1
Laporan Pelaksanaan Kegiatan
Studi Banding Program Pengendalian AI di Vietnam
Hanoi, 9-13 Maret 2010
Daftar Isi :
I. Pendahuluan
III. Peserta
V. Hasil Kegiatan
A. Sambutan Director General of Department Animal Health
Vietnam
B. Sambutan Ketua Tim Indonesia
C. Pengembangan Usaha Perunggasan
D. Pelaksanaan Program Pengendalian AI
E. Kunjungan ke Fasilitas Laboratorium National Center for
Veterinary Diagnostic Laboratory (NCVDL)
F. Kunjungan ke Pasar/Tempat Penampungan Unggas
G. Kunjungan ke Tempat Pemotongan Unggas
VIII. Penutup
2
I. Pendahuluan
3
prasarana yang masih belum memadai di daerah tersebut
apabila dibanding dengan tantangan beratnya permasalahan
yang harus dihadapi, maka pemerintah pusat telah
mengkoordinasikan beberapa bantuan luar negeri untuk
mendukung sepenuhnya intensifikasi program pengendalian AI
di Wilayah Jawa Bagian Barat tersebut.
III. Peserta
Provinsi Banten
1. Ir. Agus M Tauchid
2. Ir. Irwan Efendi
4
Direktorat Kesehatan Hewan dan UPPAI Pusat
7. Drh. Nilma Lubis
8. Drh. Winny Windarto
9. Drh. Muhammad Azhar
10. Drh. Tatty Syafriati
5
V. Hasil Kegiatan
6
C. Pengembangan usaha peternakan unggas
(disampaikan oleh: Deputy Director General Department of
Livestock Production, Nguyen Thanh Son, PhD)
1. Gambaran umum
a. Negara Viet Nam yang beribukota di Hanoi, memiliki luas
area 332,000 km2 menyusuri pantai berbatasan dengan
beberapa negara yakni China Laos dan Kambodja,
-Sebelah utara berbatasan dengan Republik Rakyat
China (RRC)
-Sebelah barat laut berbatasan dengan Laos
-Sebelah barat daya berbatasan dengan Kamboja
-Sebelah timur berbatasan dengan Laut China Selatan.
b. Dalam struktur tingkatan pemerintahan, negara Vietnam
di bagi dalam 64 provinces, 750 Districts dan 11.000
villages
Pemerintah Vietnam mengelompokkan 64 provinsi
menjadi delapan wilayah regional yaitu (a) Regional:
Barat Laut, (b) Regional Timur Laut, (c) Regional Delta
Sungai Merah, (d) Regional Pantai Tengah Utara, (e)
Regional Pantai Tengah Selatan, (f) Regional Dataran
Tinggi Tengah, Tenggara, dan (g) Regional Delta Sungai
Mekong.
c. Berpenduduk sekitar 86 juta jiwa, 70 % warganya
mayoritas sebagai petani. Produksi pertanian memberi
kontribusi sebesar 30 % terhadap GDP nasional.
Perkebunan dan peternakan merupakan sektor yang
paling dominan. Peternakan sendiri memberi kontribusi
sebesar 19,7 % terhadap sektor pertanian.
7
juta ekor dan populasi unggas air (terutama itik dan
entok) sebanyak 27% atau 57,93 juta ekor.
Hampir sama dengan kondisi di Indonesia, pemeliharaan
ternak ayam, secara backyard, dikombinasikan dengan
pemeliharaan itik, berada di daerah produksi padi.
Ternak unggas mempunyai fungsi sosial dan merupakan
salah satu sumber protein hewani dan pendapatan rumah
tangga di pedesaan. Pemeliharaan secara backyard
mencirikan adanya investasi atau biaya input yang
rendah namun mampu menyerap tenaga kerja, siklus
produksi pendek, mudah dipasarkan namun mempunyai
risiko yang tinggi. Hasil sensus tahun 2006
memperlihatkan bahwa sektor perunggasan di Vietnam
didominasi oleh peternakan rakyat sebagaimana terlihat
pada Tabel 1
FAO menetapkan 4 kategori (4 sektor) pemeliharaan
unggas di Vietnam yaitu
Sektor I : pola industri, terintegrasi, intensif, skala besar,
tingkat biosekuriti yang tinggi, produk komersial
Sektor II : pola semi intensif, berorientasi pasar, tingkat
biosekuriti sedang sampai tinggi
Sektor III : tingkat biosekuriti rendah
Sektor IV : skala rumah tangga (backyard)
8
c. Di tingkat Provinsi terdapat instansi vertikal yang menangani
bidang kesehatan hewan yakni Sub-Department of Animal Health
(Sub Departemen Kesehatan Hewan)
d. Di tingkat District atau Kabupaten, bidang kesehatan hewan
ditangani oleh District Veterinary Station (Stasion Kesehatan
Hewan), sedangkan di tingkat Desa ada Communal Veterinary
Team (Tim Masyarakat Veteriner)
e. Di tingkat pusat, DAH membawahi beberapa Pusat (Center) yang
memiliki tugas fungsi secara spesifik, yakni
(1) Veterinary Drug and Vaccine Company.
(2) Professional Centers
(3) The National Center for Vet. Diagnostic
(4) The National Center for Vet. Bio-products Inspection 1, 2
(5) The National Center for Hygiene Inspection 1, 2
9
d. Tahun 2007 : 8 orang (5 orang meninggal)
e. Tahun 2008 : 5 orang (5 orang meninggal)
f. Tahun 2009 : 4 orang (4 orang meninggal)
Sebanyak 97% penderita mempunyai sejarah kontak dengan unggas.
250
200
150
100
50
0
May
May
May
May
Jan
Feb
Jun
Aug
Sep
Jan
Feb
Jun
Aug
Sep
Jan
Feb
Jun
Aug
Sep
Jan
Feb
Jun
Aug
Sep
Jan
Mar
Mar
Mar
Mar
Dec
Dec
Dec
Dec
Oct
Oct
Oct
Oct
Jul
Jul
Jul
Jul
Apr
Apr
Apr
Apr
Nov
Nov
Nov
Nov
10
Deteksi Dini dan Respon
1. Memanfaatkan sumberdaya yang ada (telepon, faksimil, dll)
2. Vaksinasi AI pada unggas, (Tabel2)
3. Pemberian kompensasi yang selalu diperbaharui
4. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) , sistem pelaporan secara
on line
5. Kesiapan Menghadapi Pandemi.
6. Memanfaatkan bantuan luar negeri secara maksimal
a. Faktor internal :
- Tidak semua populasi dapat divaksinasi akibat lemahnya manajemen
penetasan, itik remaja, pemeliharaan ayam secara backyard,
pemeliharaan itik yang berpindah tempat
- Lemahnya manajemen pemotongan unggas
- Lemahnya pengawasan lalulintas unggas
b. Faktor eksternal :
Populasi unggas di Vietnam termasuk nomor dua terbesar di dunia tetapi
terbangun dari pemeliharaan unggas secara backyard dan pemeliharaan
itik yang berpindah tempat.
- Virus bersirkulasi pada unggas domestik dan burung liar.
- Hambatan biaya operasional untuk melaksanakan surveilans dan
vaksinasi pada dokter hewan di tingkat komunal
11
.Tabel 2 Hasil Vaksinasi Avian Influenza pada Unggas di Vietnam.
12
2) Memberikan bantuan modal dan sarana khususnya untuk industri
pembibitan perunggasan yang ramah lingkungan.
3) Memberikan keringanan/pengurangan pajak bagi usaha peternakan
komersial
4) Pemerintah daerah provinsi melarang dan memberikan penalti
terhadap pemeliharaan unggas backyard di sekitar pemukiman,
khususnya di perkotaan. Disamping itu, mendukung pengembangan
usaha peternakan dari yang skala kecil atau backyard ditingkatkan
skala usahanya menjadi usaha peternakan secara komersial
dengan populasi 10.000 ekor per peternak. Untuk itu pemerintah
provinsi memberikan subsidi sebesar 500-700 juta Vietnam dong
atau sekitar Rp. 250-350 juta,- per peternak. Tempat Pemotongan
Unggas skala kecil ditingkatkan kapasitas dan penerapan higiene
sanitasinya
5) Pengembangan pasar sehat sebanyak 6 buah pasar dengan
dukungan dana pemerintah dan bantuan World Bank.
- Kemampuan pengujian :
Sapi dan kerbau : FMD/PMK dan Anthrax
Babi : CSF, FMD, PRRS, Salmonella suis
Unggas : HPAI, ND, DVE, FC
13
Serologi HI test dan AGID
Pathology : gross pathology dan histopathology
Suatu areal khusus untuk percontohan pasar unggas, diawasi oleh petugas
dari direktorat jenderal kesehatan hewan yaitu karantina hewan, petugas dari
ditjen peternakan dan petugas keamanan.
14
Pasar unggas ini menampung dan menjual unggas hidup saja dan bercampur
antara ayam, itik dan angsa yang berasal dari peternakan di distrik tersebut.
Jenis ayam tertentu asal usul DOC impor Thailand (Charoen Pokphand)
15
Gambar 2c : Pasar dan penampungan unggas
16
Suasana di Pasar Unggas Thung Thoi.
Prosedur :
a. Kendaraan masuk ke dalam
area pasar unggas
b. Pemeriksaan dokumen unggas
dari daerah asal
c. Pemeriksaan klinis
d. Unggas yang sehat diturunkan
dari kendaraan pengangkut
e. Unggas ditimbang oleh
pemiliknya
f. Unggas ditempatkan di dalam
flock
g. Cleaning & desinfection pada
akhir kegiatan pasar
Motor pengangkut ternak
unggas
17
a. Kunjungan Poultry Slaughter Points (Tempat Pemotongan Unggas)
- Pemerintah mendukung pengembangan RPU dengan sistem kredit
- Penerapan higiene sanitasi
18
VI. Kesimpulan dan Rekomendasi
19
VIII. Penutup
Demikian laporan ini dibuat secara kolektif oleh Tim Studi Banding
Indonesia ke Vietnam, untuk selanjutnya dipergunakan seperlunya dan
sebagai laporan kepada Instansi peserta dan laporan kepada pihak IDP
selaku Pemberi Dana.
20