OLEH :
INDRA LESMANA
0606 3031 0865
Oleh :
INDRA LESAMANA
0606 3031 0865
Menyetujui,
Mengetahui,
Indra Lesmana
0606 3031 0865
Jurusan Teknik Elektro
Program Studi Teknik Listrik
Politeknik Negeri Sriwijaya
Efesiensi motor induksi tiga fasa yang digunakan sebagai pompa untuk
sistem sirkulasi pendingin generator turbin gas di PT. Pertamina RU III Plaju.
Penulis ingin mengetahui berapa besar efesiensi motor tersebut ketika beroperasi.
Cara mengetahui efesiensi motor terebut adalah dengan menetukan daya masukkan
dan daya keluaran dari gaya mekanis mesin pompa.
Data didalam Laporan Akhir ini telah dikumpulkan melalui wawancara
dengan petugas dilapangan, mengambil data secara langsung dan melalui
pengamatan objek yang dibahas secara langsung.
Berdasarkan dari hasil perhitungan maka didapat daya masukkan motor yang
bertegangan 380 Volt, Arus 70 A dan faktor daya sebesar 0,8 adalah 63,84 KW
sedangkan daya mekaniknya adalah 0,2324 KW.
Penulis menyimpulkan bahwa efesiensi motor induksi tiga fasa yang
digunakan sebagai pompa untuk sistem sirkulasi pendingin generator turbin gas di
PT. Pertamina RU III Plaju adalah 90,22 %.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kit panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir yang saya beri
judul Efesiensi Motor Induksi Tiga Fasa Yang Digunakan Sebagai Pompa Untuk
Sistem Sirkulasi Generator Turbin Gas di PT. Pertamina RU III Plaju sebagai
syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Elektro
Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang.
Dalam penyusunan Laporan Akhir ini banyak mendapatkan bantuan dan
motivasi dari banyak pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak RD. Kusumanto, ST., M.M. selaku Direktur Politeknik Negeri
Sriwijaya.
2. Bapak Ir. Ali Nurdin, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Politeknik
Negeri Sriwijaya.
3. Bapak Ir. Siswandi selaku Sekretaris Jurusan Teknik Elektro Politeknik
Negeri Sriwijaya.
4. Bapak Ir. Kasmir selaku Ketua Program Studi Teknik Litrik Politeknik
Negeri Sriwijaya.
5. Bapak Carlos R. Sitompul, S.T., M.T. selaku Pembimbing I.
6. Bapak Nofiansah, S.T. selaku Pembimbing II.
7. Pegawai dan staf Jurusan Teknik Eletro Politeknik Negeri Sriwijaya.
8. Pimpinan, Staf dan Pegawai PT. Pertamina RU III Plaju.
9. Kedua Orang Tuaku tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan.
10. Teman-teman seperjuangan khusunya kelas ELB yang sedikit banyaknya
telah ikut membantu dalam menyelesaikan Laporan Akhir ini.
Semoga Allah SWT dapat melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada
semua pihak yang ikut serta dalam membantu penyelesaian Laporan Akhir ini.
Selaku manusia biasa penyusun menyadari masih banyak kekurangan
didalam Laporan Akhir ini, oleh sebab itu penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat masukkan untuk semua pihak.
iv
Akhir kata penulis berharap Laporan Akhir ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua khususnya bagi ilmu kelistrikan.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii
ABSTRAK .................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2. Perumusan Masalah .................................................................... 2
1.3. Batasan Masalah ......................................................................... 2
1.4. Tujuan dan Manfaat .................................................................... 2
1.5. Metode Penulisan ........................................................................ 3
1.6. Sistematika Penulisan ................................................................. 4
vi
2.4 Pengertian Daya .......................................................................... 24
2.4.1 Sifat Sifat Beban Listrik ................................................. 26
2.4.2 Mesin Pompa Air .............................................................. 27
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Konstruksi Dasar Motor Induksi Tiga Fasa ............................ 7
Gambar 2.2 Konstruksi Stator Mesin Induksi ............................................. 9
Gambar 2.3 Penampang Potongan Motor Induksi Rotor Sangkar .............. 12
Gambar 2.4 Rangkaian Rotor Sangkar ....................................................... 13
Gambar 2.5 Penampang Potongan Motor Induksi Rotor Lilit .................... 14
Gambar 2.6 Rangkaian Rotor Lilit .............................................................. 15
Gambar 2.7 Arus Pada Rotor Sangkar ........................................................ 16
Gambar 2.8 Rangkaian Motor Rotor Lilit Dengan Penampang Tahanan
Luar ......................................................................................... 16
Gambar 2.9 Karakteristik Beban Nol .......................................................... 18
Gambar 2.10 Karakteristik Rotor Yang Diblok ............................................ 18
Gambar 2.11 Karakteristik Start ................................................................... 19
Gambar 2.12 Karakteristik Kopel dan Putaran ............................................. 19
Gambar 2.13 Sistem Segitiga Daya .............................................................. 25
Gambar 2.14 Positive Displacement Pump and Dynamic Pump .................. 28
Gambar 2.15 Proses Pompa Air .................................................................... 29
Gambar 3.1 Motor Cooling Water Pump .................................................... 33
Gambar 3.2 Name Plate Pompa .................................................................. 33
Gambar 3.3 Giagram Flow Chart ................................................................ 34
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
defenisikan dari bentuk diatas, sebagai perbandingan antara jumlah daya listrik
yang digunakan oleh motor dengan daya mekanik yang dihasilkan.
Laporan akhir ini menyelidik tentang seberapa besar efesiensi motor
induksi tiga fasa yang digunakan sebagai pompa untuk sistem sirkulasi pendingin
generator turbin gas. Penyelidikan yang dilakukan melalui perhitungan daya
pompa, daya mekanik motor dan daya listrik motor induksi 3 fasa yang digunakan
sampai dihasilkan efesiensi motor.
2
3
1. Mengetahui daya listrik yang dibutuhkan motor induksi tiga fasa pada
saat beroperasi.
2. Mengetahui daya mekanik yang dihasilkan motor induksi tiga fasa
sebagai pompa air untuk sistem sirkulasi pendingin bila dikonversikan
kedalam daya listrik.
3. Mengetahui besarnya efesiensi dari motor induksi tiga fasa yang
dikonversikan untuk mesin pompa air.
b. Manfaat
Manfaat dari penyusunan laporan akhir perhitungan efesiensi motor
induksi tiga fasa yang digunakan sebagai pompa untuk sistem sirkulasi pendingin
generator turbin gas di PT. Pertamina RU III Plaju adalah :
1. Sebagai bahan acuan dalam perhitungan efesiensi motor induksi tiga
fasa yang digunakan sebagai pompa untuk system sirkulasi pendingin
generator turbin gas di PT. Pertamina RU III Plaju.
2. Sebagai bahan masukan bagi PT. Pertamina RU III Plaju tentang
perhitungan efesiensi motor induksi tiga fasa yang digunakan sebagai
pompa untuk sistem sirkulasi pendingin generator turbin gas.
2. Metode Wawancara
Penulis mengadakan tanya jawab dan berdiskusi dengan pembimbing atau
karyawan PT. Pertamina RU III Plaju.
3
4
3. Metode Observasi
Metode dengan cara mengumpukan data data dengan jalan melakukan
pengamatan langsung terhadap aktivitas yang ditemui pada waktu
mengadakan penelitian.
4. Metode Cyber
Yaitu metode dengan mengambil dan mencari informasi atau data melalui
internet sebagai bahan referensi.
1. 6. Sistematika Penulisan
Adapun tujuan dari sistematika penulisan adalah untuk memberikan
pengarahan secara jelas dari permasalahan tugas akhir dan juga merupakan garis
besar pembahasan dan tiap tiap sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini menjelaskan latar belakang masalah dari penulisan
laporan akhir, tujuan dan manfaat, pembatasan masalah dan
sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Pada bab ini menggunakan teori teori yang melandasi pembahasan
masalah dan teori pendukung lainnya berdasarkan referensi yang
berkaitan dengan judul ini.
BAB III Metodologi Penelitian
Pada bab ini membahas tentang alat perhitungan, bahan perhitungan
dan prosedur perhitungan dari motor induksi tiga fasa yang
digunakan sebagai pompa untuk sistem sirkulasi pendingin generator
turbin gas di PT. Pertamina RU III Plaju.
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Pada bab ini membahas tentang seberapa besar efesiensi dari motor
induksi tiga fasa dengan menentukan rugi rugi motor induksi
tersebut itu sendiri yang digunakan sebagai pompa untuk sistem
sirkulasi pendingin generator turbin gas di PT. Pertamina RU III
Plaju.
4
5
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Namun disamping hal tersebut diatas, terdapat pula faktor faktor kerugian
yang tidak menguntungkan dari motor induksi yaitu sebagai berikut :
1. Pengaturan kecepatan dari motor induksi sangat mempengaruhi efesiensinya.
2. Kecepatan motor induksi akan menurun seiring dengan bertambahnya beban,
tidak seperti motor DC atau motor shunt.
3. Kopel awal mutunya rendah dibandingkan dengan motor DC shunt.
6
7
C. Berdasarkan Kecepatan
1. Kecepatan konstan
2. Kecepatan berubah
3. Kecepatan diatur
1
7
8
Pada dasarnya motor induksi arus putar terdiri dari suatu bagaian yang tidak
berputar (stator) dan bagian yang bergerak memutar (rotor). Secara ringkas stator
terdiri dari blek blek dinamo yang berisolasi pada satu sisinya dan mempunyai
ketebalan 0,35 0,5 mm, disusun menjadi sebuah paket blek yang berbentuk gelang.
Disisi dalamnya dilengkapi dengan alur alur. Didalam alur ini terdapat perbedaan
antara motor asinkron dengan lilitan sarang (rotor sarang atau rotor hubung pendek)
dan gelang seret dengan lilitan tiga fasa. Atau dari sisi lainnya bahwa inti besi stator
dan rotor terbuat dari lapisan (email) baja silikon tebalnya 0,35 - 0,5 mm, tersusun
rapi, masing masing terisolasi secara elektrik dan diikat pada ujung ujungnya.
Lamel inti besi stator dan rotor bagian motor dengan garis tengah bagian
motor, dengan garis tengah bagian luar dari stator lebih dari 1 m. Bagi motor dengan
garis tengah yang lebih besar, lamel inti besi merupakan busur inti segmen yang
disambung sambung menjadi satu lingkaran. Celah udara antara stator dan rotor
pada motor yang kecil adalah 0,25 0, 75 mm, pada motor yang besar sampai 10
mm. Celah udara yang besar ini disediakan bagi kemungkinan terjadinya
perenggangan pada sumbu sebagai akibat pembebanan transversal pada sumbu atau
sambungannya. Tarikan pada pita (belt) atau beban yang tergantung tersebut akan
menyebabkan sumbu motor melengkung.
Pada dasarnya inti besi stator dan belitan rotor motor tak serempak ini
sama dengan stator dan belitan stator mesin serempak. Kesamaan ini dapat
ditunjukan bahwa pada rotor mesin tak serempak yang dipasang / sesuai dengan
stator mesin tak serempak akan dapat bekerja dengan baik.
2
Rijono,Yon, Drs. 1997. Dasar Tehnik Tenaga Listrik. Andi, Yogyakarta. Hal : 311
8
9
kumparan tersebut akan timbul flux magnit putar. Karena adanya flux magnit putar
pada kumparan stator, mengakibatkan rotor berputar karena adanya induksi magnet
dengan kecepatan putar rotor sinkon dengan kecepatan putar stator.
120
ns = ......................................................................................... (2.1) 3
P
Dimana :
ns = Kecepatan sinkron (rpm)
= Besarnya frekuensi (Hz)
P = Jumlah kutub
Dari bagian motor yang diam (stator) dapat dibagi bagi menjadi beberapa
bagian antara lain sebagai berikut :
1. Bodi motor (gandar)
2. Inti kutub magnet dan lilitan penguat magnet
3. Sikat
4. Komutator
5. Jangkar
6. Lilitan jangkar
3
3
Zuhal. 1991. Dasar Tenaga Listrik. ITB, Bandung. Hal : 66
Nopisha, Frans. 2008. Menghitung Efesiensi Motor Induksi Tiga Fasa Sistem Centripugal pada
Electrical Submersible Pump (ESP) di PT. Pertamina EP Region Sumatera. Politeknik Negeri
Sriwijaya. Palembang. Hal : 8
9
10
Fungsi utama dari bodi atau gandar motor adalah sebagai bagian dari tempat
mengalirnya fluks megnet yang dihasilkan kutub kutub magnet, karena itu beban
motor dibuat dari bahan ferromagnetik. Disamping itu badan motor ini berfungsi
untuk meletakkan alat alat tertentu dan melindungi bagian bagian mesin lainnya.
Biasanya pada motor terdapat papan nama atau name plate yang bertuliskan
spesifikasi umum dari motor.
4
Nopisha, Frans. 2008. Menghitung Efesiensi Motor Induksi Tiga Fasa Sistem Centripugal pada
Electrical Submersible Pump (ESP) di PT. Pertamina EP Region Sumatera. Politeknik Negeri
Sriwijaya. Palembang. Hal : 9
10
11
Satu atau dua pengantar yang fleksibel dibenamkan ke dalam sikat untuk
menghantarkan arus dari sikat ke jepitan dari pemegang sikat bila sikat sikat
terdapat pada kedudukan yang benar, maka baut harus dieratkan sepenuhnya. Ini
menetapkan jembatan sikat dalam suatu kedudukan yang tidak dapat bergerak pada
pelindung ujung. Gagang sikat ( pemegang sikat ) berguna untuk menimbulkan
tekanan yang diperlukan antara sikat. Ketiadaan bunga api pada komutator banyak
tergantung pada mulur dari perakitan dan pemasangan gagang sikat. Tiap tiap
gagang sikat dilengkapi dengan suatu pegas yang menekan pada sikat melalui suatu
sistem tertentu sehingga sikat tidak terjepit.
ns nr
S= x 100% ............................................................. (2.2)
ns
5
Nopisha, Frans. 2008. Menghitung Efesiensi Motor Induksi Tiga Fasa Sistem Centripugal pada
Electrical Submersible Pump (ESP) di PT. Pertamina EP Region Sumatera. Politeknik Negeri
Sriwijaya. Palembang. Hal : 10
11
12
Motor induksi jenis ini mempunyai rotor dengan kumparan yang tediri dari
beberapa batang konduktor yang disusun sedemikian rupa sehingga menyerupai
sangkar tupai yang terlihat pada gambar dibawah ini, konstruksi rotor seperti ini
sangat sederhana bila dibandingkan dengan rotor jenis mesin listrik lainnya.
Dengan demikian harganya pun murah karena konstruksinya yang demikian,
padanya tidak mungkin diberikan pengaturan tahanan luar seperti pada motor
6
induksi dengan rotor belitan.
6
Zuhal. 1991. Dasar Tenaga Listrik. ITB, Bandung. Hal : 83
Eugene.C.Lister. 1993. Mesin dan Rangkaian Listrik Edisi Keenam. Erlangga, Jakarta. Hal : 210
12
13
Untuk membatasi arus mula yang besar, tegangan sumber harus dikurangi
dan biasanya digunakan oto transformator atau saklar Y D (seperti pada gambar
dibawah ini). Tetapi berkurangnya arus akan berakibat berkurangnnya kopel mula,
untuk mengatasi hal ini dapat digunakan rotor jenis sangkar ganda.
7
Nopisha, Frans. 2008. Menghitung Efesiensi Motor Induksi Tiga Fasa Sistem Centripugal pada
Electrical Submersible Pump (ESP) di PT. Pertamina EP Region Sumatera. Politeknik Negeri
Sriwijaya. Palembang. Hal : 12
Zuhal. 1991. Dasar Tenaga Listrik. ITB, Bandung. Hal : 83
13
14
Dari bagian motor yang bergerak rotor ada beberapa hal yang perlu kita
ketahui antara lain :
- Komutator
Komutator berfungsi sebagai penyearah mekanik yang bersama sama
dengan sikat membuat suatu kerja sama yang disebut komutasi. Supaya
menghasilkan penyearah yang lebih baik, maka komutator yang digunakan
hendaknya dalam jumlah yang besar. Setiap belahan (segmen) komutator berbentuk
lempengan.
Disamping penyearah mekanik maka komutator berfungsi juga untuk
mengumpulkan GGL induksi yang terbentuk pada sisi sisi kumparan. Oleh karena
itu komutator dibuat dari bahan konduktor, dalam hal ini digunakan dari campuran
tembaga.
Isolator yang digunakan terletak antara komutator komutator dan
komutator komutator as (poros) menentukan kelas dari motor berdasarkan
kemampuan terhadap suhu yang timbul dari mesin tersebut. Jadi disamping sebagai
isolator terhadap listrik pada panas tertentu pada listrik, maka isolator digunakan
harus mampu terhadap panas tertentu. 8
Berdasarkan jenis isolator yang digunakan, dari kemampuan ini dikenal
berapa macam kelas kelas, antar lain :
Kelas A : katun, sutra alam, sutra buatan , dan kertas.
Kelas B : serat asbes, serat gelas.
8
Nopisha, Frans. 2008. Menghitung Efesiensi Motor Induksi Tiga Fasa Sistem Centripugal pada
Electrical Submersible Pump (ESP) di PT. Pertamina EP Region Sumatera. Politeknik Negeri
Sriwijaya. Palembang. Hal : 13
Eugene.C.Lister. 1993. Mesin dan Rangkaian Listrik Edisi Keenam. Erlangga, Jakarta. Hal : 211
14
15
Seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini, penambahan tahanan luar
sampai harga tertentu dapat membuat kopel mula mencapai harga maksimum, kopel
mula yang besar ini memang diperlukan pada waktu start.
Motor induksi dengan rotor lilit memungkinkan penambahan (Pengaturan
Tahanan Luar ) tahanan luar yang dapat diatur ini dihubungkan ke rotor melalui
cincin, selain untuk menghasilkan kopel mula yang besar tahanan luar tadi
diperlukan untuk membatasi arus mula yang besar pada saat start motor. Disamping
itu dengan mengubah tahanan luar, kecepatan motor dapat diatur. Dibawah ini
terdapat rangkaian induksi dengan belitan memungkinkan penambahan tahanan luar.
9
Zuhal. 1991. Dasar Tenaga Listrik. ITB, Bandung. Hal : 82
15
16
Jika kita bandingkan antara rotor sangkar dan rotor lilit ada perbedaan-
perbedaan sebagai berikut :
1. Karakteristik motor induksi rotor sangkar sudah fixed, sedang pada motor
induksi dengan rotor lilit masih dimungkinkan variasi karakteristiknya dengan
cara menambahkan rangkaian luar melalui slip ring/sikatnya.
2. Jumlah kutub pada rotor sangkar menyesuaikan terhadap jumlah kutub pada
lilitan statornya, sedangkan jumlah kutub pada rotor sudah tertentu.
Suatu keuntungan dari motor induksi dengan rotor lilit adalah dapat
ditambah tahanan luar. Hal ini sangat menguntungkan untuk starting motor pada
beban yang berat dan sekaligus sebagai pengatur putaran motor. Rangkaian motor
induksi dengan rotor lilit, dilengkapi dengan tahanan luar. Dalam penggunaannya
rotor sangkar lebih banyak dipakai sebab harganya murah. Kelemahan pada starting
torque diatasi dengan konstruksi double squirrel cage dan deep bar cage.
Gambar 2.8 Rangkaian Motor Rotor Lilit Dengan Penambahan Tahanan Luar
10
Sumanto. Drs. 1993. Motor Listrik Arus Bolak Balik. Andi Offset, Yogyakarta. Hal : 52
16
17
4. Karena kumparan rotor merupakan rangkaian yang tertutup, ggl (E) akan
menghasilkan arus (I).
5. Adanya arus didalam medan magnet menimbulkan gaya pada motor.
6. Bila kopel mula dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk
memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator.
7. Tegangan induksi timbul karena terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh
medan putar stator. Artinya agar tegangan terinduksi diperlukan adanya
perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan kecepatan
berputar rotor (nr).
8. Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip (s) dinyatakan dengan :
ns nr
S= x 100% ................................................................ (2.4)
ns
9. Bila nr = ns, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada
kumparan jangkar (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel
motor akan ditimbulkan apabila nr lebih kecil dari ns.
10. Dilihat dari cara kerjanya maka motor tak serempak disebut juga motor
induksi atau motor asinkron. 11
11
Zuhal. 1991. Dasar Tenaga Listrik. ITB, Bandung. Hal : 68
17
18
12
Gunawan. 2008. Efisiensi Motor 3 Fasa Pada Mesin Threshing di PT. Musi Banyuasin Indah.
Politeknik Negeri Sriwijaya. Palembang. Hal : 14
18
19
c. Karakteristik Start 13
Karakteristik start ini dipakai untuk menggambarkan hubungan antara
waktu dan arus. Putaran untuk macam macam beban pada tegangan
masuk konstan. Dari gambar dibawah berikut (Gambar 2.11) dapat
dijelaskan bahwa :
1. Jika waktu start dari motor induksi makin lama, maka pemanas pada
belitan akan lebih besar pula pada elemen pengaman. Hal ini akan
berpengaruh terhadap lifetime dari motor.
2. Arus akhir ke motor lebih tinggi.
3. Putaran akhir motor akan lebih rendah.
13
Gunawan. 2008. Efisiensi Motor 3 Fasa Pada Mesin Threshing di PT. Musi Banyuasin Indah.
Politeknik Negeri Sriwijaya. Palembang. Hal : 14
19
20
14
Nopisha, Frans. 2008. Menghitung Efesiensi Motor Induksi Tiga Fasa Sistem Centripugal pada
Electrical Submersible Pump (ESP) di PT. Pertamina EP Region Sumatera. Politeknik Negeri
Sriwijaya. Palembang. Hal : 21 dan 32
20
21
konversi energi, yaitu mempunyai daya output tepat sama dengan daya input yang
dapat dikatakan efesiensi 100%. Tetapi pada keadaan yang sebenarnya, tentu ada
kerugian energi yang menyebabkan efesiensi dibawah 100%. Dalam sistem konversi
energi elektro mekanik yakni dalam operasi motor motor listrik terutama pada
motor induksi, total daya yang diterima sama dengan daya yang diberikan, ditambah
dengan kerugian daya yang terjadi, atau :
Dimana :
Pin : Total daya yang diterima motor
Pout : Daya yang diterima motor untuk melakukan kerja
Prugi-rugi : Total kerugian daya yang dihasilkan oleh motor 15
Pin Pr ugi
= x 100% .................................................. (2.7)
Pin
15
Nopisha, Frans. 2008. Menghitung Efesiensi Motor Induksi Tiga Fasa Sistem Centripugal pada
Electrical Submersible Pump (ESP) di PT. Pertamina EP Region Sumatera. Politeknik Negeri
Sriwijaya. Palembang. Hal : 18 dan 22
21
22
Dimana :
T = Tebal lapisan
Bmaks = Kerapatan fluks maksimum
f = Frekuensi
Kc = Ketetapan pembanding
Harga Kc tergantung pada satuan yang digunakan, volume besi dan resistensi
vitas besi. Ragam dari rugi rugi histerisis dapat dinyatakan dalam bentuk
persamaan secara empiris saja. Persamaan yang banyak dipergunakan adalah :
16
Nopisha, Frans. 2008. Menghitung Efesiensi Motor Induksi Tiga Fasa Sistem Centripugal pada
Electrical Submersible Pump (ESP) di PT. Pertamina EP Region Sumatera. Politeknik Negeri
Sriwijaya. Palembang. Hal : 19
22
23
Pada mesin DC, stator tidak mempunyai rugi rugi inti kecuali pada
permukaan kutub akibat adanya perubahan fluks terhadap ruang pada saat rotor
berputar karena adanya alur alur. Pada mesin sinkron, jika belitan medan terletak
di rotor Rugi rugi inti rotor adalah nol kecuali dipermukaan kutub, sedangkan
Rugi-rugi inti selalu ada di stator. Pada mesin induksi, Rugi rugi intinya terdapat
di stator dan rotor hampir boleh diabaikan karena frekuensi di rotor relatif kecil.
17
Nopisha, Frans. 2008. Menghitung Efesiensi Motor Induksi Tiga Fasa Sistem Centripugal pada
Electrical Submersible Pump (ESP) di PT. Pertamina EP Region Sumatera. Politeknik Negeri
Sriwijaya. Palembang. Hal : 19 dan 20
23
24
sebagainya. Sangat sulit untuk menentukan nilai yang sebenarnya dari tahanan
belitan dibawah kondisi operasi. Kesalahan pengukuran kerugian belitan dapat
dimasukkan ke dalam kerugian stray load. Pada umumnya rugi rugi belitan ini
berkisar antara 55 - 60% dari total kerugian motor pada keadaan beban nominal.
18
Nopisha, Frans. 2008. Menghitung Efesiensi Motor Induksi Tiga Fasa Sistem Centripugal pada
Electrical Submersible Pump (ESP) di PT. Pertamina EP Region Sumatera. Politeknik Negeri
Sriwijaya. Palembang. Hal : 20
24
25
- Daya reaktif (P) adalah daya yang diubah menjadi energi, persatuan waktu
atau dengan kata lain daya aktif adalah daya yang benar benar terpakai
yang dihasilkan oleh komponen resistif, satuannya adalah watt (W).
- Daya reaktif (Q) adalah daya yang ditimbulkan oleh kkomponen reaktansi,
daya reaktif ditentukan dari reaktansi yang menimbulkannya, dapat berupa
reaktansi induktif (XL) atau reaktansi kapasitif (XC), satuannya adalah volt
ampere reaktif (VAR) .
- Daya semu (S) adalah jumlah secara vektoris daya aktif dan daya reaktif
yang memiliki satuan volt ampere (VA). 19
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar sistem segi tiga daya berikut ini :
Dimana :
P = V.I.Cos ............................................................................... (2.11)
S = V.I ......................................................................................... (2.12)
Q = V.I.Sin ............................................................................... (2.13)
Daya memiliki hubungan dengan usaha yaitu daya merupakan usaha yang
dilakukan dalam satuan waktu, atau dengan kata lain daya berbanding terbalik
dengan waktu sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :
W
P= ........................................................................................ (2.14)
I
19
Nopisha, Frans. 2008. Menghitung Efesiensi Motor Induksi Tiga Fasa Sistem Centripugal pada
Electrical Submersible Pump (ESP) di PT. Pertamina EP Region Sumatera. Politeknik Negeri
Sriwijaya. Palembang. Hal : 21 dan 22
25
26
Dimana :
P = Daya (W)
W = Usaha (Joule)
T = Waktu (s)
Atau
VL
Vp = ...................................................................................... (2.18)
3
20
Nopisha, Frans. 2008. Menghitung Efesiensi Motor Induksi Tiga Fasa Sistem Centripugal pada
Electrical Submersible Pump (ESP) di PT. Pertamina EP Region Sumatera. Politeknik Negeri
Sriwijaya. Palembang. Hal : 23
26
27
Dimana :
P1 = Daya aktif satu fasa (W)
P3 = Daya aktif tiga fasa (W)
VL = Tegangan line line / tegangan line (V)
VP = Tegangan perfasa (V)
I = Arus (A)
Cos = Faktor daya 21
21
M.T, pudjanarsa, Astu. Ir. 2006. Mesin Konversi Energi .Andi Offset, Yogyakata. Hal : 133
27
28
22
Gambar 2.14 (a) Positive displacement pump, (b) Dynamic pump
Pada sebuah mesin listrik yang digunakan sebagai motor pompa daya listrik
yang dihasilkan ditentukan oleh beberapa faktor antara lain :
A = Luas penampang pipa (m)
P = Massa jenis cairan 1000 kg/m3
Q = Debit aliran (m3/s)
V = Kecepatan aliran (m/s)
22
M.T, pudjanarsa, Astu. Ir. 2006. Mesin Konversi Energi .Andi Offset, Yogyakata. Hal : 136
28
29
Vd
Q
Pompa
Vs
23
M.T, pudjanarsa, Astu. Ir. 2006. Mesin Konversi Energi .Andi Offset, Yogyakata. Hal : 136
Nopisha, Frans. 2008. Menghitung Efesiensi Motor Induksi Tiga Fasa Sistem Centripugal pada
Electrical Submersible Pump (ESP) di PT. Pertamina EP Region Sumatera. Politeknik Negeri
Sriwijaya. Palembang. Hal : 24
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Perhitungan daya motor induksi 3 fasa pada pompa untuk sistem sirkulasi
pendingin generator turbin gas di PT.Pertamina RU III Plaju untuk menentukan
besarnya harga efesiensi motor induksi 3 fasa yang digunakan sebagai pompa harus
memperhitungkan daya yang terdapat pada motor induksi 3 fasa tersebut.
Daya yang diperhitungkan merupakan besarnya daya input dan daya output
motor induksi 3 fasa yang digunakan sebagai pompa untuk sistem sirkulasi
pendingin generator turbin gas di PT.Pertamina RU III Plaju. Untuk itu perlu
diadakan perhitungan mengenai cara menetukan besarnya daya input dan daya
output motor tersebut untuk menentukan harga efesiensi dari motor induksi 3 fasa
tersebut.
a. Pompa : Pompa yang digunakan ialah pompa tipe 80/20 seri 9212876
line 001/2.
b. Motor Induksi : Motor Induksi yang digunakan ialah motor induksi 3 fasa
type AE 200L.
30
31
31
32
32
33
33
34
Mulai
Ya Ya
Menghitung Daya
Keluaran (Pout)
3.Va.Ia.Cos
Ya
Menghitung
Efesiensi
= Pout . 100%
Pin
Ya
Efesiensi Motor
Selesai
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Data Pompa
- Type : 80/20
- Capacity : 41,7 L/S = 0,0417 m3/s
- Speed : 2970 rpm
- Serial No. : 9212876
- Head : 56,1 m
- Line No. : 001/2
- P air : 1000 kg/m3
- Diameter : 6 Inci = 15 cm
35
36
36
37
Pout
= x 100 %
Pin
= 33,792 x 100 %
36,96
= 91,42 %
Jadi nilai efesiensi yang diterima motor induksi tiga fasa untuk penggunaan
mesin pompa air adalah sebesar = 91,42 %
4.2 Pembahasan
Berdasarkan dari hasil perhitungan efesiensi motor induksi tiga fasa yang
digunakan sebagai pompa untuk sistem sirkulasi pendingin generator turbin gas di
PT. Pertamina RU III Plaju, dapat dibahas sebagai berikut :
a. Daya masukan (input) motor dipengaruhi oleh besar dan kecilnya arus
motor dan faktor daya untuk tegangan yang konstan. Daya masukan yang
dihasilkan berdasarkan perhitungan yang besar 36,96dKW dengan arus
70 A, tegangan 220 volt dan faktor daya sebesar 0,8 terlibat bahwa
semakain besar arus dan faktor dayanya, maka masukan motor tersebut
akan semakin membesar, sebaliknya jika arus dan faktor dayanya kecil
maka daya masukan motor akan semakin kecil. Ini berarti bahwa daya
masukan motor berbanding lurus terhadap tegangan (V), arus (I) serta
faktor daya (cos ).
37
38
b. Daya keluaran motor dipengaruhi oleh luas penampang pipa air. Daya
keluaran motor yang dihasilkan dari perhitungan sebesar 33,792 KW
dengan debit air pada pompa 0,0417 m3/s , kecepatan laju air 2,3609 m/s
dan luas penampang pipa 0,0176625 m2 terlihat bahwa semakin kecil
diameter pipa semakin cepat kelajuan air yang dipompakan dalam pipa.
Sebaliknya semakin besar diameter pipa maka semakin lambat laju air
yang dipompakan dalam pipa sehingga daya keluaran pada motor
tergantung dari suatu besar dan kecilnya luas penampang. Semakin kecil
luas penampang pipa maka laju air didalam pipa tersebut semakin cepat
dan hal ini membuat daya keluaran pompa semakin besar begitu juga
sebaliknya semakin besar luas penmapang pipa maka semakin lambat
laju air didalam pipa. Hal ini membuat daya keluaran pompa menjadi
semakin kecil. Ini berarti bahwa daya keluaran motor berbanding lurus
terhadap luas penampang (A), kecepatan laju air yang dipompakan (V)
dan massa jenis air (P).
c. Efesiensi yang dihasilkan dari perhitungan berdasarkan perbandingan
daya keluaran terhadap daya masukan sebesar 91,42 %. Efesiensi
dikatakan baik apabila daya masukan (Pin) sama dengan daya keluaran
(Pout). Pada motor induksi tiga fasa yang digunakan sebagai pompa untuk
sistem sirkulasi pendingin generator turbin gas di PT. Pertamina RU III
Plaju, diketahui daya keluaran motor adalah 33,792 KW maka apabila
daya keluaran motor tersebut semakin besar maka efesiensi akan semakin
baik sehingga pada motor tersebut efektif dalam pengoperasiannya.
Sebaliknya jika daya keluaran pada motor tersebut semakin kecil, maka
efesiensi akan semakin buruk sehingga motor tersebut tidak efektif dalam
suatu pengoperasian.
38
38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil perhitungan yang telah diuraikan pada Laporan Akhir
ini, maka dapat diambil suatu kesimpulan yaitu :
1. Daya masukkan motor yang digunakan sebagai pompa air dengan
tegangan yaitu 220 Volt, Arus 70 dan Faktor Daya 0,8 pada saat
beroperasi adalah sebesar 36,96 KW dan Efesiensi motor induksi tiga
fasa yang digunakan sebagai pompa untuk sistem sirkulasi pendingin
generator turbin gas di PT. Pertamina RU III Plaju dihasilkan dengan
membandingkan daya keluaran terhadap daya masukkan sebesar 91,42%.
2. Daya mekanik pada motor berbanding lurus terhadap massa jenis air (),
debit aliran air (Q) dan kecepatan aliran air (v) yang dihasilkan oleh
motor induksi tiga fasa yang digunakan sebagai pompa air bila dipakai ke
dalam daya listrik adalah sebesar 33,972 KW. Debit air berbanding lurus
dengan luas penampang pipa yang digunakan dan pada kecepatan air
yang konstan, semakin besar luas penampang pipa semakin besar pula
debit air yang dihasilkan. Debit aliran air yang dihasilkan adalah 0,0417
m3/s dengan kecepatan aliran air 2,3609 m/s serta luas penampang pada
pipa 0,0176625 m2.
5.2 Saran
Setelah melakukan studi mengenai efesiensi motor induksi tiga fasa yang
digunakan sebagai pompa untuk sistem sirkulasi pendingin generator turbin gas di
PT. Pertamina RU III Plaju, maka penulis memberikan suatu saran agar :
1. Studi ini dapat dilanjutkan kembali dengan menghitung daya input pada
pompa air.
2. Selalu melakukan perawatan yang berkala, agar motor dapat selalu
bekerja pada keadaan optimal.
39
38
DAFTAR PUSTAKA
40