Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN ASFIKSIA NEONATUS

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi Pengertian
Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan
dan teratur, sehingga dapat meurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2 yang
menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. (Manuaba, 1998)
Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat
bernafas secara spontan dan teratur dalam satu menit setelah lahir (Mansjoer,
2000)
Asfiksia merupakan suatu keadaan dimana bayi tidak dapat bernapas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir, keadaan tersebut dapat disertai
dengan adanya hipoksia, hiperkapnea dan sampai ke asidosis (Hidayat, 2005).
Asfiksia berarti hipoksia yang progresif, penimbunan CO2 dan asidosis,
bila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak atau
kematian. Asfiksia juga dapat mempengaruhi fungsi organ vital lainnya.
(Saiffudin, 2001)
Jadi, Asfiksia neonatorum adalah keadan bayi baru lahir yang tidak dapat
bernapas secara spontan dengan ditandai adanya hipoksemia (penurunan PaO 2),
hiperkarbia (peningkatan PaCO2), dan asidosis (penurunan PH).

2. Penyebab/factor predisposisi
Keadaan asfiksia terjadi karena kurangnya kemampuan fungsi organ bayi
seperti pengembangan paru paru. Proses terjadinya asfiksia neonatorum ini
dapat terjadi pada masa kehamilan, persalinan atau segera setelah bayi lahir.
Penyebab asfiksia menurut Mochtar (1989) adalah :
a. Asfiksia dalam kehamilan
1) Penyakit infeksi akut
2) Penyakit infeksi kronik
3) Keracunan oleh obat-obat bius
4) Uraemia dan toksemia gravidarum
5) Anemia berat
6) Cacat bawaan
7) Trauma
b. Asfiksia dalam persalinan
1) Kekurangan O2.
Partus lama (CPD, rigid serviks dan atonia/ insersi uteri)
Ruptur uteri yang memberat, kontraksi uterus yang terus-
menerus mengganggu sirkulasi darah ke uteri.
Tekanan terlalu kuat dari kepala anak pada plasenta.
Prolaps fenikuli tali pusat akan tertekan antara kepaladan
panggul.
Pemberian obat bius terlalu banyak dan tidak tepat pada
waktunya.
Perdarahan banyak : plasenta previa dan solutio plasenta.
Kalau plasenta sudah tua : postmaturitas (serotinus),
disfungsi uteri.
2) Paralisis pusat pernafasan
Trauma dari luar seperti oleh tindakan forceps
Trauma dari dalam : akibat obat bius.
Sedangkan menurut Betz et al. (2001), asfiksia dapat dipengaruhi beberapa
faktor yaitu :
a. Faktor ibu
1) Hipoksia ibu
Dapat terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetik
atau anestesi dalam, dan kondisi ini akan menimbulkan hipoksia janin
dengan segala akibatnya.
2) Gangguan aliran darah uterus
Berkurangnya aliran darah pada uterus akan menyebabkan
berkurangnya aliran oksigen ke plasenta dan juga ke janin, kondisi ini
sering ditemukan pada gangguan kontraksi uterus, hipotensi mendadak
pada ibu karena perdarahan, hipertensi pada penyakit eklamsi.

b. Faktor plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi
plasenta, asfiksis janin dapat terjadi bila terdapat gangguan mendadak
pada plasenta, misalnya perdarahan plasenta, solusio plasenta.
c. Faktor fetus
Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah
dalam pembuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas
antara ibu dan janin. Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada
keadaan tali pusat menumbung, melilit leher, kompresi tali pusat antara
jalan lahir dan janin.
d. Faktor neonatus
Depresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena
beberapa hal yaitu pemakaian obat anestesi yang berlebihan pada ibu,
trauma yang terjadi saat persalinan misalnya perdarahan intra kranial,
Persalinan lama, lilitan tali pusat, presentasi janin abnormal
kelainan
Paralisis pusat kongenital pada bayi misalnya hernia Factor
pernapasan diafragmatika,
lain : obatatresia
obatan
atau stenosis saluran pernapasan, hipoplasia paru.

ASFIKSIA

Janin kekurangan O2 dan kadar CO2 meningkat Paru paru terisi cairan

Bersihan jalan napas tidak


Gangguan
efektif metabolism dan perubahan asam basa

Asidosis respiratorik
Suplai O2 dalam darah menurun Suplai O2 ke paru menurun

Gangguan perfusi ventilasi


Kerusakan otak
Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh ( Hipotermi)
Napas cuping hidung, sianosis, hipoksia

Napas cepat

Gangguan pertukaran gas


3. Patofisiologi Asfiksia
Apneu

DJJ dan TD menurun

Kematian bayi Resiko cidera

Ketidakefektifan pola napas Proses keluarga terhenti


Janin tidak bereaksi terhadap rangsangan Resiko syndrome kematian bayi mendadak
4. Manifestasi klinik
a. Pada Kehamilan
Denyut jantung janin lebih cepat dari 160 x/mnt atau kurang dari
100 x/mnt, halus dan ireguler serta adanya pengeluaran mekonium.
1) Jika DJJ normal dan ada mekonium : janin mulai asfiksia
2) Jika DJJ 160 x/mnt ke atas dan ada mekonium : janin sedang
asfiksia
3) Jika DJJ 100 x/mnt ke bawah dan ada mekonium : janin dalam
gawat
b. Pada bayi setelah lahir
Manifestasi kliniknya antara lain:
1) Bayi pucat dan kebiru-biruan
2) Usaha bernafas minimal atau tidak ada
3) Hipoksia
4) Asidosis metabolik atau respiratori
5) Perubahan fungsi jantung
6) Kegagalan sistem multiorgan
7) Kalau sudah mengalami perdarahan di otak maka ada gejala
neurologik, kejang, nistagmus dan menangis kurang baik/tidak
baik
5. Klasifikasi
Asfiksia neonatorum diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Asfiksia Ringan ( vigorus baby)
Skor APGAR 7-10, bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan
tindakan istimewa.
b. Asfiksia sedang ( mild moderate asphyksia)
Skor APGAR 4-6, pada pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi
jantung lebih dari 100/menit, tonus otot kurang baik atau baik,
sianosis, reflek iritabilitas tidak ada.
c. Asfiksia Berat
Skor APGAR 0-3, pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi
jantung kurang dari 100x/menit, tonus otot buruk, sianosis berat, dan
kadang-kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada. Pada asfiksia
dengan henti jantung yaitu bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih
dari 10 menit sebelum lahir lengkap atau bunyi jantung menghilang
post partum, pemeriksaan fisik sama pada asfiksia berat.
Pemeriksaan apgar untuk bayi :
Nilai 0-3 : Asfiksia berat
Klinis 0 1 2
Detak Tidak ada < 100 x/menit >100x/menit
jantung
Pernafasan Tidak ada Tak teratur Tangis kuat
Refleks Tidak ada Menyeringai Batuk/bersin
saat jalan
nafas
dibersihkan
Tonus otot Lunglai Fleksi Fleksi kuat
ekstrimitas gerak aktif
(lemah)
Warna kulit Biru pucat Tubuh merah Merah
ekstrimitas biru seluruh
tubuh
Nilai 4-6 : Asfiksia sedang
Nilai 7-10 : Normal
Pemantauan nilai apgar dilakukan pada menit ke-1 dan menit ke-5,
bila nilai apgar 5 menit masih kurang dari 7 penilaian dilanjutkan tiap 5
menit sampai skor mencapai 7. Nilai Apgar berguna untuk menilai
keberhasilan resusitasi bayi baru lahir dan menentukan prognosis, bukan
untuk memulai resusitasi karena resusitasi dimulai 30 detik setelah lahir
bila bayi tidak menangis. (bukan 1 menit seperti penilaian skor Apgar)
6. Pemeriksaan diagnostic / penunjang
Pemeriksaan Diagnostik meliputi :
a. Foto polos dada
b. USG kepala
c. Laboratorium : darah rutin( Hemoglobin/ hematokrit (HB/ Ht) :
kadar Hb 15-20 gr dan Ht 43%-61%), analisa gas darah dan serum
elektrolit
d. PH tali pusat : tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status
parasidosis, tingkat rendah menunjukkan asfiksia bermakna.
e. Tes combs langsung pada daerah tali pusat. Menentukan adanya
kompleks antigen-antibodi pada membran sel darah merah,
menunjukkan kondisi hemolitik.
7. Terapi/tindakan penanganan
Tindakan untuk mengatasi asfiksia neonatorum disebut resusitasi bayi baru
lahir yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup bayi dan
membatasi gejala sisa yang mungkin muncul. Tindakan resusitasi bayi baru lahir
mengikuti tahapan-tahapan yang dikenal dengan ABC resusitasi :
a. Memastikan saluran nafas terbuka :
1) Meletakan bayi dalam posisi yang benar
2) Menghisap mulut kemudian hidung kalau perlu trachea
3) Bila perlu masukan Et untuk memastikan pernapasan terbuka
b. Memulai pernapasan :
1) Lakukan rangsangan taktil Beri rangsangan taktil dengan menyentil
atau menepuk telapak kaki. Lakukan penggosokan punggung bayi
secara cepat,mengusap atau mengelus tubuh,tungkai dan kepala
bayi.
2) Bila perlu lakukan ventilasi tekanan positif
c. Mempertahankan sirkulasi darah
Rangsang dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara kompresi dada
atau bila perlu menggunakan obat-obatan
Cara resusitasi dibagi dalam tindakan umum dan tindakan khusus :
a. Tindakan umum
Tindakan umum meliputi:
1) Pengawasan suhu
2) Pembersihan jalan nafas
3) Rangsang untuk menimbulkan pernafasan
b. Tindakan khusus
1) Asfiksia berat
Resusitasi aktif harus segera dilaksanakan, langkah utama
memperbaiki ventilasi paru dengan pemberian O2 dengan tekanan dan
intermiten, cara terbaik dengan intubasi endotrakeal lalu diberikan O2
tidak lebih dari 30 mmHg. Asphiksia berat hampir selalu disertai asidosis,
koreksi dengan bikarbonas natrium 2-4 mEq/kgBB, diberikan pula glukosa
15-20 % dengan dosis 2-4ml/kgBB. Kedua obat ini disuntuikan kedalam
intra vena perlahan melalui vena umbilikalis, reaksi obat ini akan terlihat
jelas jika ventilasi paru sedikit banyak telah berlangsung. Usaha
pernapasan biasanya mulai timbul setelah tekanan positif diberikan 1-3
kali, bila setelah 3 kali inflasi tidak didapatkan perbaikan pernapasan atau
frekuensi jantung, maka masase jantung eksternal dikerjakan dengan
frekuensi 80-100/menit. Tindakan ini diselingi ventilasi tekanan dalam
perbandingan 1:3 yaitu setiap kali satu ventilasi tekanan diikuti oleh 3 kali
kompresi dinding toraks, jika tindakan ini tidak berhasil bayi harus dinilai
kembali, mungkin hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan asam dan
basa yang belum dikoreksi atau gangguan organik seperti hernia
diafragmatika atau stenosis jalan nafas.
2) Asfiksia sedang
Stimulasi agar timbul reflek pernapsan dapat dicoba, bila dalam
waktu 30-60 detik tidak timbul pernapasan spontan, ventilasi aktif harus
segera dilakukan, ventilasi sederhana dengan kateter O2 intranasaldengan
aliran 1-2 lt/mnt, bayi diletakkan dalam posisi dorsofleksi kepala.
Kemudioan dilakukan gerakan membuka dan menutup nares dan mulut
disertai gerakan dagu keatas dan kebawah dengan frekuensi 20 kali/menit,
sambil diperhatikan gerakan dinding toraks dan abdomen. Bila bayi
memperlihatkan gerakan pernapasan spontan, usahakan mengikuti gerakan
tersebut, ventilasi dihentikan jika hasil tidak dicapai dalam 1-2 menit,
sehingga ventilasi paru dengan tekanan positif secara tidak langsung
segera dilakukan, ventilasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
dari mulut ke mulut atau dari ventilasi ke kantong masker. Pada ventilasi
dari mulut ke mulut, sebelumnya mulut penolong diisi dulu dengan O2,
ventilasi dilakukan dengan frekuensi 20-30 kali permenit dan perhatikan
gerakan nafas spontan yang mungkin timbul. Tindakan dinyatakan tidak
berhasil jika setelah dilakukan berberapa saat terjasi penurunan frekuensi
jantung atau perburukan tonus otot, intubasi endotrakheal harus segera
dilakukan, bikarbonas natrikus dan glukosa dapat segera diberikan, apabila
3 menit setelah lahir tidak memperlihatkan pernapasan teratur, meskipun
ventilasi telah dilakukan dengan adekuat.

8. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi meliputi:
a. Edema otak & Perdarahan otak
Pada penderita asfiksia dengan gangguan fungsi jantung yang telah
berlarut sehingga terjadi renjatan neonatus, sehingga aliran darah ke otak
pun akan menurun, keadaaan ini akan menyebabkan hipoksia dan iskemik
otak yang berakibat terjadinya edema otak, hal ini juga dapat
menimbulkan perdarahan otak.
b. Anuria atau oliguria
Disfungsi ventrikel jantung dapat pula terjadi pada penderita
asfiksia, keadaan ini dikenal istilah disfungsi miokardium pada saat
terjadinya, yang disertai dengan perubahan sirkulasi. Pada keadaan ini
curah jantung akan lebih banyak mengalir ke organ seperti mesentrium
dan ginjal. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya hipoksemia pada
pembuluh darah mesentrium dan ginjal yang menyebabkan pengeluaran
urine sedikit
c. Kejang
Pada bayi yang mengalami asfiksia akan mengalami gangguan
pertukaran gas dan transport O2 sehingga penderita kekurangan persediaan
O2 dan kesulitan pengeluaran CO2 hal ini dapat menyebabkan kejang
pada anak tersebut karena perfusi jaringan tak efektif.
d. Koma
Apabila pada pasien asfiksia berat segera tidak ditangani akan
menyebabkan koma karena beberapa hal diantaranya hipoksemia dan
perdarahan pada otak.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian (data subyektif/obyektif)
a. Kebutuhan dasar
1) Pola Nutrisi
Pada neonatus dengan asfiksia membatasi intake oral, karena organ
tubuh terutama lambung belum sempurna, selain itu juga bertujuan
untuk mencegah terjadinya aspirasi pneumonia
2) Pola Eliminasi
Umumnya klien mengalami gangguan b.a.b karena organ tubuh
terutama pencernaan belum sempurna
3) Kebersihan diri
Perawat dan keluarga pasien harus menjaga kebersihan pasien,
terutama saat b.a.b dan b.a.k, saat b.a.b dan b.a.k harus diganti
popoknya
4) Pola tidur
Biasanya istirahat tidur kurang karena sesak nafas
b. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Pada umumnya pasien dengan asfiksia dalam keadaan lemah, sesak
nafas, pergerakan tremor, reflek tendon hyperaktif dan ini terjadi
pada stadium pertama.
2) Tanda-tanda Vital
Skor APGAR : 1 menit......5 menit....... skor optimal harus
antara 7-10.
Rentang pernapasan dari 30-60 permenit, pola periodik
dapat terlihat.
Bunyi nafas bilateral, kadang-kadang krekels umum pada
awalnya silindrik thorak : kartilago xifoid menonjol, umum
terjadi.
pada umunya terjadi peningkatan respirasi,pernafasan
gejala sesak nafas tanda : sianosis.
Tanda-tanda vital; Gejala hypertermi dan hipotermi Tanda :
ketidakefektifan termoregulasi. Suhu rentang dari 36,5 C
sampai 37,5 C. Ada verniks (jumlah dan distribusi
tergantung pada usia gestasi).
3) Sirkulasi
Nadi apikal dapat berfluktuasi dari 110 sampai 180 x/mnt.
Tekanan darah 60 sampai 80 mmHg (sistolik), 40
sampai 45 mmHg (diastolik).
Bunyi jantung, lokasi di mediasternum dengan titik
intensitas maksimal tepat di kiri dari mediastinum
pada ruang intercosta III/ IV.
Murmur biasa terjadi di selama beberapa jam pertama
kehidupan.
Tali pusat putih dan bergelatin, mengandung 2 arteri dan 1
vena.
4) Kulit, pada kulit biasanya terdapat sianosis. Kulit lembut, fleksibel,
pengelupasan tangan/ kaki dapat terlihat, warna merah muda atau
kemerahan, mungkin belang-belang menunjukkan memar minor
(misal : kelahiran dengan forseps), atau perubahan warna
herlequin, petekie pada kepala/ wajah (dapat menunjukkan
peningkatan tekanan berkenaan dengan kelahiran atau tanda
nukhal), bercak portwine, nevi telengiektasis (kelopak mata, antara
alis mata, atau pada nukhal) atau bercak mongolia (terutama
punggung bawah dan bokong) dapat terlihat. Abrasi kulit kepala
mungkin ada (penempatan elektroda internal)
5) Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala bukit, fontanela mayor dan minor masih
cekung, sutura belum menutup dan kelihatan masih bergerak
6) Mata,pada pupil terjadi miosis saat diberikan cahaya
7) Hidung
Yang paling sering didapatkan adalah didapatkan adanya
pernafasan cuping hidung.
8) Dada, pada dada biasanya ditemukan pernafasan yang irregular dan
frekwensi pernafasan yang cepat
9) Neurology / reflek, Reflek Morrow : Kaget bila dikejutkan (tangan
menggenggam)

2. Diagnose Keperawatan Yang Mungkin Muncul


a. Polanafastidakefektifb/dkelemahanototpernafasan
b. Bersihanjalannafastidakefektifb/dobstruksilendir
c. Ketidakseimbangannutrisikurangdarikebutuhantubuhb/dkelemahan
d. Hipotermib/dpaparanlingkungandingin,BBL

3. Rencana Asuhan Keperawatan


N Diagnosakeperawatan TujuandanKriteria Intervensi
o Hasil
1 Polanafastidakefektif NOC:
b/dkelemahanotot vRespiratorystatus: AirwayManagement
pernafasan Ventilation
vRespiratorystatus: o Bukajalan
Definisi:Pertukaran Airwaypatency nafas,
udarainspirasidan/atau vVitalsignStatus guanakan
ekspirasitidakadekuat KriteriaHasil: teknikchin
1. Mendemonstrasika liftatau
Batasankarakteristik: nbatukefektifdan jawthrust
1. Penurunantekanan suaranafasyang bilaperlu
inspirasi/ekspirasi bersih,tidakada o Posisikan
2. Penurunan sianosisdan pasien
pertukaranudaraper dyspneu(mampu untuk
menit mengeluarkan memaksim
3. Menggunakanotot sputum,mampu alkan
pernafasantambahan bernafasdengan ventilasi
4. Nasalflaring mudah,tidakada o Identifikasi
5. Dyspnea pursedlips) pasien
6. Orthopnea 2. Menunjukkan perlunya
7. Perubahan jalannafasyang pemasanga
penyimpangandada paten(klientidak nalatjalan
8. Nafaspendek merasatercekik, nafas
9. Assumptionof3 iramanafas, buatan
pointposition frekuensi o Pasang
10. Pernafasanpursed pernafasandalam mayobila
lip rentangnormal, perlu
11. Tahapekspirasi tidakadasuara o Lakukan
berlangsungsangat nafasabnormal) fisioterapi
lama 3. TandaTandavital dadajika
12. Peningkatan dalamrentang perlu
diameteranterior normal(tekanan o Keluarkan
posteriorPernafasan darah,nadi, sekret
ratarata/minimal pernafasan dengan
Bayi:<25atau>60 batukatau
Usia14:<20atau>30 suction
Usia514:<14atau>25 o Auskultasi
Usia>14:<11atau>24 suara
13. Kedalaman nafas,catat
pernafasan adanya
a. Dewasavolume suara
tidalnya500ml tambahan
saatistirahat o Lakukan
b. Bayivolume suction
tidalnya68 padamayo
ml/Kg o Berikan
14. Timingrasio bronkodilat
15. Penurunankapasitas orbila
vital perlu
o Berikan
Faktoryang pelembab
berhubungan: udara
Hiperventilasi Kassa
Deformitastulang basahNaCl
Kelainanbentuk Lembab
dindingdada o Aturintake
Penurunan untuk
energi/kelelahan cairan
Perusakan/pelemahan mengoptim
muskuloskeletal alkan
Obesitas keseimban
Posisitubuh gan.
Kelelahanotot o Monitor
pernafasan respirasi
Hipoventilasisindrom danstatus
Nyeri O2
Kecemasan
Disfungsi OxygenTherapy
Neuromuskuler Bersihkan
Kerusakan mulut,hidung
persepsi/kognitif dansecret
Perlukaanpada trakea
jaringansyaraftulang Pertahankan
belakang jalannafas
ImaturitasNeurologis yangpaten
Aturperalatan
oksigenasi
Monitoraliran
oksigen
Pertahankan
posisipasien
Observasi
adanyatanda
tanda
hipoventilasi
Monitor
adanya
kecemasan
pasien
terhadap
oksigenasi

Vitalsign
Monitoring

MonitorTD,
nadi,suhu,dan
RR

Catatadanya
fluktuasi
tekanandarah

MonitorVS
saatpasien
berbaring,
duduk,atau
berdiri

AuskultasiTD
padakedua
lengandan
bandingkan

MonitorTD,
nadi,RR,
sebelum,
selama,dan
setelah
aktivitas

Monitor
kualitasdari
nadi

Monitor
frekuensidan
irama
pernapasan

Monitorsuara
paru

Monitorpola
pernapasan
abnormal

Monitorsuhu,
warna,dan
kelembaban
kulit
Monitor
sianosisperifer

Monitor
adanyacushing
triad(tekanan
nadiyang
melebar,
bradikardi,
peningkatan
sistolik)

Identifikasi
penyebabdari
perubahanvital
sign

2 Bersihanjalannafastidak NOC: Airwaysuction


efektifb/dobstruksilendir
vRespiratorystatus: Pastikan
Ventilation kebutuhanoral
Definisi: vRespiratorystatus: /tracheal
Ketidakmampuanuntuk Airwaypatency suctioning
membersihkansekresi Auskultasi
atauobstruksidarisaluran KriteriaHasil: suaranafas
pernafasanuntuk 1. Mendemonstrasik sebelumdan
mempertahankan anbatukefektif sesudah
kebersihanjalannafas. dansuaranafas suctioning.
yangbersih,tidak Informasikan
BatasanKarakteristik: adasianosisdan padakliendan
1. Dispneu, dyspneu(mampu keluarga
Penurunan mengeluarkan tentang
suaranafas sputum,mampu suctioning
2. Orthopneu bernafasdengan Mintaklien
3. Cyanosis mudah,tidakada nafasdalam
4. Kelainansuara pursedlips) sebelum
nafas(rales, 2. Menunjukkan suction
wheezing) jalannafasyang dilakukan.
5. Kesulitan paten(klientidak BerikanO2
berbicara merasatercekik, dengan
6. Batuk,tidak iramanafas, menggunakan
efekotifatau frekuensi nasaluntuk
tidakada pernafasandalam memfasilitasi
7. Matamelebar rentangnormal, suksion
8. Produksi tidakadasuara
sputum nafasabnormal) nasotrakeal
9. Gelisah 3. Mampu Gunakanalat
10. Perubahan mengidentifikasik yangsteril
frekuensidan andanmencegah sitiap
iramanafas factoryangdapat melakukan
menghambatjalan tindakan
Faktorfaktoryang nafas Anjurkan
berhubungan: pasienuntuk
Lingkungan:merokok, istirahatdan
menghirupasaprokok, napasdalam
perokokpasifPOK, setelahkateter
infeksi dikeluarkan
Fisiologis:disfungsi dari
neuromuskular, nasotrakeal
hiperplasiadinding Monitorstatus
bronkus,alergijalan oksigenpasien
nafas,asma. Ajarkan
Obstruksijalannafas: keluarga
spasmejalannafas, bagaimana
sekresitertahan, cara
banyaknyamukus,adanya melakukan
jalannafasbuatan,sekresi suksion
bronkus,adanyaeksudat Hentikan
dialveolus,adanyabenda suksiondan
asingdijalannafas. berikan
oksigen
apabilapasien
menunjukkan
bradikardi,
peningkatan
saturasiO2,
dll.

AirwayManagement
Bukajalan
nafas,
guanakan
teknikchinlift
ataujawthrust
bilaperlu
Posisikan
pasienuntuk
memaksimalka
nventilasi
Identifikasi
pasien
perlunya
pemasangan
alatjalannafas
buatan
Pasangmayo
bilaperlu
Lakukan
fisioterapidada
jikaperlu
Keluarkan
sekretdengan
batukatau
suction
Auskultasi
suaranafas,
catatadanya
suaratambahan
Lakukan
suctionpada
mayo
Berikan
bronkodilator
bilaperlu
Berikan
pelembab
udaraKassa
basahNaCl
Lembab
Aturintake
untukcairan
mengoptimalka
n
keseimbangan.
Monitor
respirasidan
statusO2

3 Ketidakseimbangan NOC: Nutrition


nutrisikurangdari vNutritionalStatus: Management
kebutuhantubuhb/d vNutritionalStatus: Kajiadanya
kelemahan foodandFluidIntake alergimakanan
vNutritionalStatus: Kolaborasi
Definisi:Intakenutrisi nutrientIntake denganahli
tidakcukupuntuk vWeightcontrol giziuntuk
keperluanmetabolisme KriteriaHasil: menentukan
tubuh. 1. Adanya jumlahkalori
peningkatanberat dannutrisi
Batasankarakteristik: badansesuai yang
1. Beratbadan dengantujuan dibutuhkan
20%atau 2. Beratbadanideal pasien.
lebihdi sesuaidengan Anjurkan
bawahideal tinggibadan pasienuntuk
2. Dilaporkan meningkatkan
adanya Mampumengiden intakeFe
intake tifikasi Anjurkan
makanan kebutuhannutrisi pasienuntuk
yangkurang 3. Tidkadatanda meningkatkan
dariRDA tandamalnutrisi proteindan
(Recomende 4. Menunjukkan vitaminC
dDaily peningkatan Berikan
Allowance) fungsi substansigula
3. Membran pengecapandari Yakinkandiet
mukosadan menelan yangdimakan
konjungtiva 5. Tidakterjadi mengandung
pucat penurunanberat tinggiserat
4. Kelemahan badanyang untuk
ototyang berarti mencegah
digunakan konstipasi
untuk Berikan
menelan/men makananyang
gunyah terpilih(sudah
5. Luka, dikonsultasika
inflamasi ndenganahli
padarongga gizi)
mulut
Ajarkanpasien
6. Mudah
bagaimana
merasa
membuat
kenyang,
catatan
sesaatsetelah
makanan
mengunyah
harian.
makanan
Monitor
7. Dilaporkan
jumlahnutrisi
ataufakta
dankandungan
adanya
kalori
kekurangan
makanan Berikan
8. Dilaporkan informasi
adanya tentang
perubahan kebutuhan
sensasirasa nutrisi
9. Perasaan Kaji
ketidakmamp kemampuan
uanuntuk pasienuntuk
mengunyah mendapatkan
makanan nutrisiyang
10. Miskonsepsi dibutuhkan
11. Kehilangan
BBdengan NutritionMonitoring
makanan BBpasiendalam
cukup batasnormal
12. Keengganan Monitoradanya
untukmakan penurunanberat
13. Krampada badan
abdomen Monitortipedan
14. Tonusotot jumlahaktivitas
jelek yangbiasa
15. Nyeri dilakukan
abdominal
Monitorinteraksi
denganatau
anakatauorangtua
tanpa
selamamakan
patologi
Monitor
16. Kurang
lingkunganselama
berminat
makan
terhadap
makanan Jadwalkan
17. Pembuluh pengobatandan
darahkapiler tindakantidak
mulairapuh selamajammakan
18. Diaredan Monitorkulit
atau keringdan
steatorrhea perubahan
19. Kehilangan pigmentasi
rambutyang Monitorturgor
cukup kulit
banyak Monitor
(rontok) kekeringan,
20. Suarausus rambutkusam,dan
hiperaktif mudahpatah
21. Kurangnya Monitormualdan
informasi, muntah
misinformasi Monitorkadar
albumin,total
Faktorfaktoryang protein,Hb,dan
berhubungan: kadarHt
Ketidakmampuan Monitormakanan
pemasukanataumencerna kesukaan
makananatau Monitor
mengabsorpsizatzatgizi pertumbuhandan
berhubungandengan perkembangan
faktorbiologis,psikologis Monitorpucat,
atauekonomi. kemerahan,dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
Monitorkaloridan
intakenuntrisi
Catatadanya
edema,hiperemik,
hipertonikpapila
lidahdancavitas
oral.
Catatjikalidah
berwarnamagenta,
scarlet

4 Hipotermib/dpaparan NOC: NIC:


lingkungandingin,BBL vThermoregulation Temperature
vThermoregulation: regulation
neonate Monitorsuhu
KriteriaHasil: minimaltiap2
1. Suhutubuh jam
dalamrentang Rencanakan
normal monitoring
2. NadidanRR suhusecara
dalamrentang kontinyu
normal MonitorTD,
nadi,danRR
Monitorwarna
dansuhukulit
Monitortanda
tanda
hipertermidan
hipotermi
Tingkatkan
intakecairan
dannutrisi
Selimutipasien
untuk
mencegah
hilangnya
kehangatan
tubuh
Ajarkanpada
pasiencara
mencegah
keletihan
akibatpanas
Diskusikan
tentang
pentingnya
pengaturan
suhudan
kemungkinan
efeknegatif
dari
kedinginan
Beritahukan
tentang
indikasi
terjadinya
keletihandan
penanganan
emergency
yang
diperlukan
Ajarkan
indikasidari
hipotermidan
penanganan
yang
diperlukan
Berikananti
piretikjika
perlu

Vitalsign
Monitoring
MonitorTD,nadi,
suhu,danRR
Catatadanya
fluktuasitekanan
darah
MonitorVSsaat
pasienberbaring,
duduk,atauberdiri
AuskultasiTD
padakedualengan
danbandingkan
MonitorTD,nadi,
RR,sebelum,
selama,dan
setelahaktivitas
Monitorkualitas
darinadi
Monitorfrekuensi
danirama
pernapasan
Monitorsuaraparu
Monitorpola
pernapasan
abnormal
Monitorsuhu,
warna,dan
kelembabankulit
Monitorsianosis
perifer
Monitoradanya
cushingtriad
(tekanannadiyang
melebar,
bradikardi,
peningkatan
sistolik)
Identifikasi
penyebabdari
perubahanvital
sign

Daftar Pustaka

Hermand, T.Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi.


EGC;Jakarta.

Docterman dan Bullechek. 2013. Nursing Invention Classifications (NIC), Sixth


Edition 6, United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press.

Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. 2013. Nursing Out Comes (NOC). Fifth
Edition . United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press.
Zone,Zie.2013.16.Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dengan Asfiksia
(http://ziezone13.blogspot.com/2013/06/asuhan-keperawatan-pada-
bayi-dengan-asfiksia.html) diakses pada tanggal 11 Februari 2016 pukul
23.00 .

Wibowo,Aries.2014.03.Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Asfiksia


(http://arieswibowo.blogspot.com/2014/03/asuhan-keperawatan-pada-
anak-dengan-asfiksia.html) diakses pada tanggal 11 Februari 2016
pukul 23.00.

Anda mungkin juga menyukai