Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Energi listrik merupakan sumber daya yang dibutuhkan seluruh dunia untuk
menunjang suatu kegiatan. Begitu juga dengan energi listrik yang sangat
mempunyai peranan penting untuk kelangsungan hidup manusia. Seiring dengan
perkembangan waktu kebutuhan akan energi pun meningkat, hal tersebut juga
terjadi di Indonesia. Tahun 2011 produksi total perusahaan listrik negara (PLN)
(termasuk pembelian dari luar PLN) sebesar 142.739 GWh, umlah tersebut
meningkat dibandingkan pada tahun 2010 yang hanya sebesar 131.710 GWh, dan
pada tahun 2012 produksi total PLN meningkat sebesar 149.783 GWh. Data
tersebut membuktikan bahwa jumlah pemakai listrik di Indonesia setiap tahunnya
meningkat dengan rata-rata peningkatan 5 % pertahun (Sumber: DJK, KESDM.
Status Desember 2012).

Begitu juga dengan energi listrik yang dibutuhkan untuk penerangan jalan.
Lampu-lampu yang dipakai masih banyak menggunakan lampu yang tidak sesuai
dengan kebutuhan jalan (lampu dengan daya watt yang tinggi tetapimemiliki
intensitas cahaya rendah), dan juga semakin banyaknya lampu penerangan jalan
yang dipasang sendiri oleh masyarakat.

Biaya energi listrik untuk penerangan jalan umum (PJU) diperoleh pemerintah
daerah dari pajak penerangan jalan yang dipungut pada setiap bulan dari setiap
pelanggan PLN. Beban pembayaran rekening listrik PJU pada masing-masing
Kabupaten dan Kota semakin lama semakin meningkat sering dengan
bertambahnya lampu PJU yang terpasang di Jalan. Kondisi ini sangat
memberatkan Pemerintah Kabupaten dan kota untuk menutup kekurangan biaya
listrik (Sumber: DJK, KESDM. Status Desember 2012). Banyaknya energi yang
dibutuhkan untuk memenuhi PJU menyebabkan meningkatnya harga listrik per
satuan KWH, untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan sebuah sumber energi
terbarukan yang memanfaatkan sumber energi yang belum dimanfaatkan
sebelumnya, maka disini kami mencoba memanfaatkan energy cahaya matahari
dan kendaraan bermotor.

1
2. Rumusan Masalah

Dalam pembuatan makalah ini kami mengangkat beberapa rumusan masalah


diantaranya:

1 Perbedaan sel surya dengan cell moon?


2 Apakah pengaruh dari piranti tambahan yang ada di cell moon terhadap
outputnya?
3 Apakah cell moon dapat bekerja di malam hari.

3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di uraikan, maka dapat di tetapkan


beberapa tujuan yaitu :

1 Mengetahui perbedaan sel surya dan cell moon.


2 Mengetahui pengaruh piranti tambahan cell moon terhadap outputnya.
3 Mengetahui cell moon dapat bekerja di malam hari.

I.4 Manfaat

1. Mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi tak terbarukan.


2. Cell moon dapat mengatasi kelemahan dari sel surya yang tidak bisa
digunakan di malam hari.
3. Dapat memaksimalkan energi matahari yang ada dibanding sel surya
sehingga energi matahari tidak terbuang sia-sia.

2
BAB II
TINJAUAN PUSAKA

2.1 Landasan Teori

Cell moon sama seperti sel surya tapi di dalam cell moon terdapat perangkat
tambahan penunjang kinerja solar cell itu sendiri. Macam-macam perangkat
tersebut adalah: rangkaian stabilitator, pemfokusan cahaya, penjejak matahari, dan
penambahan pewarna organik tersentisisasi pada solar cell.

Rangkaian Stabilisator:

Pada dasarnya rangkaian stabilisator berfungsi untuk menyetabilkan output


dari energi listrik yang dihasilkan oleh sel surya, dimana pada saat output terlalu
rendah maka akan ditingkatkan dan saat output terlalu tinggi akan diturunkan oleh
konverter sesuai standart atau kebutuhan yang diinginkan. Sistem ini didasari oleh
hukum:

Gambar. 1. Skame stabilisator (Dokumen Pribadi)

Gambar diatas adalah perumpamaan stabilisator, dimana R adalah input dan di


proses oleh G adalah proses gain (penguat) dan menghasilkan C yaitu output,
dan disini ada proses feedback H yang mempengaruhi sinyal input dan berakhir
mempengaruhi output. Dimana hal ini dinyatakan dalam rumus (Katsuhiko Ogata,
1997: 48)

() / () = G(s) H(s)

Keterangan:

B(s): sinyal kesalahan B(s): H(s).C(s)

E(s): fungsi alih, fungsi yang sudah terpegaruhi oleh sinyal kesalahan.

G(s): proses gain (penguatan)

H(s): proses feedback

3
Pemfokusan cahaya:

Pemfokus cahaya yang kami maksutkan adalah pengunaan reflektor pada


solar cell dimana berfungsi untuk menangkap sinar matahari sesuai luas
permukaan reflektor tersebut, yang kemudian akan dipantulkan dan difokuskan
kearah solar cell, sehingga intensitas sinar matahari yang ditangkap lebih besars
dan mapu menghasilkan energi listrik yang lebih besar pula. Hal ini didasari pada
sifat dari cermin cekung dimana mampu untuk memfokuskan cahaya yang
ditangkap pada satu titik.

Gambar 2. Gambar reflector (Dokumen Pribadi)

Penjejak Matahari:

Penjejak mahari adalah alat yang digunakan untuk mengatur pergerakan solar
cell agar dapat menyesuaikan posisi penerimaan cahaya dengan arah sudut datang
cahaya tersebut, sehingga solar cell menerima cahaya matahari dengan intensitas
yang besar. penjejak yang digunakan adalah penjejak aktif. Penjejak aktif adalah
penjejak yang bekerja berasarkan kordinasi antara mikroprosessor dengan sensor
yang berbasis elektro optikal atau berbasis waktu.

Pewarna organik tersentisasi

Pewarna organik tersentisasi lebih di kenal saat ini sebagai DYE solar cell
terdiri dari dua elektroda, anoda dan katoda. Elektroda ini dibuat dari kaca khusus
yang memiliki Transparan Konduktif Oksida (TCO) lapisan pada satu sisi. TCO
Bahan adalah lapisan tipis fluor-doped tin oxide, juga disebut FTO. Transparansi
substrat memungkinkan sinar matahari masuk ke dalam sel sedangkan permukaan
konduktif yang mengumpulkan energi. (David Martineau, 2014, 6)

4
BAB III

METODOLOGI

1. Sumber Literatur dan Data

Tahap yang pertama adalah tahap pengumpulan data, tahap pengumpulan data
merupakan tahap penulis mengumpulkan data-data dari beberapa sumber yang
menjadi unsur penyusunan karya ilmiah. Pengumpulan data ini meliputi metode
kepustakaan, metode menyimak, dan metode observasi.

Metode kepustakaan merupakan metode yang digunakan dengan mencatat


pokok bahasan dari buku pustaka yang berkaitan dengan obyek penelitian. Metode
menyimak merupakan metode dengan cara mengamati dan menyimak secara
terperinci dari hal-hal yang berhubungan dengan obyek penelitian. Metode
observasi merupakan metode pengamatan terhadap obyek penelitian yang
dilakukan secara analitis, jujur, dan obyektif.

Berlatar belakang lingkup karya yang kualitatif, teknik pengumpulan sampel


data dari karya tulis ilmiah ini digunakan teknik purposive, yaitu penulis
menggukan sejumlah pertimbangan yang mengacu pada konsep dasar (teori) yang
dipakai selama penelitian, serta pengetahuan penulis terhadap karakteristik objek
yang dikaji. Sumber data yang dipakai dalam penyusunan karya ilmiah ini adalah:

1. Informan yang ditentukan secara purposive berdasarkan objek penelitian yang


menguasai rumusan masalah dari objek yang diteliti. Informasi lain yang
terkait diminta kepada informan pertama untuk memberikan sumber data lain
dari informan sekunder maupun primer yang dilakukan secara kontinyu.
Metode ini umumnya dinamai guliran snow ball, suatu teknik perolehan
informan secara serial.
2. Dokumen yang berguna untuk mendapatkan data yang berasal dari bahan-
bahan media cetak atau tertulis. Dokumen umumnya berupa pemberitaan
media masa, buku, maupun dokumentasi dari masyarakat berupa foto atau
rekaman.

1. Pengolahan Data

1. Analisis Data

Tahap Pengolahan data yang pertama tahap penganalisisan objek yang


telah didapat serta memfilter data yang berhubungan dengan objek yang
disintesiskan. Dalam tahap ini penulis melakukan analisis data untuk
merumuskan gagasan menggunakan beberapa metode sebagai berikut:

5
1. Metode deskriptif, yaitu metode penganalisisan data melalui pemecahan
masalah dengan mengumpulkan dan menyusun data, kemudian dianalisis
dan diinterpretasikan.
2. Metode deduktif, yaitu metode penganalisisan data yang menekankan
pengambilan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang
bersifat khusus.
3. Metode induktif, yaitu metode penganalisisan data yang menekankan
pengambilan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat khusus ke hal-hal yang
bersifat umum.

3.2.1 Tahap Hasil Analisis Data

Setelah tahap pengolahan data maka selanjutnya adalah tahap hasil analisis
data. Tahap analisis data adalah tahap penyajian hasil sintesis terhadap
sumber-sumber data dalam karya ilmiah. Hasil analisis data diperoleh dengan
cara mengkomparasikan dasar teori yang digunakan sebagai patokan
pengambilan data yang melatarbelakangi permasalahan dalam karya tulis
ilmiah ini, yaitu kelemahan sel surya yang tidak dapat di gunakan di malam
hari. Hasil tahap analisis data selanjutnya disajikan melalui metode deskripitif,
yaitu metode pemaparan hasil analisi data secara rinci yang dalam bentuk
kualitatif.

1.2.1 Uji Keabsahan Data

1 Triangulasi, yaitu teknik yang mencari pertemuan pada satu titik tengah
informasi dari data yang terkumpul guna pengecekan dan pembanding
terhadap data yang telah ada. Uji ini dilakukan pada hasil rancangan
2 Member-check, yaitu tahap pengecekan data yang didapat penyusun
kepada pemberi data dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kesesuaian
data yang disusun dengan sumber data. Uji ini dilakukan dengan
mengakumulasikan komponen sumber data yang berperan dalam analisis
deskriptif kualitatif yang digagas.

6
BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

1. Data

Prinsip kerja cell Moon sama seperti sel surya tapi disini kami menambahkan
pirantipiranti pendukung untuk memaksimalkan hasilnya, karena piranti-piranti
inilah Cell Moon Dapat Bekerja di malam hari, piranti-pirantinya adalah
rangkaian penguat, pemfokusan cahaya, sensor penjejak matahari, penambahan
pewarna organik tersensitisasi.

Rangkaian stabilisator disini adalah rangkaian yang dapat menguatkan arus


dan tegangan juga menstabilkan sehingga daya keluaran yang dihasilkan cell
moon lebih besar dari pada sel surya.

Gambar 4. Rangkaian stabilisator, (dokument pribadi)

Pemfokusan cahaya dengan memanfaatkan reflektor yang dapat memfokuskan


cahaya, cahaya yang masuk ke cell moon akan di fokuskan sehingga
menghasilkan energi cahaya yang lebih besar sehingga cell moon menghasilkan
energi yang bagus juga.Sensor penjejak matahari, sebenarnya prinsip penjejak
matahari disini menggerakkan cell moon agar selalu terkena matahari oleh karena
itu dinamakan penjejak matahari, penggerakannya menggunakan motor yang
dikendalikan oleh sebuah sensor cahaya dan waktu.

7
Gambar 5. Perancangan Sistem (Danang Susilo, 2010)

Gambar 6. Perancangan Sistem Elektrik (Danang Susilo, 2010)

Penambahan pewarna organik tersentisasi pada solar cell disebut juga DYE
solar cell, yang sudah terbukti bahwa warna-warna organik mampu meningkatkan
hasil dari sel surya, dengan kandungan yang ada di pewarna organik yang
berfungsi sebagai pendonor elektron sedangkan untuk elektrolit yang ada dalam
sistem DYE solar cell sebagai transfer elektron sehingga mampu meningkat kan
penyerapan foton dari matahari. (David Martineau, 2014: 6)

Elektroda kerja pada DYE solar cell merupakan kaca yang sudah dilapisi oleh
TiO2 yang telah terabsorbsi oleh dye, yang mana TiO2 berfungsi sebagai collector
elektron sehingga dapat disebut sebagai semikonduktor tipe-n. Struktur nano pada
TiO2 memungkinkan dye yang teradsorpsi lebih banyak sehingga menghasilkan
proses absorbsi cahaya yang lebih efisien. Pada elektron pembanding dilapisi
katalis berupa karbon untuk mempercepat reaksi redoks pada elektrolit. Pasangan
redoks yang umumnya dipakai yaitu I-/I3- (iodide/triiodide) [3].

Pada dye solar cell berfungsi sebagai donor elektron yang menyebabkan
timbulnya hole saat molekul dye terkena sinar matahari. Sehingga dye dapat

8
dikatakan sebagai semikonduktor tipe-p. Ketika molekul dye terkena sinar
matahari, elektron dye tereksitasi dan masuk ke daerah tereduksi yaitu lapisan
titanium dioksida. (Maya Sukma Widya Kumara, 2012)

Gambar 7. Proses Pembuatan Solar Cell Gambar 8. Prinsip Kerja


DYE (David Martineau, 2012: 6) (Maya Sukma Widya Kumara, 2012)

9
1. Pembahasan

Gambar 9. Gambar Desain Cell Moon (document pribadi)

Gambar 10. Skema Cell Moon Prototype (Dokumen Pribadi)

10
Sesuai gambar di atas dapat kita jelaskan bahwa cahaya matahari akan dibaca
oleh LDR sehingga LDR dapat mengetahui posisi matahari dan sudut datang
cahayanya, kemudian dirubah menjadi sinyal input dan diproses oleh
mikrokontroler sehingga menghasilkan output berupa perintah kepada penggerak I
dan II untuk menggerakan cell moon. Pergerakan cell moon juga diatur oleh
sebuah timer yang berfungsi memposisikan cell moon agar tetap menghadap
matahari sesuai waktu pergerakan matahari.

Cahaya matahari akan ditangkap oleh reflektor yang kemudian akan


difokuskan dan dipantulkan ke DYE solar cell. Cahaya yang ditangkap DYE solar
cell akan dirubah menjadi energi listrik, energi listrik tersebut akan distabilkan
dengan stabilizer sehingga tidak menimbulkan drop voltage dan lebih aman untuk
digunakan sehari hari.

11
BAB V

PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan tinjauan pustaka sebagai acuan ide, juga metodologi sebagai cara
mengambil data atau informasi terkini dan diolah serta diproses di bab
pembahasan maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa:

a) Cell moon menghasilkan energi listrik yang lebih baik daripada sel surya,
dengan adanya piranti-piranti tambahan yaitu Stabilisator, reflektor cahaya,
penjejak matahari, dan dye solar cell . Meskipun sumber cahaya dari lampu
kendaraan (cahaya tamapak) memiliki energi yang lebih kecil ketimbang sinar
matahari (sinar ultraviolet).
b) Kelebihan terbesar cell moon dari pada sel surya adalah cell moon dapat di
gunakan di malam hari.

1. Saran

Beberapa rekomendasi yang dapat di berikan dari penelitian ini adalah:

a) Untuk penelitian tentang cell moon selanjutnya diharapkan dapat diteliti lebih
lanjut karena dalam penulisan ini tidak memperhatikan biaya pembuatan cell
moon, perlu dikembangkan lagi agar penerapannya lebih efisien dan
maksimal. Karena penulis lebih berfokus kepada bagaimana cell moon dapat
di gunakan di malam hari.
b) Semoga Cell Moon dapat dipaten oleh penulis karena ini ide asli hasil
pemikiran penulis.

12
DAFTAR PUSTAKA

David Martineau. 2012. DYE SOLAR CELLS FOR REAL. Switzerland:


Solaronix SA

Wan, Haiying. 2012. "Dye Sensitized Solar Cells", University of Alabama


Department of Chemistry, p. 3. USA.

DJK, KESDM. Status Desember 2012.

William Shockley and Hans Queisser at Shockley Semiconductor in 1961 Batas


acuan efektivitas sel surya.

Afif, Nanda Najih Habibi. 2014. Rancang Sistem Sawah. Bandung: Universitas
Padjajaran.

Muchammad, dkk. 2012. Pengaruh Suhu Permukaan Photovoltaic Module 50


Watt Peak Terhadap Daya Keluaran yang Dihasilkan Menggunakan Reflektor
Dengan Variasi Sudut Reflektor 00, 500, 600, 700, 800. . Semarang: Universitas
Diponegoro.

Kholid Ramadhani, Syafsir Akhlus. 2009. PENGARUH HUBUNGAN SERI-


PARALEL PADA RANGKAIAN SEL SURYA PEWARNA TERSENSITISASI
(SSPT) TERHADAP EISIENSI KONVERSI ENERGI LISTRIK. Surabaya:
Institute Sepuluh November Surabaya.

Faslucky Afifudin, Farid Samsu Hananto. 2012. OPTIMALISASI TEGANGAN


KELUARAN DARI SOLAR CELL MENGGUNAKAN LENSA PEMFOKUS
CAHAYA MATAHARI. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Ihsan. 2013. PENINGKATAN SUHU MODUL DAN DAYA KELUARAN


PANEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN REFLEKTOR. Makasar: UIN
Alauddin Makassar

Damdan Hamdani, dkk. 2011ANALISIS KINERJA SOLAR PHOTOVOLTAIC


SYSTEM (SPS) BERDASARKAN TINJAUAN EFISIENSI ENERGI DAN
EKSERGI. Bandung: Universitas Padjajaran.

Danang Susilo, dkk. 2012. PENINGKATAN DAYA KELUARAN SEL SURYA


DENGAN PENJEJAK MATAHARI DAN PEMANTULAN CAHAYA
MATAHARI SEBAGAI SUMBER DAYA PENDUKUNG PERUSAHAAN
LISTRIK NEGARA (PLN). Surabaya: Institute Sepuluh November Surabaya.

Rifan Muhammad, dkk. 2012 Optimasi Pemanfaatan Energi Listrik Tenaga


Matahari di Jurusan Teknik Elektro Universitas Brawijaya. Malang: Universitas
Brawijaya.

13

Anda mungkin juga menyukai