Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan nikmatnya berupa kesehatan, ilmu dan pikiran, sehingga penulis dapat
menyelesaikan referat ini yang berjudul Kegawatdaruratan Abdomen dan berterima
kasih kepada pembimbing dr. H. Armen Rangkuti, Sp. Rad sehingga penulis dapat
menyelesaikan referat ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam referat ini. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak.
Medan, 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.......ii
DAFTAR ISI.....iii
DAFTAR GAMBAR........iv
DAFTAR TABEL.....vi
BAB I PENDAHULUAN
2.2 Apendisitis........................................................................................14
3.1 Kesimpulan..74
DAFTAR PUSTAKA......vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 41: Ulkus gaster dengan perforasi pada kurvatura minor dan dikelilingi
oleh penebalan dinding.........................................................................71
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Akut abdomen adalah keadaan klinik akibat kegawatan di rongga perut yang
timbul mendadak dengan nyeri sebagai keluhan utama dan mayoritas memerlukan
penanggulangan segera yang sering berupa tindakan bedah jika penanganan terlambat
akan meningkatkan morbiditas dan mortilitas.4
Tercatat bahwa 5% sampai 10% dari semua kunjungan gawat darurat atau 5
sampai 10 juta pasien di Amerika Serikat merupakan kasus akut abdomen. Kegawatan
abdomen yang datang ke rumah sakit dapat berupa kegawatan bedah atau kegawatan
non bedah.Nyeri perut akut dapat disebabkan oleh berbagai etiologi seperti
ditunjukkan oleh berikut. Sebuah studi yang dilakukan oleh Irvin menemukan bahwa
penyebab paling umum dari sakit perut akut di bagian gawat darurat tidak spesifik
nyeri perut (35%), radang usus buntu (17%), obstruksi usus (15%), penyebab urologi
(6%), gangguan empedu (5%), penyakit divertikular (4%) dan pankreatitis (2%).4,5
2.1.4 Patofisiologi Akut Abdomen
Akut abdomen terjadi karena nyeri abdomen yang timbul tiba tiba atau
sudah berlangsung lama. Nyeri yang dirasakan dapat ditentukan atau tidak oleh
pasien tergantung pada nyeri itu sendiri. Nyeri abdomen dapat berasal dari organ
dalam abdomen termasuk nyeri viseral, dari otot, lapisan dari dinding perut (nyeri
somatic). Nyeri viseral biasanya nyeri yang ditimbulkan terlokalisasi dan berbentuk
khas, sehingga nyeri yang berasal dari viseral dan berlangsung akut biasanya
menyebabkan tekanan darah dan denyut jantung berubah, pucat dan berkeringat dan
disertai fenomena viseral yaitu muntah dan diare. Lokasi dari nyeri abdomen bisa
mengarah pada lokasi organ yang menjadi penyebab nyeri tersebut. Walaupun
sebagian nyeri yang dirasakan merupakan penjalaran dari tempat lain. Oleh karena itu
nyeri yang dirasakan bisa merupakan lokasi dari nyeri tersebut atau sekunder dari
tempat lain.5,6
Keluhan yang menonjol pada akut abdomen adalah nyeri perut. Nyeri
disebabkan oleh iritasi mukosa, spasme otot polos, iritasi peritoneum, pembengkakan
kapsul, atau peregangan saraf secara langsung.1
1. Nyeri visceral.
Nyeri visceral berasal dari organ dalam perut, yang diinervasi oleh
serat saraf autonomik dan merespon terutama ke sensasi distensi dan
kontraksi. Nyerinya tidak terlokalisasi dan cenderung dialihkan ke daerah-
daerah yang memiliki asal embrional yang sama dengan daerah yang terkena.
Struktur Foregut (lambung, duodenum, hati, dan pankreas) menyebabkan
nyeri abdomen atas. Struktur Midgut (usus halus, kolon proximal, dan
appendiks) menyebabkan nyeri periumbilical. Struktur Hindgut (kolon distal
dan traktus GU) menyebabkan nyeri abdomen bawah.
2. Nyeri somatik.
Nyeri somatik berasal dari peritoneum parietal, yang diinervasi oleh
saraf somatik, yang merespon gangguan dari infeksi, zat kimia, atau proses
inflamasi lainnya. Nyeri somatic bersifat tajam dan terlokalisasi.
3. Nyeri alih (Reffered Pain).
Nyeri alih adalah nyeri yang jauh dari sumber lesinya dan hasil dari
konvergensi dari serat saraf di saraf tulang belakang. Contoh yang paling
umum adalah nyeri pada scapula karena kolik bilier, nyeri perut karena kolik
ginjal dan nyeri bahu karena darah atau infeksi pada diafragma.7
Sifat nyeri, cara tombulnya pada permulaan dan perjalanan penyakit sangat
penting untuk menegakkan diagnosis. Sifat nyeri dibagi dalam 3 bagian, yaitu :
1. Nyeri di pusat
Jika terdapat nyeri sentral hebat terpusat diperut, dapat dipikirkan
kemungkinan tahap awal obstruksi usus halus, apendisitis dan pankreatitis,
walaupun yang terakhir ini jarang sekali ditemukan. Jika sewaktu pengamatan
terjadi perkembangan klinis, seperti kenaikan suhu, muntah, atau nyeri tekan
lokal, diagnosis akan lebih jelas.
Jika nyeri di pusat yang hebat ini diikuti dengan syok, harus dipikirkan
kemungkinan volvulus usus halus, kehamilan ektopik yang terganggu,
pankreatitis akut, oklusi pembuluh koroner, oklusi vena mesenterika (jarang),
atau aneurisma aorta yang robek atau pecah (jarang).
Bila pada penderita ini ditemukan juga defans muskuler, perlu dipikirkan
perforasi tukak peptik atau perforasi dari saluran cerna.
2. Kolik
Nyeri bersifat kolik disertai muntah dan distensi yang makin besar,
tetapi tanpa defans muskuler yang jelas mungkin disebabkan oleh obstruksi
usus halus.
1. Anamnesis
Dalam anamnesis penderita gawat abdomen, perlu ditanyakan dahulu permulaan
timbulnyanyeri (kapan mulai, mendadak atau berangsur), letaknya (menetap, pindah
atau beralih), keparahannya dan sifatnya (seperti ditusuk, tekanan, terbakar, irisan,
bersifat kolik), perubahannya (bandingkan dengan permulaan), lamanya, apakah
berkala, dan faktor apakah yang mempengaruhinya (adakah yang memperingan atau
memberatkan seperti sikap tubuh, makanan, minuman, nafas dalam, batuk, bersin,
defekasi, miksi). Harus ditanyakan apakah pasien pernah mengalami nyeri seperti
ini.7
Nyeri abdomen dapat berasal dari organ dalam abdomen termasuk peritoneum
viseral (nyeri viseral) atau peritoneum parietal atau dari otot, lapisan dari dinding
perut (nyeri somatik).Pada saat nyeri dirasakan pertama kali, nyeri viseral biasanya
nyeri yang ditimbulkan terlokalisasi dan berbentuk khas.Nyeri yang berasal dari
organ padat kurang jelas dibandingkan myeri dari organ yang berongga.Nyeri yang
berasal dari viseral dan berlangsung akut biasanya menyebabkan tekanan darah dan
denyut jantung berubah, pucat dan berkeringat dan disertai fenomena viseral motor
seperti muntah dan diare.Biasanya pasien juga merasa cemas akibat nyeri yang
ditimbulkan tersebut. 5,6
Muntah sering ditemukan pada penderita gawat perut. Pada obstruksi usus tinggi,
muntah tidak akan berhenti, malahan biasanya bertambah hebat. Sembelit (konstipasi)
didapatkan pada obstruksi usus besar dan pada peritonitis umum.5,6
Nyeri tekan didapatkan pada letak iritasi peritonium. Jika ada peradangan
peritonium setempat, ditemukan tanda rangsang peritonium yang sering disertai
defans muskuler. Pertanyaan mengenai defekasi, miksi, daur haid dan gejala lain
seperti keadaan sebelum diserang tanda gawat perut, harus dimasukkan dalam
anamnesis.6
2. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, perlu diperhatikan keadaan umum, wajah, denyut nadi,
pernapasan, suhu badan, dan sikap baring. Gejala dan tanda dehidrasi, perdarahan,
syok, dan infeksi atau sepsis juga perlu diperhatikan (lihat Tabel 2.3)5
Awal perforasi saluran Perut tampak cekung (awal), tegang, bunyi usus
cerna atau saluran lain kurang aktif (lanjut), pekak hati hilang, nyeri tekan,
defans muskuler
Massa, infeksi atau Massa nyeri (abdomen, pelvis, rektal), nyeri tinju,
abses uji lokal (psoas), tanda umum radang
Palpasi dilakukan dengan hati-hati untuk menentukan lokasi nyeri jika nyeri
tersebut terlokalisir. Melalui palpasi dapat ditentukan adanya nyeri tekan, nyeri lepas
dan adanya massa. Adanya nyeri lepas lebih mengarah kepada suatu
peritonitis.Lokasi nyeri abdomen berhubungan dengan penyebab dari nyeri
tersebut.Beberapa tanda sering digunakan sebagai patokan adanya etiologi dari nyeri
abdomen tersebut.Tanda Murphy berupa nyeri tekan pada perut kanan atas pada saat
inspirasi sensitif untuk kolesistitis akut tetapi pemeriksaan ini tidak spesifik.Nyeri
tekan dan nyeri lepas disertai rigiditas pada daerah Mc Burney yaitu pada perut kanan
bawah sensitive untuk suatu apendisitis akut.6,7
Pada pasien dengan keluhan nyeri perut umumnya harus dilakukan pemeriksaan
colok dubur dan pemeriksaan vagina. Nyeri yang difus pada lipatan peritoneum di
kavum douglas kurang memberikan informasi pada peritonitis murni; nyeri pada satu
sisi menunjukkan adanya kelainan didaerah panggul, seperti apendisitis, abses, atau
adneksitis. Colok dubur dapat pula membedakan antara obstruksi usus dengan
paralisis usus karena pada paralisis dijumpai ampula rekti yang melebar, sedangkan
pada obstruksi usus ampula biasanya kolaps.Pemeriksaan vagina menambah
informasi untuk kemungkinan kelainan pada alat kelamin pada perempuan. 1,3
3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan rutin berupa,darah lengkap, kimia darah dan pemeriksaan urin
sebaiknya dikerjakan. Terjadi peningkatan sel darah putih adalah indikasi proses
inflamasi dengan ditemukannya pergeseran hitung jenis ke kiri. Begitu juga bila
leukosist menurun menandakan adanya infeksi virus, gastroenteritis .
4. Pemeriksaan Radiologis
Pencitraan diagnostik yang perlu dilakukan biasanya foto abdomen untuk
memastikan adanya tanda peritonitis, udara bebas, obstruksi, atau paralisis usus.
1
Pemeriksaan foto abdomen 3 posisi perlu dilakukan untuk menentukan adanya tanda
perforasi, ileus dan obstruksi usus. Selain itu, pada foto polos abdomen juga dapat
ditentukan adanya kalsifikasi pada pankreas, fraktur tulang belakang dan adanya batu
radiolusen pada kontur ginjal.2
Gambar 5 : pneumoperitoneum
Pemeriksaan ultrasonografi sangat membantu untuk menegakkan diagnosis
kelainan hati, saluran empedu, dan pankreas.Apendisitis akut pun dapat dipastikan
dengan ultrasonografi sehingga dapat dihindari pembedahan yang tidak perlu.1
Keadaan dimana pendekatan radiologi menjadi pilihan pertama yaitu pada abses
hati dimana aspirasi abses melalui ultrasonografi abdomen harus dilakukan
bersamaan dengan terapi antibiotic.7
Secara umum pada akhirnya penanganan pasien dengan akut abdomen adalah
menentukan apakah pasien tersebut merupakan kasus bedah yang harus dilakukan
tindakan operasi atau jika tindakan bedah tidak perlu dilakukan segera kapan kasus
tersebut harus dilakukan tindakan bedah.7
2.2 APENDISITIS
Apendisitis akut
Apendisitis akut datang dengan gejala khas yang diawali oleh radang
mendadak umbai cacing, disertai maupun tidak disertai rangsang peritonieum
lokal. Gejala apendisitis akut ialah nyeri samar-samar dan tumpul yang
merupakan nyeri viseral didaerah epigastrium yaitu disekitar umbilikus.
Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah. Umumnya nafsu makan
menurun. Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah ketitik mcBurney. Disini
nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas letaknya sehingga merupakan nyeri
somatik setempat.
Apendisitis kronik.
Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan adanya :
riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu, radang kronik apendiks
secara makroskopik dan mikroskopik. Kriteria mikroskopik apendisitis kronik
adalah fibrosis menyeluruh dinding apendiks, sumbatan parsial atau total
lumen apendiks, adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa, dan adanya
sel inflamasi kronik.Insiden apendisitis kronik antara 1-5%.
2.2.3 Etiologi Apendisitis
Apendisitis akut merupakan infeksi bakteria. Berbagai yang berperan sebagai
faktor pencetusnya. Sumbatan lumen apendiks merupakan faktor yang diajukan
sebagai faktor pencetus disamping hiperplasia jaringan limfe, fekalit, tumor apendiks
dan cacing askaris dapat pula menyebabkan sumbatan. Penyebab lain yang diduga
dapat menimbulkan apendisitis adalah erosi mukosa apendiks karena parasit seperti
E.histolytica. Penelitian epidemiologi menunjukkan peran kebiasaan makan makanan
rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya apendisitis. Konstipasi akan
menaikkan tekanan intrasekal yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional
apendiks dan meningkatnya pertumbuhan kuman flora kolon biasa. Semuanya ini
mempermudah timbulnya apendisitis akut.9
Nyeri tekan (+) Mc.Burney : Pada palpasi didapatkan titik nyeri tekan
kuadran kanan bawah atau titik Mc Burney dan ini merupakan tanda kunci
diagnosis .
Nyeri lepas (+) rangsangan peritoneum : Rebound tenderness (nyeri lepas
tekan ) adalah rasa nyeri yang hebat (dapat dengan melihat mimik wajah) di
abdomen kanan bawah saat tekanan secara tiba-tiba dilepaskan setelah
sebelumnya dilakukan penekanan yang perlahan dan dalam di titik Mc
Burney.
Defens musculer (+) rangsangan m.Rektus abdominis : Defence muscular
adalah nyeri tekan seluruh lapangan abdomen yang menunjukkan adanya
rangsangan peritoneum parietale.
Rovsing sign (+) : Penekanan perut sebelah kiri nyeri sebelah kanan,
karena tekanan merangsang peristaltik dan udara usus , sehingga
menggerakan peritoneum sekitar appendik yang meradang (somatik pain)
Psoas sign (+) : Pada appendik letak retrocaecal, karena merangsang
peritoneum
Obturator Sign (+) : Dengan gerakan fleksi & endorotasi articulatio coxae
pada posisi telentang nyeri (+)9,10,11
Tanda Peritonitis umum (perforasi) :
1. Nyeri seluruh abdomen
2. Pekak hati hilang
3. Bising usus hilang
Apendiks yang mengalami gangren atau perforasi lebih sering terjadi dengan
gejala-gejala sebagai berikut:
Laboratorium
Pada apendisitis akut, pemeriksaan foto polos abdomen tidak banyak membantu.
Mungkin terlihat adanya fekalit pada abdomen sebelah kanan bawah yang sesuai
dengan lokasi apendiks, gambaran ini ditemukan pada 20% kasus.13,14
Kalau peradangan lebih luas dan membentuk infiltrat maka usus pada bagian
kanan bawah akan kolaps. Dinding usus edematosa, keadaan seperti ini akan tampak
pada daerah kanan bawah abdomen kosong dari udara. Gambaran udara seakan-akan
terdorong ke pihak lain. Proses peradangan pada fossa iliaka kanan akan
menyebabkan kontraksi otot sehingga timbul skoliosis ke kanan. Bila sudah terjadi
perforasi, maka pada foto abdomen tegak akan tampak udara bebas di bawah
diafragma. Kadang-kadang udara begitu sedikit sehingga perlu foto khusus untuk
melihatnya.13,14
Barium enema
Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi CT-Scan
Pada pasien yang tidak hamil, CT-scan pada daerah appendik sangat berguna
untuk mendiagnosis appendisitis dan abses periappendikular sekaligus menyingkirkan
adanya penyakit lain dalam rongga perut dan pelvis yang menyerupai appendisitis. 9,10
Appendikografi
Appendikografi : Teknik pemeriksaan radiologi untuk memvisualisasikan appediks
dengan menggunakan kontras media positif barium sulfat. Dapat dilakukan secara
oral dan anal.9
Gambar 10 : Apendikografi
Laparoskopi (Laparoscopy)
Meskipun laparoskopi mulai ada sejak awal abad 20, namun penggunaanya untuk
kelainan intraabdominal baru berkembang sejak tahun 1970-an. Dibidang bedah,
laparoskopi dapat berfungsi sebagai alat diagnostik dan terapi. Disamping dapat
mendiagnosis apendisitis secara langsung, laparoskopi juga dapat digenakan untuk
melihat keadaan organ intraabdomen lainnya. Hal ini sangat bermanfaat terutama
pada pasien wanita. Pada apendisitis akut laparoskopi diagnostik biasanya dilanjutkan
dengan apendektomi laparoskopi.9,10
Keluhan yang agak khas untuk serangan kolesistitis akut adalah kolik perut di
sebelah kanan atas epigastrium dan nyeri tekan, takikardia serta kenaikan suhu tubuh.
Keluhan tersebut dapat memburuk secara progresif. Kadang kadang rasa sakit
menjalar ke pundak atau skapula kanan dan dapat berlangsung sampai 60 menit tanpa
reda. Berat ringannya keluhan sangat bervariasi tergantung dari adanya kelainan
inflamasi yang ringan sampai dengan gangren atau perforasi kandung empedu.16
Nyeri lepas lokal di kuadran kanan atas sering ditemukan, juga distensi
abdomen dan penurunan bising usus akibat ileus paralitik, tetapi tanda rangsangan
peritoneum generalisata dan rigiditas abdomen biasanya tidak ditemukan, asalkan
tidak ada perforasi. Ikterus dijumpai pada 20% kasus, umumnya derajat ringan
(bilirubin < 4,0 mg/dl). Apabila konsentrasi bilirubin tinggi, perlu dipikirkan adanya
batu di saluran empedu ekstra hepatik. Pada pasien pasien yang sudah tua dan
dengan diabetes mellitus, tanda dan gejala yang ada tidak terlalu spesifik dan kadang
hanya berupa mual saja.19
Gambar 12 : Foto polos abdomen, tampak batu batu empedu berukuran kecil
Ultrasonografi
i. Terapi konservatif
Istirahat total
Ileus merupakan suatu kondisi dimana terdapat gangguan pasase atau lumen di
usus yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan emergensi. Ileus terutama
dibagi dua berdasarkan penyebabnya, yaitu ileus obstruktif dan ileus paralitik.9
A. Ileus Obstruktif
I. Definisi
II. Klasifikasi
g. Radang kronik
h. Tumor
B. Ileus Paralitik
I. Definisi
Ileus paralitik atau adynamic ileus adalah keadaan dimana usus gagal atau tidak
mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya. Ileus paralitik ini
bukan suatu penyakit primer usus melainkan akibat dari berbagai penyakit primer,
tindakan (operasi) yang berhubungan dengan rongga perut, toksin dan obat-obatan
yang dapat mempengaruhi kontraksi otot polos usus (hipomotilitas).
Trauma abdomen
Gangguan elektrolit
Pengaruh obstruksi kolon tidak sehebat pengaruh pada obstruksi usus halus
karena pada obstruksi kolon, kecuali pada volvulus, hampir tidak pernah terjadi
strangulasi. kehilangan cairan dan elektrolit berjalan lambat pada obstruksi kolon
distal.
Dinding usus halus kuat dan tebal, karena itu tidak timbul distensi berlebihan
atau ruptur sedangkan dinding usus besar tipis, sehingga mudah distensi. Dinding
caecum merupakan bagian kolon yang paling tipis, karena itu dapat terjadi ruptur bila
terlalu tegang. Bila terjadi ruptur maka akan timbul perforasi yang memperberat
keadaan pasien. 8,9,25
Obstruksi ileus ditandai dengan gambaran klinik, berupa nyeri abdomen yang
bersifat kolik, muntah-muntah dan obstipasi, distensi intestinalis, dan tidak adanya
flatus. Rasa nyeri perut dirasakan seperti menusuk-nusuk atau rasa mulas yang hebat,
umumnya nyeri tidak menjalar. Pada saat datang serangan, biasanya disertai perasaan
perut yang melilit. Bila obstruksi tinggi, muntah hebat bersifat proyektil dengan
cairan muntah yang berwarna kehijauan. Pada obstruksi rendah, muntah biasanya
timbul sesudah distensi usus yang jelas sekali, muntah tidak proyektil dan berbau
feculent, warna cairan muntah kecoklatan. 8,10,13,24
3. Posisi LLD, untuk melihat air fluid level dan kemungkinan perforasi
usus. Dari air fluid level dapat diduga gangguan pasase usus. Bila air
fluid level pendek berarti ada ileus letak tinggi, sedangkan jika
panjang-panjang kemungkinan gangguan di kolon. Gambaran yang
diperoleh adalah adanya udara bebas infra diafragma dan air fluid
level. 26,27
Pada foto polos abdomen, 60-70% dapat dilihat adanya pelebaran usus dan
hanya 40% dapat ditemukan adanya air fluid level. Walaupun pemeriksaan radiologi
hanya sebagai pelengkap saja, pemeriksaan sering diperlukan pada obstruksi ileus
yang sulit atau untuk dapat memperkirakan keadaan obstruksinya pada masa pra-
bedah.
Pada ileus obstruktif letak rendah tampak distensi kolon yang terbatas dengan
gambaran haustra, kadang-kadang gambaran massa dapat terlihat. Tampak step ladder
appearance akibat cairan transudasi berada dalam usus halus yang terdistensi dan air
fluid level yang panjang-panjang di kolon.
Ileus Paralitik
Semilunar shadow
Gambar 19 : Dilatasi usus dari proksimal hingga distal dengan air fluid level
Pada ileus paralitik terdapat dilatasi usus secara menyeluruh dari gaster
sampai rektum. Penebalan dinding usus halus yang mengalami dilatasi memberikan
gambaran herring bone appearance, karena dua dinding usus halus yang menebal dan
menempel membentuk gambaran vertebra dan muskulus yang sirkuler menyerupai
kosta dan gambaran penebalan usus besar yang juga distensi tampak pada tepi
abdomen. Tampak gambaran air fluid level yang pendek-pendek yang berbentuk
seperti tangga atau disebut juga step ladder appearance di usus halus dan air fluid
level yang panjang-panjang di kolon
2.4.5 Volvulus
Volvulus adalah kondisi terputarnya segmen usus terhadap usus itu sendiri,
mengelilingi mesentrium dari usus tersebut dimana mesentrium itu sebagai aksis
longitudinal sehingga menyebabkan obstruksi saluran pencernaan. Volvulus terjadi
diberbagai tempat di saluran pencernaan. Insidensi volvulus di dunia bervariasi,
dengan kejadian volvulus usus besar berkisar 1-5% dari seluruh penyebab obstruksi
letak rendah. 8,9,26,27,28
1. Foto polos
Gambar 21 : Foto polos abdomen menunjukkan gaster terisi udara pada sisi kiri
abdomen dan sebagian rongga thorax juga kateter nasogastric yang melengkung
pada gastro-esophageal junction.
Gambar 22 : Birds Beak appearance; foto kontras khas pada volvulus sigmoid dan
sekum.
2. Barium Meal
Gambar 24: Gambaran sliding hiatal hernia melibatkan lebih dari separuh
lambung dengan torsi organo-axial 180 pada segmen hernia. Kurva yang lebih
besar terletak disebelah kanan dan diatas kurva yang lebih kecil.
3. Ultrasonografi
Gambar 26 : Malrotasi akibat volvulus; bagian antrum dan corpus tampak diatas
diafragma; fundus terletak dibawah diafragma.
Gambar 29 : Foto polos abdomen; kiri; tampak bayangan massa (tanda panah)
merupakan bagian usus yang masuk ke lumen usus proksimal.
Kanan; invaginasi lanjut, sudah tampak tanda-tanda obstruksi.
Pada pemeriksaan barium enema atau colon in loop tampak filling defect oleh
masa intraluminar yang menyebabkan kontras tidak dapat melewati segmen usus
proksimal. Gambaran khas invaginasi adalah Coiled Spring appearance. Gambaran
lain adalah cut off bayangan barium pada lokasi invaginasi.
Gambar 30 : Kiri; Colon in loop pada intussusception, bagian usus masuk hingga
fleksura Lienalis. Kanan; Intussusception di daerah colon ascenden.
Gambar 35 : Kiri; irisan melintang dan kanan; irisan memanjang dari invaginasi
pada USG
Gambar 36: USG abdomen pada pasien invaginasi
1. Ileus obstruksi
Penderita dipuasakan
Strangulasi
Obstruksi totalis
Hernia inkarserata
2. Ileus paralitik
Di Amerika serikat, ulkus peptik dialami sekitar 4,5 juta orang setiap tahunnya
dengan 20% disebabkan oleh H. Pylori. Prevalensi ulkus peptic pada laki-laki adalah
11-14% dan pada wanita sekitar 8 -11%. Sekitar 3000 kematian setiap tahun di
Amerika Serikat disebabkan oleh ulkus peptik.
Sakit perut, nyeri pada epigastrium yang dipengaruhi oleh makan, setelah sekitar tiga
jam usai makan (pada ulkus duodenum nyeri akan hilang dengan makanan,
sedangkan ulkus lambung diperburuk oleh makanan terutama makanan padat). 27,29,31
Non invasive: urea breath test, test antibodi H. pylori, tes saliva assay.
2. Endoskopi
Foto polos
Barium meal
Pada pemeriksaan menggunakan zat kontras oral atau barium meal akan
ditemukan gambaran en face (dari depan) dapat memperlihatkan zat kontras yang
terkumpul pada kawah ulkus pada dinding yang terkena, dengan lipatan mukosa yang
menyebar mengelilingi ulkus. Pada pandangan on profile (dari samping) ulkus
tampak sebagai kantung yang keluar dari dinding lambung.
Gambar 42: Ulkus gaster dengan perforasi pada kurvatura minor dan dikelilingi oleh
penebalan dinding.Ditemukan juga air bubble di depan hepar pada peritoneum
anterior.
1. Non medikamentosa :
Istirahat : Pasien diharapkan untuk menghindari stress dan kecemasan,
yangmana memegang peran dalam meningkatkan asam lambung. Pasien
sidapat mungkin hidup tenang dan menerima stress dengan wajar.
Diet : Pasien dianjurkan untuk makanan biasa, lunak, tidak merangsang
dan diet seimbang. Hindari merokok, karena dapat menghambat sekresi
bikarbonat pancreas, menambah keasaman bulbus duodenum,
menambah refluks duodenogastrik akibat relaksasi sfingter pylorus.
Hindari obat-obatan OAINS.
2. Medikamentosa
Anatsida : Diberikan untuk menetralkan asam lambung dengan
mempertahankan pH cukup tinggi supaya pepsin tidak diaktifkan,
melindungi mukosa dan meredakan nyeri.
Antikolinergik (propantelin bromide dan antropin) : Menghambat efek
langsung dari syaraf vagus terhadap sel sel parietal mensekresi asam.
Menghambat motilitas dan waktu pengosongan lambung
Penghambat H2 : Mampu mengurangi sekresi asam hingga 70%.
Sukralfat : Membentuk membrane tidak tembus asam yang melekat
pada mukosa yang terluka. Memicu produksi sel mukosa.
PPI (Proton Pump Inhibitor) : PPI mencegah pengeluaran asam
lambung dari kanalikuli sel parietal, menyebabkan pengurangan rasa
sakit, mengurangi faktor agresif pepsin dengan pH >4 serta
meningkatkan efek eradikasi oleh triple drugs regiment. 9,31,34
Di Negara barat penyakit ini sering ditemukan dan berhubungan erat dengan
penyalahgunaan pemakaian alcohol dan penyakit hepatobilier. Frekuensi berkisar
0,14 1% atau 10 15 pasien dari 100.000 penduduk. Penyakit ini lebih sering
dijumpai pada orang dewasa, tetapi jarang pada anak. Pankreatitis lebih sering
dikaitkan dengan alkoholisme pada laki-laki dan lebih sering dikaitkan dengan batu
empedu pada perempuan. Di Indonesia penyakit ini sudah semakin banyak
dilaporkan, mungkin karena adanya dugaan bahwa tingkat konsumsi alkohol masih
sangat rendah sehingga penyakit ini tidak menjadi perhatian.36
Dalam keadaan normal, pankreas terlindung dari efek enzimatik dari enzimnya
sendiri. Semua enzim pankreas terdapat dalam bentuk inaktif . Aktifitas normal
terjadi oleh enterokinase di duodenum yang mengaktivasi tripsin dan selanjutnya
mengaktivasi enzim pankreas lainnya. Pada pankreatitis akut terjadi aktivasi prematur
enzim pankreas tidak di dalam duodenum melainkan di dalam pankreas, selanjutnya
terjadi autodigesti pankreas. 5,27
Adapun mekanisme yang memulai aktivasi enzim antara lain adalah refluks
cairan empedu, aktivasi sistem komplemen, dan stimulasi yang berlebihan sekresi
enzim. Isi duodenum merupakan campuran dari enzim pankreas yang aktif, asam
empedu, lisolesitin, dan asam lemak yang talah mengalami emulsifikasi, dan
semuanya ini dapat menginduksi terjadinya pankreatitis akut. Pelepasan enzim aktif
intraseluler ini menyebabkan kerusakan sel. Kerusakan sel asiner ini akan
menyebabkan aktivasi tripsin dan menyebabkan pelepasan lipase. Lipase akan
menyebabkan nekrosis lemak lokal maupun sistemik. 15,27,29
Gejala pankreatitis akut yang khas adalah keluhan nyeri hebat di epigastrium
timbulnya mendadak dan terus menerus. Rasa nyeri ini dapat menjalar ke punggung,
kadang-kadang nyeri menyebar diperut dan menjalar ke abdomen bagian bawah.
Nyeri berlangsung beberapa hari. Nyeri biasanya berkurang dengan menekukkan
lutut ke dada atau membungkukkan badan.27,31
i. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik diemukan nyeri tekan pada perut bagian atas karena
rangsangan peritoneum, tanda peritonitis lokal, kadang-kadang peritonitis umum.
Berkurangnya atau menghilangnya bising usus menunjukkan ileus paralitik.
Meterismus abdomen ditemukan pada 70 80 %kasus pankreatitis akut. Pada palpasi
dalam, dirasakan seperti ada massa di epigastrium yang sesuai dengan pancreas yang
membengkak dan adanya infiltrate radang disekitar pankreas. Suhu tinggi
menunjukkan kolingitis, kolesistitis atau abses pancreas. Pada beberapa kasus
ditemukan adanya icterus, asites dan efusi pleura. 27,31
Pemeriksaan radiologis
Barium Meal
Pemeriksaan CT scan sampai saat ini merupakan gold standard untuk diagnosis
pankreatitis akut. CT scan lebih mampu menunjukkan gambaran nekrosis yang
nantinya bisa bisa menentukan derajat keparahan dari pankreatitis melalui CT
severity index (CTSI). Gambaran pankreatitis akut dengan CT scan akan terlihat
pembesaran pankreas yang difus atau lokal dan didaerah tersebut terjadi penurunan
densitas. Inflamasi lemat peripankreatik menyebabkan densitas jaringan lemak
berbatas kabur, tetapi lemak disektar arteri mesenterika superior tidak terkena.16
Seperti pada pemeriksaan radiologi yang lain, maka MRI pun dapat
membantu diagnosis pankreatitis akut. Tapi pemeriksaan MRI ini jarang
dilakukan, karena pemeriksaan ini lebih mahal dari CT scan dan lebih sukar
diperoleh secara tepat, disamping hasil yang diperoleh hampir sama dengan CT
scan. Pemeriksaan MRI ini hanya dilakukan apabila pasien dalam keadaan
hamil atau alergi terhadap kontras.
Kolik batu empedu
Kolesistitis akut
Kolangitis
Gastritis akut
Tukak pepik dengan atau tanpoa perforasi
Infark mesentrial
Aneurisma aorta yang pecah
Pneumoni bagian atas
Obstruksi usus yang akut dengan strangulasi
Kolik ginjal
Periatritis nodusa 9.19,31,34
2.5.8 Penatalaksanaan
Tindakan konservatif :
Tindakan bedah
Indikasi bedah adalah bila dicurigai adanya infeksi dari pancreas yang
nekrotik atau infeksi terbukti dari aspirasi dengan jarum halus atau ditemukan adanya
pengumpulan udara pada pancreas atau peripankreas pada pemeriksaan CT scan.
Pembedahan dapat juga dilakukan bila timbul penyulit seperti pembuntukan
pseudokista atau abses, pembentukan fistel, ileus karena obstruksi pada duodenum
atau kolon dan pada perdarahan massif retroperitoneal atau uintestinal. Tindakan
bedah yang dilakukan adalah laparotomy dan nekrosektomi dengan prosedur invasive
minimal.27,31
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Istilah akut abdomen merupakan tanda dan gejala yang disebabkan penyakit
intra abdominal dan biasanya membutuhkan tindakan segera seperti pembedahan.
Banyak penyakit yang menimbulkan gejala di daerah abdomen, beberapa diantaranya
tidak memerlukan terapi pembedahan, sehingga evaluasi pasien dengan nyeri
abdomen harus dilakuakn dengan cermat.
Berbagai penyebab pada keadaan akut abdomen dapat bersal dari intra dan ekstra
abdomen. Morbiditas dan mortalitas ditentukan oleh kecepatan penanganan yang
sangat tergantung dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
terutama pemeriksaan radiologis. Diperlukan pengetahuan yang luas mencakupi
anatomi, fisiologi, pemeriksaan fisik dasar dan pengalaman klinis multidisiplin.
Pada akut abdomen, apapun penyebabnya, gejala utama yang menonjol adalah
nyeri akut pada daerah abdomen. Kadang- kadang penyebab utama sudah ditemukan
namum diagnosis akut abdomen dapat ditegakkan setelah dilakukan pemeriksaan
fisik serta pemeriksaan tambahan berupa pemeriksaan laboratorium serta
pemeriksaan radiologi yang lengkap dan masa observasi yang ketat.
DAFTAR PUSTAKA