Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kemajuan ilmu kedokteran dewasa ini khususnya bidang pembedahan
tidak terlepas dari peran dan dukungan bidang Anestesiologi. Dokter Spesialis
Bedah sehari-hari sekarang dapat melakukan pembedahan yang luas dan rumit
pada bayi baru lahir sampai orang tua dengan kelainan yang berat, melakukan
pembedahan jantung, transplantasi berbagai organ tubuh yang berlangsung
berjam-jam dengan aman tanpa rasa sakit sedikitpun adalah akibat dukungan
tindakan anestesi yang canggih.
Kata Anestesi pertama kali diperkenalkan oleh Oliver Wendel Holmes
(1809-1894) yang menggambarkan tidak sakit dan tidak sadar yang bersifat
sementara,karena pemberian obat dengan tujuan untuk menghindari nyeri
pembedahan.
Kata Anestesi berasal dari bahasa Yunani A = tanpa dan aesthesia =
rasa, sensasi yang keadaan tanpa rasa sakit. Sedangkan anestesiologi adalah
cabang ilmu kedokteran yang mendasari berbagai tindakan meliputi
pemberian anestesi maupun analgesi, pengawasan keselamatan penderita yang
mengalami pembedahan, atau tindakan lainnya, pemberian bantuan hidup
dasar, perawatan insentif pasien gawat, terapi inhalasi dan penanggulangan
nyeri menahun.
Pasien yang akan menjalani anestesi dan pembedahan
(elektif/emergency) harus dipersiapkan dengan baik. Pada prinsipnya dalam
penatalaksanaan anestesi pada suatu operasi terdapat beberapa tahap harus
dilaksanakan yaitu pra anestesi yang terdiri dari persiapan mental dan fisik
pasien, perencanaan anestesi, menentukan prognosis dan persiapan pada hari
operasi. Tahap penatalaksanaan anestesi yang terdiri dari Premedikasi, masa
anestesi, dan pemeliharaan, Serta tahap pemulihan dan perawatan post
anestesi.
Keadaan gawat darurat dapat terjadi dimanapun, tidak terkecuali pada
peri anestesi pasien operasi. Keadaan gawat artinya mengancam nyawa dan
darurat artinya perlu tindakan segera, pasien yang dilakukan tindakan anestesi
dapat mengalami keadaan gawat darurat. Penanganan yang cepat dan tepat
membutuhkan respon yang baik dari tim anestesi, dapat mencegah pasien
mengalami kegawat daruratan dalam proses anestesi.

B. Rumusan Masalah
Pada bagian ini, penulis mengambil kasus pada penatalaksanaan
tindakan anestesi pada pasien yang mengalami Appendicitis pada pasien Tn.
Y yang akan di lakukan tindakan Appendictomi di Instalasi Bedah Sentral
(IBS) RSUD Wates.

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum:
Mendapatkan informasi dan pengalaman nyata dalam mengelola dan
memberikan anestesi pada pasien dengan general anestesi
2. Tujuan Khusus:
1. Mampu melaksanakan pemeriksaan pre, intra dan postanestesi pada
pasien.
2. Mampu merencanakan dan melaksanakan tindakan penanganan pasien
general anestesi dengan LMA
3. Mampu mengevaluasi tindakan penatalaksanaan general anestesi yang
dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai