DISUSUN OLEH
SEMESTER/KELAS : 6/B
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
Konseling Lintas Budaya.
Dalam proses pembuatan makalah ini penulis banyak mendapat bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan, semangat, dan bantuan-
bantuan apapun yang telah membantu selesianya makalah ini, sehingga
memungkinkan makalah ini selesai dengan baik. Secara khusus penulis
sampaikan ucapan terima kasih kepada Suhud, S.Pd. Selaku dosen pembimbing
mata kuliah Konseling Lintas Budaya.
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, agar nantinya
makalah ini dapat tampil sempurna. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Tiada gading yang tak retak, begitupula dengan makalah ini. Semoga amal
dan kebaikan yang telah membantu penyelesaian makalah ini diterima Allah
SWT.Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Penganta.............................................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang........................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Makna dari Budaya...................................................................................
B. Konseling Lintas Budaya..........................................................................
C. Aspek Sosial Indonesia..............................................................................
D. Budaya Kelas Sosial Dalam Ekonomi......................................................
E. Aspek Ekonomi Indonesia.........................................................................
F. Hubungan Antara Ekonomi Dengan Kehidupan Sosial Budaya.............
G. Apa saja Permasalahan dalam Bidang Ekonomi.......................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui Makna dari Budaya itu.
b. Untuk mengetahui Konseling Lintas Budaya.
c. Untuk mengetahui Aspek Sosial Indonesia.
d. Untuk mengetahui Budaya Kelas Sosial Dalam Ekonomi.
e. Untuk mengetahui Aspek Ekonomi Indonesia.
f. Untuk mengetahui Hubungan Antara Ekonomi Dengan Kehidupan Sosial
Budaya.
g. Untuk mengetahui Permasalahan dalam Bidang Ekonomi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Makna Budaya
Kebudayaan berasal dari bahasa sanskerta, yaitu buddyhayah yang
merupakan bentuk jamak dari buddi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan budi-akal. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan
disebut culture, yang berasal dari kata latin colere, yaitu megelol atau
mengerjakan. Dalam bahasa Belanda, cultuur berarti sama denga culture.
Culture atau cultuur bisa diartikan sebagai mengelola tanah atau berani.
Denggan demikian kata budaya ada hubungannya dengan kemampuan manusia
dalam mengelola sumber-sumber kehidupan, dalam hal ini pertania.
Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai kultur dalam bahasa Indonesia.
Tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara (1977) memberikan
definisi budaya sebagai berikut: budaya berarti buah budi manusia, adalah hasil
perjuangan manusia terhadap dua pengaruh yang kuat, yakni alam dan jaman
(kodrat dan masyarakat), dalam mana terbukti kejayaan hidup manusia untuk
mengatasi berbagai-bagai rintangan dan kesukaran didalam hidup
penghidupannya, guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan, yang pada
akkhirnya bersifat tertip dan damai.
Menurut koetjaraningrat (1997:94) menjelaskan budaya dapat dimaknai
sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia yang
diperoleh dari hasil belajar dlaam kehidupan masyarakat, yang dijadikan milik
manusia itu sendiri.
Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan
sebagai sistem pengetahuan yang meliputi sistem idea tau gagasan yang terdapat
dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu
bersifat abstrak.
B. Pengertian Konseling Lintas Budaya
Di pandang dari perspektif lintas budaya, situasi konseling adalah sebuah
perjumpaan kultural (cultural encounter) antara konselor dengan klien atau a
cultural solution to personal problem solving. Dalam proses konseling terjadi
proses belajar, tranferensi dan kounter-transferensi, dan saling menilai. Pada
keduanya, juga terjadi saling menarik inferensi. Dari segi konselor, ketepatan
inferensi yang kemudian mendasari tindakannya dalam konseling tergantung pada
kemampuan pemahaman secara utuh terhadap klien. Dari segi klien, ketepatan
inferensi merujuk pada pola-pola perilaku yang dimiliki sebelumnya. Masalah
akan timbul manakala ada inkongruensi antara persepsi dan nilai-nilai yang
menjadi referensi kedua belah pihak, dan sumber terjadinya distorsi yang sangat
besar adalah ketidakpekaan konselor terhadap latar belakang budaya klien.
Kajian ini akan menjembantani permasalahan tersebut dengan
memperhatikan aspek budaya dalam praktik konseling, yang pada gilirannya akan
melahirkan teknik-teknik dan pendekatan konseling yang berwawasan lintas
budaya (cross cultural counseling).
Dalam mendefinisikan konseling lintas budaya, kita tidak akan dapat lepas
dari istilah konseling dan budaya. Dalam pengertian konseling terdapat empat
elemen pokok yaitu:
1. Adanya hubungan,
2. Adanya dua individu atau lebih,
3. Adanya proses,
4. Membantu individu dalam memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Sedangkan dalam pengertian budaya, ada tiga elemen yaitu:
1. Merupakan produk budidaya manusia,
2. Menentukan ciri seseorang,
3. Manusia tidak akan bisa dipisahkan dari budayanya.
Sehingga konseling lintas budaya (cross-culture counseling) mempunyai
arti suatu hubungan konseling yang terdiri dari dua peserta atau lebih, berbeda
dalam latar belakang budaya, nilai-nilai dan gaya hidup (Sue et al dalam Suzette
et all 1991; Atkinson, dalam Herr, 1939). Dari pengertian diatas maka konseling
lintas budaya terjadi antara konselor dan klien mempunyai perbedaan dan
perbedaan itu bisa mengenai nilai-nilai, keyakinan, perilaku dan sebagainya.
Sehingga dalam konseling lintas budaya ini konselor mesti :
1. Memahami nilai-nilai pribadi serta asumsinya tentang perilaku manusia dan
mengenali bahwa tiap manusia berbeda
2. Sadar bahwa tidak ada yang netral secara politik dan moral
3. Dapat berbagi pandangan tentang dunia klien dan tidak tertutup
Berdasarkan pengertian tentang konseling lintas budaya di atas, aspek-
aspek yang harus ada dan diperhatikan dalam konseling lintas budaya adalah
sebagai berikut:
1. Latar belakang budaya yang dimiliki oleh konselor
2. Latar belakang budaya yang dimiliki oleh klien
3. Asumsi-asumsi terhadap masalah yang dihadapi selama konseling
4. Nilai-nilai yang mempengaruhi hubungan dalam konseling
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://wahidsuharmawan.blogspot.co.id/2015/03/konseling-lintas-
budaya_1.html
http://adjisutama.blogspot.co.id/2011/11/aspek-ekonomi-sosial-dan-
budaya-di.html
http://giovandolite.blogspot.co.id/2013/03/hubungan-antara-ekonomi-
dengan.html
http://electrarobhy4.blogspot.co.id/2014/04/pengaruh-budaya-dalam-
ekonomi.html
http://adjisutama.blogspot.co.id/2011/11/aspek-ekonomi-sosial-dan-
budaya-di.html