PEMBAHASAN
Reaktor nuklir adalah tempat terjadinya reaksi inti berantai terkendali, baik
pembelahan inti (fisi) ataupun penggabungan inti (fusi). Reaksi yang terjadi pada
reaktor nuklir baik untuk reaktor penelitian maupun reaktor daya konvensional, masih
didasarkan pada terjadinya reaksi pembelahan inti fissil (inti dapat belah) oleh tembakan
partikel neutron. Inti fissil yang ada di alam adalah Uranium dan Thorium, sedangkan
neutron bisa dihasilkan dari sumber neutron. Reaksi nuklir ini akan menghasilkan energi
panas dalam jumlah cukup besar. Pada reaktor daya, energi panas yang dihasilkan dapat
digunakan untuk menghasilkan uap panas, dan selanjutnya digunakan untuk
menggerakkan turbin-generator yang bisa menghasilkan listrik. Sedangkan pada reaktor
penelitian, panas yang dihasilkan tidak dimanfaatkan dan dapat dibuang ke lingkungan.
Selain energi panas, ada dua sampai tiga partikel neutron yang dihasilkan setiap kali
terjadi reaksi. Partikel ini bisa dimanfaatkan untuk proses reaksi berikutnya dengan
sasaran inti fissil yang belum terbelah. Reaksi ini bisa berlangsung secara terus-menerus
pada kondisi neutron dan inti fissil masih memungkinkan.
3
4
1. Tangki reaktor
Tangki ini bisa berupa tabung (silinder) atau bola yang dibuat dari logam campuran
dengan ketebalan sekitar 25 cm. fungsi dari tangki adalah sebagai wadah untuk
menempatkan komponen-komponen reaktor lainnya dan sebagai tempat berlangsungnya
reaksi nuklir. Tangki yang berdinding tebal ini juga berfungsi sebagai penahan radiasi
agar tidak keluar dari sistem reaktor.
2. Teras reaktor
Komponen reaktor yang berfungsi sebagai tempat untuk bahan bakar. Teras reaktor
dibuat berlubang (kolom) untuk menempatkan bahan bakar reaktor yang berbentuk
batang. Teras reaktor dibuat dari logam yang tahan panas dan tahan korosi.
Bahan bakar adalah komponen utama yang memegang peranan penting untuk
berlangsungnya reaksi nuklir. Bahan bakar dibuat dari isotop alam seperti Uranium,
Thorium yang mempunyai sifat dapat membelah apabila bereaksi dengan neutron.
Untuk mencegah agar tidak terjadi akumulasi panas yang berlebihan pada teras
reaktor, maka dapat dipergunakan bahan pendingin untuk pertukaran panasnya. Bahan
pendingin ini bisa digunakan air atau gas. Di dalam sistem pendingin reaktor ada dua
sistem pendingin yaitu sistem pendingin primer yang berinteraksi langsung dengan teras
reactor dan sistem pendingin skunder yang berinteraksi dengan menara pendingin.
Sebagai medium pembawa panas pada sistem pendingin primer reaktor, maka
digunakan air bebas mineral yang berasal dari sistem penghasil air bebas mineral.
penanganan terhadap kualitas air pendingin primer sangat perlu diperhatikan.
Penanganan ini bertujuan untuk menjaga agar spesifikasi kualitas air pendingin primer
tetap terjaga. Metode yang digunakan adalah secara kontinyu air pendingin primer
dilewatkan pada sistem purifikasi (pemurnian) yang terdiri dari filter mekanis dan filter
penukar ion dan dilakukan secara rutin seminggu sekali dilakukan pengukuran pH,
konduktivitas dan perlakuan kimiawi yang berupa pengganti anresin penukar ion pada
sistem purifikasi (pemurnian).
Untuk mengetahui kejenuhan resin penukar ion pada sistem purifikasi
(pemurnian) dipasang instrumentasi pengukuran beda tekanan dan tingkat radioaktivitas
air kolam. Apabila resin penukar ion tersebut telah jenuh, maka diganti dengan resin
baru dan tidak dilakukan regenerasi, karena resin yang telah jenuh menjadi aktif. Pada
proses purifikasi (pemurnian) air, pada prinsipnya adalah reaksi pertukaran ion dimana
ion yang tidak dikehendaki diambil (dipindah) oleh resin penukar ion dari aliran air
tersebut. Resin adalah senyawa hidrokarbon terpolimerisasi sampai tingkat yang tinggi
yang mengandung ikatan-ikatan hubung silang (cross-linking) serta gugusan yang
mengandung ion-ion yang dapat dipertukarkan. Berdasarkan gugus fungsionalnya, resin
penukar ion terbagi menjadi dua yaitu: resin penukar kation dan resin penukar anion.
b. Sistem pendingin sekunder
Penanganan kualitas air pendingin sekunder bertujuan untuk menjaga agar
spesifikasi kualitas air pendingin sekunder tetap terpenuhi sehingga dapat menekan
permasalahan yang biasa timbul pada air pendingin sekunder yaitu terjadinya korosi,
timbulnya kerak dan adanya lumut/mikroorganisme. Metode yang dilakukan adalah
dengan cara pengukuran terhadap pH, konduktivitas dan kandungan unsur-unsur kimia
secara rutin seminggu sekali dan dilakukan perlakuan kimia yang berupa penambahan
bahan kimia tertentu seperti Nalco 23226 untuk menghambat korosi dan Nalco 2593,
Nalco 2890 dan NaOCl 12% untuk membersihkan lumut. Untuk penanganan masalah
kerak di lakukan dengan menggunakan bola-bola karet yang di lewatkan dalam pipa.
Pada sistem pendingin reaktor sekunder, pipa yang berada di dalam kolam terbuat dari
stainless steel. Pipa dan katup yang berada di luar gedung reaktor terbuat dari carbon
6
steel sedangkan pipa dan katup yang berada di dalam gedung reaktor terbuat dari
stainless steel.
5. Elemen kendali
Reaksi nuklir bisa tidak terkendali apabila partikel-partikel neutron yang dihasilkan
dari reaksi sebelumnya sebagian tidak ditangkap atau diserap. Untuk mengendalikan
reaksi ini, reaktor dilengkapi dengan elemen kendali yang dibuat dari bahan yang dapat
menangkap atau menyerap neutron. Elemen kendali juga berfungsi untuk menghentikan
operasi reaktor (shut down) sewaktu-waktu apabila terjadi kecelakaan.
6. Moderator
Fungsi dari moderator adalah untuk memperlambat laju neutron cepat (moderasi)
yang dihasilkan dari reaksi inti hingga mencapai kecepatan neutron thermal untuk
memperbesar kemungkinan terjadinya reaksi nuklir selanjutnya (reaksi berantai). Bahan
yang digunakan untuk moderator adalah air atau grafit.
1. Berdasarkan fungsinya
7
a. Reaktor penelitian / riset, yaitu reaktor nuklir yang digunakan untuk tujuan
penelitian, pengujian bahan, pendidikan / pelatihan dan bisa digunakan juga untuk
memproduksi radioisotop.
b. Reaktor daya, yaitu reaktor nuklir yang digunakan untuk menghasilkan daya
listrik / pembangkit tenaga listrik.
Ada perbedaan antara kedua reaktor ini, yaitu pada reaktor penelitian yang
diutamakan adalah pemanfaatan yang dihasilkan dari reaksi nuklir untuk keperluan
berbagai penelitian dan produksi radioisotop. Sedangkan panas yang dihasilkan
dirancang sekecil mungkin, sehingga dapat dibuang ke lingkungan. Pada reaktor daya
yang dimanfaatkan adalah uap yang bersuhu dan bertekanan tinggi yang dihasilkan oleh
reaksi fisi untuk memutar turbin, sedangkan neutron yang dihasilkan sebagian diserap
dengan elemen kendali, dan sebagian diubah menjadi neutron untuk berlangsungnya
reaksi berantai.
a. Reaktor berpendingin air, meliputi reaktor jenis PWR (Pressurized Water Reaktor
= reaktor air tekan), BWR (Boiling Water Reaktor = reaktor air didih), GMBWR
(Graphite Moderated Boiling Water Reaktor = reaktor air didih moderasi grafit),
PHWR (Pressurized Heavy Water Reaktor = reaktor air berat tekan).
b. Reaktor berpendingin gas, gas yang biasa digunakan adalah CO2 dan N2. Reaktor
yang termasuk dalam jenis ini adalah MR (Magnox Reaktor = reaktor magnox)
dan AGR (Advanced Gas-Cooled Reaktor = reaktor maju berpendingin gas).
a. Reaktor air ringan : bahan moderasi yang digunakan adalah air ringan. Reaktor
dalam kelompok ini adalah : PWR, BWR, BMBWR.
8
b. Reaktor air berat : bahan moderasi yang digunakan adalah air berat (air yang
mempunyai kandungan Deuterium lebih besar daripada air ringan). Reaktor dalam
kelompok ini adalah : PHWR dan Reaktor Candu (Canadium-Deuterium-
Uranium).
c. Reaktor grafit : bahan moderasi yang digunakan adalah grafit. Reaktor dalam
kelompok ini adalah : MR, AGR, dan RBMR (reaktor yang digunakan oleh
Rusia).
Energi yang dihasilkan dalam reaksi fisi nuklir dapat dimanfaatkan untuk
keperluan yang berguna. Untuk itu, reaksi fisi harus berlangsung secara terkendali di
dalam sebuah reaktor nuklir. Sebuah reaktor nuklir paling tidak memiliki empat
komponen dasar, yaitu elemen bahan bakar, moderator neutron, batang kendali, dan
perisai beton. Elemen bahan bakar menyediakan sumber inti atom yang akan mengalami
fusi nuklir. Bahan yang biasa digunakan sebagai bahan bakar adalah uranium U. Elemen
bahan bakar dapat berbentuk batang yang ditempatkan di dalam teras reaktor.
Neutron-neutron yang dihasilkan dalam fisi uranium berada dalam kelajuan yang
cukup tinggi. Adapun, neutron yang memungkinkan terjadinya fisi nuklir adalah
neutron lambat sehingga diperlukan material yang dapat memperlambat kelajuan
neutron ini. Fungsi ini dijalankan oleh moderator neutron yang umumnya berupa air.
Jadi, di dalam teras reaktor terdapat air sebagai moderator yang berfungsi
memperlambat kelajuan neutron karena neutron akan kehilangan sebagian energinya
saat bertumbukan dengan molekul-molekul air.
Fungsi pengendalian jumlah neutron yang dapat menghasilkan fisi nuklir dalam
reaksi berantai dilakukan oleh batang-batang kendali. Agar reaksi berantai yang terjadi
terkendali dimana hanya satu neutron saja yang diserap untuk memicu fisi nuklir
berikutnya, digunakan bahan yang dapat menyerap neutron-neutron di dalam teras
9
reaktor. Bahan seperti boron atau kadmium sering digunakan sebagai batang kendali
karena efektif dalam menyerap neutron.
Batang kendali didesain sedemikian rupa agar secara otomatis dapat keluar-masuk
teras reaktor. Jika jumlah neutron di dalam teras reaktor melebihi jumlah yang diizinkan
(kondisi kritis), maka batang kendali dimasukkan ke dalam teras reaktor untuk
menyerap sebagian neutron agar tercapai kondisi kritis. Batang kendali akan
dikeluarkan dari teras reaktor jika jumlah neutron di bawah kondisi kritis (kekurangan
neutron), untuk mengembalikan kondisi ke kondisi kritis yang diizinkan.
Radiasi yang dihasilkan dalam proses pembelahan inti atom atau fisi nuklir dapat
membahayakan lingkungan di sekitar reaktor. Diperlukan sebuah pelindung di sekeliling
reaktor nuklir agar radiasi dari zat radioaktif di dalam reaktor tidak menyebar ke
lingkungan di sekitar reaktor. Fungsi ini dilakukan oleh perisai beton yang dibuat
mengelilingi teras reaktor. Beton diketahui sangat efektif menyerap sinar hasil radiasi
zat radioaktif sehingga digunakan sebagai bahan perisai.
10
Kebocoran reaktor nuklir yang berikutnya terjadi di Atucha, Argentina, pada 2005.
Kala itu pekerja di reaktor nuklir terpapar radiasi yang melebihi ambang batas. Juga
terjadi di Cadarache, Prancis, pada 1993, ketika kontaminasi radioaktif menyebar di
lingkungan sekitar tanpa sengaja. Bencana kecelakaan PLTN level 2 juga terjadi di
Forsmark, Swedia, pada 2006 saat fungsi keamanan rusak sehingga mengakibatkan
kegagalan di sistem penyuplai tenaga darurat di PLTN. Begitu pula di Sellafield,
Inggris, pada 2005. Kala itu ada kebocoran material radioaktif dalam jumlah besar di
dalam instalasi. Terjadi juga di Vandellos, Spanyol, pada 1989. Di tahun itu ada
kecelakaan yang diakibatkan oleh kebakaran sehingga mengakibatkan hilangnya sistem
keamanan di stasiun tenaga nuklir.
Kebocoran reaktor nuklir terburuk dalam sejarah terjadi di Chernobyl, Ukraina pada
April 1986. Selain memicu evakuasi ribuan warga di sekitar lokasi kejadian, dampak
11
Kebocoran radioaktif dengan jumlah besar terjadi sehingga berdampak luas pada
kesehatan dan lingkungan. Karena itu butuh respons dan tindakan jangka panjang.
Dialami oleh PLTN Chernobyl, Ukraina, pada 1986. Kala itu reaktor nomor empat
meledak. Akibatnya terjadilah kebakaran dan bocornya radioaktif dalam jumlah besar.
Lingkungan dan masyarakat terpapar radiasi ini. Uap radioaktif itu mengandung yodium
131, cesium 137 dan xenon yang volumenya 100 kali bom atom Hiroshima. Uap
radioaktif menyebar ke Uni Soviet, Eropa Timur, Eropa Barat dan Eropa Utara.
Sebagian besar warga di Ukraina, Belarusia dan Rusia diungsikan. Kala itu lebih dari
336.000 orang mengungsi. Pada 32 tahun yang lalu, Amerika Serikat (AS) dilanda
kecelakaan reaktor nuklir terbesar dalam sejarah negara itu. Salah satu reaktor pada
pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Three Mile Island mengelami kerusakan
sehingga mengalami kebocoran radioaktif.
Menurut stasiun televisi History Channel, peristiwa itu berlangsung pada dini hari
ketika katup tekanan di reaktor Unit-2 gagal berfungsi. Ini mengakibatkan radiasi pada
fasilitas pendingin dan air yang sudah tercemar itu mengalir ke gedung-gedung di
sebelahnya. Komponen inti pada reaktor nuklir terancam meleleh sehingga
mengakibatkan radiasi skala besar. PLTN itu dibangun pada 1974 di pinggir sungai
Susquehanna, negara bagian Pennsylvania, dan baru beroperasi pada 1978. Namun,
setahun kemudian, PLTN mengalami kebocoran. Tidak mau berisiko timbulnya korban
jiwa, Gubernur Pennsylvania saat itu, Dick Thornburgh, langsung memerintahkan
evakuasi. Dalam beberapa hari berikut, lebih dari seratus ribu orang yang berada di
sekitar PLTN Three Mile Island mengungsi ke tempat yang jauh. Presiden AS saat itu,
Jimmy Carter, sampai turun tangan mengatasi bocornya radioaktif di PLTN Three Mile
Island. Beruntung, reaktor yang rusak itu tidak meledak dan komponen inti tidak sampai
meleleh. Situasi pun terkendali dan radiasi tidak sampai menyebar luas. Namun, sejak
12
saat itu, kepercayaan publik AS atas keamanan PLTN merosot drastis. Reaktor yang
rusak itu tidak digunakan lagi.
Kebocoran nuklir terjadi ketika sistem pembangkit tenaga nuklir atau kegagalan
komponen menyebabkan inti reaktor tidak dapat dikontrol dan didinginkan sehingga
bahan bakar nuklir yang dilindungi yang berisi uranium atau plutonium dan produk fisi
radioaktif mulai memanas dan bocor. Sebuah kebocoran dianggap sangat serius karena
kemungkinan bahwa kontainmen reaktor mulai gagal, melepaskan elemen radioaktif
dan beracun ke atmosfer dan lingkungan. Dari sudut pandang pembangunan, sebuah
kebocoran dapat menyebabkan kerusakan parah terhadap reaktor, dan kemungkinan
kehancuran total.
Beberapa kebocoran nuklir telah terjadi, dari kerusakan inti hingga kehancuran
total terhadap inti reaktor. Dalam beberapa kasus hal ini membutuhkan perbaikan besar
atau penutupan reaktor nuklir. Sebuah ledakan nuklir bukanlah hasil dari kebocoran
nuklir karena, menurut desain, geometri dan komposisi inti reaktor tidak membolehkan
kondisi khusus memungkinkan untuk ledakan nuklir. Tetapi, kondisi yang menyebabkan
kebocoran dapat menyebabkan ledakan non-nuklir. Contohnya, beberapa kecelakaan
tenaga listrik dapat menyebabkan pendinginan bertekanan tinggi, menyebabkan ledakan
uap.
Kebocoran nuklir adalah dampak yang paling ditakutkan di balik manfaaat energi
nuklir bagi manusia. Dalam catatan sejarah manusia terdapat kejadian kecelakan nuklir
terbesar di dunia di antaranya adalah kecelakaan Chernobyl, Three Mile Island Amerika
dan mungkin di Fukushima Jepang.
a. Dampak sesaat atau jangka pendek akibat radiasi tinggi di sekitar reaktor nuklir
antara lain mual muntah, diare, sakit kepala dan demam.
13
b. Dampak jangka menengah atau beberapa hari setelah paparan adalah pusing, mata
berkunang-kunang. Disorientasi atau bingung menentukan arah, lemah, letih dan
tampak lesu, muntah darah atau berak darah, kerontokan rambut dan kebotakan,
tekanan darah rendah , gangguan pembuluh darah dan luka susah sembuh.
c. Dampak jangka panjang dari radiasi nuklir umumnya justru dipicu oleh tingkat
radiasi yang rendah sehingga tidak disadari dan tidak diantisipasi hingga
bertahun-tahu(seperti yang sudah terjadi di Ukraina).
d. Beberapa dampak kesehatan akibat paparan radiasi nuklir jangka panjang antara
lain Kanker terutama kanker kelenjar gondok, mutasi genetik, penuaan dini dan
gangguan sistem saraf dan reproduksi.
a. Rambut akan menghilang dengan cepat, bila terkena radiasi di 200 Rems atau
lebih. Rems merupakan satuan dari kekuatan radioaktif.
b. sel-sel otak tidak akan rusak secara langsung kecuali terkena radiasi berkekuatan
5000 Rems atau lebih. Seperti halnya jantung, radiasi membunuh sel-sel saraf dan
pembuluh darah dan dapat menyebabkan kejang dan kematian mendadak.
c. Kelenjar tiroid sangat rentan terhadap yodium radioaktif. Dalam jumlah tertentu,
yodium radioaktif dapat menghancurkan sebagian atau seluruh bagian tiroid.
d. Sistem Peredaran Darah. Ketika terkena radiasi sekitar 100 Rems, jumlah limfosit
darah akan berkurang, sehingga korban lebih rentan terhadap infeksi. Gejala awal
ialah seperti penyakit flu.
e. Jantung. Bila terkena radiasi berkekuatan 1000 sampai 5000 Rems mengakibatkan
kerusakan langsung pembuluh darah dan menyebabkan gagal jantung dan
kematian mendadak.
14
1. Butuh biaya yang besar untuk sistem penyimpanannya disebabkan dari bahaya
radiasi energi nuklir itu sendiri
2. Masalah kepemilikan energi nuklir disebabkan karena bahayanya massal dan
Produk buangannya yang sangat radioaktif
3. Nuklir sebagai senjata pemusnah
a. Limbah Radioaktif
hanya dengan meyimpan secara aman, zat radioaktif sudah berkurang dengan
sendirinya.
2) Sebagian besar zat radioaktif yang terbentuk dalam teras reaktor nuklir
umumnya memiliki waktu paro yang sangat pendek, mulai orde beberapa detik
hingga beberapa hari. Hal ini menyebabkan peluruhan zat radioaktif yang
sangat cepat yang berarti terjadi pengurangan volume limbah yang sangat besar
dalam waktu relatif singkat.
3) Saat ini telah berhasil dikembangkan berbagai jenis alat ukur yang sangat peka
terhadap radiasi. Dengan alat ukur ini keberadaan zat radioaktif skecil apa pun
selalu dapat dipantau.
Baik bahan bakar bekas yang tidak mengalami proses ulang maupun bahan-
bahan radioaktif sisa hasil proses olah ulang akan tetap diperlakukan sebagai
limbah radioaktif. Oleh karena itu, semua bentuk limbah radioaktif harus
disimpan secara lestari. Penyimpanan lestari limbah radioaktif secara aman
merupakan tujuan akhir dari pengelolaan limbah radioaktif.
Untuk mempermudah dalam proses penyimpanan lestari limbah radioaktif,
maka semua bentuk limbah diubah ke dalam bentuk padat. Limbah radioaktif cair
yang terbentuk diolah dengan proses evaporasi. Sistem ini mampu mengolah
limbah radioaktif cair menjadi konsentrat radioaktif dan destilat yang tidak
radioaktif. Alat ini mampu mereduksi volume limbah cair dengan faktor reduksi
50. Artinya, jika ada 50 m3 limbah cair yang diolah, maka akan dihasilkan 1 m3
konsentrat radioaktif, sisanya menjadi air destilat yang sudah tidak radioaktif.
Gas-gas yang terbentuk juga terkungkung dalam pengungkung reaktor. Gas ini
kemudian disaring melalui sistem ventilasi dengan filter yang berlapis-lapis.
Setelah dipakai untuk pengikatan radioaktif, filter tersebut selanjutnya
diperlakukan sebagai limbah padat.
radioaktif tidak akan terlepas ke lingkungan dalam kondisi apa pun selama
disimpan.
Proses pemadatannya bisa dilakukan dengan semen (sementasi), aspal
(bitumenisasi), polimer (polimerisasi), maupun bahan gelas (vitrikasi). Padatan
limbah radioaktif kemudian dimasukkan ke dalam kontainer yang dibuat dari baja
tahan karat. Reaktor nulir untuk pembangkit yang menghasilkan tenaga berdaya
1.200 MWe setiap tahunnya menghasilkan limbah radioaktif padat berupa bahan
bakar bekas sebanyak 30 tahun. Namun setelah diolah ulang dan dipadatkan,
volume limbah hanya sebanyak 4 m3. Selanjutnya disimpan dalam penyimpanan
sementara yang berukuran 50m x 50 m x 4 m. Tempat penampungan ini mampu
menampung limbat padat yang berasal dari 10 reaktor yang beroperasi selama 50
tahun.
Setelah mengalami penyimpanan selama 50 tahun di penyimpanan sementara,
kemampuan memancarkan radiasi dari limbah tersebut sudah sangat kecil.
Selanjutnya dipindahkan ke tempat penyimpanan akhir (ultimate storage) yang
berada di bawah permukaan tanah. Tahapan penyimpanan akhir ini atau
penyimpanan lestari merupakan merupakan tahap akhir proses pengolahan
limbah. Falsafahnya: zat radioaktif yang semula diambil dari tanah (proses
penambangan uranium), dikembalikan lagi ke dalam tanah.