Anda di halaman 1dari 17

BAB 6

PRODUKSI

PRINSIP
Cukup jelas.

UMUM
6.1 Personil yang kompeten. Lihat Pedoman CPOB 2012, Bab 2
Personalia, Butir 2.1.

6.2 Cukup jelas. Lihat Contoh:


Protap Penerimaan dan Penyimpanan
Bahan Awal dan Bahan Pengemas, Lampiran
6.2a;
Protap Penimbangan dan Penyerahan
Bahan Awal untuk Produksi, Lampiran 6.2b;
Protap Pengolahan dan
Pengemasan, Lampiran 6.9;
dan
Protap Pengambilan
Sampel Bahan Awal,
Lampiran 7.22.

6.3 Cukup jelas. Label Status Kebersihan Ruangan / Mesin / Alat


dapat digunakan. Lihat Contoh Protap Penandaan, Lampiran
6.13.

6.4 Masalah lain misal: wadah tidak berlabel, salah label, label
tidak jelas, label ganda dan segel rusak.

6.5 Karantina secara administratif dapat dilaksanakan melalui Sistem


Komputerisasi. Label Status Bahan Awal dan Produk dapat
digunakan. Lihat Contoh Protap Penandaan, Lampiran 6. 13.

6.6 Dalam hal ini produk antara dan produk ruahan yang diterima
adalah yang dibeli dari luar industri. Lihat Pedoman CPOB 2012,
Butir 6.2.

6.7 Untuk memudahkan rotasi stok, hendaklah industri


melaksanakan / mengaplikasikan prinsip FIFO / FEFO dan
memantau bahan awal dan bahan pengemas yang memerlukan
pemeriksaan ulang maupun kadaluwarsa baik secara manual
maupun sistem komputerisasi. Contoh penyimpanan bahan, lihat
Contoh Protap Penerimaan dan Penyimpanan Bahan
Awal dan Bahan Pengemas, Lampiran 6.2a.

6.8 Cukup jelas.


6.9 Pada saat proses pengolahan suatu produk di suatu ruang
pengolahan, hendaklah tidak dilakukan proses pengolahan
produk lain di ruang yang sama. Lihat Contoh Protap
Pengolahan dan Pengemasan, Lampiran 6.9.

6.10 Cukup jelas.


6.11 Pencegahan terhadap penyebaran debu akibat pengolahan
bahan atau produk kering dapat dilakukan dengan alat atau
sistem penghisap debu selama proses pengolahan. Alat atau
sistem penghisap debu tersebut hendaklah dilengkapi dengan
filter yang memadai sesuai dengan kelas kebersihan lingkungan
dan produknya. Lihat Contoh Rekomendasi Sistem Tata
Udara untuk Tiap Kelas Kebersihan, Lampiran 3.5b. Operator
hendaklah terlindung, terutama terhadap bahan yang sangat aktif
atau bahan yang dapat menyebabkan sensitisasi, dengan
menggunakan masker dan alat pelindung khusus.

6.12 Cukup jelas.

6.13 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Penandaan, Lampiran 6.13.

6.14 Cukup jelas.

6.15 Jika terjadi, penyimpangan hendaklah ditangani. Lihat


Contoh Protap Penanganan Penyimpangan, Lampiran
1.2k.2.

6.16
dan
6.17 Cukup jelas.

BAHAN AWAL
6.18 Staf pembelian bahan awal hendaklah mendapatkan pelatihan
yang sesuai dengan program, tugas dan kewenangannya. Lihat
Contoh Program Pelatihan Untuk Suatu Posisi, Lampiran
2.10b.

6.19 Perusahaan hendaklah melakukan kualifikasi pemasok untuk


mendapatkan pemasok yang disetujui. Lihat Butir 8.9,
Contoh Pre-audit Questionnaire for Manufacturer of
Starting Material, Lampiran 8.9 dan Contoh Daftar Periksa
Audit Mutu / Sistem Mutu, Lampiran 8.6. Pemasok yang
disetujui dapat berupa distributor atau produsen Bahan Baku
Obat. Hendaklah dibuat Daftar Pemasok yang Disetujui berisi
antara lain nama pemasok, nama dan alamat pabrik
pembuat serta nama bahan yang dipasok. Daftar tersebut
hendaklah disetujui
oleh Bagian Pengadaan dan Pemastian Mutu. Lihat Contoh
Daftar Pemasok, Lampiran 6.19. Hendaklah dibuat Quality
Assurance Agreement antara pemasok dan pengguna yang
antara lain memuat persetujuan spesifikasi, persetujuan
audit, pemberitahuan atas perubahan yang dilakukan oleh
produsen bahan baku obat, misal perubahan lokasi pabrik,
perubahan teknologi pembuatan bahan baku obat.

6.20 Lihat Pedoman CPOB 2012, Bab 10. Dokumentasi, Butir 10.21.
Pilihan lain missal sistem komputerisasi yang tepat dapat
digunakan untuk pengawasan dan pencatatan bahan awal yang
keluar dan masuk.

6.21 Cukup jelas.


6.22 Tiap penerimaan atau tiap bets / lot bahan awal hendaklah diberi
nomor rujukan (misal: nomor kontrol, nomor penerimaan dan cara
lain yang relevan).

6.23 Perlakuan yang sama hendaklah diterapkan terhadap


penerimaan bets yang sudah pernah diterima tetapi pada hari
kedatangan yang berbeda.

6.24 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Penerimaan dan


Penyimpanan Bahan Awal dan Bahan Pengemas, Lampiran
6.2a.

6.25 Cukup jelas. Lihat Pedoman CPOB 2012, Butir 6.13.

6.26 Cukup jelas. Lihat Pedoman CPOB 2012, Bab 7. Pengawasan


Mutu, Butir 7.33.

6.27
dan
6.28 Cukup jelas.
6.29 Lihat Pedoman CPOB 2012, Butir 6.13. Jika menggunakan
sistem barcode

6.30 informasi bahan (misal: lokasi penyimpanan, status dan


jumlah persediaan bahan) dapat dicek melalui barcode reader.

6.31 Cukup jelas.

6.32 Pemeriksaan wadah dapat dilakukan berdasarkan waktu,


prioritas, lokasi, tipe bahan awal, bersamaan dengan, misalkan
kegiatan penimbangan, re-sampling, cycle count, stock
taking dan sebagainya sehingga integritas wadah dan isinya
terkendali.

6.33 Cukup jelas.

6.34 Tergantung dari kestabilan bahan awal, penyimpanan


hendaklah dilakukan dalam ruang atau tempat yang suhunya
dikendalikan. Untuk penyimpanan hendaklah tersedia ruang
atau tempat dengan suhu berbeda-beda antara lain dengan:
suhu ruang (ambient) : 30oC;
suhu ruang berpendingin udara (AC) : 25oC;
dingin : 2o - 8oC ; dan
beku : di bawah
0oC.
Kondisi penyimpanan hendaklah disesuaikan dengan yang
tercantum pada label bahan awal atau sesuai dengan sifat fisik
dan kimia bahan tersebut. Lihat Contoh Protap Penyimpanan
Bahan Awal, Lampiran 6.34.

6.35
s/d
6.37 Cukup jelas.

6.38 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Penimbangan dan


Penyerahan Bahan Awal untuk Produksi, Lampiran 6.2b.
6.39 Cukup jelas. Lihat Contoh:
Protap Verifikasi Harian dan Kalibrasi
Timbangan, Lampiran 4.10a; dan
Laporan Kalibrasi Timbangan Internal,
Lampiran 4.10b.

6.40 Bahan awal yang ditolak hendaklah disimpan di tempat khusus


yang dikunci. Untuk memudahkan pengendalian, bahan awal
yang ditolak atau tidak diluluskan hendaklah diberi label jelas dan
yang berbeda dari label lain, lihat Butir 6.13.

VALIDASI PROSES
6.41
dan
6.42 Cukup jelas. Lihat Pedoman CPOB 2012, Bab 12. Kualifikasi dan
Validasi.

6.43 Perubahan signifikan yang memerlukan validasi ulang ditetapkan


berdasarkan Quality Risk Assessment. Lihat Pedoman CPOB
2012, Bab 12. Kualifikasi dan Validasi, Validasi Proses.

6.44 Cukup jelas.

PENCEGAHAN PENCEMARAN SILANG


6.45
s/d
6.47 Cukup jelas.

6.48 Tindakan pencegahan terhadap pencemaran silang dan


efektivitasnya hendaklah diperiksa secara berkala, misal dengan
melakukan:
a) pemeriksaan rutin pada filter udara apakah masih baik,
bocor atau sudah harus diganti;
b) pemeriksaan perbedaan tekanan udara antar-ruang,
terutama ruang penyangga; dan
c) pemeriksaan lingkungan terhadap kemungkinan pencemaran.
Lihat Contoh:
Protap Pemantauan Lingkungan Produksi dengan
Cawan Papar, Lampiran 7. 41b.1;
Protap Pemantauan Lingkungan Produksi dengan
Cawan Kontak, Lampiran 7. 41b.2;
Protap Pemantauan Lingkungan Produksi dengan Air
Sampler, Lampiran 7. 41b.3; dan
Formulir Pemantauan Lingkungan terhadap Mikroba,
Lampiran 7. 41b.4.

SISTEM PENOMORAN BETS / LOT


6.49
dan
6.50 Cukup jelas. Lihat Contoh Sistem Penomoran Bets / Lot,
Lampiran 6.49.
6.51 Yang dimaksud dengan tidak diperkenankan memakai nomor bets
atau nomor lot yang sama pada produk yang sama adalah
selama periode waktu tertentu, yaitu paling sedikit dalam jangka
waktu 10 tahun. Untuk bets yang diolah ulang hendaklah
diberikan kode tambahan terhadap nomor bets tersebut,
missal penambahan huruf P (pengolahan ulang).

6.52 Cukup jelas.

PENIMBANGAN DAN PENYERAHAN


6.53 Cukup jelas.

6.54 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Penimbangan dan


Penyerahan Bahan Awal untuk Produksi, Lampiran 6.2b.

6.55 Pencatatan dapat dilakukan secara manual atau secara


elektronis/komputerisasi yang tervalidasi.

6.56 Cukup jelas.

6.57 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Penimbangan dan


Penyerahan Bahan Awal untuk Produksi, Lampiran 6.2b.

6.58 Pemeriksaan kesiapan area penimbangan sebelum proses


penimbangan hendaklah dilakukan dan dicatat; catatan tersebut
hendaklah menjadi bagian dari atau dilampirkan pada Catatan
Pengolahan Bets. Lihat Contoh Daftar Periksa Kesiapan
Ruang Timbang, Lampiran 6.58.

6.59 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Penimbangan dan


Penyerahan Bahan Awal untuk Produksi, Lampiran 6.2b
dan Protap Verifikasi Harian dan Kalibrasi Timbangan,
Lampiran 4.10a.

6.60
s/d
6.64 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Penimbangan dan
Penyerahan Bahan Awal untuk Produksi, Lampiran 6.2b.

PENGEMBALIAN
6.65 Bahan awal, produk antara dan produk ruahan yang
dikembalikan hendaklah diberi penandaan, jumlahnya diperiksa
kembali dan disetujui oleh petugas yang diberi wewenang. Bahan
pengemas yang telah diberi kode hendaklah dimusnahkan.
Bahan awal yang telah dikeluarkan dari wadah aslinya serta
dipindahkan ke dalam wadah lain hendaklah diberi label identitas
dan status yang jelas.

6.66 Cukup jelas.

OPERASI PENGOLAHAN - PRODUK ANTARA DAN


PRODUK RUAHAN
6.67 Cukup jelas.

6.68 Cukup jelas. Lihat Butir 6.9.

6.69 Pemantauan kondisi area pengolahan dan langkah yang


harus dilakukan sebelum mulai proses pengolahan hendaklah
menggunakan suatu daftar periksa yang mencakup antara lain
kebersihan ruangan dan peralatan, perbedaan tekanan antar
ruangan, bebas dari bahan dan produk sebelumnya, bila perlu
suhu dan kelembaban nisbi. Lihat Contoh Daftar Periksa
Kesiapan Area Pencampuran Serbuk, Lampiran 6.69.

6.70 Lihat Butir 6.69 dan lampirannya. Peralatan yang telah


dibersihkan hendaklah diberi penandaan yang sesuai. Lihat
Contoh Label Status Kebersihan Ruangan / Mesin / Alat,
Lampiran 4 dari Contoh Protap Penandaan, Lampiran 6.13.

6.71 Semua kegiatan pengolahan dan kejadian yang terjadi di luar


prosedur yang ditetapkan hendaklah dicatat pada Catatan
Pengolahan Bets dan dilaporkan kepada kepala bagian
Produksi dengan menggunakan formulir khusus yang disiapkan.
Penyebab penyimpangan hendaklah diselidiki bersama kepala
bagian Pemastian Mutu dan tindakan untuk menghindarkan
keberulangan hendaklah ditetapkan melalui sistem Corrective
Action and Preventive Action (CAPA). Lihat Contoh Protap
Penanganan Penyimpangan, Lampiran 1.2k.2.

6.72 Wadah dan penutup yang digunakan untuk bahan yang akan
diolah hendaklah terbuat dari bahan yang inert antara lain
polietilen, kaca, baja tahan karat. Bahan tersebut tidak berpori,
mudah dibersihkan dan bukan merupakan media
pertumbuhan mikroba.

6.73
dan
6.74 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Penandaan, Lampiran 6.13.

6.75 Pencatatan seluruh hasil pengawasan selama-proses hendaklah


dilakukan pada Catatan Pengolahan Bets bersangkutan atau
pada suatu Formulir Pengawasan Selama-Proses.

6.76 Jika terjadi penyimpangan terhadap hasil nyata, penanganannya


lihat Butir 6.71.

6.77 Cukup jelas. Lihat Butir 6.76

6.78 Cukup jelas. Lihat Butir 6.45 s/d 6.48 tentang Pencegahan
Pencemaran Silang.

6.79 Batas waktu dan kondisi penyimpanan produk dalam-proses,


termasuk produk ruahan, hendaklah ditetapkan agar produk
tidak mengalami penurunan mutu selama penyimpanan
sebelum dilakukan proses selanjutnya. Penetapan batas waktu
dan kondisi penyimpanan tersebut hendaklah divalidasi. Lihat
Contoh Protap Kondisi Penyimpanan Produk Antara dan
Produk Ruahan, Lampiran 6.79.
6.80 Cukup jelas. Lihat Pedoman CPOB 2012, Aneks 7. Sistem
Komputerisasi, Butir 17.

BAHAN DAN PRODUK KERING


6.81
dan
6.82 Cukup jelas.

6.83 Sebelum dan sesudah pengolahan petugas produksi


hendaklah memeriksa antara lain: ayakan, punch dan die
mesin tablet terhadap kerusakan atau keausan yang dapat
menimbulkan serpihan logam dalam produk. Instruksi tertulis
yang sesuai dapat dicakup dalam Protap atau dalam
Prosedur Pengolahan Induk.Jika pada waktu selesai
pengolahan diketahui ada kerusakan pada alat pengolahan
yang digunakan, serpihan alat ini hendaklah ditemukan secara
lengkap sebelum proses dilanjutkan; bila perlu, alat pendeteksi
logam dapat digunakan. Kejadian seperti ini hendaklah dicatat
pada Catatan Pengolahan Bets.

6.84 Pemeriksaan kemungkinan ada tablet atau kapsul yang


terselip pada alat hendaklah tercantum dalam pemeriksaan
kesiapan jalur atau dalam Prosedur Pengolahan Bets.

Pencampuran dan Granulasi

6.85 Cukup jelas.

6.86 Cukup jelas. Lihat Pedoman CPOB 2012, Bab 10. Dokumentasi,
Butir 10.16.
6.87 Untuk mencegah pencemaran lingkungan dan pencemaran
silang, udara yang keluar dari alat pengering fluidized bed drier
hendaklah disaring melalui:
a) filter debu dengan klasifikasi F9 - EN 779 untuk produk
yang berpotensi rendah;
b) filter HEPA dengan klasifikasi H13 - EN 1822 untuk produk
yang berisiko tinggi, misal penisilin, hormon dan serbuk toksis.

6.88 Untuk menghindarkan risiko pertumbuhan mikroba pada larutan


suspensi, dianjurkan agar antara lain:
a) larutan atau suspensi dibuat segera sebelum digunakan
dan dibuat secukupnya agar habis dipakai pada hari yang sama;
b) jika suspensi mengandung bahan nabati atau hewani,
bahan awal ini hendaklah tidak mengandung mikroba lebih dari
1000 unit pembentuk koloni (cfu) tiap gram atau ml bahan dan
tidak mengandung mikroba patogen misalnya Pseudomonas
aeruginosa, Staphylococcus aureus, Salmonella atau
bakteri koliform;
c) bila perlu, dapat ditambahkan bahan pengawet yang
diizinkan; dan
d) wadah larutan atau suspensi hendaklah ditutup rapat
Pencetakan Tablet

6.89 Untuk mengendalikan debu, hendaklah digunakan alat


penghisap debu yang dilengkapi dengan filter HEPA.

6.90 Pemeriksaan kesiapan jalur pencetakan tablet hendaklah


dilakukan dan dicatat sebelum pencetakan tablet dilaksanakan.
Catatan tersebut hendaklah menjadi bagian dari atau dilampirkan
pada Catatan Pengolahan Bets. Lihat Contoh Daftar Periksa
Kesiapan Ruang Pencetakan Tablet, Lampiran 6.90.

6.91 Cukup jelas. Lihat Butir 6.39.

6.92
dan
6.93 Cukup jelas.

6.94 Tiap kali sebelum dipakai, punch dan die hendaklah diperiksa
terhadap keausan dan kerusakan, di samping itu hendaklah
secara berkala diperiksa pula tinggi punch dan diameter
lubang die. Jika ukurannya sudah di luar batas toleransi yang
ditetapkan, punch dan die hendaklah tidak digunakan lagi
karena dapat menimbulkan variasi berat tablet yang besar. Tiap
hasil pengukuran punch dan die tablet hendaklah dicatat dan
disimpan.

Penyalutan

6.95 Filter yang dipakai untuk menyaring udara yang dialirkan ke


dalam panci/drum penyalut hendaklah mempunyai efisiensi
paling sedikit 95%. Suhu udara pengeringan yang dialirkan
berpengaruh terhadap mutu hasil penyalutan, sehingga perlu
dipantau dan dicatat.
6.96 Cukup jelas. Lihat Butir 6.88.

Pengisian Kapsul Keras

6.97 Untuk menjaga kestabilan, cangkang kapsul hendaklah disimpan


dalam ruangan dengan suhu 15-25oC dan kelembaban nisbi 40-
65% atau sesuai spesifikasi pabrik pembuat.

6.98 Cukup jelas.

Penandaan Tablet Salut dan Kapsul

6.99 Pada satu jalur, hanya diizinkan satu macam produk dan satu
bets pada satu waktu; kalau tidak, hendaklah diberi pemisah.
Pemisahan hendaklah dilakukan dengan menggunakan partisi
yang lebih tinggi dari mesin kodifikasi / mesin penandaan tablet
salut dan kapsul yang digunakan.

6.100 Hendaklah tersedia dokumen untuk membuktikan tinta yang


digunakan adalah tinta yang diperbolehkan untuk dipakai pada
produk makanan.

6.101 Cukup jelas. Lihat Butir 6.99.


PRODUK CAIR, KRIM DAN SALEP (nonsteril)
6.102 Karena sifat alamiah produk, maka untuk melindungi
produk terhadap pencemaran mikroba dianjurkan agar semua
alat yang berhubungan langsung dengan produk didisinfeksi
lebih dahulu sebelum dipakai, misal dengan etanol 70%,
isopropanol atau hidrogen peroksida 3%.

6.103 Sistem tertutup adalah suatu sistem di mana produk hampir


tidak terpapar ke lingkungan selama proses dan sedikit sekali
melibatkan operator. Produk cair disaring dan ditransfer ke
holding tank melalui pipa sebelum produk tersebut diisikan ke
dalam wadah akhirnya (misal botol dan tube) dan ditutup.

6.104 Cukup jelas. Lihat Butir 6.103.

6.105 Untuk mencegah ada sambungan mati (deadlegs), sambungan


hendaklah tidak lebih panjang dari 1,5 kali diameter pipa sampai
katup. Hendaklah menggunakan jenis katup diafragma atau katup
kupu-kupu dan bukan katup bola.

6.106 Cukup jelas.

6.107 Air yang digunakan untuk produksi hendaklah memenuhi


persyaratan minimal kualitas Air Murni (Purified Water).
Parameter kimia dan mikrobiologi hendaklah dipantau secara
teratur, minimal seminggu sekali, sedangkan pH dan
konduktivitas hendaklah dipantau tiap hari. Terhadap data hasil
pemantauan hendaklah dilakukan analisis kecenderungan
(trend analysis). Lihat Persyaratan Air Untuk Produksi, Lampiran
6.107a.
Sanitasi Sistem Pengolahan Air dapat dilakukan dengan cara:
a) Pemanasan, atau
b) Kimiawi.
Contoh untuk sanitasi dengan cara pemanasan, lihat Contoh
Protap Sanitasi Sistem Penyimpanan dan Distribusi
Purified Water (Air Murni), Lampiran 6.107b.

6.108 Pemeriksaan mutu bahan yang diterima sebelum dipindahkan ke


dalam tangki penyimpanan adalah untuk mencegah agar bahan
yang masih tersisa di dalam tangki penyimpanan (yang sudah
memenuhi persyaratan mutu) tidak tercampur dengan bahan
yang sama dari tangki pemasok yang belum diketahui mutunya.

6.109 Tiap pipa transfer hendaklah diberi penandaan yang


jelas denganmencantumkan identitas produk.

6.110 Palet terbuat dari kayu, selain melepaskan serat, juga


mengundang kutu kayu bersarang. Oleh sebab itu, pemakaian
palet plastik sangat dianjurkan.

6.111
dan
6.112 Cukup jelas.

6.113 Homogenitas hendaklah dipertahankan selama pengisian dengan


pengadukan terus-menerus sejak awal sampai akhir proses
pengisian.
6.114 Kondisi penyimpanan produk antara dan produk ruahan
hendaklah disesuaikan untuk menghindarkan perubahan mutu
produk. Jangka waktu dan kondisi penyimpanan produk antara
hendaklah divalidasi. Lihat Butir 6.79.

BAHAN PENGEMAS
6.115
dan
6.116 Cukup jelas.

6.117 Tiap penerimaan atau tiap bets bahan pengemas hendaklah


diberi nomor referensi (misal: control number) yang ditetapkan
oleh bagian Pengawasan Mutu.

6.118 Bahan yang akan dimusnahkan hendaklah ditempatkan di area


penyimpanan produk ditolak (Lihat Pedoman CPOB 2012, Bab 3.
Bangunan dan Fasilitas, Butir 3.35), diberi label Ditolak dan
dikeluarkan dari sistem persediaan. Tindakan ini untuk
menghindari kesalahan pengambilan bahan pengemas. Sistem
persediaan dapat dibuat secara manual atau elektronis yang
mencakup antara lain:
a) nomor kode dan nama bahan atau produk;
b) tanggal penerimaan dan pengeluaran atau penyerahan;
c) jumlah penerimaan atau penyerahan dan sisa persediaan;
d) nomor bets / lot;
e) nama pemasok;
f) tanggal daluwarsa atau uji ulang; dan
g) status bahan, apakah karantina, diluluskan atau ditolak.

6.119 Yang boleh dimasukkan ke dalam ruang kodifikasi pada saat


yang sama hanya bahan pengemas cetak atau bahan cetak yang
akan dipakai untuk satu bets dari satu sediaan dan dari satu
produk yang bersangkutan untuk menghindari
kecampurbauran.

KEGIATAN PENGEMASAN

6.120 Bilamana pemberian label tidak segera dilakukan (tidak in


line), hendaklah wadah siap label (misal botol sirup)
dikelompokkan dan ditempelkan label identitas pada kelompok
tersebut.

6.121 Cukup jelas.

6.122 Pemisahan secara fisik dapat dilakukan antara lain dengan diberi
sekat pemisah dengan tinggi minimum 1,5 m dari lantai.

6.123 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Pelaksanaan Pengemasan,


Lampiran 6.123.

6.124 Cukup jelas. Lihat Butir 6.130 dan Contoh Daftar Periksa
Kesiapan Jalur Pengemasan, Lampiran 6.130.

6.125 Cukup jelas. Lihat Pedoman CPOB 2012, Bab 10.Dokumentasi,


Butir 10.19 tentang Catatan Pengemasan Bets.
Prakodifikasi Bahan Pengemas

6.126 Setiap bahan pengemas, sebelum dan sesudah prakodifikasi,


hendaklah dihitung dan dicatat. Sebelum proses prakodifikasi
dimulai, supervisor hendaklah memeriksa kebenaran bahan
pengemas yang diperlukan serta nomor bets atau lot, tanggal
daluwarsa dan informasi lain yang diperlukan. Pemeriksaan ini
hendaklah dilakukan oleh dua orang secara terpisah.
Pemusnahan bahan pengemas yang tidak layak pakai
hendaklah dilakukan setelah proses rekonsiliasi dan dicatat
pada Catatan Pengemasan Bets.

6.127
s/d
6.129 Cukup jelas.

Kesiapan Jalur

6.130 Pemeriksaan kesiapan jalur pengemasan hendaklah dilakukan


dan dicatat sebelum proses pengemasan dilaksanakan. Catatan
tersebut hendaklah menjadi bagian dari atau dilampirkan pada
Catatan Pengemasan Bets. Lihat Contoh:
Daftar Periksa Kesiapan Jalur Pengemasan
Sekunder (Sediaan Tablet), Lampiran 6.130a; dan
Daftar Periksa Kesiapan Jalur Pengemasan Sekunder
Sediaan Cair),Lampiran 6.130b.

Praktik Pengemasan

6.131 Cukup jelas. Lihat Contoh Alat Pemindai Elektronis untuk


Bahan Pengemas, Lampiran 6.131.

6.132 Untuk meminimalisasi terjadi ketercampurbauran,dapat


dilakukan dengan menambahkan tanda bleedline / edge code
atau cara lain yang efektif. Lihat Contoh Bleedline / Edge
Code, Lampiran 6.132.

6.133 Cukup jelas. Lihat Butir 6.122.

6.134 Dianjurkan tiap jalur diberi penandaan yang jelas yang berisi
informasi sediaan dan nomor bets yang sedang dikerjakan.

6.135 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Penandaan, Lampiran 6.13.

6.136 Pastikan wadah yang akan diisi dalam keadaan bersih, misal
dengan cara dicuci dan dikeringkan atau di-blow and suck atau
dengan cara lain yang tervalidasi.

6.137 Cukup jelas.

6.138 Cukup jelas. Lihat Pedoman CPOB 2012, Bab 5. Sanitasi dan
Higiene, Butir 5.17; Butir 5.25 dan Bab 2. Personalia, Butir 2.10.

6.139
dan
6.140 Cukup jelas.
6.141 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Penandaan, Lampiran 6.13.

6.142 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Pembersihan Mesin Blister,


Lampiran 6.142.

6.143 Pada pengemasan produk yang berisiko tinggi, bila perlu


disediakan ruangan tertutup dan terpisah dari ruangan lain.

6.144 Jika menggunakan sikat hendaklah digunakan alat vakum pada


pembersihan akhir untuk menghisap partikel yang tersisa pada
alat.

6.145 Pakaian kerja sebaiknya tidak dilengkapi dengan saku.

6.146 Cukup jelas.


6.147 Pastikan alat pemindai diikutsertakan dalam proses kualifikasi.
Setiap kali alat akan digunakan lakukan verifikasi, termasuk setiap
kali dihidupkan kembali, misal setelah jam istirahat.

6.148 Cukup jelas.

6.149 Sampel yang sudah diambil tidak boleh dikembalikan ke jalur


pengemasan namun diberi penandaan yang jelas untuk proses
rekonsiliasi. Jumlah sampel dihitung dan dicatat dalam Catatan
Pengemasan Bets. Pemusnahan sampel dilakukan sesuai
prosedur yang berlaku.

6.150
dan
6.151 Cukup jelas.

6.152 Jika ada proses pengembalian bahan cetakan ke gudang,


pastikan ada prosedur yang menjamin potensi kecampurbauran
tidak ada.

Penyelesaian Kegiatan Pengemasan

6.153 Cukup jelas.

6.154 Satu palet hanya boleh dipakai untuk menyimpan satu macam
produk dan dari lot atau bets yang sama. Jika pada satu palet
disimpan satu macam produk dengan lot atau bets yang
berbeda, hendaklah disusun sedemikian rupa agar terbentuk
pemisahan yang memadai, misal dengan menggunakan
penyekat berupa jala atau sekat lain yang tepat.
6.155 Produk ruahan yang dikembalikan ke gudang hendaklah
ditempatkan dalam suatu wadah terpisah dan diberi tanda yang
jelas, antara lain dengan nama produk, nomor bets, jumlah
dan keterangan lain yang diperlukan. Sebelum dikembalikan
ke gudang untuk dimanfaatkan kembali, kelebihan bahan
pengemas hendaklah diperiksa secara teliti. Bahan
pengemas yang dikembalikan ke gudang hendaklah disimpan
dalam suatu wadah yang terpisah, ditandai secara jelas dengan
nama produk, nomor bets, nomor analisis, jumlah dan
keterangan lain yang diperlukan. Sisa bahan pengemas yang
telah diberi kodifikasi, bahan pengemas dan bahan cetak yang
rusak, kotor atau penampilannya tidak sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan tidak boleh dikembalikan ke
gudang dan hendaklah dimusnahkan untuk mencegah
kecampurbauran, penggunaan kembali dan penyalahgunaan.
6.156
dan
6.157 Cukup jelas. Lihat Butir 6.126.

6.158 Cukup jelas. Lihat Butir 6.71.

6.159 Produk dalam status karantina hendaklah diberi label karantina


dan disimpan dalam rak khusus untuk karantina atau di
tempat yang diberi tanda khusus sehingga mudah dibedakan
dengan produk yang telah diluluskan.
PENGAWASAN SELAMA-PROSES
6.160
s/d
6.162 Cukup jelas.

6.163 Penentuan pengambilan sampel selama-proses ditetapkan


berdasarkan hasil validasi proses dan analisis risiko. Lihat
Contoh Protap Pengambilan Sampel Produk Antara,
Produk Ruahan dan Produk Jadi, Lampiran 6.163.

6.164
dan
6.165 Penjagaan konsistensi spesifikasi pengawasan selama
proses dengan spesifikasi produk, antara lain dapat dilakukan
dengan menetapkan spesifikasi pengawasan selama-proses lebih
ketat daripada spesifikasi produk.

BAHAN DAN PRODUK YANG DITOLAK,


DIPULIHKAN DAN DIKEMBALIKAN
6.166 Cukup jelas. Label DITOLAK Lihat contoh Protap
Penandaan, Lampiran 6.13. Penanganan bahan dan produk
yang ditolak. Lihat Contoh Protap Penanganan Bahan dan
Produk yang Ditolak, Lampiran 6.166.

6.167 Untuk pengolahan ulang produk yang ditolak. Lihat Contoh


Protap Proses Ulang (Reprocessing) Atau Pengolahan
Ulang (Rework) Material, Lampiran 6.167.

6.168 Otorisasi pelaksanaan pemulihan hendaklah diberika


berdasarkan pengkajianrisiko dan bukti-bukti yang cukup melalui
validasi proses bahwa produk pulihan memenuhi persyaratan
mutu yang ditetapkan. Jumlah produk ruahan, produk antara
atau sisa produk yang ditambahkan pada bets berikut
hendaklah diperhatikan, dihitung secara teliti dan dibatasi
jumlahnya agar mutu produk yang akan diperoleh tidak
terpengaruh. Penambahan produk pulihan harus dicantumkan
dalam Catatan Bets.Prosedur penanganan produk yang akan
dipulihkan dapat dibuat secara terpisah atau dicakup dalam
Prosedur Pengolahan Induk. Lihat Contoh Protap
Penanganan Produk Pulihan, Lampiran 6.168.
6.169 Cukup jelas. Pengujian tambahan lihat Pedoman CPOB
2012, Bab. 7 Pengawasan Mutu, Butir 7.44 dan 7.45.

6.170 Cukup jelas.

Produk Kembalian
6.171 Penanganan Produk Kembalian, Lihat ContohProtap
Penanganan Produk Kembalian, Lampiran 6.171. Suatu
obat dapat dikemas ulang apabila obat tersebut memenuhi
standar, spesifikasi dan karakteristik yang telah ditetapkan. Suatu
obat yang telah kadaluwarsa atau obat yang rusak sebagai
akibat dari penyimpanan dalam kondisi penyimpanan yang tidak
baik seperti suhu tinggi, kelembaban tinggi, terkena asap,
wangi-wangian, atau karena musibah alam seperti kebakaran,
kebanjiran, atau yang diragukan kondisi penyimpanan dan
penanganannya, tidak boleh diproses ulang dan hendaklah
dimusnahkan.

6.172
dan
6.173 Cukup jelas. Lihat Butir 6.171 dan Contoh Protap
Penanganan Produk Kembalian, Lampiran 6.171.
6.174 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Pemusnahan Produk,
Lampiran 6.174

Dokumentasi

6.175 Cukup jelas. Lihat Contoh Berita Acara Pemusnahan Produk,


Lampiran 6.175.

KARANTINA DAN PENYERAHAN PRODUK JADI


6.176 Produk jadi yang masih dalam status karantina hendaklah diberi
label Karantina dan tidak didistribusikan sebelum diluluskan
oleh bagian Pemastian Mutu. Lihat Contoh Label Status
Bahan Dan Produk, Lampiran 1 dalam Protap Penandaan,
Lampiran 6.13.

6.177 Tata cara untuk penerimaan, penyimpanan dan pengiriman


produk jadi hendaklah dibuat secara tertulis, Lihat Contoh
Protap Penerimaan, Penyimpanan dan Penyerahan Produk
Jadi, Lampiran 6.177. Setiap penyerahan produk jadi dalam status
karantina hendaklah disertai dengan dokumen penyerahan atau
cara lain sesuai dengan sistem yang digunakan misal sistem
komputerisasi yang tervalidasi serta dicatat di sistem persediaan
produk jadi status karantina. Produk jadi dalam status karantina
ini hendaklah disimpan di daerah karantina yang terpisah
secara fisik atau di area yang sama dengan cara lain misal
penandaan yang sesuai atau melalui sistem komputerisasi.

6.178
s/d
6.180 Cukup jelas.

6.181 Contoh kondisi khusus, misal: suhu dan perlindungan dari cahaya.
6.182 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Pelulusan Produk Jadi,
Lampiran 1.2.f.
6.183 Setelah diluluskan oleh bagian Pemastian Mutu, produk jadi
dapat dipindahkan ke daerah penyimpanan produk jadi dan
dicatat di sistem persediaan produk jadi. Pemindahan ini bisa
dilakukan baik secara fisik maupun secara sistem apabila sudah
menerapkan sistem komputerisasi yang sudah tervalidasi. Lihat
Contoh Protap Pelulusan Produk Jadi, Lampiran 1.2.f.

6.184 Cukup jelas. Lihat Butir 6.177.

CATATAN PENGENDALIAN PENGIRIMAN OBAT


6.185
s/d
6.187 Cukup jelas. Lihat Aneks 12 Cara Penyimpanan dan Pengiriman
Obat yang Baik.

6.188 Cukup jelas.

PENYIMPANAN BAHAN AWAL, BAHAN


PENGEMAS, PRODUK ANTARA, PRODUK
RUAHAN DAN PRODUK JADI
6.189 Tiap area penyimpanan hendaklah diberi nomor lokasi
penyimpanan. Tiap bets atau lot hendaklah ditempatkan secara
terpisah, bila digunakan palet hendaklah tiap palet hanya untuk
satu jenis bahan atau produk dan dari satu bets / lot kecuali
palet tersebut diberi sekat pemisah.

6.190 Cukup jelas.

6.191 Kondisi lingkungan yang sesuai antara lain suhu, kelembaban dan
cahaya. Bahan yang mudah terbakar hendaklah disimpan di
gudang khusus untuk bahan mudah terbakar yang letaknya
terpisah sesuai dengan peraturan keselamatan kerja yang
berlaku. Sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku
bahan awal narkotika, psikotropika dan zat adiktif (NAPZA)
serta prekursor hendaklah disimpan di tempat terkunci dan
kuncinya disimpan oleh penanggung jawab yang ditunjuk.

6.192 Cukup jelas.

6.193 Cukup jelas. Lihat Contoh Catatan Pemantauan


Lingkungan Ruang Penyimpanan, Lampiran 6.193.

6.194 Cukup jelas.

6.195 Kegiatan lain, misal produksi dan pengujian, hendaklah


dilakukan di area terpisah dari gudang.

6.196
dan
6.197 Cukup jelas.
Penyimpanan Bahan Awal dan Bahan Pengemas

6.198 Cukup jelas.

6.199 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Penerimaan dan


Penyimpanan Bahan Awal dan Bahan Pengemas, Lampiran
6.2a.

6.200 Cukup jelas.

6.201 Bahan awal dan bahan pengemas yang ditolak ditempatkan


dalam ruang yang terkunci.

6.202 Untuk mencegah penyalahgunaan atau kesalahan, hendaklah


bahan cetak disimpan di dalam ruangan atau lemari terkunci.

6.203
dan
6.204 Cukup jelas.

Penyimpanan Produk Antara, Produk Ruahan dan Produk


Jadi

6.205 Kondisi yang dimaksud adalah kondisi yang sesuai dengan


kondisi proses produksi (suhu dan kelembaban).

6.206
s/d
6.208 Cukup jelas.

Anda mungkin juga menyukai