Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN
Disusun oleh:
Zata Yuda Amaniko
1113103000047
1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
Materai
Rp. 6000,-
Laporan penelitian
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Kedokteran (S. Ked)
Oleh
Zata Yuda Amaniko
1113103000047
Pembimbing I Pembimbing II
drg. Laifa Annisa Hendarmin, PhD dr. Fikri Mirza P, Sp. THT-KL
NIP. 19780402 200901 2 003
DEWAN PENGUJI
Ketua Sidang
Penguji I Penguji II
drg. Laifa Annisa Hendarmin, PhD dr. Fikri Mirza P, Sp. THT-KL
NIP. 19780402 200901 2 003
PIMPINAN FAKULTAS
Dekan FKIK Kaprodi PSPD
Dr. H. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes dr. Achmad Zaki, Sp. OT, M. Epid
NIP. 19650808 198803 1002 NIP. 19780507 200501 1 005
55
KATA PENGANTAR
8. Ayah, dan Bundo, Balirman SE dan dr Nella Abdullah Mars SpAn serta adik
kandung penulis Nandia Rizkita yang memberikan dukungan terus menerus,
semangat yang tak pernah hangus, dan lantunan doa yang tak pernah putus
untuk penulis dalam menyelesaikan penelitian ini
9. Arian Aditya, Aprilia Larasati, Arwinda Tanti, dan Ichtiarsyah Suminar, teman-
teman sekelompok dan seperjuangan dalam penelitian ini yang terus berjalan
bersama, menghabiskan waktu, tenaga, pikiran dan semangat bersama dalam
menyelesaikan penelitian ini.
10. Azir Adityo, Fathur Rahman Nasution, Iftina Amalia, , yang terus
mengingatkan, menemani dan memberikan semangatnya kepada penulis
untuk menyelesaikan penelitian ini
11. Seluruh pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan baik
langsung maupun tak langsung yang tentunya tidak dapat disebutkan satu
persatu
Penulis
77
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL..............................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..........................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN..................................................................iv
KATA PENGANTAR........................................................................................v
ABSTRAK........................................................................................................vii
DAFTAR ISI...................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.............................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1..................................................................................................Latar Belakang
.......................................................................................................................1
1.2............................................................................................Rumusan Masalah
.......................................................................................................................3
1.3...........................................................................................................Hipotesis
.......................................................................................................................3
1.4..............................................................................................................Tujuan
.......................................................................................................................3
1.5............................................................................................Manfaat Penelitian
.......................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................43
LAMPIRAN.....................................................................................................46
1010
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Lembar informed consent dan kuistioner responden............................46
2. Riwayat penulis.....................................................................................58
1212
1313
BAB 1
PENDAHULUAN
Berdasarkan hal tersebut maka dari itu pada penelitian ini bertujuan untuk
melihat apakah ada perbedaan bermakna pada derajat keasaaman (pH) saliva
perokok berdasarkan dengan tingkat keparahan merokok nya.
1.3. Hipotesis
pH pada saliva pria perokok dengan tingkat keparahan berat berdasarkan
indeks brinkman lebih rendah dibandingkat dengan tingkat keparahan
sedang maupun ringan
Terdapat perbedaan bermakna antara pH saliva perokok berdasarkan
tingkat keparahan nya yang dilihat dari indeks brinkman
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Saliva
Saliva merupakan cairan rongga mulut yang sekresikan oleh kelenjar
saliva, terdapat kelenjar mayor dan kelenjar minor. Kelenjar mayor terdiri
dari kelenjar parotis, kelenjar submandibula dan kelenjar sublingual yang
menyumbang 90% sekresi saliva ke dalam rongga mulut. Saliva mengandung
99,5% H2O, dan 0,5% elektrolit dan protein. Kandungan saliva terdapat
beberapa protein yang berperan penting yaitu amilase, mukus, dan lizosim. 9,10
2. Kelenjar Submandibula
Merupakan kelenjar saliva yang terletak di hampir seluruhnya di bawah
mylohyoid. Duktus yang mengalirkan saliva keluar dari kelenjar ini
yaitu kelenjar submandibula.25
3. Kelenjar Sublingual
Merupakan kelenjar saliva dengan tipe saliva yang disekresikannya
yaitu mukus. Kelenjar sublingual berada di bawah dari dasar mulut dan
berada di depan dari pars profunda kelenjar submandibular. Kelenjar ini
memiliki beberapa duktus drainase, yaitu duktus sublingual mayor
sebagai yang utama dan duktus sublingual minor yang terdiri dari
6
sekitar 40 duktus kecil.
Tabel 2.1. Kelenjar saliva beserta jenis histologik, sekresi, dan persentase total
saliva
Kelenjar Jenis Histologik Sekresi Persentase total
saliva (1,5L/hr)
Sedangkan pada saat ada rangsangan parasimpatis seperti pada saat ada
makanan, maka saliva akan menjadi lebih banyak dan cair. Ketika ada bahan
kimia makanan merangsang taste bud kita yang ada di lidah, maka hal itu
akan di lanjutkan berupa impuls ke nukleus salivasi yang ada di batang otak.
tidak hanya bahan kimia makanan saja yang dapat merangsang parasimpatis
dari proses salivasi, tapi juga bau, suara, visual, dan juga ketika kita
memikirkan suatu makanan dapat menjadi stimulus dari sekresi saliva.6 10
Kadar bikarbonat itu sendiri paling tinggi di saliva yang dihasilkan oleh
kelenjar parotid dan paling rendah pada saliva yang dihasilkan oleh kelenjar
saliva kecil. Dalam keadaan tidak terstimulasi, bikarbonat dan fosfat berperan
dalam pengaturan keasaaman saliva. Sedangkan dalam keadaan terstimulasi,
bikarbonat memiliki peran hampir 90% dalam pengaturan derajat keasamaan
saliva. Sedangkan dalam keadaan pH saliva yang sangat rendah atau dibawah
5, peran utama dalam pengaturan keasamaan saliva yaitu protein dan
derivatnya. 7
2222
1. Metode Spitting
Saliva di kumpulkan dengan keadaan rongga mulut tertutup dalam
hal ini tidak boleh berbicara dan sebagainya yang dapat membuka
mulut, Lalu setiap satu menit saliva akan di keluarkan tanpa
stimulasi dan akan di tampung dalam satu wadah, pengumpulan
dengan menggunakan metode ini dapat dilakukan selama lima
hingga limabelas menit.
2. Metode Arbsorbent
Saliva akan dikumpulkan dengan cara melakukan bahan penyerap
seperti swab,cotton atau sponge dalam mulut dengan durasi selama
satu sampai dengan lima menit. Metode arbsorbent dapat
mempengaruhi laju aliran saliva, sehingga untuk menghindari
adanya perubahan konsentrasi komponen akibat aliran saliva yang
terlalu tinggi dalam pelaksanaannya alat penyerap diletakkan
selama dua menit dalam mulut.
3. Suction
Metode pengumpulan saliva tanpa stimulasi dengan menggunakan
alat berupa syringe,micropipette,saliva ejector, dan atau dengan
gentle suction. Aspirasi atau suction dapat disesuaikan dengan
kelenjar saliva yang akan di teliti.
4. Passive Drool
Metode pengumpulan saliva ini dilakukan dengan pengumpulan
saliva dalam beberapa menit secara pasif dalam wadah tanpa ada
ada stimulasi mekanoreserptor.
5. Arbsorbent (swab)
Selain itu juga terdapat jenis rokok yang dibagi berdasarkan bahan baku
dan isi rokok. Untuk klasifikasi ini jenis rokok dibagi menjadi 4 macam,
yaitu:
a. Rokok putih
Rokok putih dengan atau tanpa filter yang berisikan tembakau saja
tanpa campuran bahan lain. Untuk jenis tembakaunya bisa
bermacam-macam.
b. Rokok kretek
Rokok kretek mengandung bahan baku campuran tembakau dan
cengkeh. Rokok jenis memiliki ciri khas yaitu akan timbul bunyi
kretek-kretek ketika dihisap, untuk pembuatan nya bisa
menggunakan tangan maupun mesin.
c. Rokok klembak
Pada rokok ini mengandung bahan baku atau isi berupa campuran
tembakau, cengkeh dan juga kemenyan yang akan memberi aroma
khas.
d. Cerutu
Cerutu merupakan jenis rokok yang bagian luarnya adalah daun
tembakau dengan bentuk lembaran dan bagian dalam atau isinya
berupa campuran tembakau tanpa adanya tambahan bahan lain. 17,18
dan juga terdapat peradangan. Bahan toksik yang terdapat pada rokok dapat
menyebabkan iritasi pada jaringan lunak di rongga mulut, infeksi mukosa,
memperlambat penyembuhan luka, memperlemah kemampuan fagositois, dan
bahkan mengurangi asupan aliran darah ke ginggiva. Dan saliva merupakan
cairan biologis pertama dari tubuh kita yang terpapar oleh tembakau dari
rokok yang mengandung bahan-bahan bersifat toksik yang dapat mengubah
saliva baik secara struktural maupun fungsional. 17,27
Metode penilaian kesehatan gigi dan mulut dapat juga di nilai selain
debris index, calculus index, gingival index, dan OHIS, bisa menggunakan
metode skor DMFT (decrease,missing,and filled teeth), metode ini menilai
banyak nya gigi yang berlubang, gigi yang hilang, dan gigi yang di tambal,
dibandingkan dengan metode ini metode penilaian OHIS lebih baik untuk
mengetahui tingkat kebersihan gigi dan mulut dan penilaian awal status
kesehatan gigi dan mulut.
Indeks Brinkman
a. Pack-Years of Smoking
3232
Kopi memiliki derajat keasaman yang berasal dari dalam kandungan nya,
yaitu dari kelompok asam karboksilat pada biji kopi antara lain asam format, asam
asetat, asam oksalat, asam sitrat, asam laktat, asam malat, dan asam quinat. Selain
itu konsumsi kopi dapat menurunkan derajat keasaman saliva, hal ini sesuai pula
dengan penelitian Andriany dkk yang menyatakan pengaruh konsumsi kopi Ulee
Kareng terhadap penurunan pH saliva yang signifikan. Hal tersebut disebabkan
kopi mengandung karbohidrat sederhana yang tinggi dan fermentasi di dalam
mulut oleh bakteri menghasilkan asam sehingga dapat menurunkan pH saliva
sampai di bawah 5,5.31,33
Rokok
Memb
Menari
Perokok Me
Reab
Kebiasaan merokok
Kandungan
beracun pada
ktu 1 jam atau kurang sebelum pemeriksaan pH saliva dilakukan
rokok
konsumsi kopi
Gangguan
pada
keseimbangan
komposisi
Variebal bebas
Variabel perancu
BAB 3
METODE PENELITIAN
1) Tidak kooperatif
2) Sedang berpuasa ketika sedang dilakukan pengambilan sampel
3) Memiliki penyakit sistemik yang dapat mempengaruhi hasil
pengukuran kadar salivary calcium seperti Diabetes Melitus dan
penyakit yang berhubungan dengan rongga gigi dan mulut.
4) Mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan psikotropika
5) Mengkonsumsi makanan atau minuman yang dapat mempengaruhi
hasil pengukuran kadar salivary calcium.
3939
Keterangan:
Pengolahan data
4141
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
55 tahun 1 1,7 2 10 0 0
4343
Tingkat
Pendidikan
Pendidikan
Rendah 31 53,5 6 30 7 21,8
Pendidikan
Tinggi
27 46,5 14 70 70 78,2
Konsumsi
Kopi
0-2 gelas
40 69 6 30 29 90,6
>2 gelas
18 31 14 70 3 9,4
Median
2 (0-5)* 3 (0-7)* 2 (0-7)*
* = median (minimal-maksimal)
Indeks Brinkman
Non perokok 32 29,09
Ringan-Sedang (200-599) 58 47,27
Berat (>599) 20 18,18
Jenis Rokok
Kretek 31 39,7
Non Kretek 47 60,3
dan perokok kelompok berat sebanyak 18,18%.Jenis rokok yang lebih banyak
yang di konsumsi pada sampel ialah jenis rokok non Kretek sebesar 60,3%.
Oral Hygiene
Index
Simplified
(OHIS)
Baik 0 0 0 0 4 12,5
Sedang 47 81 10 50 25 78,1
Buruk 11 19 10 50 3 9,4
Debris Index
(DI) 1 (0,33-2)* 1,06 0,39 0,8 (0,17-1,5)* p = 0,012**
Calculus Index
(CI) 1,66 (0,66-2,1)* 1,78 0,51 1,66 (0,33-2,3)* p = 0,031**
Gingiva Index
(GI) 1,16 (0,33-2,1)* 1,27 0,47 1,17 (0,17-2,1)* p = 0,51
OHIS Score 2,57 0,55 2,85 0,86 2,26 0,80 p = 0,01**
4545
Berdasarkan status kesehatan gigi dan mulut, kelompok perokok berat memiliki
status kebersihan mulut (OHIS) yang buruk memiliki persentase lebih besar (50%)
dan yang sedang (50%) dibandingkan dengan perokok ringan sedang dan non
perokok (19,1%; 9,4%). Begitu pula dengan nilai ketebalan debris (DI), adanya
kalkulus di gigi (CI), dan kualitas gingiva (GI) subjek kelompok perokok berat
memiliki nilai rerata dan standar deviasi terbesar diikuti dengan kelompok perokok
ringan sedang, dan lebih kecil pada kelompok non perokok. Secara bermakna tingkat
keparahan merokok juga mempengaruhi Debris Index dan Calculus Index secara
berjenjang mulai dari non perokok, perokok ringan sedang dan perokok berat.
(p=0,012%, p=0,031), pengaruh DI dan CI akan mempengaruhi tingkat kesehatan
gigi dan mulut , yaitu OHIS secara bermakna tingkat keparahan merokok terhadap
OHIS p= 0,01.
Tabel 4.4 Hubungan Indeks Brinkman, Jenis Rokok, dan Konsumsi Kopi dengan
pH Saliva
: Man Whitney
** : Jonckheere - Therpstra
Tabel 4.4 di atas menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat
keparahan merokok (Indeks Brinkman), dan konsumsi kopi dengan pH saliva.
(p <0,001; ;<0,001).
4.2 Pembahasan
Penelian dengan jumlah sampel total sebesar 110 dengan jumlah kelompok
sampel perokok ringan-sedang sebanyak 58 sampel, untuk kelompok berat sebanyak
20 sampel, dan untuk kelompok non perokok sebanyak 32 sampel. Karakteristik
subjek penelitian dengan rerata usia 40,60 tahun Untuk kelompok perokok ringan
sedang dan rerata usia 46,85 tahun untuk kelompok perokok berat. Di dapatkan
rerata usia perokok berat lebih tinggi dibandingkan dengan perokok ringan sedang,
hal ini bisa disebabkan karena pada perokok kriteria berat berdasarkan indeks
brinkman memiliki durasi merokok yang lebih lama di banding kategori ringan
maupun sedang, Hasil tersebut berbeda apabila di bandingkan dengan hasil riset
kesehatan dasar tahun 2013 yang menunjukan usia perokok terbanyak pada usia 30-
34 tahun.3
Penelitian ini utamanya melihat keadaan saliva, khusus nya pH pada saliva
dibandingkan berdasarkan tingkat keparahan merokok. Di dapatkan hasil yang
bermakna pada pH saliva antara kelompok perokok ringan-sedang dan kelompok
perokok berat. (p=0,019).Hal ini menunjukan bahwa pada kelompok perokok berat
memiliki pH saliva yang lebih rendah dibandingkan kelompok perokok ringan-
sedangdan dan non perokok. sedangkan setelah membandingkan antara kelompok
non perokok,selain itu secara bermakna ada nya perbedaan berjenjang pada
beberapa kelompok baik non perokok, perokok ringan-sedang, dan perokok berat.
Peran rokok terhadap saliva pada penelitian ini dilihat dari kebiasaaan merokok
yang di hitung dari lama merokok dan jumlah konsumsi rokok perharinya atau
menggunakan indeks Brinkman. Hal ini memperlihatkan bahwa semakin lama
konsumsi rokok dan semakin banyak jumlah batang rokok yang di konsumsi setiap
hari nya berpengaruh terhadap pH saliva, hal ini sesuai dengan penelitian Sighn
Mala Effect of longterm smoking on salivary flowrate and salivary pH dalam
penelitian nya di dapatkan hasil yang signifikan bahwa penggunakan rokok jangka
panjang menurunkan laju saliva dan pH saliva, namun pada penelitian ini tidak
membandingkan antara masing-masing kelompok perokok berdasarkan tingkat
keparahan merokok nya.14
4949
Selain berdasarkan lama merokok dan jumlah konsumsi rokok perhari, jenis
rokok yang di konsumsi juga di ketahui berpengaruh pada penurunan pH saliva.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Aprilia Larasati 2016 untuk melihat perbedaan
dampak merokok berdasarkan jenis nya, penelitian tersebut membagi menjadi dua
yakni kretek dan non kretek, dari hasil didapatkan perbedaan bermakna pH saliva
pada kelompok perokok kretek dan non kretek (p=0,004).Hal ini menunjukan
bahwa sampel perokok kretek memiliki ke cenderungan nilai pH saliva yang lebih
rendah dibandingkan dengan kelompok perokok non kretek, hal ini bisa disebabkan
perbedaan kandungan antara kedua jenis rokok tersebut. Yang dimana rokok jenis
kretek mengandung tar lebih tinggi dan jenis rokok kretek pada umunya tidak
menggunakan filter sehingga komponen kimia pada kandungan rokok langsung
terpapar dengan ruang mulut dan menggangu ke asaman mulut (pH). 29
Pada penelitian untuk menilai besar nya efek tingkat keparahan merokok dan
konsumsi kopi terhadap derajat keasaman pH saliva maka dilakukan perhitungan
effect size, dari hasil perhitungan di dapatkan hasil (0,259) untuk tingkat keparahan
merokok yang berarti penilaian berdasarkan tingkat keparahan merokok memiliki
kekuatan perbedaan dengan tingkat kecil dan (0,453) untuk konsumsi kopi yang
memiliki kekuatan perbedaan tingkat sedang berdasarkan klasifikasi Cohen. Hasil
perhitungan Effect Size ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penilaian berikut
nya, bahwa penelitian selanjutnya di harapkan dapat menambah jumlah sampel
untuk meningkatkan kekuatan dari analisis.33
Tingkat keparahan merokok juga dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut,
hal ini dilihat dari nilai OHIS yang tinggi terdapat pada kelompok perokok dan yang
paling tinggi pada kelompok perokok berat, namun pada penelitian ini di dapatkan
hasil yang bermakna secara berjenjang tingkat keparahan merokok, hal ini sesuai
5050
dengan hasil penelitian Pada penelitian Nabila, dkk yang meneliti OHIS pada
perokok dan non perokok menunjukkan perbedaan yang bermakna, hal ini sesusai
dengan hasil penelitian Arowojolu tahun 2013 bahwa terdapat perbedaan bermakna
pada OHIS dan GI antara perokok dengan non-perokok (p< 0,05). Hal ini sejalan
dengan penelitian tersebut, bahwa rokok dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan
mulutSelain itu, kadar nikotin pada rokok berperan sebagai vasokonstriktor di
jaringan gingiva, sehingga menyebabkan risiko perdarahan pada gingiva. Nikotin
juga berperan sebagai inhibitor produksi antibodi sehingga meningkatkan risiko
infeksi pada gingiva.30
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa derajat keasaman (pH) saliva pada
perokok berat lebih rendah dibandingkan perokok ringan-sedang.Penurunan pH
saliva yang terjadi pada perokok berat berhubungan dengan derajat keparahan
merokok yang dinilai dari lama merokok dalam tahun dan jumlah rokok yang dihisap
setiap harinya.
5.2 Saran
Untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan:
1. Dibutuhkan penelitian lanjutan dengan penambahan jumlah sampel pada
kelompok perokok berat berdasarkan Indeks Brinkman
2. Diharapkan menggunakan alat dengan tingkat ketelitian yang lebih tinggi,
agar didapatkan nilai perbedaan yang akurat antara masing-masing kelompok
perokok.
5252
DAFTAR PUSTAKA
13. Catalan MA, Nakamoto T, Melvin JE. The Salivary Gland Fluid
Secretion Mechanism. The Journal of Medical Investigation. 2009
October; 56: 192-195.
14. Singh M, Ingle NA, Kaur N, Yadav P, Ingle E. Effect of Long
Term Smoking on Salivary Flow Rate and Salivary pH.
JindianAssocPublicHealthDent. January-March 2015; 13(1): 11-13
15. Palomares CF, Munoz-Montagud JV, Sanchiz V, Herreros B, Hernandez V,
Minguez M, et.all. Unstimulated Salivary Flow Rate, pH and Buffer Capacity of
Saliva in Healthy Volunteers. Rev Esp Enferm Dig. 2004; 96(11): p. 773-783.
Kode Partisipan
No. Rekam
Medik
Tanggal
LAMPIRAN
Lampiran 1
Formulir Inform Consent dan Data Responden
Judul Penelitian:
Peneliti Utama:
Jika Anda tidak memahami apa yang Anda baca, jangan menandatangani
formulir persetujuan ini. Mohon menanyakan kepada dokter atau staf
peneliti mengenai apapun yang tidak Anda pahami, termasuk istilah-
istilah medis. Anda dapat meminta formulir ini dibacakan oleh peneliti.
Bila Anda bersedia untuk berpartisipasi, Anda diminta menandatangani
formulir ini dan salinannya akan diberikan kepada Anda.
(Lanjutan)
Lima puluh perokok dan lima puluh non-perokok akan mengikuti penelitian
ini.
Jika memenuhi kriteria, Anda akan diikutkan dalam penelitian. Jika Anda
setuju untuk mengikuti penelitian, maka Anda harus mengikuti seluruh
prosedur penelitian termasuk mengisi rekam medis, dan pengisian
5757
kuisioner.
(Lanjutan)
berpartisipasi.
(Lanjutan)
Jam Pemeriksaan:
DATA PRIBADI
TTL : ........................................
Alamat : .......................................................................................................................
HP : ...................
...
1.
<1.500.000 2. 1.500.000-2.500.000 4. >3.500.000
5959
Hepatitis :
B/C
HIV :
TBC :
Diabetes :
Mellitus
Hipertensi :
(Lanjutan)
Kunjungan terakhir ke :
dokter gigi
Jenis perawatan :
Frekuensi & waktu sikat : ..... Kali/hari; pagi / siang / sore / malam
gigi ..
FREKUENSI MEROKOK
1) Ya
2) Tidak, berapa hari dalam seminggu anda merokok ..
2. Berapa rata-rata jumlah batang rokok yang anda habiskan dalam
sehari: .. batang/hari
3. Jenis rokok yang biasa anda konsumsi:
1) Kretek
2) Filter
3) Membuat sendiri
4) Lainnya: ..
4. Sudah berapa lama anda merokok: .. tahun yang lalu
5. Apakah alasan anda pertama kali merokok?
1) iseng
2) penasaran/coba-coba
3) diajak/dipaksa teman
4) mencontoh orang tua
5) terlihat dewasa/keren
6) terlihat seperti tokoh idola
(Lanjutan)
7) lainnya....
6. Siapa yang pertama kali memperngaruhi anda untuk merokok
1) tidak ada
2) orang tua
3) saudara
4) teman
5) iklan
6) lainnya....
7. Dimana biasanya anda merokok (boleh pilih lebih dari satu)
1) di rumah
2) di tempat kerja
3) di tempat teman
4) di tempat umum
5) lainnya....
8. Biasanya anda mendapatkan rokok darimana
1) orang tua
2) teman
6161
3) beli sendiri
4) lainnya
9. Keadaan apa yang membuat anda merokok
1) saat bosan
2) saat stress/kesal/marah
3) merasa gugup/hilangkan ketegangan
4) saat mulut merasa tidak enak
5) saat santai/iseng
6) saat melihat orang merokok
7) lainnya
KEINGINAN BERHENTI MEROKOK
Diadopsi dari WHO
2) Ya (1)
3. Kapan paling sulit bagi anda untuk tidak merokok?
1) Merokok pertama kali pada pagi hari (1)
2) Waktu lainnya (0)
6363
Kesimpulan (Lanjutan)
SALIVA
pH saliva :
Kalsium :
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
CPITN CPITN
CPITN CPITN
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
(Lanjutan)
6 1 4
GI=
4 1 6
1 : Debris lunak yang menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi atau adanya
stain ekstrinsik tanpa adanya debris pada permukaan gigi tersebut
2 : Debris lunak yang menutupi lebih dari 1/3 permukaan gigi namun tidak lebih
dari 2/3 permukaan gigi
2 : Kalkulus supragingiva menutupi lebih dari 1/3 permukaan gigi namun tidak lebih
dari 2/3 permukaan gigi dan/atau terdapat sedikit/bercak kalkulus subgingiva di
servikal gigi
3 : Kalkulus supragingiva menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi dan/atau kalkulus
subgingiva yang menutupi atau melingkari permukaan servikal gigi
0 : Gingiva normal
1 : Inflamasi ringan, sedikit perubahan warna, sedikit edema, tidak ada perdarahan saat
probing
2 : Inflamasi sedang, kemerahan, edema & licin mengkilat, perdarahan saat probing
3 : Inflamasi berat, kemerahan & edema yang jelas, ulserasi. Kecenderungan untuk
6565
perdarahan spontan
Lampiran 2
Dokumentasi Penelitian
Lampiran 3
Riwayat Penulis
Identitas :
Riwayat Pendidikan: