Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala kasih
dan karunia yang di berikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
TUGAS KESEHATAN LINGKUNGAN ini.

Kami menyadari bahwa didalam pembuatan tugas ini berkat tuntunan Tuhan
Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terimakasih kepada semua
pihak yang membantu dalam pembuatan tugas ini.

Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan tugas kesehatan lingkungan


ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun
demikian kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik. Semoga hasil kerja kami dapar
bermanfaat bagi seluruh pembaca dan teman teman.

Yogyakarta, 31 Maret 2017

Penulis

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Peraturan syarat rumah bersih.

Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi

kehidupan setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk melepas lelah

setelah bekerja seharian, namun didalamnya terkandung arti yang penting sebagai

tempat untuk membangun kehidupan keluarga sehat dan sejahtera. Rumah yang

sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan besar namun rumah

yang sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat dan layak dihuni Rumah

sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan perumahan sehingga

memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang

optimal. Untuk menciptakan rumah sehat maka diperlukan perhatian terhadap

beberapa aspek yang sangat berpengaruh, antara lain:

2
1. Sirkulasi udara yang baik.

2. Penerangan yang cukup.

3. Air bersih terpenuhi.

4. Pembuangan air limbah diatur dengan baik agar tidak menimbulkan

pencemaran.

5. Bagian-bagian ruang seperti lantai dan dinding tidak lembab serta tidak

terpengaruh pencemaran seperti bau, rembesan air kotor maupun udara

kotor.

Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal menurut Keputusan Menteri

Kesehatan RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut:

1. Bahan Bangunan

a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang dapat

membahayakan kesehatan, antara lain sebagai berikut :

Debu Total tidak lebih dari 150 g m3

Asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m 3/4jam

Timah hitam tidak melebihi 300 mg/kg

b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya

mikroorganisme patogen.

3
2. Komponen dan penataan ruang rumah

Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis sebagai

berikut:

a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan

b. Dinding

. Di ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk

pengaturan sirkulasi udara

Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah dibersihkan

c. Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan

d. Bumbung rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus dilengkapi

dengan penangkal petir

e. Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang

keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi dan ruang

bermain anak.

f. Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap.

3. Pencahayaan

Pencahayaan alam atau buatan langsung atau tidak langsung dapat menerangi

seluruh bagian ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan.

4
4. Kualitas Udara

Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut :

a. Suhu udara nyaman berkisar antara l8C sampai 30C

b. Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70%

c. Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam

d. Pertukaran udara

e. Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8jam

f. Konsentrasi gas formaldehide tidak melebihi 120 mg/m 3

5. Ventilasi

Luas penghawaan atau ventilasi a1amiah yang permanen minimal 10% dari luas

lantai.

6. Binatang penular penyakit

Tidak ada tikus bersarang di rumah.

7. Air

a. Tersedia air bersih dengan kapasitas minmal 60 lt/hari/orang

b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan air minum

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8. Tersediannya sarana penyimpanan makanan yang aman dan hygiene.

5
9. Limbah

a. Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber air, tidak

menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan tanah.

b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak menyebabkan

pencemaran terhadap permukaan tanah dan air tanah.

10. Kepadatan hunian ruang tidur

Luas ruang tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua

orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5 tahun.

Masalah perumahan telah diatur dalam Undang-Undang pemerintahan

tentang perumahan dan pemukiman No.4/l992 bab III pasal 5 ayat l yang berbunyi

Setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati dan atau menikmati dan

atau memiliki rumah yang layak dan lingkungan yang sehat, aman , serasi, dan

teratur

Bila dikaji lebih lanjut maka sudah sewajarnya seluruh lapisan masyarakat

menempati rumah yang sehat dan layak huni. Rumah tidak cukup hanya sebagai

tempat tinggal dan berlindung dari panas cuaca dan hujan, Rumah harus

mempunyai fungsi sebagai :

1. Mencegah terjadinya penyakit

2. Mencegah terjadinya kecelakaan

3. Aman dan nyaman bagi penghuninya

4. Penurunan ketegangan jiwa dan sosial

6
2. Model model jamban sehat keluarga.

MACAM MACAM JAMBAN

A. Jamban cubluk/cemplung

Tempat jongkok berada langsung di atas lubang penampungan kotoran

dilengkapi tutup. Keuntungan dari jenis jamban cubluk/cemplung:


1. Dapat dibuat dengan biaya murah.
2. Dapat dibuat di setiap tempat di dunia.

B. Aqua-Privy (Cubluk Berair)

Adalah jamban yang terdiri atas bak yang kedap air,di isi air di dalam tanah

sebagai tempat pembuangan Excreta. Proses pembusukannya sama seperti

hasil pembusukan Faeces dalam air kali. Untuk jamban ini agar berfungsi

7
dengan baik, perlu pemasukan air setiap hari, baik sedang dipergunakan atau

tidak. Bila airnya penuh dapat dialirkan ke sistem lain misalnya sumur

resapan.

C. Angsa trine (Leher angsa)

Adalah jamban yang closetnya berbentuk leher angsa sehingga akan selalu

terisi air. Jamban ini banyak digunakan di seluruh dunia. Toilet ini bisa

berbentuk wc jongkok dan wc duduk tergantung selera. Fungsi air ini gunanya

sebagai sumbat sehingga bau busuk dari cubluk tidak tercium di ruangan

rumah kakus dan mencegah keluar masuknya binatang. Bila dipakai,

faecesnya tertampung sebentar dan bila disiram air, baru masuk ke bagian

yang menurun untuk masuk ke tempat penampungannya. Jamban ini paling

baik dan sehat karena disertai septic tank yang aman dari kontaminasi ke

lingkungan sekitar dan jaraknya bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi

lokasi yang ada.


Keuntungannya:

1. Baik untuk masyarakat kota karena memenuhi syarat keindahan.


2. Dapat ditempat di dalam rumah karena tidak bau sehingga pemakaiannya

lebih praktis.

D. Overlung Latrine (Jamban Empang)

8
Adalah jamban yang dibagun diatas empang, sungai ataupun rawa. Jamban

model ini ada yang kotorannya tersebar begitu saja, yang biasanya dipakai

untuk makanan ikan.


Kerugian: Faeces mengotori air permukaan sehingga bibit penyakit yang

terdapat di dalamnya dapat tersebar kemana-mana dengan air yang dapat

menimbulkan wabah.

E. Jamban Plengsengan

9
Jamban ini, perlu air untuk menggelontor kotoran. Lubang jamban perlu juga

ditutup. Masih memiliki kelemahan yaitu menimbulkan bau dan tanpa tutup

mungkin masih menarik lalat, dimana lalat tersebut dapat mencemari

makanan dengan kotoran. Namun tangan yang kontak dengan kotoran

setelah buang air besar mungkin dapat mencemari makanan atau langsung

ke mulut, maka upaya tidak ada terjadinya pencemaran tersebut dianjurkan

untuk membiasakan cuci tangan sesudah buang air besar dan sebelum

menyajikan makanan.

F. Kakus Kimia

Merupakan Instalasi pembuangan tinja yang efisien dan memenuhi semua

kriteria jamban saniter tersebut diatas. Faeces ditampung dalam suatu bejana

yang berisi caustic soda sehingga dihancurkan sekalian didensifeksi untuk

membunuh virus, bakteri dan kuman. Sebagai pembersih tidak dipergunakan

air, tetapi dengan kertas (toilet paper). Biasanya wc ini berada pada wc

portable / mobile pada bis, kereta api / krl, pesawat terbang, dan lain-lain.

10
G. Kakus Sopa Sandas
Kakus ini salah satu variasi dari kakus India. Tempat penampungan berupa

lubang yang digali tidak terlalu dalam, diletakkan langsung di bawah lubang

kakus tetapi diluar bagian kakus. Lubang kakus dihubungkan dgn pipa

(paralon atau besi). Tempat penampungan kotoran ditutup dengan tutup yang

berengsel, untuk mengambil kotoran & mencegah serangga masuk


Penggunaan:

1. Jongkok diatas lubang utk melaksanakan hajat


2. Setelah selesai guyur dengan air secukupnya, pemakaian air tidak boleh

berlebihan agar kotoran dalam bak tetap kering


3. Bak penampung setiap saat ditaburi tanah atau abu sebagai penyerap air.
4. Apabila sudah penuh, pemakaian dihentikan dan diganti sebelahnya
5. Kotoran ditutup rapat dan dijaga dalam keadaan kering untuk waktu

tertentu sampai menjadi kompos/pupuk.

3. Syarat air bersih.

1. Syarat fisik, antara lain:

a. Air harus bersih dan tidak keruh


b. Tidak berwarna apapun
c. Tidak berasa apapun
d. Tidak berbau apaun
e. Suhu antara 10-25 C (sejuk)
f. Tidak meninggalkan endapan

11
2. Syarat kimiawi, antara lain:

a. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun


b. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan
c. Cukup yodium
d. pH air antara 6,5 9,2

3. Syarat mikrobiologi, antara lain:

Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus,


kolera, dan bakteri patogen penyebab penyakit.

4. Sarana pembuangan sampah.

Sarana dan prasarana persampahan ditetapkan dengan kriteria :

Sarana dan prasarana sampah lingkungan dan kawasan dengan kriteria:

tersedia fasilitas pemilahan untuk meningkatkan peran serta masyarakat


dalam penanganan sampah serta peningkatan efektivitas program 3R (reuse,
reduce, recycle);

mudah dijangkau oleh angkutan sampah;

12
memperhatikan aspek estetika dan arsitektur lingkungan/kawasan;

memperhitungkan volume sampah dan jangkauan pelayanan;

mencegah perembesan air lindi ke dalam air tanah, mata air dan badan air;

mengendalikan dampak akibat bau, lalat, tikus dan serangga lainnya; dan

memperhitungkan dampak kesehatan terhadap lingkungan sekitar.

Sarana dan prasarana tempat penampungan sementara (TPS), dengan kriteria:

melibatkan peran masyarakat terutama dalam pemilihan lokasi dan


penyediaan lahan di dekat/sekitar masyarakat yang dilayani;

tidak berada pada lahan RTH atau sempadan badan air;

memperhatikan aspek lingkungan dan estetika;

memperhitungkan volume sampah dan jangkauan pelayanan;

mudah dijangkau kendaraan angkutan sampah;

berada pada lokasi yang aman terhadap kegiatan lain dengan memperhatikan
jarak bebas dan jarak aman;

mencegah perembesan air lindi ke dalam air tanah, mata air dan badan air;

memperhitungkan dampak kesehatan terhadap lingkungan sekitar; dan

mengendalikan dampak akibat bau, lalat, tikus dan serangga lainnya;

Sarana dan prasarana tempat pengolahan sampah terpadu (TPST), dengan


kriteria :

memperhatikan aspek sosial ekonomi masyarakat sekitar;

memaksimalkan kegiatan pengolahan dan/atau 3R (reduce, reuse, recycle)


sampah yang menghasilkan revenue;

memperhatikan aspek kelayakan pembiayaan dan kewajiban pemerintah


kabupaten;

memperhatikan jarak pencapaian dan ketersediaan fasilitas yang ada; dan

memperhatikan kecukupan ketersediaan lahan termasuk untuk zona


penyangganya (bufferzone).

13
Sarana dan prasarana tempat pemrosesan akhir (TPA) dengan kriteria :

dilengkapi dengan fasilitas pengolah limbah dengan teknologi tinggi, ramah


lingkungan dan hemat lahan;

lokasinya terintegrasi terpadu dengan wilayah sekitar (Kabupaten/Kota


Sarbagita);

melibatkan peran swasta dalam penyediaan dan/atau pengoperasian;

memperhatikan aspek geologi tata lingkungan lokasi dan sekitarnya;

memperhatikan aspek sosial ekonomi masyarakat sekitar;

memperhatikan jarak pencapaian dan ketersediaan fasilitas yang ada; dan

memperhatikan kecukupan ketersediaan lahan termasuk untuk zona


penyangganya (bufferzone).

Sarana dan prasarana pengelolaan sampah drainase/sungai dengan kriteria :

memperhatikan volume sampah dan tata ruang kawasan sekitar;

memperhatikan ketersediaan lahan untuk menampung sampah sementara


yang memenuhi aspek lingkungan dan estetika;

memperhatikan dampak terhadap banjir;

memperhatikan fungsi dan aspek fisik dari badan air; dan

memperhatikan aspek aksesibilitas angkutan sampah.

Sarana dan prasarana sampah spesifik, dengan kriteria :

memenuhi aturan perundangan dan pedoman teknis yang berlaku;

dilengkapi dengan teknologi tinggi, ramah lingkungan dan hemat lahan;

memperhatikan aspek geologi tata lingkungan lokasi dan sekitarnya;

mencegah segala jenis kebocoran dan/atau rembesan ke media lingkungan


sekitarnya;

memperhatikan aspek sosial ekonomi masyarakat sekitar;

14
memperhitungkan dampak kesehatan terhadap lingkungan sekitar;

berada pada lokasi yang aman terhadap kegiatan lain dengan memperhatikan
jarak bebas dan jarak aman;

memperhatikan kecukupan ketersediaan lahan termasuk untuk zona


penyangganya (bufferzone);

dapat diintegrasikan dengan wilayah sekitar; dan

memaksimalkan upaya pengolahan sampah spesifik agar mempunyai nilai


kembali (revenue).

5. Model model SPAL

SEPTICTANK
Sistem septictank sebenarnya adalah sumur rembesan atau sumur
kotoran. Septic tank merupakan sitem sanitasi yang terdiri dari saluran
kloset, bak penampung kotoran cair dan padat, bak resapan serta pipa
pelepasan air bersih dan udara.
Hal hal yang harus diperhatikan saat pembangunan septic tank agar
tidak mencemari air dan tanah sekitarnya adalah :

1. Jarak minimal dari sumur air bersih sekurangnya 10cm


2. Untuk membuang air keluaran dari septic tank perlu dibuat daerah
resapan dengan lantai septic tank dibuat miring kearah ruang lumpur.
3. Septic tank direncanakan untuk pembuangan kotoran rumah tangga
dengan jumlah air limbah antara 70% 90% dari volume penggunaan
air bersih.
4. Waktu tinggal air limbah di dalam tangki diperkirakan minimal 24 Jam.

15
5. Besarnya ruang lumpur diperkirakan untuk dapat menahan lumpur
yang dihasilkan setiap orang rata rata 30 40 liter/orang/tahun dan
waktu pengambilan lumpur diperhitungkan 2 4 tahun.
6. Pipa air masuk ke dalam tangki hendaknya selalu lebih tinggi kurang
lebih 2,5 cm dari pipa keluar.
7. Septic tank harus dilengkapi dengan lubang pemeriksaan dan lubang
penghawaan untuk membuang gas hasil penguraian

Agar septic tank tidak muah penuh dan mampat, awet dan tahan lama
perlu diperhatikan hal berikut :

1. Kemiringan pipa.
Kemiringan pipa menentukan kelancaran proses pembuangan limbah.
Selisih ketinggian kloset dan permukaan air bak penampung kotoran
minimal 2% artinya setiap 100cm terdapat perbedaan ketinggian 2cm.
2. Pemilihan pipa yang tepat.
Pipa saluran sebaiknya berupa PVC. Ukuran minimal adalah 4inchi.
Rumah yang memiliki jumlah toilet yang banyak sebaiknya
menggunakan pipa yang lebih besar. Perancangan saluran
diusahakan dibuat lurus tanpa belokan, atau sudut dapat membuat
mampat.
3. Sesuaikan kapasitas septic tank.
Untuk rumah tinggal dengan jumlah penghuni empat orang, cukup
dibuat septic tank dengan ukuran (1.51.52)m. bak endapan dan
sumur resapan bias dibuat dengan ukuran (1x1x2)m. semakin banyak
penghuni rumah maka semakin besar ukuran yang dibutuhkan.
4. Bak harus kuat dan kedap air.
Septic tank harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap korosi, rapat
air dan tahan lama. Konstruksi septic tank harus kuat menahan gaya-
gaya yang timbul akibat tekanan air, tanah maupun beban lainnya.

16
SEPTICTANK

17
Sumur resapan.

Sumur Resapan Air merupakan rekayasa teknik konversi air yang


berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai
bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang digunakan sebagai
tempat penampung air hujan diatas atap rumah dan meresapkannya
kedalam tanah. Kontruksi Sumur Resapan Air (SRA) merupakan
alternatif pilihan dalam mengatasi banjirdan menurunnya permukaan
air tanah pada kawasan perumahan, karena dengan pertimbangan :

1. Pembuatan konstruksi SRA tidak memerlukan biaya besar.


2. Tidak memerlukan biaya yang besar.
3. Bentuk konstruksi SRA.

Manfaat pembangunan sumur resapan air antara lain :

1. Mengurangi aliran permukaan dan dan mencegah terjadinya


genangan air, sehingga mengurangi terjadinya banjir dan erosi.
2. Mempertahankan tinggi muka air tanah dan menanbah persediaan
air.
3. Mencegah menurunnya lahan sebagai akibat pengambilan air
tanah yang berlebihan .

18
DAFTAR PUSTAKA

https://panbelong.wordpress.com/2014/01/21/sanitasi-rencana-sistem-pengolahan-
sampah/

https://putraprabu.wordpress/2009/01/03/rumah-sehat/

19
city-salatiga.blogspot.co.id/2012/04/jenis-jenis-jamban-sehat.hmtl

https://kimifarmasi.wordpress.com/2010/10/15/persyaratan-air-bersih-secara-
fisikkimiadan-mikrobiologi/

https://duniatehnikku.wordpress.com/2011/02/25/proses-dan-cara-pengolahan-
limbah-rumah-tangga-sanitasi/

20

Anda mungkin juga menyukai