Anda di halaman 1dari 13

FINAL PROJECT

SK FISIOTERAPI OLAHRAGA
Functional limitation and disability knee dextra of lateral e.c iliotibial band syndrome

Disusun Oleh:
Khoirul Ima (201410490311136)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

KOTA MALANG

2016
MODUL PRAKTIKUM
ASSESMEN DAN DIAGNOSA FISIOTERAPI
STATUS KLINIK

A. DATA-DATA MEDIS RUMAH SAKIT


a. Diagnosa medis : Iliotibial Band Syndrome
b. Catatan Klinis :-
c. Terapi Umum :-

B. PEMERIKSAAN FISIOTERAPI
1. Anamnesis
a. Anamnesis Umum
Nama : Mr.Booger
Umur : 35 tahun
Alamat : Tlogomas,Malang
Jenis kelamin : ( L / P )
Agama : Khonghucu
Pekerjaan : Atlet Sepeda
b. Anamnesis Khusus
Keluhan Utama : Nyeri pada lutut sebelah kanan di bagian sisi luarnya
ketika digunakan untuk bersepeda.
Riwayat penyakit : Minggu lalu ketika bersepeda di daerah tanjakan
pasien merasa tidak nyaman di daerah lutut sebelah
kanan sisi luar tetapi tetap dipaksakan. Ketika
sampai dipuncak pasien merasa nyeri yang sangat
amat dan bahkan untuk berjalan juga nyeri. Sudah
diberikan Counterpain tetapi nyeri tidak berkurang.
Nyeri bertambah ketika bangun tidur.
Riwayat penyakit dahulu : -
Riwayat penyakit penyerta : -
c. Anamnesis Sistem
1) Musculoskeletal : Rasa tidak nyaman di daerah lutut sebelah kanan sisi
luar ketika bersepeda, nyeri ketika berjalan,dan nyeri
bertambah ketika bangun tidur .
2) Kardiovaskuler : Tidak Ada Keluhan
3) Respirasi : Tidak Ada Keluhan
4) Neuromuscular : Tidak Ada Keluhan
5) Urogenital : Tidak Ada Keluhan
6) Gastrointestinal : Tidak Ada Keluhan
2. Pemeriksaan Fisik
a. Vital Sign
Tekanan Darah : 110/70
Denyut Nadi : 70 kali/Menit
Pernapasan : 20 kali/Menit .
Temperatur : 36.5C
b. Inspeksi
Statis :- Tanda-tanda inflamasi (-)
-Alat bantu (-)
Dinamis : -Berjalan (nyeri)
-Flexi dan extensi hip (nyeri)
c. Palpasi : -Terdapat nyeri tekan pada lutut lateral bagian
dextra (condylus femoralis dan caput fibula)
-Suhu lokal tungkai bawah dextra dan sinistra
sama
- Spasme pada m.quadriceps, m.hip flexor,
m.hip abductor, m.hamstring, dan m. gluteus
d. Perkusi : Knee pess reflex = normal
e. Auskultasi : Tidak dilakukan
3. Quick Test : Nobel kompresi test (+)
4. Pemeriksaan Spesifik
a. Pemeriksaan Gerak
Gerak Aktif : Pasien dapat menggerakkan lutut kanan baik arah fleksi maupun
ekstensi tidak full ROM, tanpa rasa nyeri kecuali pada saat akhir gerakan
fleksi terasa nyeri.
Gerak Pasif : Lutut kanan pasien dapat digerakkan ke arah fleksi maupun
ekstensi tidak full ROM, tanpa rasa nyeri kecuali pada akhir gerakan fleksi
terasa nyeri, endfeel lunak.
Gerak Isometrik Melawan Tahanan : Pasien dapat melawan tahanan yang
diberikan oleh terapis pada gerakan fleksi dan ekstensi lutut kanan, tetapi tidak
full ROM dan ada nyeri.
b. Test Spesifik :
Noble tes kompresi
Tes ini dimulai pada postur terlentang dan lutut fleksi 90 derajat. Sebagai pasien
meluas lutut penilai berlaku tekanan untuk epikondilus femoral lateral. Jika ini
menimbulkan rasa sakit selama epikondilus femoralis lateralis dekat 30 derajat
fleksi, tes ini dianggap positif.
Tes Ober:
pasien berbaring miring dengan ekstremitas cedera menghadap ke atas. lutut
tertekuk pada 90 derajat dan pinggul dalam penculikan dan ekstensi, paha
dipertahankan sejalan dengan bagasi. Pasien diundang untuk aduk paha sejauh
mungkin. Tes positif jika pasien tidak dapat aduk lebih jauh dari meja
pemeriksaan. Sebuah tes Ober positif menunjukkan pendek / tegang ilio-tibialis
band atau tensor fasciae latae, yang sering berhubungan dengan sindrom gesekan.

c. Hipermobilitas varus : Tes ini ditujukan untuk mengetahui stabilitas


dari sendi lutut oleh ligamen collateral lateral.
Pada pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan
cara full ekstensi dan fleksi 30 . Cara
pemeriksaannya adalah pasien berbaring
terlentang dengan salah satu tungkai yang
hendak diperiksa berada di luar bed, salah satu
tangan terapis berada di sisi medial sendi lutut
dan tangan yang lain berada di sisi luar sendi
pergelangan kaki untuk memberikan tekanan ke
arah dalam. Hasil yang diperoleh adalah negatif.
d. Hipermobilitas valgus : Tes ini ditujukan untuk mengetahui lesi
ligamen collateral medial. Cara pemeriksaannya
sama dengan tes hipermobilitas varus hanya saja
posisi salah satu tangan terapis berada di sisi
lateral sendi lutut dan tangan yang lain berada di
sisi dalam sendi pergelangan kaki yang
berfungsi untuk memberikan tekanan ke arah
luar. Hasil yang diperoleh adalah positif.
e. MMT :-
f. ROM Test :
PEMERIKSAAN LGS SENDI LUTUT DENGAN GONEOMETER
Data Dextra Sinistra
LGS lutut aktif S 0-0-100 S 0-0-135
LGS lutut pasif S 0-0-120 S 0-0-135

g. Tes Tonus otot :-


h. Tes Keseimbangan :-
i. Pengukuran Nyeri :
VAS
Nyeri Diam :0
Nyeri Tekan : 9 pada lutut dextra bagian lateral
Nyeri Gerak : 7 pada gerakan flexi, ekstensi, dan bersepeda
: 8 pada gerakan berjalan
: 9 pada saat bangun tidur
Keterangan :
0 : Tidak Nyeri
14 : Nyeri Ringan
5-7 : Nyeri Sedang
8 10 :Nyeri Berat
j. Tes Koordinasi :-
k. Tes Apresiasi Reaksi :Gerakan kaki kontra lateral : Mampu Dilakukan
l. Tes sensorik :-
m. Tes Reflek :-
n. Tes Rasa Posisi :-
o. Tes Transfer : Pasien bisa menggerakkan kaki secara aktif
dan berjalan namun ada keterbatasan karena
nyeri di lutut dextra bagian lateral

p. Tes ADL :
No. Item yang dinilai Skor Nila

i
1. Makan (Feeding) 0 0 = Tidak mampu
= 1= Butuh bantuan memotong, mengoles
mentegadll. 2
= 2 = Mandiri
2. Mandi (Bathing) = 0= Tergantung orang lain 1
= 1= Mandiri
3. Perawatan = 0 = Membutuhkan bantuan orang lain 1
diri (Grooming) = 1 = Mandiri dalam perawatan muka, rambut,
gigi, dan bercukur
4. Berpakaian (Dressing = 0 = Tergantung orang lain 2
) = 1 = Sebagian dibantu (misal mengancing baju)
= 2 = Mandiri
5. Buang air = 0 = Inkontinensia atau pakai kateter dan tidak 2
kecil (Bowel) terkontrol
= 1= Kadang Inkontinensia (maks, 1x24 jam)
= 2 = Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7
hari)
6. Buang = 0 = Inkontinensia (tidak teratur atau perlu 2
air besar (Bladder) enema)
= 1= Kadang Inkontensia (sekali seminggu)
= 2 = Kontinensia (teratur)

7. Penggunaan toilet = 0 = Tergantung bantuan orang lain 1


= 1 = Membutuhkan bantuan, tapi dapat
melakukan beberapa hal sendiri
= 2 = Mandiri
8. Transfer = 0 = Tidak mampu 2
= 1 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
= 2 = Bantuan kecil (1 orang)
= 3 = Mandiri
9. Mobilitas = 0 = Immobile (tidak mampu) 3
= 1 = Menggunakan kursi roda
= 2 = Berjalan dengan bantuan satu orang
= 3 = Mandiri (meskipun menggunakan alat
bantu seperti, tongkat)
10. Naik turun tangga = 0 = Tidak mampu 1
= 1 = Membutuhkan bantuan (alat bantu)
= 2 = Mandiri
Hasil score 17 = Ketergantungan Ringan
Interpretasi hasil :
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan Ringan
9-11 : Ketergantungan Sedang
5-8 : Ketergantungan Berat
0-4 : Ketergantungan Total

5. Kognitif,intrapersonal, dan interpersonal


Kognitif : Pasien mampu menceritakan dari awal kejadian
terjadinya penyakit hingga sekarang.
Intrapersonal : Pasien mempunyai semangat tinggi untuk
sembuh
Interpersonal : Pasien mampu bekerja sama dengan
Fisioterapis dan tenaga kesehatan lainnya.

C. DIAGNOSIS FISIOTERAPI :Functional limitation and disability knee dextra


of lateral e.c iliotibial band syndrome

D. PROBLEMATIK FT : - Nyeri pada lutut dextra bagian lateral


- Nyeri gerak pada lutut
- Nyeri ketika bangun tidur
- Kelemahan dan spasme otot (m.quadriceps,
m.hip flexor, m.hip abductor, m.hamstring,
dan m. Gluteus)

E. PROGRAM RENCANA TINDAKAN FISIOTERAPI


1. Tujuan jangka panjang : (1) Mengurangi nyeri dan spasme otot.
(2) Meningkatkan kekuatan otot.
(3) Memelihara dan meningkatkan LGS.
2. Tujuan jangka pendek : Untuk meningkatkan kemampuan fungsional
pasien

F. INTERVENSI FISIOTERAPI : Dilakukan selama 6x pertemuan seminggu 2x


TENS
Untuk mengurangi nyeri
F: 2x/minggu . 50 ms pada 40-150 Hz
I: 6x repetisi
T: Biphasic
T: 10-15 menit
Kinesio Tapping
Untuk menjaga stabilitas dan menguatkan iliotibial band
F: 2x/minggu
Terapi Latihan
Terapi latihan dimulai dari persiapan pasien, posisi sesuai dengan gerakan yang
direncanakan, berikan penjelasan tentang program latihan yang akan dilakukan, tujuan
dan caranya, bila perlu terapis memberikan contoh dahulu, serta aba-aba harus bisa
dipahami pasien.
a. Free active movement
Posisi pasien : Duduk ongkang-ongkang di tepi bed
Posisi terapis : Di samping pasien
Pelaksanaan :Pasien disuruh meluruskan lututnya kemudian menekuknya kembali
dengan hitungan 1 sampai 8,
F: 2X/minggu
I: 5-10x repetisi
T: Active movement
T: 20 menit
b. Hold Relax
Posisi Pasien : Tidur tengkurap di bed
Posisi terapis : Di samping pasien
Pelaksanaan :Satu tangan terapis memfiksasi pergelangan kaki dan satu tangan yang lain
memfiksasi di ujung distal femur atau tungkai atas dekat dengan persendian,terapis
menginstruksikan kepada pasien untuk menekuk lututnya kea rah pantat danterapis
memberi tahanan yang berlawanan dengan gerakan pasien, dan pasien menggerakkan
atau menekuk lututnya sampai batas nyeri, kemudian pasien disuruh rileks dan terapis
memberi penguluran ke arah fleksi.
F: 2x seminggu
I: 10x repetisi
T: Relax
T: 20 menit
c. Resisted active exercise dengan quadriceps banch
Posisi pasien : Duduk bersandar serileks mungkin
Posisi terapis : Menyesuaikan
Pelaksanaan : Posisikan pasien duduk dengan tepat dan nyaman dalam quadriceps banch
kemudian atur beban dan letakkan beban pada ankle. Kemudian lakukan tes sub
maksimal 1 RM dan pasiendiminta menggerakkan sendi lututnya (fleksi-ekstensi) apabila
pasien sudah merasa lelah dan nyeri padea sendi lutut latihan dapat dihentikan. Dalam tes
1 RM digunakan beban 2 kg dan pasien dapat mengulangi gerakan fleksi-ekstensi sendi
lutut sebanyak 10 kali, setelah itu berhenti karena pasien kelelahan. Kemudian RM
dihitung dengan menggunakan diagram Holten dengan rumus = a kg x 100% / B%,
dimana A adalah berat beban awal perkiraan terapis kepada pasien dan B adalh
banyaknya pengulangan yang dapat dilakukan pasien. Perkiraan beban adalah 2 kg dan
pasien dapat mengulangi 10 kali pengulangan maka 1 RM adalah :
1 RM = 2 kg x 100% / 80%
= 2,5 kg
Intensitas = 30-60% dari 1RM
= 50% x 2,5 kg
= 1,25kg
Repetisi = >20 kali
Istirahat = 0-30 detik
Seri = 1-3 kali

G. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad sanam : Bonam
Quo ad fungsionam : Bonam
Quo ad cosmeticam : Bonam

H. EVALUASI
1) Evaluasi sesaat : Pasien nampak lelah setelah latihan dan merasa sedikit
membaik sesaat setelah terapi.
2) Evaluasi berkala : Setelah beberapa hari, perkembangan keadaan pasien sebagai
berikut :
Keadaan psikis pasien semakin membaik dan bertambah semangat untuk
latihan
Kekuatan otot mulai meningkat dari nilai 3 dari setiap group otot fleksor
dan ekstensor menjadi 4+
Reaksi keseimbangan mulai meningkat,

I. HASIL TERAPI AKHIR


Hasil evaluasi LGS dengan goneometer
Terapi LGS Aktif LGS Pasif
1 S 0-0-100 S 0-0-120
2 S 0-0-100 S 0-0-120
3 S 0-0-100 S 0-0-120
4 S 0-0-110 S 0-0-130
5 S 0-0-110 S 0-0-130
6 S 0-0-110 S 0-0-130

Adanya peningkatan LGS lutut kanan gerakan aktif dari S = 0-0-100 menjadi S =
0-0-110 dan LGS lutut kanan gerakan pasif dari S= 0-0-120 menjadi S = 0-0-130.
5 S 0 0 110 S 0 0 130 6 S 0 0 110 S 0 0 130
Adanya penurunan nyeri gerak dari nyeri berat menjadi nyeri tidak begitu berat.

Adanya peningkatan kemampuan fungsional

No. Item yang dinilai Skor Nila

i
1. Makan (Feeding) 0 0 = Tidak mampu
= 1= Butuh bantuan memotong, mengoles
mentegadll. 2
= 2 = Mandiri
2. Mandi (Bathing) = 0= Tergantung orang lain 1
= 1= Mandiri
3. Perawatan = 0 = Membutuhkan bantuan orang lain 1
diri (Grooming) = 1 = Mandiri dalam perawatan muka, rambut,
gigi, dan bercukur
4. Berpakaian (Dressing = 0 = Tergantung orang lain 2
) = 1 = Sebagian dibantu (misal mengancing baju)
= 2 = Mandiri
5. Buang air = 0 = Inkontinensia atau pakai kateter dan tidak 2
kecil (Bowel) terkontrol
= 1= Kadang Inkontinensia (maks, 1x24 jam)
= 2 = Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7
hari)
6. Buang = 0 = Inkontinensia (tidak teratur atau perlu 2
air besar (Bladder) enema)
= 1= Kadang Inkontensia (sekali seminggu)
= 2 = Kontinensia (teratur)

7. Penggunaan toilet = 0 = Tergantung bantuan orang lain 2


= 1 = Membutuhkan bantuan, tapi dapat
melakukan beberapa hal sendiri
= 2 = Mandiri
8. Transfer = 0 = Tidak mampu 3
= 1 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
= 2 = Bantuan kecil (1 orang)
= 3 = Mandiri
9. Mobilitas = 0 = Immobile (tidak mampu) 3
= 1 = Menggunakan kursi roda
= 2 = Berjalan dengan bantuan satu orang
= 3 = Mandiri (meskipun menggunakan alat
bantu seperti, tongkat)
10. Naik turun tangga = 0 = Tidak mampu 2
= 1 = Membutuhkan bantuan (alat bantu)
= 2 = Mandiri
Hasil Score Akhir : 20
Interpretasi hasil :
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan Ringan
9-11 : Ketergantungan Sedang
5-8 : Ketergantungan Berat
0-4 : Ketergantungan Total

Adanya peningkatan kemampuan fungsional saat berdiri dari posisi duduk


didapatkan nyeri dari nilai 2 menjadi , kesulitan dari nilai 3 menjadi 2 dan
ketergantungan dari nilai 2 menjadi 1. Berjalan 15 meter didapatkan nyeri
dari nilai 3 menjadi 1 dan kesulitan dari nilai 3 menjadi 2. Naik turun
tangga 3 trap didapatkan nyeri dari nilai 3 menjadi 2, kesulitan dari nilai 3
menjadi 2 dan ketergantungan dari nilai 2 menjadi 1.
J. HOME PROGRAM
Cold Therapy
Cold therapay atau terapi dengan es berguna untuk menurunkan
peradangan,
F: 2x seminggu
I : 2-3x repetisi
T : Compress ice with ice pack
T: 10-15 menit
Quadriceps Stretch
-Menggunakan handuk, atau band, berbaring di perut Anda, melampirkan
band untuk terpengaruh kaki, dan tarik tumit ke bokong Anda.
Tahan peregangan ini selama 1 menit. ulangi 3waktu.
Hip Flexor Stretch
- Berlutut dengan lutut yang terkena di tanah, lengan sisi yang sama
kembali menyebabkan pelvis (pinggul) bergeser ke depan, dan kembali
untuk memperpanjang.
Tahan selama 20-30 detik.
Ulangi 3 kali.
Abductor Stretch
- Menopang bagian dalam pergelangan kaki Anda di atas meja, bersandar
ke sisi Anda peregangan.
Tahan selama 20-30 detik. Ulangi 3 kali.
Hamstring Stretch
- Menopang bagian belakang tumit Anda di atas meja, menjaga punggung
lurus, dan ramping maju di pinggul.
Tahan selama 20-30 detik. Ulangi 3 kali.
Dynamic Hamstring Stretch
Berbaring telentang, mencapai tangan di belakang lutut Anda, menjaga
lutut di 90 angle, dan menendang sampai Anda merasakan peregangan.
Ulangi 15-20 kali setiap sisi.
Sidelying ITBand stretch
Di sisi Anda, menggunakan handuk atau band, tarik kaki belakang seakan
peregangan paha, dan menggunakan kaki yang berlawanan untuk
mendorong ke bawah pada bagian distal kaki.
Tahan peregangan ini selama 1 menit. Ulangi seperlunya
C stretch for ITBand
Berdiri, menempatkan kaki yang terkena di belakang kaki yang baik, dan
bersandar jauh. tahan selama
20-30 detik. Ulangi 3 kali.
glute stretch
Menopang bagian luar pergelangan kaki Anda di atas meja, pastikan kaki
adalah pada 90 derajat, menjaga punggung lurus, dan bersandar ke depan
pada pinggul.
Tahan selama 20-30detik. Ulangi 3 kali.

K. UNDERLIYING PROCESS
ITB sebenarnya adalah tendon panjang. (Tendon menghubungkan otot dengan
tulang.) Ini menempel pada otot pendek di bagian atas panggul disebut tensor fasia lata.
ITB berjalan di sisi paha dan terhubung ke tepi luar tibia (tulang kering) tepat di bawah
tengah sendi lutut. Anda dapat merasakan tendon di luar paha Anda ketika Anda
mengencangkan otot-otot kaki Anda. ITB menyilang sisi sendi lutut, memberikan
stabilitas ditambahkan lutut.
ITB meluncur bolak-balik atas femoralis lateralis Kondilus sebagai penekuk lutut dan
pelurus lutut. Biasanya, ini bukan masalah. Tetapi bursa antara femoralis lateralis
Kondilus dan ITB dapat menjadi iritasi dan meradang jika ITB mulai untuk mengambil
alih Kondilus dengan gerakan lutut berulang-ulang seperti dari berjalan, berlari, atau
bersepeda.Biasanya terjadi ketika kita meloncat terlalu jauh, bersepeda dan berjalan
secara berlebihan. Sehingga terjadi ketegangan yang berlebihan yang selanjutnya memicu
peradangan bursa sekitar lutut sisi luar.

Para ahli menemukan bahwa pelari dengan otot gluteus yang lemah atau lelah lebih
berisiko sindrom ITB. Otot ini mengendalikan gerakan luar pinggul. Jika gluteus medius
tidak melakukan tugasnya, paha cenderung untuk berpaling ke dalam. Hal ini membuat
sudut lutut ke posisi berkaki pengkar. ITB semakin menekan bursa.

Anda mungkin juga menyukai