Anda di halaman 1dari 13

SKELETON PELVIS

Tulang-tulang yang membentuk pelvis terdiri atas dua buah 1. os coxae, yang berada di
bagian ventral dan lateral, 2. os sacrum dan 3. os coccygeus di bagian dorsal.
Dalam posisi Anatomi, 4. spina iliaca anterior superior dan 5. tuberculum pubicum
terletak pada bidang frontal yang sama; 6. ujung coccygeus dan 7. margo superior
symphysis osseum pubis berada pada bidang horizontal yang sama. Facies interna
corpus pubis terletak menghadap ke arah cranial, ditempati oleh 8. vesica urinaria. Facies
pelvina ossis sacri menghadap ke arah caudal. 9. Pelvis minor (= true pelvis ) membentuk
apertura pelvis superior, cavitas pelvis dan apertura pelvis inferior. Apertura pelvis superior
(pelvic inlet ) dibentuk oleh 10. tepi cranialis symphysis osseum pubis, 11. linea arcuata
sinistra dan 12. linea arcuata dextra, serta 13. promontorium.
Pada apertura pelvis superior dapat diukur diameter conjugata (= diameter
anterior posterior), diameter obliqua dan diameter transversal (= diameter sinister). 14.
Diameter conjugata adalah jarak antara promontorium dan tepi cranialis symphysis
osseum pubis. 15. Diameter conjugata diagonalis adalah jarak antara promontorium dan
tepi caudalis symphysis osseum pubis, yang diukur dengan cara melakukan 16. vaginal
toucher. 17. Diameter transversal adalah jarak antara articulatio sacroiliaca dengan
eminentia iliopectinae yang kontra lateral.
Apertura pelvis inferior (= pelvic outlet) berbentuk belah ketupat, dibatasi oleh 18.
ligamentum arcuatum pubis, 19. ramus inferior ossis pubis, 20. tuber ischiadicum, 21.
ligamentum sacrotuberosum dan 22. ujung os coccygeus.
Klasifikasi pelvis pada wanita ditentukan atas dasar bentuk pelvic inlet dan ukuran-
ukurannya. Menurut bentuknya apertura pelvis superior dibagi menjadi 4 tipe, sebagai
berikut :
23. gynecoid, berbentuk bulat ;
24. android, berbentuk jantung kartu ;
25. anthropoid, berbentuk oval ;
26. platypelloid, berbentuk oval melintang.

III.3 DINDING PELVIS


Dinding pelvis terdiri atas tiga lapisan, yakni lapisan internal, intermedia dan external.
Lapisan intermedia terdiri dari 27. os sacrum, 28. os coccygeus dan 29. os coxae,
serta 30. membrana obturatoria, 31. ligamentum sacrotuberosum dan 32. ligamentum
sacrospinosum.
Dinding lateral dibentuk oleh bagian dari 33. os coxae yang berada di sebelah caudal
dari linea terminalis, ditutupi oleh 34. m.obturator internus dan 35. fascia obturatoria. Di
bagian posterior dari dinding ini terdapat ureter, di bagian anterior, pada wanita, terdapat
36. ligamentum teres uteri (= round ligament of uterus ) dan pada pria, 37. ductus
deferens. Pada wanita di dinding lateral terdapat 38. fossa ovarica, yakni suatu cekungan
yang dibatasi oleh arteria umbilicalis, yang telah mengalami obliterasi, di bagian anterior
terdapat 39. ureter, dan di bagian posterior terdapat 40. vasa iliaca communis.
Dinding posterior berbentuk melengkung; bagian cranialnya menghadap ke arah caudo-
ventral. Dibentuk oleh 41. os sacrum dan 42. os coccygeus.
Dinding dasar (lantai) dibentuk oleh 43. peritoneum, 44. diaphragma pelvis, 45.
diaphragma urogenitale dan 46. perineum.
Peritoneum di bagian caudal membentuk refleksi dan bagian ventral rectum menuju ke
vesica urinaria, yang pada pria membentuk 47. excavatio rectovesicalis, pada wanita
refleksi ini menuju ke uterus dan vagina membentuk 48. excavatio rectouterina. Pada
wanita refleksi peritoneum dari permukaan anterior uterus menuju ke vesica urinaria
membentuk 49. excavatio vesicouterina.
Diaphragma pelvis dibentuk oleh 50. m.levator ani dan 51. m.coccygeus serta 52.
fascia pelvis lamina parietalis, yang membungkus kedua otot tersebut. M.levator ani
merupakan otot yang kuat dan tebal, terletak hampir horizontal. M.levator ani dibagi menjadi
tiga bagian, yakni 53. m.pubococcygeus, 54. m.puborectalis dan 55. m.ileococcygeus.
Diaphragma pelvis berfungsi 56. membantu fiksasi viscera pelvis dan 57.
menahan tekanan intra abdominal yang semakin meningkat. 58. M.levator prostatae
dan 59. m. pubovaginalis berperan dalam mengontrol proses miksi (otot-otot ini terletak di
caudalis vesica urinaria). Pada waktu defekasi, 60. m.puborectalis mengalami relaksasi
sehingga anorectal junction menjadi kendor.
Diaphragma urogenitale dibentuk oleh 61. m.transversus perinei profundus dan 62.
m.sphincter urethrae. Di dalam diaphragma urogenitale terdapat 63. glandula
bulbourethralis.

III.6 PERINEUM
Perineum adalah suatu daerah yang sesuai dengan apertura pelvis inferior, berbentuk
belah ketupat, dibatasi oleh 64. arcus pubicum, 65. tuber ischiadicum (bersama tepi 66.
m.gluteus maximus) dan ujung 67. os coccygeus, berada di sebelah caudalis dari
diaphragma pelvis.
Perineum dibagi menjadi 68. trigonum urogenitale dan 69. trigonum anale.
Pada wanita yang akan partus 71. centrum tendineum perinei ini perlu mendapat
perhatian istimewa, oleh karena dapat robek, untuk menghindari hal tersebut maka
dilakukan episiotomy.

Sebelum mencapai symphysis osseum pubis a.pudenda interna membentuk dua cabang
terminal, yakni 72. a.dorsalis penis (clitoridis) dan 73. a.profunda penis (clitoridis).

NERVUS PUDENDUS
Dibentuk oleh 74. nervus sacralis 2-3-4, mempersarafi 75. perineum, mengandung
komponen motoris, sensoris dan serabut-serabut post ganglioner sympathis. Di dalam
canalis pudendalis Alcock n.pudendus mempercabangkan nervus rectalis inferior, dan
selanjutnya membentuk bifurcatio menjadi 76. nervus perinealis dan 77. nervus dorsalis
penis ( clitoridis ).
ORGANA URINARIA
IV.1.1 REN
Ren, pada pertengahan margo medialis terbentuk suatu cekungan yang dinamakan 1.
hilum renale, yang merupakan tempat masuk 2. arteria renalis dan 3. serabut-serabut
saraf serta tempat keluarnya 4. vena renalis dan 5. ureter.
Struktur ren terdiri atas 6. cortex renalis dan 7. medulla renalis, yang masing-masing
berbeda dalam warna dan bentuk. Medulla renalis terdiri atas 8. pyramidales renale (=
pyramis renalis Malpighii ), Basis dari bangunan piramid ini, disebut 9. basis pyramidis
berada pada cortex, dan apexnya yang dinamakan 10. papilla renalis, terletak menghadap
ke arah medial, bermuara pada 11. calyx minor.
Diantara satu piramid dengan piramid lainnya terdapat jaringan cortex yang berbentuk
colum, disebut 12. columna renalis Bertini. Pada basis dari setiap piramid terdapat
deretan jaringan medulla yang meluas ke arah cortex, disebut 13. medullary rays. Setiap
piramid bersama-sama dengan columna renalis Bertini yang berada di sampingnya
membentuk 14. lobus renalis. Pada setiap papilla renalis bermuara 10 40 buah ductus
yang mengalirkan urine ke calyx minor. Daerah tersebut berlubang-lubang dan dinamakan
15. area cribrosa.
Hilum renale meluas membentuk 16. sinus renalis, dan di dalam sinus renalis terdapat
17. pelvis renalis, yang merupakan pembesaran dari 18. ureter ke arah cranialis. Pelvis
renalis terbagi menjadi dua sampai tiga 19. calices renalis majores, dan setiap calyx
major terbagi menjadi 7 14 buah 20. calices renalis minores.
Ren terletak di bagian posterior cavum abdominis, retroperitoneal, di sebelah kiri dan
kanan columna vertebralis, setinggi 21. vertebra lumbalis 1 4 pada posisi berdiri. Ren
dexter terletak 22. lebih rendah dari yang sinister disebabkan karena 23. hepar berada di
sebelah cranial dari ren. Extremitas 24. inferior renalis pada umumnya dapat dipalpasi.
Ren sinister di bagian cranio-lateral terdapat, dari lateral ke medial, 25. costa XI, 26.
costa XII, 27. processus transversus vertebra lumbalis I. Di bagian caudal, dari medial
lateral, terdapat 28. m.transversus abdominis, 29. m.quadratus lumborum, 30. m.psoas
major dan 31. processus transversus vertebrae lumbalis sinister.
Ren dexter di bagian cranial terdpat 32. diaphragma thoracis, 33. costa XII dan 34.
processus transversus vertebrae lumbalis I, dan di bagian caudal dari lateral ke medial
terdapat 35. m.transversus abdominis, 36. m.quadratus lumborum, 37. m.psoas major
dan 38. processus transversus vertebrae lumbalis II.
Diantara facies posterior ren dan otot dinding dorsal abdomen terdapat 39. nervus
subcostalis, 40. nervus iliohypogastricus dan 41. nervus ilioinguinalis.
Facies anterior renalis berbentuk cembung, dan pada kedua extremitas superiornya
terdapat 42. glandula suprarenalis.
Ren sinister di bagian tengah terdapat 43. corpus pancreatis dan 44. cauda pancreatis,
di sebelah cranialnya terdapat 45. paries posterior ventriculi, yang menyebabkan
terbentuknya impressio lienalis. Di sebelah caudal, dari medial ke lateral terdapat 46.
duodenum dan 47. flexura colica sinistra.
Ren dexter, pada 2/3 bagian cranial berhadapan dengan 48. facies posterior lobus
hepatis dexter, di sebelah caudalnya terdapat 49. flexura colica dextra. Di sebelah
medial dari area hepatica terdapat duodenum, membentuk 50. area duodenalis renalis.
Ren difiksasi pada tempatnya oleh 51. fascia renalis, 52. corpus adiposum
pararenale dan 53. vasa renalis.
VASCULARISASI REN
ARTERIA RENALIS
Dipercabangkan oleh 54. aorta abdominalis di sebelah caudal dari pangkal 55. arteria
mesenterica superior, berada setinggi discus intervertebrale antara 56. vertebra lumbalis
I & II.
Arteria renalis dextra berjalan di sebelah dorsal 57. vena cava inferior, memberikan
percabangan yang berjalan menuju ke glandula suprarenalis dan ureter. Batas antara
belahan anterior dan belahan posterior disebut 58. Broedels line, yang miskin
vascularisasi. Ramus primer mempercabangkan 59. arteria interlobaris, berada diantara
pyramid atau berjalan pada basis piramid membentuk arcus yang membentuk arcus,
disebut 60. arteria arcuata. Dari arteria arcuata dipercabangkan 61. arteria interlobularis.
Ujung terminal a.arcuata dan a.interlobularis berjalan vertikal, paralel, paralel satu sama
lain, menuju ke cortex renalis. A.interlobularis berakhir sebagai 62. arteriola glomerularis
afferens (= vasa afferens ) membentuk 63. glomerulus. Pembuluh darah yang
meninggalkan glomerulus disebut 64. arteriola glomerulus efferens (= vasa efferens),
selanjutnya membentuk 65. plexus arteriosus, dan dari plexus tersebut dipercabangkan
66. arteriola recta (vasa recta ) yang berjalan menuju ke pelvis renalis.
Arteriolae rectae membentuk plexus dan dari plexus ini darah mengalir kedalam 67.
venulae rectae, lalu menuju ke 68. venae interlobulares, dari sini menuju ke 69. venae
arcuatae dan selanjutnya bermuara kedalam 70. venae interlobaris. Vena interrlobaris
bermuara kedalam 71. vena cava inferior.

INNERVASI REN
Plexus renalis dibentuk oleh percabangan dari 72. plexus coeliacus. Serabut-serabut
dari plexus tersebut tadi berjalan bersama-sama dengan vena renalis.
Plexus renalis dan plexus suprarenalis mengandung komponen parasympathis yang
dibawa oleh 73. Nervus vagus.
Stimulus dari pelvis renalis dan ureter bagian cranialis oleh 74. nervus splanchnicus.

IV.1.3 URETER
MORFOLOGI DAN LOKALISASI
Ureter adalah suatu saluran yang dibentuk oleh jaringan otot polos dengan ukuran 25
30 cm, menghubungkan 1. ren dengan 2. vesica urinaria. Terletak retroperitoneal,
sebagian berada di dalam cavum abdominis, disebut 3. pars abdominalis, dan sebagian
lagi berada di dalam cavitas pelvis, disebut 4. pars pelvica. Kedua bagian ini kurang lebih
sama panjang. Merupakan kelanjutan dari 5. pelvis renalis, meninggalkan ren melalui 6.
hilum renale, berada di sebelah dorsal 7. vasa renalis, berjalan descendens pada
permukaan 8. m.psoas major.
Ureter dexter berada di sebelah dorsal 9. duodenum pars descendens dan menyilang
10. radix mesenterii di bagian dorsal.
Ureter menyilang 11. arteria iliaca communis atau 12. pangkal arteria iliaca externa,
berjalan di sebelah ventro-caudal arteria iliaca interna, lalu menyilang arteria umbilicalis
serta vasa obturatoria dan nervus obturatorius di sebelah medialnya. Selanjutnya berjalan
sepanjang 13. dinding lateral pelvis, lalu membelok ke medial menuju ke dinding dorsal
14. vesica urinaria.
Ureter menyempit di tiga tempat, masing-masing pada 15. tempat peralihan pelvis
renalis menjadi ureter, 16. ketika menyilang arteria iliaca communis dan 17. ketika
uara kedalam vesica urinaria.
INNERVASI
Serabut-serabut saraf yang menuju ke ureter berasal dari 18. nervus thoracalis 10 12,
19. nervus lumbalis 1 nervus sacralis 4. Ureter yang mengalami distensi atau spasme
dapat menimbulkan rasa nyeri yang berupa kolik, dan juga proyeksi externa melalui 20.
nervus thoracalis 11 nervus lumbalis 2.
IV.1.4 VESICA URINARIA
Facies superior dan facies infero-lateralis vesica urinaria bertemu di bagian ventral
membentuk 21. apex vesicae. Antara apex vesicae dan umbilicus terdapat 22.
ligamentum umbilicale medium, yang merupakan sisa dari urachus.
Facies infero-lateral satu sama lain bertemu di bagian anterior membentuk sisi anterior yang
bulat, dan di bagian inferior membentuk 23. collum vesicae. Collum vesicae dapat
bergerak dengan bebas dan difiksasi oleh 24. diaphragma urogenitale.
Facies posterior membentuk 25. fundus vesicae (= basis vesicae). Sudut inferior dari
fundus berada pada collum vesicae.
Bagian yang berada di antara apex vesicae, di bagian ventral, dan fundus vesicae di bagian
dorsal, disebut 26. corpus vesicae.
Di sisi lateral vesica urinaria reflexi peritoneum membentuk 27. fossa para vesicalis.
Facies superior vesica urinaria mempunyai hubungan dengan organ-organ di
sekitarnya,melalui peritoneum, yaitu dengan 28. intestinum tenue dan 29. colon
sigmoideum.
Pada wanita, vesica urinaria dalam keadaan kosong berada di sebelah caudal 30. corpus
uteri.
Di antara symphysis osseumpubis dan vesica urinaria terdapat 31. spatium
retropubica (= spatium prevesicale Retzii ), berbentuk huruf U, dan berisi jaringan ikat
longgar, jaringan lemak dan plexus venosus.
Facies infero-lateral vesicae dipisahkan dari 32. m.levator ani dan 33. m.obturator
internus oleh fascia pelvis.
Di sebelah dorsal dari vesica urinaria feminina terdapat 34. uterus dan 35. vagina.
Celah yang terdapat di antara corpus uteri dan facies superior vesica urinaria dinamakan
36. spatium uterovaginalis. Collum vesica urinaria difiksasi oleh penebalan fascia pelvis,
disebut 37. ligamentum pubovesicalis, pada facies dorsalis symphysis osseum pubis, dan
melanjutkan diri menjadi 38. ligamentum pubocervicale yang memfiksasi 39. cervix uteri
serta bagian cranial 40. vagina pada symphysis osseum pubis.
Pada pria peritoneum yang menutupi facies superior vesica urinaria meluas ke posterior
membungkus ductus deferens dan bagian superior vesicula seminalis, lalu melengkung
pada permukaan anterior rectum, membentuk 41. spatium rectovesicalis, suatu celah
yang berada di antara rectum dan vesica urinaria, berisi 42. intestinum tenue. Ke arah
postero-lateral peritoneum membentuk 43. plica sacrogenitalis, yang berjalan ke dorsal
mencapai tepi lateral os sacrum. Collum vesicae mempunyai hubungan dengan facies
superior atau basis prostat, difiksasi oleh 44. ligamentum puboprostaticum mediale dan
45. ligamentum puboprostaticum laterale. Ligamentum puboprostaticum mediale melekat
pada pertengahan symphysis osseum pubis dan pada pihak lain melekat pada capsula
prostatica, membentuk lantai 46. spatium rectopubicum.
Mucosa pada fundus vesicae melekat erat pada lapisan otot dan membentuk sebuah
segitiga dengan permukaan yang licin, berwarna lebih gelap, disebut 47. trigonum vesicae
Lieutaudi.
Pada sudut craniodorsal dari trigonum vesicae terdapat 48. ostium ureteris, yang
adalah muara ureter berbentuk elips, dan pada sudut di sebelah caudal (apex) terdapat 49.
ostium urethrae internum,. Yang merupakan pangkal dari urethra. Di sebelah dorsal
ostium uretrae internum terdapat penonjolan yang disebut 50. uvula vesicae, yang
dibentuk oleh lobus medius prostat. Di sebelah superior trigonum vesicae, berada diantara
kedua muara ureter, terdapat 51. plica interureterica, berwarna pucat, dibentuk oleh
serabut-serabut transversal otot polos dinding vesica urinaria. Muara ureter pada vesica
urinaria membentuk lipatan pada dinding vesica, berada di sebelah lateralnya, dan disebut
52. plica ureterica.

VASCULARISASI dan ALIRAN LYMPHE


Arteria vesicalis superior dan arteria vesicalis inferior dipercabangkan oleh 53. arteria
iliaca interna. Aliran darah venous dari daerah muara ureter dan dari collum vesicae
bergabung dengan pembuluh vena dari prostat dan urethra, dan bersama-sama bermuara
kedalam 54. vena iliaca interna.

INNERVASI
Serabut efferent parasympathis plexus vesicalis (= nervus erigentis ) berasal dari
medulla spinalis segmen 55. sacralis 2 4 menuju ke m.detrusor, berganti neuron pada
dinding vesica urinaria. Stimulus parasympathis menimbulkan 56. kontraksi dinding vesica
urinaria dan 57. relaksasi sphincter urethrae.
Stimulus sympathis menyebabkan 58. kontraksi otot-otot trigonum vesicae, muara ureter
dan sphincter urethrae, dan disertai 59. relaksasi otot dinding vesica. Nyeri pada vesica
dapat menyebar pada 60. regio hypogastrica ( referred pain ), sedangkan nyeri pada
daerah trigonum vesicae dapat menyebar sampai ke 61. ujung penis atau 62. clitoris.

IV.1.5 URETHRA
URETHRA FEMININA
Panjang 4 cm, terletak di bagian anterior 1. vagina. Muaranya disebut ostium 2.
urethrae externum, berada didalam 3. vestibulum vaginae, di ventralis dari 4. ostium
vaginae, di antara kedua ujung anterior labia minora. Berjalan melalui diaphragma pelvis
dan diaphragma urogenitale. Pada dinding dorsal terdapat suatu lipatan yang menonjol,
membentuk 5. crista urethralis. Urethra difiksasi pada 6. os pubis oleh serabut-serabut 7.
ligamentum pubovesicale.
URETHRA MASCULINA
Dimulai pada 8. collum vesicae, mempunyai ukuran panjang 20 cm, berjalan
menembusi glandula prostat, diaphragma pelvis, diaphragma urogenitale dan penis ( radix
penis, corpus penis dan glans penis ). Dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
8.
9.
10.

urethra pars prostatica berjalan menembusi 11. prostata, mulai dari basis prostatae sampai
pada apex prostatae. Pada dinding posterior di linea mediana terdapat 12. crista
urethralis, Pada crista urethralis terdapat suatu tonjolan yang dinamakan 13. collicus
seminalis (= verumontanum ), berada pada perbatasan sepertiga bagian medial dan
sepertiga bagian caudal urethra pars prostatica. Pada puncak dari collicus terdapat sebuah
lubang, disebut 14. utriculus prostaticus, yang merupakan bagian dari suatu diverticulum
yang menonjol sedikit kedalam prostate. Di sisi-sisi utriculus prostaticus terdapat muara dari
15. ductus ejaculatorius (dilalui oleh semen dan secret dari vesicula seminalis). Saluran
yang berada di sebelah lateral utriculus prostaticus, disebut 16. sinus prostaticus, yang
pada dinding posteriornya bermuara saluran-saluran dari 17. glandula prostat

Urethra pars membranacea berjalan ke arah caudo-ventral, mulai dari 18. apex prostatae
menuju ke 19. bulbus penis dengan menembusi 20. diaphragma pelvis dan 21.
diaphragma urogenitale. 22. Glandula bulbourethralis terletak di sebelah cranial
membrana perinealis, berdekatan pada kedua sisi urethra. Saluran keluar dari kelenjar
tersebut berjalan menembusi 23. membrana perinealis, bermuara pada pangkal 24.
urethra pars spongiosa.

Urethra pars spongiosa berada didalam 25. corpus spongiosum penis, berjalan di dalam
bulbus penis, corpus penis sampai pada glans penis. Lumen urethra pars spongiosa
masing-masing di dalam bulbus penis, disebut 26. fossa intrabulbaris, dan pada glans
penis, dinamakan 27. fossa navicularis urethrae. 28. Lacunae urethrales (= lacuna
Morgagni ) adalah cekungan-cekungan yang terdapat pada dinding urethra di dalam glans
penis yang membuka ke arah ostium urethrae externum, dan merupakan muara dari
saluran keluar dari 29. glandula urethrales. Ostium urethrae externum terdapat pada ujung
30. glans penis dan merupakan bagian yang paling sempit.

INNERVASI
Urethra pars prostatica menerima innervasi dari 31. plexus nervosus prostaticus.
Urethra pars membranacea dipersarafi oleh 32. nervus cavernosus penis, dan pars
spongiosa diinervasi oleh cabang-cabang dari 33. nervus pudendus. Urethra feminina pars
cranialis dipersarafi oleh 34. plexus nervosus vesicalis dan 35. plexus nervosus
uterovaginalis, pars caudalis dipersarafi oleh 36. nervus pudendus.
IV.2.1 TESTIS (= ORCHIS )
Testis mempunyai capsula yang terdiri atas tiga lembar lapisan, dan superficial ke profunda,
yakni :
37. Tunica vaginalis, merupakan bagian dan peritoneum, terdiri dari lamina parietalis
dan lamina visceralis;
38. Tunica albuginea, dibentuk oleh jaringan ikat, berwarna putih.
39. Tunica vasculosa, dibentuk oleh anyaman pembuluh darah dan jaringan ikat,

Dari mediatinum testis terdapat beberapa 40. septula testis ke arah tunica albuginea,
membagi testis kedalam 250 buah rongga-rongga kecil yang disebut 41. lobuli testis. Di
dalam setiap rongga tersebut terdapat dua buah 42. tubuli seminiferi contorti atau lebih.
Setiap tubuli tadi mempunyai ukuran dua feet (60 cm). Ke arah mediatinum testis, tubuli tadi
saling berhubungan dan berbentuk lurus, disebut 43. tubuli seminiferi recti. Di dalam
mediatinum testis tubuli seminiferi recti mengadakan anastomose membentuk 44. rete
testis. Dari rete testis terdapat 6 12 buah 45. ductuli efferentes testis yang mengadakan
hubungan dengan 46. epididymis.
Referred pain (rasa nyeri) pada testis menyebar ke daerah 47. inguinalis dan daerah
48. bagian caudal dinding abdomen.

IV.2.2 EPIDIDYMIS
Epididymis terdiri atas 49. caput, 50. corpus dan 51. cauda epididymis.
Cauda epididymis melanjutkan diri menjadi 52. ductus deferens, berjalan ascendens
pada sisi medial epididymis. Caput epididymis dihubungkan oleh 53. ductus efferentes
testis dengan testis.
Setiap ductuli efferentes testis membentuk 54. lobuli epdidymis. Lobuli ini bersatu
membentuk 55. caput epididymis, dan selanjutnya bermuara kedalam 56. ductus
epididymidis.

IV.2.3 DUCTUS DEFERENS


Merupakan lanjutan dari cauda epididymidis, yang berbentuk saluran, tempat mengalir
57. spermatozoa dari testis sampai 58. urethra. Mula-mula berjalan ascendens di sebelah
dorsal testis, pada sisi medial epididymis, lalu meninggalkan scrotum dan masuk ke dalam
59. canalis inguinalis, berada di bagian dorsal 60. funiculus spermaticus. Ujung terminal
ductus deferens membesar dan berkelok-kelok, disebut 61. ampulla ductus deferentis.

IV.2.4 VESICULA SEMINALIS


Ada dua buah yang terletak simetris, berada diantara 62. vesica urinaria dan 63.
rectum. Di antara kedua vesicula seminalis terdapat kedua ampulla dari 64. ductus
deferens yang letaknya saling berdekatan pada linea mediana. Ampulla ductus deferentis
bergabung dengan 65. ductus ejaculatorius.
IV.2.5 FUNICULUS SPERMATICUS
Dibentuk oleh :
66. ductus deferens, bersama-sama dengan vasa deferentialis dan serabut-serabut
saraf yang menuju ke epididymis;
67. arteria testicularis, terletak di sebelah ventral ductus deferens,
68. plexus pampiniformis, suatu anyaman pembuluh-pembuluh vena yang berasal dari
testis, epididymis dan ductus deferens;
69. pembuluh-pembuluh lymphe;
70. arteria cremasterica;
71. ramus genitalis, suatu cabang dari nervus genitofemoralis;
72. processus vaginalis peritonei.
M.cremaster merupakan myofibril dari 73. m.obliquus internus abdominis. Mendapat
vascularisasi dari arteria cremasterica, dan innervasi dari 74. ramus genitalis
n.genitofemoralis. stimulus di bagian cranial facies medialis regio femoris dapat
menimbulkan kontraksi m.cremaster sehingga testis terangkat, ini yang dinamakan 75.
reflex cremaster.
Funiculus spermaticus terletak mulai dari 76. anulus inguinalis internus, berjalan
melalui 77. canalis inguinalis sampai pada margo posterior testis.

IV.2.6 PROSTAT
Prostata selain difiksasi oleh 78. ligamentum puboprostaticum mediale, yang
mengandung m.puboprostaticus, juga difiksasi oleh 79. ligamentum puboprostaticum
laterale pada arcus tendineus fascia pelvis.
Jaringan kelenjar membentuk tiga buah gugusan konsentris, yaitu :
1. gugusan mucosal yang terletak paling profunda dengan saluran keluarnya yang
bermuara kedalam urethra di 80. cranial dari colliculus seminalis;
2. gugusan submucosal, terletak di bagian intermedia, saluran keluarnya bermuara
kedalam urethra 81. setinggi colliculis seminalis;
3. gugusan utama(gld.prostatica propria), mempunyai saluran keluar yang bermuara
kedalam 82. sinus prostaticus.
Prostata membentuk tiga buah lobi, yakni dua buah 83. lobus lateralis dan sebuah 84.
lobus medius. Kedua lobus lateralis dihubungkan satu sama lain di sebelah ventral urethra
oleh 85. isthmus prostatae, yang tampak dari luar. Lobus medius mempunyai ukuran yang
bervariasi, terletak menonjol kedalam urethra pars cranialis pada permukaan posterior, dan
menyebabkan terbentuknya uvula vesicae. Hypertrophi 86. lobus medius dapat
menghalangi pengeluaran urine.

IV.2.8 PENIS
Penis terdiri atas dua bagian utama, yaitu bagian yang difiksasi, disebut 1. radix penis,
dan bagian yang mobil dan dinamakan 2. corpus penis.
Radix penis terletak pada 3. trigonum urogenitale. Terdiri atas tiga buah batang
jaringan erectil. Bagian yang berada pada linea mediana disebut 4. corpus spongiosum
penis, meluas ke dorsal menjadi 5. bulbus penis.
6. Corpus cavernosum jhxb cccvvvvvvccvccc dff
bnnbbnnnnbbvada dua buah, masing-masing dibagian dorsal membentuk 7. crus penis.
Corpus penis terletak bebas dan mudah bergarak, dibungkus oleh kulit. 8. Dorsum
penis adalah bagian dari penis yang menghadap ke arah ventral pada saat penis berada
dalam keadaan flaccid (lemas) Pada permukaan yang menghadap caudal terdapat 10.
raphe penis, yang melanjutkan diri pada raphe scroti.
Corpus spongiosum penis, terletak di sepanjang corpus penis, dan ujung anterior
membesar membentuk 11. glans penis. Antara glans penis dan corpus penis terdapat
suatu cekungan, disebut 12. collum glandis. Tepi dari glans penis yang agak menonjol,
berada dekat pada collum glandis, disebut 13. corona glandis.dekat ujung glans penis,
pada linea mediana, terdapat 14. ostium urethrae externum. Kulit yang membungkus
glans penis disebut 15. preputium penis, yang meluas dari collum glandis. 16. Frenulum
preputi adalah lipatan kulit yang menonjol pada linea mediana, meluas dari permukaan
interna preputium menuju ke ostium urethrae externum.
17. Ligamentum fundiforme penis memfiksir penis pada batas antara radix dan
corpus
Di sebelah profunda ligamentum fundiforme penis terdapat 18. ligamentum
suspensorium penis, yang pada satu sisi melekat di bagian ventral symphysis osseum
pubis dan pada sisi lain melekat pada fascia penis profunda, di sisi lateral penis.

Keempat buah arteri yang mensuplai darah pada penis dipercabangkan oleh 19. arteria
pudenda interna.
INNERVASI
Penis dipersarafi oleh :
20. Nervus dorsalis penis, dipercabangkan oleh nervus pudendus, mempersarafi kulit,
terutama glans penis.
21. Ramus profundus nervi perinealis, berjalan masuk kedalam bulbus penis, lalu masuk
kedalam corpus spongiosum penis, terutama mempersarafi urethra.
22. Nervus ilioinguinalis, memberikan cabang-cabang yang mempersarafi kulit pada radix
penis.
23. Nervus cavernosus penis ( major et minor) mempersarafi jaringan erectil pada bulbus,
crus, corpus spongiosum penis dan corpus cavernosum penis. Berasal dari 24. truncus
sympathicus dan 25. nervus sacralis 2 4 (parasympathis) melalui 26. plexus
nervosus pelvicus. Beberapa cabang berjalan bersama-sama dengan nervus dorsalis
penis.

IV.2.10 SCROTUM
MORFOLOGI dan STRUKTUR
Scrotum adalah sebuah kantong yang terbagi menjadi dua bagian oleh 27. septum
scroti, ditempati oleh 28. testis, 29. epididymis dan bagian caudal 30. funiculus
sparmaticus beserta pembungkusnya. Terletak di sebelah caudal dari radix penis dan
symphysis osseum pubis.
Scrotum dibentuk oleh lapisan-lapisan dari superficial ke profunda, sebagai berikut :
31. Kulit, tipis, mengandung banyak pigmen, sedikit rambut, banyak kelenjar sebacea dan
kelenjar keringat.
32. Tunica dartos, mengandung serabut-serabut otot polos, yang dinamakan m.dartos.
33. Tunica vaginalis, yang merupakan bagian dari peritoneum, turut bersama-sama
dengan testis masuk kedalam scrotum.
34. Fascia spermatica externa, suatu lembaran tipis yang membungkus funiculus
spermaticus dan testis.
35. Lamina cremasterica yang terdiri atas fascia cremasterica dan serabut-serabut
m.cremaster,
36. Fascia spermatica interna, suatu lembaran yang tipis, sukar dipisahkan dari lamina
cremasterica,
Bentuk dan ukuran scrotum bervariasi antar individu, dan berubah menurut kondisi. Pada
waktu udara dingin, 37. m.dartos berkontraksi membuat kulit scrotum berkeriput.

IV.3 ORGANA GENITALIA FEMININA


IV.3.1 OVARIUM
Ovarium adalah suatu organ yang homolog dengan 38. testis.
Margo anterior atau margo mesovaricus melekat pada 39. mesovarium dan menghadap ke
arah sisa arteria umbilicalis. Pada margo tersebut terdapat 40. hilum ovarii, yaitu tempat
masuk keluarnya 41. vasa ovarica, 42. pembuluh lymphe dan 43. nervus ovaricus.
Extremitas tubaria (tubale) atau extramitas superior mempunyai hubungan erat dengan
tuba uterina melalui 44. ligamentum suspensorium ovarii. Di dalam ligamentum tersebut
terdapat 45. vasa ovarica dan 46. plexus nervosus. Extremitas uterina atau extramitas
inferior difiksasi oleh 47. ligamentum ovarii proprium pada tempat bermuara tuba uterina
pada corpus uteri.

IV.3.2 TUBA UTERINA (= TUBA FALLOPII )


Dalam bahasa Yunani tuba uterina disebut 48. salphinx yang berarti terompet atau
tuba.
Tuba uterina terletak pada margo superior 49. ligamentum latum uteri
Terbagi menjadi empat bagian, yaitu :
50. Pars uterina, berada didalam dinding uterus, berakhir didalam cavitas uteri, di tempat
ini terdapat ostium uterinum tubae ;
51. Isthmus tubae uterinae adalah bagian yang paling sempit dan mempunyai dinding
yang lebih tebal daripada ampulla ;
52. Ampulla tubae uterinae, merupakan bagian yang paling panjang dan paling lebar,
bentuk berkelok-kelok, mempunyai dinding yang relatif tipis, di tempat ini terjadi 53.
fertilisasi ;
54. Infudibulum tubae uterinae, padda ujung terminalnya terdapat 55. ostium
abdominale tubae uterinae, mempunyai diameter 2 cm, dilalui oleh ovum, melalui
ostium ini terjadi hubungan antara cavitas peritonealis dengan dunia luar. Pada ostium
abdominale tubae uterrinae terdapat 56. fimbriae tubae, berupa tonjolan-tonjolan
kecil, irregular.

IV.3.3 UTERUS
Permukaan anterior datar, ditempati oleh vesica urinaria, dinamakan 57. facies vesicalis.
Permukaan dorsal berbentuk konveks, disebut 58. facies intestinalis. Pada tepi lateral
uterus terdapat 59. ligamentum latum uteri.
Uterus dibagi menjadi empat bagian, sebagai berikut :
60. Fundus uteri yang letaknya di bagian cranial dan mempunyai permukaan yang
bundar ;
61. Corpus uteri, merupakan bagian yang palaing utama, terletak menghadap ke arah
caudal dan dorsal.
62. Isthmus uteri, bagian ini mengecil, panjang kira-kira 1 cm. Pada waktu gravid bagian
ini menjadi bagian dari corpus uteri, yang klinik disebut lower uterina segment ;
63. Cervix uteri, letak mengarah ke caudal dan dorsal. Merupakan bagian yang terletak di
antara isthimus uteri dan vagina. Dibagi dua bagian oleh dinding anterior vagina
menjadi 64. portio supravaginalis (cervicis) dan 65. portio vaginalis (cervicis).
Portio supravaginalis dipisahkan dari vesica urinaria oleh jaringan ikat longgar, dan dari
rectum oleh 66. excavatio rectouterina (= cavum Douglassi). disebelah lateralnya
terdapat ureter dan arteria uterina

Di dalam cervix terdapat 67. canalis cervicis uteri yang sempit di bagian caudal.
68. Spatium uterovesicalis dibentuk oleh reflexi peritoneum dari facies posterior vesica
urinaria, menuju ke isthmus uteri, lalu berjalan ke cranial pada facies vesicalis corpus uteri.
Uterus difiksasi oleh :
69) Diaphragma pelvis, terutama 70. m.levator ani.
Ligamentum fibromuscular, terdiri atas :
71. Ligamentum pubocervicale, memfiksasi bagian anterior cervix pada facies dorsalis
symphysis osseum pubis ( = ligamentum puboprostaticum laterale et mediale );
72. Ligamentum cardinale, disebut juga ligamentum cervicale larerale atau ligamentum
transversum colli (Mackenrodt) menghubungkan sisi laterale cervix bersama bagian
cranial dinding vagina dengan dinding laterale pelvis.
73. Ligamentum uterosacrale memfiksir cervix pada os sacrum, berada didalam plica
rectouterina ;
74. Ligamentum teres uteri memfiksir corpus uteri pada dinding ventral abdomen, turut
membentuk posisi anteflexi uterus. Ligamentum ini melanjutkan diri menjadi 75.
ligamentum suspensorium ovarii.
76. Ligamentum latum uteri, dibentuk oleh peritoneum yang menutup facies vasicalis
dan facies intestinalis uteri, meluas ke dinding lateral pelvis.

IV.3.4 VAGINA
MORFOLOGI dan LOKALISASI
Saluran vagina mempunyai hubungan dengan cavitas uteri, dan ke arah caudal
bermuara pada 77. vestibulum vaginae, suatu ruangan yang terletak di antara kedua labia
minora pudendi, melalui 78. ostium vaginae.
Cekungan yang terbentuk antara portio vaginalis cervicis dan dinding vagina, disebut
79. fornix vaginae, yang dapat dibagi menjadi 80. fornix anterior, 81. fornix posterior
dan 82. fornix lateral.
Pada nullipara (= virgin) terdapat 83. hymen, yaitu lipatan mucosa yang terdapat pada
ujung vagina ketika bermuara kedalam vestibulum vaginae. Apabila hymen robek, pada
coitus pertama, maka sisa-sisanya yang masih tertinggal disebut 84. carunculae
hymenalis
IV.4.2 LABIUM MAJUS PUDENDI
Kedua labia majora ini membatasi suatu celah yang dinamakan 85. rima pudendi.
Labium majus pudendi sinister dan labium majus pudendi dexter bertemu di bagian anterior
membentuk 86. commissura labiorum anterior. Di bagian posterior ujung labia majora
bertemu dengan penonjolan centrum tendineum perinei membentuk 87. commissura
labiorum posterior.
Labium majus pudendi homolog dengan 88. scrotum.

IV.4.3 LABIUM MINUS PUDENDI


Labium minus pudendi di bagian dorsal bergabung dengan facies medial medialis labium
majus pudendi dan saling bertemu dengan pihak sebelah membentuk lipatan transversal.
Disebut 89. frenulum labiorum pudendi (= fourchette).
Pars lateralis dari labium minus pudendi sinister bertemu dengan pars lateralis dari labium
minus pudendi dexter membentuk 90. preputium clitoridis. Pars medialis dari kedua labia
minora pudendi saling bertemu di bagian caudal dari clitoris membentuk 91. frenulum
clitoridis.

IV.4.4 VESTIBULUM VAGINAE


vestibulum vaginae adalah suatu celah yang terdapat di antara kedua labia minora, dan
di tempat ini terdapat muara dari vagina, disebut 92. orificium vaginae, 93. ostium
urethrae externum dan 94. muara ductus excretorius glandula vestibularis major.
Ostium urethrae externum terletak 2,5 cm di sebelah dorsal dari clitoris, dan berada di
sebelah ventral dari 95. orificium vaginae, terletak pada linea mediana dengan tepinya
yang sedikit menonjol.

IV.4.5 CLITORIS
Organ ini homolog dengan 96. penis. Terdiri dari jaringan erectil, dapat ereksi, tidak
dilalui oleh urethra. Ukuran panjang 2,5 cm, dibentuk oleh dua buah corpora cavernosa.
Terletak di sebelah dorsal 97. commissura labiorum anterior, ditutupi oleh kedua labia
minora.

IV.4.7 GLANDULA VESTIBULARIS MAJOR ( BARTHOLINI )


Glandula ini homolog dengan 98. glandula bulbourethralis pada pria. Kelenjar ini tertekan
pada wakui coitus dan mengeluarkan sekresinya untuk membasahi (melicinkan) permukaan
vagina di bagian caudal.

Anda mungkin juga menyukai