Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI

OLEH:

TRINARA APRILIANA
I4B015036

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS

PURWOKERTO

2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Hipertensi

Pokok bahasan : Penatalksanaan hipertensi


Sub pokok bahasan : diet hipertensi
Penyuluh : Mahasiswa Profesi Ners Unsoed angkatan XVII
Hari/tanggal : Kamis, 2 November 2016
Waktu : 10.00 WIB - selesai
Tempat : Di Rumah Warga RW 4
Sasaran : Bu munjiyah

A. Tujuan
Tujuan Intruksional Umum ( TIU )
Pasien dapat memahami tentang Hipertensi
B. Tujuan Intruksional Khusus ( TIK )
a. Klien mengetahui pengertian Hipertensi
b. Klien mengetahui KategoriHipertensi
c. Klien mengetahui faktor penyebab dari Hipertensi
d. Klien mengetahui beberapa gejala Hipertensi
e. Klien memahami penatalksanaanHipertensi
C. Pokok materi
a. Pengertian Hipertensi
b. Kategori Hipertensi
c. faktor penyebab dariHipertensi
d. Tanda dan gejala dari Hipertensi
e. Penatalaksanaan Hipertensi
D. Media
Booklet, baskom, handuk, air hangat, thermometer, time..
E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi
F. Setting Tempat

Keterangan

= Penyaji

= Klien

G. Pelaksanaan
No Tahapan Waktu Kegiatan Ket
1 Pembukaan 5 menit - Mengucapkan salam Curah
- Memperkenalkan diri. pendapat
- Menjelaskan tujuan dari kegiatan
penyuluhan
- Menyebutkan materi yang akan
disampaikan
- Menggali pengetahuan Lansia tentang
Hipertensi
2 Inti 35 - Menyebutkan materi yang akan Ceramah
menit disampaikan dan
- Mendemonstrasikan cara menangani demonstrasi
hipertensi dengan terapi komplementer:
rendam air hangat
3 Penutup 5 menit - Memberikan kesempatan sasaran untuk Tanya
bertanya tentang hal yang belum jawab
dimengerti
- Melakukan evaluasi secara lisan
- Memberikan salam penutup

H. EVALUASI
1. Evaluasi struktur:
Kesiapan SAP
Kesiapan media
Klien ikut dalam kegiatan penyuluhan.
Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di rumah keluarga bu Munjiyah
di Rt 05/RW4 DesavDawuhan Wetan
2. Evaluasi proses:
Klien antusias terhadap materi penyuluhan.
Klien terlibat langsung dalam kegiatan penyuluhan (diskusi)
Waktu sesuai dalam SAP
3. Evaluasi hasil:
Klien mengetahui tentang :
a. Pengertian Hipertensi
b. Faktor penyebab dari Hipertensi
c. Tanda dan gejala dari Hipertensi
d. Penatalaksanaan Hipertensi
I. Materi HIPERTENSI
1. Pengertian
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara
abnormal dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan darah yang
disebabkan oleh satu atau beberapa faktor resiko (Wijaya & Putri, 2013). Hipertensi
dapat didefinisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya
di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg (Baradero et al., 2008).
2. Macam-macam
Klasifikasi Tekanan Darah dan/ atau Tekanan Darah
Tekanan Darah Sistol Diastol
(mmHg) (mmHg)
Normal < 120 Dan < 80
Hipertensi ringan 120-139 Atau 80-89
Hipertensi sedang 140-159 Atau 90-99
Hipertensi berat 160 Atau 100

(JNC VII dalam NIH, 2003)


3. Faktor penyebab
Faktor resiko hipertensi dibedakan menjadi dua yaitu faktor resiko yang tidak
dapat dikontrol dan faktor resiko yang dapat dikontrol. Beberapa faktor resiko
yang tidak dapat dikontrol yaitu:
a. Uumur Risiko terkena hipertensi lebih besar dengan bertambahnya umur
seseorang. Tekanan darah meningkat dengan bertambahnya umur karena adanya
perubahan alami pada jantung, pembuluh darah, dan hormon. Pembuluh darah
arteri kehilangan elastisitasnya atau kelenturannya seiring dengan bertambahnya
umur sehingga menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi.
b. Jenis kelamin Terutama pria, kejadian hipertensi lebih banyak ditemukan pada
pria dibandingkan wanita usia premenopause. Hal ini dikarenakan wanita
premenopause akan dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam
meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). HDL yang tinggi akan
melindungi dan mencegah terjadinya proses arterosklerosis. Estrogen juga
berperan penting mampu menurunkan tekanan darah pada wanita premenopause.
c. Faktor genetik atau keturunan. Faktor genetik memengaruhi 20 sampai 55 %
kasus hipertensi. ini dapat secara langsung mengatur ekskresi Na ginjal atau dapat
memodifikasi respon tekanan darah terhadap perubahan natrium tubuh. Namun,
interaksi genetik ini sangat kompleks dan mungkin berbeda-beda pada masing-
masing pasien (Barlassina, Lanzani, Manunta, & Bianchi, 2002). Selain itu,
Hipertensi lebih banyak ditemukan pada kembar monozigot (satu sel telur)
daripada dizigot (Kouremenos et al., 2014).
Faktor resiko yang dapat dikontrol diantaranya :
a. Obesitas
b. Stres
c. Merokok
d. Konsumsi garam berlebih
e. Konsumsi lemak jenuh
f. Konsumsi minuman beralkohol,
g. Dan kurang latihan (aktivitas fisik).
4. Gejala
Gejala atau manifestasi klinis hipertensi timbul setelah bertahun-tahun. Adapun
manifestasi klinis hipertensi diantaranya:
a. Nyeri kepala / pusing
b. kadang-kadang disertai mual dan muntah akibat tekanan di intrakranium
c. penglihatan kabur
d. gelisah
e. kelelahan
f. nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus serta
edema dependen akibat peningkatan tekanan kapiler (Corwin, 2007).
Selain itu Peningkatan tekanan darah kadang merupakan satu-satunya gejala.
Pendapat lain menyatakan bahwa gejala hipertensi dapat berupa sakit kepala,
epistaksis,telinga berdengung, rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang-
kunang dan pusing (Mansjoer, Triyanti, Syafitri, Wardhani, & Setiowulan, 2001).
5. Komplikasi
Efek panjang dari hipertensi menimbulkan beberapa komplikasi yaitu
a. Infark miokard
b. gagal jantung,
c. stroke,
d. gagal ginjal,
e. gangguan mata (Corwin, 2007).
6 Penatalaksanaan
Berdasarkan JNC VII 2003 penatalaksanaan hipertensi mencakup penatalaksanaan
farmakologi (medikasi) dan nonfarmakologi (pengubahan gaya hidup) (Bell et al.,
2015).
Cara Penanganan dan Perawatan Hipertensi
a. Cara penanganan hipertensi
1) Berobat/memeriksa diri secara teratur
2) Minum obat secara teratur
3) Jangan menghentikan konsumsi obat, mengubah dan menambah dosis dan
jenis obat tanpa petunjuk dokter
4) Konsultasikan dengan petugas kesehatan jika menggunakan obat untuk
penyakit lain karena ada jenis obat yang dapat meningkatkan dan
memperbutuk hipertensi.
b. Cara perawatan dan pencegahan hipertensi
1) Usahakan untuk memeprtahankan berat badan yang seimbang dengan
mencegah kegemukan
2) Batasi pemakaian garam (Sodium)
3) Tidak merokok
4) Memperhatikan diet dengan memperbanyak makan buah dan sayuran dan
membatasi minuman beralkohol
5) Hindari minum kopi berlebihan
6) Periksa tekanan darah secara teratur terutama jika usi sudah mencapai 40
tahun
Penatalaksanaan nonfarmakologi hipertensi dilakukan dengan modifikasi atau
pengubahan gaya hidup. Lima modifikasi gaya hidup yang direkomendasikan oleh
JNC VII 2003 yaitu:
a. Mengurangi intake natriumdan garam
b. Meningkatkan latihan,
c. Membatasikonsumsi alkohol
d. Pengaturan diet yang disesuaikan
e. Menjaga keseimbangan berat badan normal (Wexler & Aukerman,2006).
Prinsip Diet Bagi Penderita Hipertensi
a. Makanan yang beraneka ragam dan gizi yang seimbang
b. Jenis makanan disesuaikan
c. Jumlah garam dibatasi (tidak lebih dari - sendok teh perhari)
d. Konsumsi sayuran dan buah-buahan segar

Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi penderita hipertensi


Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber Karbohidrat Beras, kentang, singkong, Makanan yang diolah dari
terigu, tapioka, gula, sumberhidrat arang dengan
makanan yang diolah dari penambahangaram dapur,
bahan makanan tersebut baking powder atau
tanpa garam dapur atau soda soda kue seperti roti, biskuit,
mie,bihun, makaroni, kue
kering.
Sumber protein hewani Daging, ayam dan ikan, telur Otak, ginjal, lidah, sarden,
maksimal 1 butir sehari, susu dagingberlemak, ikan asin,
maksimal 200 ml sehari makanankalengan, telur asin,
daging asap,sosis, ham,
bacon, dendeng, abon,keju,
kornet, ebi atau udang kering
Sumber protein nabati Semua kacang-kacangan dan Kacang tanah, dan semua
hasilnya yang diolah tanpa kacangkacanganyang
garam dapur. dimasak dengangaram atau
bahan natrium berlebih.
Sayuran Semua sayuran segar Sayuran yang diawetkan
dengangaram dapur dan
ikatan natriumlainnya, seperti
sayuran dalamkaleng, sawi
asin, asinan dan acar.
Buah-buahan Semua buah-buahan segar, Buah-buahan yang diawetkan
buah yang diawetkan tanpa dengangaram dapur dan
garam dapur dan natrium sumber natriumlain, seperti
buah dalam kaleng.
Lemak Minyak goreng, margarine, Margarine dan mentega
dan mentega tanpa garam. biasa.
Minuman Teh, jus buah, jus sayuran, Minuman ringan (soda),
air putih. coklat, kafein (kopi), alkohol
Bumbu-bumbu Semua bumbu-bumbu kering Garam dapur, baking
yang tidak mengandung powder, sodakue, vetsin dan
garam dapur dan sumber bumbu-bumbu
natrium lain yangmengandung garam
dapur seperti,kecap, terasi,
kaldu balok, kaldububuk,
saus tomat, petis dan tauco.
(Asosiasi Dietsien Indonesia, 2006)
Jenis-jenis terapi komplementer yang dapat digunakan untuk mengatasi hipertensi:
A. Konsumsi Jus belimbing
Menurut Sari (2011) suatu makanan yang sehat untuk jantung dan pembuluh darah
apabila mengandung kalium dengan natrium minimal 5:1. Buah belimbing mengandung
kalium:natrium dengan perbandingan 66:1, sehingga sangat bagus untuk hipertensi. jika
natrium meningkatkan darah, maka kalium bertugas untuk menurunkan tekanan darah.
Cara pembuatan jus belimbing yaitu:
Bahan :
1. 100 gr buah belimbing
2. 3 sendok makan air jeruk nipis
3. 1/2 gelas air matang
4. 3/4 gelas es serut
Cara membuat :
1. Potong kecil-kecil buah belimbing yang telah dicuci bersih
2. Campurkan belimbing tersebut dengan bahan-bahan lainnya, kemudian haluskan
dengan blender
3. Hidangkan segera selagi masih dingin
B. Konsumsi jus mentimun
Pengaruh kandungan mentimun terhadap tekanan darah terlihat jelas dalam peranan
kalium, kalsium, dan magnesium terhadap pompa kalium natrium. Kalium berperan
dalam menjaga kestabilan elektrolit tubuh melalui pompa kalium-natrium. Kurangnya
kadar kalium dalam darah akan mengganggu rasio kalium-natrium sehingga kadar
natrium akan meningkat.Hal ini dapat menyebabkan pengendapan kalsium pada
persendian dan tulang belakang yang meningkatkan kadar air tubuh sehingga
meningkatkan beban kerja jantung dan pengumpalan natrium dalam pembuluh darah.
Akibatnya dinding pembuluh darah dapat terkikis dan terkelupas yang pada akhirnya
menyumbat aliran darah sehingga meningkatkan risiko hipertensi (Kharisna, D., Wan N.
D., dan Widia Lestari, 2012).
Cara membuat jus mentimun yaitu :
Bahan :
1. 200 gram mentimun
2. 2 sendok makan air jeruk lemon
3. 4 sendok makan gula pasir halus
4. es batu secukupnya
cara membuat:
1. Potong-potong mentimun, masukan dalam blendertambahkan jeruk lemon, gula pasir
dan es batu
2. Tuangkan ke dalam gelas
3. Jus siap dihidangkan
C. Terapi rendam air hangat
Hidrotherapy disinyalir dapat menurunkan tekanan darah jika digunakan secara rutin.
Jenis hidrotherapy antara lain adalah mandi air hangat, mengompres, menggunakan uap
air dan merendam kaki dengan air hangat. Secara ilmiah air hangat mempunyai dampak
fisiologis bagi tubuh pertama berdampak pada pembuluh darah dimana hangatnya air
membuat sirkulasi darah menjadi lancar yang ke dua adalah faktor pembebanan didalam
air yang akan menguatkan otot-otot dan ligament yang mempengaruhi sendi tubuh.
(Lalage, 2015). Rendam air hangat bermanfaat untuk vasodilatasi aliran darah sehingga
diharapkan dapat mengurangi tekanan darah (Umah, 2014). Rendam air hangat sudah
banyak dibuktikan dapt menurunkan tekanan darah sehingga banyak penderita tidak
meminum obat lagi, tetapi belum banyak penelitian tentang efektivitas terapi tersebut
dibandingkan dengan menggunakan obat anti hipertensi (Ikafah, 2016). Salah satu terapi
Hidrotherapy yaitu rendam air hangat, berikut langkah-langkahnya:
Persiapan alat dan lingkungan: Ember dan air hangat, kursi, handuk kecil,
termometer, timer, lingkungan yang nyaman dan juga privasi pasien (Madyastuty,
2012).
Langkah-langkah: Posisikan klien dalam kondisi duduk diatas kursi dengan kaki
dimasukkan ke dalam ember/baskom yang sudah diisi 2 liter air hangat dengan suhu
air 39 derajat C selama 15 menit (Hangat-Hangat Kuku) (Boone, 2007)
D. Terapi Masase kaki
Pijat tungkai dan kaki dilakukan pada area otot gastrocnemius. Pemijatan area tersebut
dapat melancarkan sirkulasi darah dan saluran getah bening dan penekanan secara
bertahap dapat mengendurkan otot-otot yang tegang dan penekanan yang lebih kuat pada
saat memijat ke atas dapat membantu melancarkan aliran darah kembali ke jantung
(Setyawati, T. (2015).
Cara Melakukan masase kaki
Aslani (2003) menyatakan tata cara melakukan masase pada daerah kaki adalah sebagai
berikut:
a. Effleurage
Letakkan telapak tangan dipermukaan tubuh dengan jemari rapat dan lekukan
gerakan seperti berenang. Buatlah lingkaran yang saling bertumpukkan dengan
kedua tangan secara bergantian. Usap seluruh bagian tubuh hingga kebagian sisi.
Ketika tangan berada dibagian bawah, gerakkan tangan kembali keatas.
Gambar 1

b. Masase pada kaki belakang


Letakkan tangan bersilangan dibelakang pergelangan kaki kanan. Dorong kedua
tangan hingga pangkal paha. Pisahkan dan kembali turun ke bawah dengan lembut,
ikuti tekuk kaki. Ulangi lagi gerakan tersebut.

Gambar 2
Tekan ibu jari ke bagian tengah otot betis seolah-olah memisahkannya, pijat hingga
ke bagian bawah lutut. Dengan sangat lembut pijat bagian belakang lutut. Buat

lingkaran kecil dengan ibu jari diseluruh wilayah tersebut.

Gambar 3
Kembali ke telapak kaki dan lakukan gerakan mengusap panjang ke atas menuju
paha. Untuk mengakhiri pemijatan pada kaki bagian belakang urut turun kembali ke

pergelangan kaki. Lakukan hal yang sama pada kaki kiri.


Gambar 4

c. Masase pada kaki bagian depan


Ambillah posisi menghadap ke kaki klien dengan kedua lutut berada disamping
betisnya. Letakkan tangan kita sedikit diatas pergelangan kaki dengan jari-jari
menuju ke atas, dengan satu gerakan tak putus luncurkan tangan ke tas panggkal
paha dan kembali turun di sisi kaki mengikuti lekuk kaki.
Tarik ibu jari dan buat bentuk V (posisi mulut naga). Letakkan tangan di atas
tulang garas dibagian bawah kaki. Gunakan tangan secara bergantian untuk memijat
perlahan hingga ke bawah lutut. Dengan tangan masih pada posisi V urut ke atas
dengan sangat lembut hingga ke tempurung lutut, pisahkan tangan dan ikuti lekuk
tempurung lutut pijat ke bagian bawah. Lalu ulangi pijat keatas bagian tempurung
lutut.

Gambar 5
Tekanlah dengan sisi luar telapak tangan membuat lingkaran secara bergantian
mulai dari atas lutut hingga pangkal paha dan mendorong otot. Dengan keedua
tangan , pijatlah kebawah pada sisi kaki hingga ke pergelangan kaki. Kemudian
remas bagian dorsum dan plantaris kaki dengan kedua tangan sampai ke ujung jari.
Ulangi pada kaki kiri.

Gambar 6

d. Masase Pada telapak kaki


Letakkan alas yang cukup besar dibawah kaki klien, lalu tangkupkan telapak tangan
kita di sekitar sisi kakii kanannya. Rilekskan jari-jari serta gerakkan tanga kedepan
dan kebelakang dengan cepat. Ini akan membuat kaki rileks.

Gambar 7
Biarkan tangan tetap memegang bagian atas kaki. Geser tangan kiri kebawah tumit
kaki, dengan lembut tarik kaki ke arah pemijat mulai daeri tumit. Dengan gerakan
oval putar kaki beberapa kali kesetiap arah.
Gambar 8
Pegang kaki dengan ibu jari kita berada di atas dan telunjuk di bagian bawah.
Kemudian dengan menggunakan ibu jari, tekan urat-urat otot mulai dari jaringan
antara ibu jari dan telunjuk kaki. Tekan diantara urat-urat otot dengan ibu jari.
Ulangi gerakan ini pada tiap lekukan.

Gambar 9

Pegang tumit kaki klien dengan tangan kanan, gunakan ibu jari dan telunjuk tangan
kiri pemijat untuk menarik kaki dan meremas jari kaki. Pertama, letakkan ibu jari
pemijat diatas ibu jari kaki dan telunjuk dibawahnya. Lalu pijat dan tarik ujungnya,
dengan gerakan yang sama pijat sisi-sisi jari. Lakukan gerakan ini pada jari yang
lain.
Gambar 10

5. Effleurage
Untuk mengakhiri dan menyeimbangkan energi kaki, letakkan tangan kiri pemijat diatas
kaki klien dan tangan kanan dibawahnya. Tarik tangan kiri pemijat mundur hingga ke
jari-jari kaki dan dorong tangan kanan ke arah atas kaki dengan usapan yang tak
terputus

Gambar 11
DAFTAR PUSTAKA
Aslani, Marilyn. (2003). Teknik Pijat untuk Pemula. Jakarta: Erlangga.
Asosiasi Dietsien Indonesia. (2006). Penuntun diet. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Baradero, M., Dayrit, M., & Siswadi, Y. (2008). Klien gangguan kardiovaskuler: Seri asuhan
keperawatan. Jakarta: EGC.
Barlassina, C., Lanzani, C., Manunta, P., & Bianchi, G. (2002). Genetics of essential
hypertension: from families to genes. Journal of the American Society of Nephrology, 13,
155-164.
Bell, K., Twiggs, J., & Olin, B. R. (2015). Hypertension: The silent killer, updated JNC-8
guideline recommendations. Alabama Pharmacy Association.
Corwin, E. J. (2007). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Ikafah. (2016). Perbedaan penurunan tekanan darah lansia dengan obat anti hipertensi dan
terapi rendam air hangat di wilayah kerja puskesmas antara tamalanrea makassar.
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, makasar.
Kharisna, D., Wan N. D., dan Widia Lestari. (2012). Efektifitas konsumsi jus mentimun terhadap
penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Keperawatan STIKes Payung Negeri
Pekanbaru, Riau. Jurnal Ners Indonesia, 2 (2).
Kouremenos, N., Zacharopoulou, I. V., Triantafyllidi, H., Zacharopoulos, G. V., Mornos, C.,
Filippatos, G., Lekakis, J., Kremastinos, D., Manolis, A. I., & Gavras, H. (2014). Genes
and genetic variations involved in the development of hypertension: focusing on a greek
patient cohort. Hellenic Journal of Cardiology, 55, 9-16.
National Institute of Health (NIH). (2003). The seventh report of joint national committee (jnc
vii) on prevention, detection, evaluation and treatment of high blood pressure. USA:
Author
Sari, E. W. (2011). Pengaruh konsumsi belimbing manias dan madu terhadap tekanan darah
sistolik dan diatolik pada lansia penderita hipertensi di dusun ngrenak kidul 10 godean
sleman yogyakarta. (Skripsi). Program studi ilmu keperawatan Sekolah tinggi ilmu
kesehatam Aisyiyah, Yogyakarta.
Setyawati, T. (2015). Pengaruh pemijatan tungkai dan kaki dengan Aromaterapi lavender
terhadap penurunan Tekanan darah pada penderita hipertensi Primer. Program Studi S1
Fisioterapi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Wexler, R. & Aukerman, G. (2006). Nonpharmacologic strategies for managing hypertension.
American Family Physicians, 73 (11), 1953-1956.
Wijaya, A. S. & Putri, Y. M. (2013). Keperawatan medikal bedah (keperawatan dewasa).
Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai