2. Penyebab/factor predisposisi
Keadaan asfiksia terjadi karena kurangnya kemampuan fungsi organ bayi
seperti pengembangan paru paru. Proses terjadinya asfiksia neonatorum ini
dapat terjadi pada masa kehamilan, persalinan atau segera setelah bayi lahir.
Penyebab asfiksia menurut Mochtar (1989) adalah :
a. Asfiksia dalam kehamilan
1) Penyakit infeksi akut
2) Penyakit infeksi kronik
3) Keracunan oleh obat-obat bius
4) Uraemia dan toksemia gravidarum
5) Anemia berat
6) Cacat bawaan
7) Trauma
b. Asfiksia dalam persalinan
1) Kekurangan O2.
Partus lama (CPD, rigid serviks dan atonia/ insersi uteri)
Ruptur uteri yang memberat, kontraksi uterus yang terus-
menerus mengganggu sirkulasi darah ke uteri.
Tekanan terlalu kuat dari kepala anak pada plasenta.
Prolaps fenikuli tali pusat akan tertekan antara kepaladan
panggul.
Pemberian obat bius terlalu banyak dan tidak tepat pada
waktunya.
Perdarahan banyak : plasenta previa dan solutio plasenta.
Kalau plasenta sudah tua : postmaturitas (serotinus),
disfungsi uteri.
2) Paralisis pusat pernafasan
Trauma dari luar seperti oleh tindakan forceps
Trauma dari dalam : akibat obat bius.
Sedangkan menurut Betz et al. (2001), asfiksia dapat dipengaruhi beberapa
faktor yaitu :
a. Faktor ibu
1) Hipoksia ibu
Dapat terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetik
atau anestesi dalam, dan kondisi ini akan menimbulkan hipoksia janin
dengan segala akibatnya.
2) Gangguan aliran darah uterus
Berkurangnya aliran darah pada uterus akan menyebabkan
berkurangnya aliran oksigen ke plasenta dan juga ke janin, kondisi ini
sering ditemukan pada gangguan kontraksi uterus, hipotensi mendadak
pada ibu karena perdarahan, hipertensi pada penyakit eklamsi.
b. Faktor plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi
plasenta, asfiksis janin dapat terjadi bila terdapat gangguan mendadak
pada plasenta, misalnya perdarahan plasenta, solusio plasenta.
c. Faktor fetus
Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah
dalam pembuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas
antara ibu dan janin. Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada
keadaan tali pusat menumbung, melilit leher, kompresi tali pusat antara
jalan lahir dan janin.
d. Faktor neonatus
Depresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena
beberapa hal yaitu pemakaian obat anestesi yang berlebihan pada ibu,
trauma yang terjadi saat persalinan misalnya perdarahan intra kranial,
Persalinan lama, lilitan tali pusat, presentasi janin abnormal
kelainan
Paralisis pusat kongenital pada bayi misalnya hernia Factor
pernapasan diafragmatika,
lain : obatatresia
obatan
atau stenosis saluran pernapasan, hipoplasia paru.
ASFIKSIA
Janin kekurangan O2 dan kadar CO2 meningkat Paru paru terisi cairan
Asidosis respiratorik
Suplai O2 dalam darah menurun Suplai O2 ke paru menurun
Napas cepat
8. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi meliputi:
a. Edema otak & Perdarahan otak
Pada penderita asfiksia dengan gangguan fungsi jantung yang telah
berlarut sehingga terjadi renjatan neonatus, sehingga aliran darah ke otak
pun akan menurun, keadaaan ini akan menyebabkan hipoksia dan iskemik
otak yang berakibat terjadinya edema otak, hal ini juga dapat
menimbulkan perdarahan otak.
b. Anuria atau oliguria
Disfungsi ventrikel jantung dapat pula terjadi pada penderita
asfiksia, keadaan ini dikenal istilah disfungsi miokardium pada saat
terjadinya, yang disertai dengan perubahan sirkulasi. Pada keadaan ini
curah jantung akan lebih banyak mengalir ke organ seperti mesentrium
dan ginjal. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya hipoksemia pada
pembuluh darah mesentrium dan ginjal yang menyebabkan pengeluaran
urine sedikit
c. Kejang
Pada bayi yang mengalami asfiksia akan mengalami gangguan
pertukaran gas dan transport O2 sehingga penderita kekurangan persediaan
O2 dan kesulitan pengeluaran CO2 hal ini dapat menyebabkan kejang
pada anak tersebut karena perfusi jaringan tak efektif.
d. Koma
Apabila pada pasien asfiksia berat segera tidak ditangani akan
menyebabkan koma karena beberapa hal diantaranya hipoksemia dan
perdarahan pada otak.
Vitalsign
Monitoring
MonitorTD,
nadi,suhu,dan
RR
Catatadanya
fluktuasi
tekanandarah
MonitorVS
saatpasien
berbaring,
duduk,atau
berdiri
AuskultasiTD
padakedua
lengandan
bandingkan
MonitorTD,
nadi,RR,
sebelum,
selama,dan
setelah
aktivitas
Monitor
kualitasdari
nadi
Monitor
frekuensidan
irama
pernapasan
Monitorsuara
paru
Monitorpola
pernapasan
abnormal
Monitorsuhu,
warna,dan
kelembaban
kulit
Monitor
sianosisperifer
Monitor
adanyacushing
triad(tekanan
nadiyang
melebar,
bradikardi,
peningkatan
sistolik)
Identifikasi
penyebabdari
perubahanvital
sign
AirwayManagement
Bukajalan
nafas,
guanakan
teknikchinlift
ataujawthrust
bilaperlu
Posisikan
pasienuntuk
memaksimalka
nventilasi
Identifikasi
pasien
perlunya
pemasangan
alatjalannafas
buatan
Pasangmayo
bilaperlu
Lakukan
fisioterapidada
jikaperlu
Keluarkan
sekretdengan
batukatau
suction
Auskultasi
suaranafas,
catatadanya
suaratambahan
Lakukan
suctionpada
mayo
Berikan
bronkodilator
bilaperlu
Berikan
pelembab
udaraKassa
basahNaCl
Lembab
Aturintake
untukcairan
mengoptimalka
n
keseimbangan.
Monitor
respirasidan
statusO2
Vitalsign
Monitoring
MonitorTD,nadi,
suhu,danRR
Catatadanya
fluktuasitekanan
darah
MonitorVSsaat
pasienberbaring,
duduk,atauberdiri
AuskultasiTD
padakedualengan
danbandingkan
MonitorTD,nadi,
RR,sebelum,
selama,dan
setelahaktivitas
Monitorkualitas
darinadi
Monitorfrekuensi
danirama
pernapasan
Monitorsuaraparu
Monitorpola
pernapasan
abnormal
Monitorsuhu,
warna,dan
kelembabankulit
Monitorsianosis
perifer
Monitoradanya
cushingtriad
(tekanannadiyang
melebar,
bradikardi,
peningkatan
sistolik)
Identifikasi
penyebabdari
perubahanvital
sign
Daftar Pustaka
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. 2013. Nursing Out Comes (NOC). Fifth
Edition . United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press.
Zone,Zie.2013.16.Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dengan Asfiksia
(http://ziezone13.blogspot.com/2013/06/asuhan-keperawatan-pada-
bayi-dengan-asfiksia.html) diakses pada tanggal 11 Februari 2016 pukul
23.00 .