat
memperhitungkan waktu dalam menerapkan strategi pembelajaran tersebut.
3. Terakhir, lakukan posttest. Dengan demikian guru dapat mengetahui tingkat
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan kepadanya. Dan
juga guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan pembelajaran yang
diberikannya kepada siswa. Apabila ada siswa yang belum mencapai ketuntasan
belajar dari yang ditentukan, maka harus dilakukan pembelajaran ulang
(remedial).