A. Tujuan umum
Agar mahasiswa dapat memahami Neraca Pembayaran Ln dalam perekonomian Indonesia
B. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa dapat menjelaskan :
1. Neraca transaksi berjalan
2. Neraca transaksi modal
3. Lalu lintas moneter : perubahan cadangan devisa
4. Analisis kebijakan perdagangan, investasi dan devisa
C. Materi Pembahasan
a. Sistematika Neraca Pembayaran LN Indonesia
1. Transaksi berjalan (Current Account)
2. Modal diluar sektor moneter
3. Selisih perhitungan (errors and ommissions)
4. Lalu lintas moneter
b. Aspek likuiditas neraca pembayaran LN
1. Cadangan Devisa
2. Hutang Luar Negeri
3. Kurs Valuta Asing dan Devaluasi
c. Aspek Solvabilitas Neraca Pembayaran LN
1. Peran dan Perkembangan Ekspor Impor
2. Efek nilai tukar perdagangan (terms of trade)
d. Anslisis kebijakan neraca pembayaran LN
1. Kebijakan perdagangan internasional
2. Kebijakan pembayaran internasional
3. Kebijakan bantuan luar negeri
Neraca pembayaran (balance of payment atau BOP) adalah catatan sitematis dari semua transaksi ekonomi internasional
(perdaganagn, investasi, pinjaman dan sebagainya) yang terjadi antara penduduk dalam negeri suatu negara dan
penduduk luar negeri selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), yang biasanya dinyatakan dalam dollar AS.
Oleh karena itu BOP sangat berguna karena menunjukkan struktur dan komposisi transaksi ekonomi dan posisi keuangan
internasional suatu negara. Lembaga-lembaga keuangan internasional, seperti IMF, bank dunia dan negara-negara donor
juga menggunakan BOP sebagai salah satu indikator dalam mempertimbangkan pemberian bantuan keuangan keapda
suatu negara.
Selain itu, BOP juga merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara di samping variable-variabel
ekonomi makro lainnya, seperti laju pertumbuhan PDB, tingkat pendapatan per kapita, tingkat inflasi, tingkat suku bunga
dan nilai tukar mata uang domestik. (Tulus, T.H. Tambunan, Dr., 2001).
Sebelum krisis ekonomi 1997 transaksi berjalan kita cenderungan tiap tahun mengalami defisit, karena :
1) Besarnya pembayaran bunga pinjaman
2) Besarnya pembayaran ongkos angkutan dan asuransi
3) Besarnya pembayaran jasa-jasa lain. Defisit transaksi berjalan selalu diusahakan ditutup dengan surplus pada neraca
modal (lalulintas modal) melalui pinjaman luar negeri.
Tahun-tahun sesudah krisis ekonomi 1997, transaksi berjalan selalu mengalami surplus, karena :
1) Impor barang menurun dengan drastis akibat melonjaknya kurs dolar AS
2) Ekspor barang cenderung terus meningkat akibat merosotnya nilai tuakr rupiah (lihat Lampiran : Neraca Pembayaran
Indonesia Tahun 1997, 1998, 1999, 2000 dan 2001).
c. JUMLAH (A + B)
Pos ini merupakan perhitungan antara saldo transaksi berjalan dengan saldo neraca modal (modal di luar sektor
moneter).
Pada tahun 1997, 1998, 1999 : saldo transaksi berjalan (miliar $); -5,0, 4,1 dan 5,2. Sedangkan saldo neraca modal (miliar
$) berturut-turut 2,6,-3,9, -3,2. dengan demikian julmah (A + B) ; $-2,4 miliar (1997) $0,2 miliar (1998) dan $2,0 miliar
(1999)
3. CADANGAN DEVISA
1) Devisa dan Valuta Asing
Devisa (foreign exchange) menurut pasal 1 UU No. 32/1964 adalah :
a. Saldo bank resmi dari Bank Indonesia
b. Valuta asing lainnya tidak termasuk uang logam, yang mempunyai catatan kurs resmi dari BI
Dari ketentuan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian devisa mencakup baik valuta asing dalam bentuk simpanan
dibank maupun valuta asing dalam bentuk uang tunai tidak termasuk uang logam), yang kedua-duanya mempunyai
catatan kurs resmi di Bank Indonesia.
Menurut UU No. 32/1964 dibedakan tiga jenis devisa :
(1) Devisa ready, yaitu devisa yang telah dikreditkan ke dalam rekening bank dan siap untuk dipergunakan
(2) Devisa Ready, yaitu devisa yang belum dikreditkan ke dalam rekening bank dan masih dalam proses penagihannya atau
masih menunggu jatuh tempo untuk dapat dipergunakan.
(3) Devisa tunai, yaitu devisa yang berupa uang kertas asing atau bank note yang mempunyai catatan kurs resmi pada Bank
Indonesia.
Valuta Asing (foreign currency) atau valas tidak lain adalah jenis devissa tunai seperti dimaksud di atas.
(Roselyne, Hutabarat, 1992)
Catatan :
1) Liquid reserve, termasuk emas, sekuritas dalam valas, deposito luar negeri lainnya dan special drawwing right (SDR)
2) Others reserve terdiri dari : export draft, deposito di cabang-cabang luar negeri bank nasional dan deposito yang
ditempatkan di bank-bank asing untuk menggaransi L/C
3) Claims forward terhadap non resident dikurangi kewajiban forward
4) FCDs = foreign currency deposits
(Laporan Bank Indonesia, Tahun 2000)
Pinjaman swasta
Jumlah 106,4 100,0 109,3 100,0
Dengan semakin besarnya peran sektor swasta dalam perekonomian nasional, pangsa utangl aur negeri sektor swasta juga
semakin meningkat. Sedang percepatan pembayaran utang pemerintah dimaksudkan untuk mengurangi beban utang luar
negeri pada saat utang swasta meningkat.
Jeni
s
Pemerintah 67.3 4.7 6,9 3.8 80,1
Swasta 83.6 29.5 35,3 9.6 32,5
Bank 10.8 6.3 58,3 6.2 98,4
Nonbank 72.8 23.2 31,9 3.4 14,7
Total 150.9 34.2 22,7 13.4 39,2
Sumber : Laporan Tahunan Bank Indonesia, 1999
Beberapa indikator beban utang luar negeri sudah berada di atas standar yang sehat. Beberapa rasio tersebut
menunjukkan bahwa kemampuan Indonesia untuk memenuhi kewajiban luar negeri menjadi sangat terbatas.
3) Surat Edaran Bank Indonesia No.1/9/DSM/1999 mengatur teknis pelaporan, antara lain memuat ketentuan sanksi:
: Denda Rp 5.000.000/ hari keterlambatan
poran : Denda Rp 100.000.000 + denda keterlambatan
an atau tidak benar : Denda Rp 100.000/ perkekurangan/tidak benar sampai max. Rp. 100.000.000,-
poran 6 periode berturut-turut atau paling lama 6 bulan.
DEVALUASI
Dalam kenyataan kurs valuta asing tidak stabil karena kenaikan harga umum di suatu negara berbeda dengan kenaikan
harga umum negara lain (partner)
Rumus Teori Purchasing Power Parity (PPP)
IHDx / IHDn
Pn-x = ------------------
IHFx / IHFn
2. Tujuan Devaluasi :
(1) Untuk merangsang perluasan ekspor akibat penerimaan yang bertambah dari para eksportir
(2) Untuk menurunkan impor karena bertambah mahal akibat kenaikan kurs.
(3) Dengan meningkatnya ekspor dan menurunnya impor maka neraca pembayaran seimbang (tidak defisit) dan diharapkan
cadangan devisa akan bertambah.
3. Akibat Devaluasi
Harga barang-barang yang menggunakan bahan baku impor akan naik akibat naiknya kurs dan pada akhirnya harga barang-
barang lain juga akan naik.
Hampir setiap tahun TB mengalami saldo defisit ( - ) kecuali pada tahun-tahun 1974, 1979 dan 1980 yaitu pada masa oil
boom I dan II.
Pengaruh Perdagangan luar negeri dapat diketahui melalui indikator indeks nilai tukar perdagangan (terms of trade)
perubahan terms of trade (TOT) dari tahun ke tahun akan mempengaruhi besarnya pendapatan domestik bruto (GDY =
Gross Domestic Yield). Untuk mengetahui berapa besar pengaruh TOT terhadap GDY, maka perlu dilakukan prosedur
sebagai berikut : (Suseno, 1995).
1) Menentukan indeks harga ekspor (Px) dan indeks harga impor (Pm).
XB MB
Px = --------- . 100% ; Pm = --------- . 100%
XK MK
Keterangan :
XB = ekspor harga berlaku
XK = ekspor harga konstan
MB = impor harga berlaku
MK - impor harga konstan
Px
TOT = ------- . 100%
Pm
3) Menentukan nilai kapasitas impor (Cm), yaitu kemampuan mengimpor barang-barang dari luar negeri berdasarkan nilai
ekspor.
XB XK
Cm = ------- . 100%, atau ------- . TOT
Pm 100
Contoh Perhitungan :
Tabel Ekspor Impor menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan 1993 (miliar rupiah)
Uraian 1998 2002
Ekspor harga berlaku (XB) 506.244,8 559.941,9
Ekspor harga konstan (XK) 134.707,2 116.907,1
Impor harga berlaku (MB) 413.058,1 459.631,1
Impor harga konstan (MK) 132.400,7 97.985,1
PDB s/d harga konstan 1993 376.374,7 426.740,5
Harga ekspor dan impor konstan 2002 lebih kecil dibandingkan harga ekspor dan impor konstan 1998, menyebab TOT
menurun dari 120,5 (1998) menjadi 103,9 (2002), sehingga ENT tahun 2002 hanya Rp 4.589,8 miliar dibandingkan ENT
tahun 1998 sebesar Rp 27.550,8 miliar.
Kebijakan ekonomi internasional dalam arti luas adalah tindakan/ kebijakan ekonomi pemerintah yang secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk dari pada perdagangan dan pembayaran
internasional.
Dalam arti sempit kebijakan ekonomi internasional adalah tindakan/ kebijakan ekonomi pemerintah yang secara langsung
mempengaruhi perdagangan dan pembayaran internasional.
Instrumen kebijakan ekonomi internasional meliputi : (1) kebijakan perdagangan internasional; (2) kebijakan pembayaran
internasional; (2) kebijakan bantuan luar negeri.
DAFTAR BACAAN
bunan, Tulus, T.H., Dr., Perekonomian Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2001.
rin, Dr., Ekonomi Internasional, 1990
leberer, Ekonomi Internasional, Terjemahan oleh Rudy P. Sitompul, Penerbit Erlangga, jakarta, 1983.
aba rat, Roselyne, Dra., Transaksi Ekspor-Impor, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1992.
diono, Dr., Ekonomi Internasional, Diterbitkan oleh BPFE, Yogyakarta, 1994.
osunggu, H.M.T., Kebijaksanaan Devaluasi di Indonesia, Penerbit Erlangga, jakarta, 1985.
ono Widodo, Suseno Hg. Indikator Ekonomi, Dasar Perhitungan Perekonomian Indonesia, Penerbit Kanisius, 1995.
k Indonesia, Laporan Bank Indonesia, Tahun 1998, 1999, 2000, 2001, 2002.
MONETER DAN BANK
Bank Indonesia :
- Menjaga stabilitas harga/ inflasi
- Menjaga stabilitas nilai tukar rupiah
1. Kredit M2 inflasi meningkat kebijakan DPT dengan SBI dan CAR & LDR
a. Mekanisme SBI
Bila M2 (kelebih likujiditas) Bunga SBI likuiditas Bank :
- 50% beli SBI
- 50% beli kredit
b. CAR :
- Tujuan
- Manfaat
LDR :
- Tujuan
- Manfaat
Catatan :
Aktiva Luar Negeri (GFA) 21,4 23,8 27,1
Setara impor nonmigas (bulan) 4,5 8,9 10,9
Cadangan Devisa Bersih (NIR) 17,6 14,1 16,4
Transaksi Berjalan (%) -2,3 4,3 4,0
Catatan :
Aktiva Luar Negeri (GFA)3)
Setara impor nonmigas (bulan) 27,1 29,4 28,0
Cadangan Devisa Bersih (NIR) 6,7 6,0 6,1
Transaksi Berjalan (%) 4,1 5,3 3,4