Anda di halaman 1dari 6

MODEL INDEKS TUNGGAL MARKOWIST

Model indeks atau model faktor mengasumsikan bahwa tingkat pengembalian sutau efek

sensitif terhadap perubahan berbagai macam faktor atau indeks. Sebagai proses perhitungan tingkat

pengembalian, suatu model indeks berusaha untuk mencakup kekuatan ekonomi utama yang secara

sistematis dapat menggerakkan harga saham untuk semua efek. Secara implisit, dalam kontruksi

model indeks terdapat asumsi bahwa tingkat pengembalian antara dua efek atau lebih akan

berkorelasi (Halim,2005:82).

Suatu pernyataan formal mengenai hubungan itu adalah model indeks atau model faktor dari

tingkat pengembalian efek. Hasilnya, dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk

menghitung ER, varians, dan covarians setiap efek sehingga dapat digunakan untuk mengetahui

karakteristik sensitivitas portofolio terhadap perubahan faktor atau indeks (Halim,2005:82).

Model indeks tunggal dapat digunakan sebagai alternatif dari model Markowitz untuk

menentukan efficient set dengan perhitungan yang lebih sederhana. Model Indeks Tunggal

merupakan penyederhanaan dari model Markowitz Model Indeks Tunggal dikembangkan oleh

William Sharpe (1963) yang disebut dengan single-index model, yang dapat digunakan untuk

menghitung return ekspektasi dan risiko portofolio.

Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas

berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar, karena return dari suatu sekuritas dan return dari

indeks pasar.

Model ini mengasumsikan bahwa tingkat pengembalian antara dua efek atau lebih akan

berkorelasi yaitu akan bergerak bersama dan mempunyai reaksi yang sama terhadap satu faktor atau

indeks tunggal yang dimasukkan dalam model. Faktor atau indeks tersebut adalah Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG) (Halim,2005:82). Tujuan penggunaan model indeks tunggal adalah untuk

menyederhanakan perhitungan portofolio model Markowitz. Pada portofolio model Markowits


dibutuhkan parameter-parameter input berupa:

1). Tingkat keuntungan yang diharapkan masing-masing saham.

2). Variance masing-masing saham.

3). Covariance antar saham-saham.

Perhitungan portofolio optimal akan sangat dimudahkan jika hanya didasarkan pada sebuah

angka yang dapat menentukan apakah suatu sekuritas dapat dimasukkan ke dalam portofolio optimal

tersebut. Angka tersebut adalah rasio antara ekses return dengan beta (excess return to beta). Excess

return dapat didefinisikan sebagai selisih return ekspektasi dengan return aktiva bebas risiko. Excess

return to beta berarti mengukur kelebihan return relatip terhadap satu unit risiko yang tidak dapat

dideversifikasikan yang diukur dengan Beta. Rasio ERB ini juga menunjukkan hubungan antara dua

faktor penentu investasi, yaitu return dan risiko (Jogiyanto,2000:225).

Analisis pembentukan portofolio yang optimal dapat dilakukan dengan langkah sebagai

beikut :

a. Menghitung tingkat pengembalian saham individual :

Pt Pt 1
Rit (Jogiyanto; 2003:111)
Pt 1

Keterangan :

Rit = tingkat pengembalian individual

Pt = harga investasi sekarang

Pt 1 = harga investasi periode lalu

b. Menghitung tingkat pengembalian pasar

IHSGt IHSGt 1
Rm (Jogiyanto; 2003:232)
IHSGt 1

Keterangan :

Rm = Return pasar
IHSGt = Indeks harga saham gabungan periode t

IHSGt 1 = indeks harga saham gabungan sebelum periode t

c. Menentukan nilai dari Beta :

n n XYX 2 X X 2Y (Halim, 2005 : 85)

d. Menentukan nilai Alpha :

Y a X

a Y X rata-rata Y atau rata-rata X (Halim, 2005 : 85)

e. Varians residual :

ei2 Ri i i Rmi (Halim, 2005 : 85)

f. Koefisien korelasi :

n XY X Y
A, m
n X X n Y Y
2 2 2 2 (Halim, 2005 : 85)

g. Excess return to beta ratio. Rasio ini adalah :

ERBi E Ri i RBR (Jogiyanto; 2003:254)

Keterangan :

ERBi = excess return to beta sekuritas ke-i

E Ri = return ekspektasi berdasarkan model indeks ganda untuk

sekuritas ke-i

R BR = return aktiva bebas risiko menggunakan sertifikat Wadiah Bank

Indonesia (SWBI)

i = Beta sekuritas ke-i


h. Kemudian hitung nilai Ai dan Bi untuk masing-masing sekuritas ke-i

sebagai berikut:

Ai
E Ri RBR . i i2
dan Bi
ei2 ei2

Notasi : ei = varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i yang juga merupakan risiko unik atau
2

risiko tidak sistematik. (Jogiyanto; 2003:254)

i. Hitung nilai Ci rumusnya sebagai berikut :


n

(Jogiyanto; 2003:254)
Ai .R BR
Ci i 1
n
1 R BR . Bi
i 1

j. Setelah sekuritas yang membentuk portofolio optimal telah dapat ditentukan dicari besarnya

proporsi untuk sekuritas ke-i adalah sebesar :


X

dan,
Wi k
i

j 1
X i

i
nilai Xi sebesar : X i
ei
2
ERBi C * (Jogiyanto; 2003:258)

Keterangan :

Wi = proporsi sekuritas ke-i

Xi = proporsi sekuritas ke-i

K = jumlah sekuritas di portofolio optimal

i = Beta sekuritas ke-i

ei2 = varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i

ERBi = excess return to Beta sekuritas ke-i

C* = nilai cut off point yang merupakan nilai Ci terbesar.

k. Menentukan return ekspektasi portofolio yang merupakan rata-rata tertimbang dari return-return

ekspektasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio :


n
E(R p ) W
i 1
i .E Ri (Jogiyanto; 2003:148)
Keterangan :

E(Rp) = return ekspektasi dari portofolio

Wi = porsi dari sekuritas i terhadap seluruh sekuritas di portofolio

E(Ri) = return ekspektasi dari sekuritas ke i

n = jumlah dari sekuritas tunggal.

l. Risiko portofolio :
2 2
n
n

p
2


Wi.i
i 1
. m
2


Wi.
i 1
ei (Jogiyanto; 2003:248)

Keterangan :

p2 = risiko portofolio

Wi = proporsi sekuritas

i = beta yang mengukur koefisien yang mengukur perubahan Ri

akibat dari perbedaan Rm

ei 2 = varian residu

m2 = varian pasar.

STUDI KASUS

Daftar Perusahaan yang menjadi sampel Perhitungan 2004-2006

No Kode Nama

1. ANTM Aneka Tambang, Tbk.


2. GJTL Gajah Tunggal, Tbk.

3. INDF Indofood Sukses Makmur, Tbk.

4. INTP Indocement Tunggal Prakasa, Tbk.

5. ISAT Indosat, Tbk.

6. MEDC Medco Energi Internasional, Tbk.

7. TLKM Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

8. UNTR United Tractor, Tbk.

9. UNVR Unilever Indonesia, Tbk.

10. SMCB Semen Cibinong, Tbk.

Diketahui data E(Ri), Beta, Var ei, Sebagai Berikut:

Anda mungkin juga menyukai