PENDAHULUAN
Invaginasi atau intususepsi sering ditemukan pada anak dan jarang pada
orang dewasa. Invaginasi pada anak biasanya bersifat idiopatik karena tidak
bulan dan lebih banyak pada anak laki laki. Prevalensi penyakit diperkirakan 1
2 penderita diantara 1000 kelahiran hidup. Anak lelaki lebih banyak dibanding
dengan perempuan (3 : 1). Pada umur 5 9 bulan sebagian besar belum diketahui
penyebabnya. (2)
Penderita biasanya bayi sehat, menetek, gizi baik dan dalam pertumbuhan
peristaltik, 10% diantaranya didahului oleh pemberian makanan padat dan diare.
Diare dan invaginasi dihubungkan dengan adanya infeksi virus, karena pada
1
pemeriksaan tinja dan kelenjar limfa mesenterium, didapatkan adenovirus yang
apabila tidak ditangani dengan segera dan tepat akan menimbulkan komplikasi
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
melibatkan ileum saja, ileo-colica berarti ileum sebagai intususeptum dan colon
sebagai intususepien. Kombinasi yang lain dapat terjadi seperti ileo-ileo colica,
(75%) dimana ileum yang mengalami intususepsi masuk naik sampai ke kolon
asendens dan mungkin terus sampai keluar dari rektum, ileo- ileo colica 15%, lain-
lain 10%, dan paling jarang ditemukan tipe appendical colica. Invaginasi dapat
3
mngakibatkan nekrosis sistemik pada bagian usus yang masuk dengan komplikasi
2.2 Epidemiologi
Insiden penyakit ini tidak dikeahui secara pasti, masing masing penulis
ditemukan pada anak anak di bawah usia 1 tahun, anatara kelompok usia 2 12
bulan, paling banyak pada usia 5 9 bulan dan frekuensinya menurun dengan
hidup dan anak lelaki lebih banyak daripada perempuan, dengan perbandingan
3:1(1,2). Pada bulan Maret Juni kemudian antara bulan September Oktober
musim kemarau dan musim penghujan dimana pada musim musim tersebut,
insiden infeksi saluran napas dan gastroenteritis meningkat. Sehingga para ahli
invaginasi.(1)
2.3 Etiologi
2.3.1 Idiopatik
4
akibat infeksi virus. Penebalan ini merupakan titik awal (lead point) terjadinya
invaginasi.(1)
2.3.2 Kausal
Pada penderita invaginasi yang lebih besar (usia lebih dari 2 tahun)
divertikulum Meckel, polip, duplikasi usus, dan limfoma pada 42 kasus dari 702
setelah dua minggu pasca bedah, hal ini terjadi akibat gangguan peristaltik usus,
disebabkan manipulasi usus yang kasar dan lama, diseksi retroperitoneal yang
Penyakit ini sering terjadi pada usia 3 12 bulan, dimana pada saat itu
terjadi perubahan diit makanan dari cair ke padat, perubahan pemberian makanan
terjadi setelah atau selama enteritis akut, sehingga dicurigai akibat peningkatan
peristaltik usus. Gastroenteritis akut yang dijumpai pada bayi, ternyata kuman
5
rotavirus adalah agen penyebabnya, pengamatan 30 kasus invaginasi bayi
ditemukan virus ini dalam biakan fesesnya sebanyak 37%. Namun, pada beberapa
2.4 Patofisiologi
parsial maupun total dan strangulasi. Proses terjadinya invaginasi dimulai dengan
hiperperistaltik usus bagian proksimal oleh karena bagian proksimal bersifat lebih
mobil, sehingga dapat menyebabkan segmen usus masuk ke dalam lumen usus
6
Sumber: Onki, 2011
Gambar 2.3
Invaginasi Ileo colica
gangguan motilitas usus lainnya yang terfiksir atau kurang bebas dibandingkan
bagian lainnya, karena arah gerakan peristaltik dari oral ke anal sehingga bagian
yang masuk ke lumen usus adalah yang arah oral atau proksimal.(3)
Akibat adanya segmen usus yang masuk ke dalam segmen usus lainnya
akan menyebabakan dinding usus yang terjepit mengalami penurunan aliran darah,
sebagai berikut : Anak atau bayi yang semula sehat dan biasanya dengan keadaan
gizi yang baik, tiba tiba menangis kesakitan, terlihat kedua kakinya terangkat ke
atas, penderita tampak seperti kejang dan pucat menahan sakit, serangan nyeri
perut seperti ini berlangsung dalam beberapa menit. Diluar serangan, anak atau
bayi terlihat seperti normal kembali. Pada waktu itu sudah terjadi proses
invaginasi. Serangan nyeri perut datangnya berulang ulang dengan jarak waktu
perut diikuti dengan muntah berisi cairan dan makanan yang ada di lambung.
7
Sesudah beberapa kali serangan dan setiap kalinya memerlukan tenaga, maka di
luar serangan, penderita terlihat lelah dan lesu kemudian tertidur sampai datang
serangan kembali.(1,4)
Proses invaginasi pada mulanya belum terjadi gangguan pasase isi usus
secara total, anak masih dapat defekasi berupa feses biasa, kemudian feses
bercampur darah segar dan lendir, kemudian defekasi hanya berupa darah segar
bercampur lendir tanpa feses. Karena sumbatan belum total, perut belum kembung
dan tidak tegang, dengan demikian mudah teraba gumpalan usus yang terlibat
invaginasi sebagai suatu massa atau tumor berbentuk bujur di dalam perut di
bagian kanan atas, kanan bawah, atas tengah, atau kiri bawah. (1,4)
pada perut bagian kanan bawah teraba kosong yang disebut dances sign ini
diakibatkan karena saekum dan kolon naik ke atas, mengikuti proses invaginasi.
8
Pembuluh darah mesenterium yang ikut terjepit pada bagian usus yang mengalami
oedem, hiperfungsi goblet sel serta laserasi mukosa usus. Hal ini memperlihatkan
gejala berak darah serta lendir, dan tanda ini baru dijumpai sesudah 6 8 jam
serangan sakit yang pertama kali, kadang kadang sesudah 12 jam. Berak darah
lendir ini bervariasi jumlahnya dari kasus ke kasus, ada juga yang dijumpai hanya
tersumbat partial berubah menjadi sumbatan total, diikuti proses oedem yang
seperti perut kembung dengan gambaran peristaltik usus yang jelas (darm
steifung), muntah warna hijau dan dehidrasi. Oleh karena perut kembung, maka
massa tumor tidak dapat diraba lagi dan defekasi hanya berupa darah dan lendir.
Apabila keadaan ini berlanjut terus akan dijumpai muntah feses, dengan demam
tinggi, asidosis, toksis dan terganggunya aliran pembuluh darah arteri, sedangkan
yang sehat sekonyong konyong mendapat serangan nyeri perut. Anak tampak
gelisah dan tidak dapat ditenangkan. Sedangkan diantara serangan, biasanya anak
tidur tenang karena sudah kecapaian sekali. Serangan klasik terdiri dari nyeri
perut, gelisah sewaktu serangan balik, biasanya keluar lendir campur darah ( red
currant jelly = selai kismis merah) per anum, yang berasal dari intususeptum
9
yang tertekan, terbendung atau mungkin sudah mengalami strangulasi dan anak
Gejala klinis yang menonjol dari invaginasi dalah trias gejala yang terdiri
dari:
- nyeri perut yang datangnya secara tiba tiba, nyeri bersifat serangan, nyeri
- teraba massa tumor di perut berbentuk bujur pada bagian kanan atas, kanan
dengan batas jelas seperti sosis. Bila invaginasi disertai strangulasi, harus diingat
dubur. Ujung invaginatum teraba seperti porsio uterus pada pemeriksaan vaginal,
10
sehingga dinamai pseudoporsio atau porsio semu. Invaginatum yang keluar dari
mukosa rektum. Pada invaginasi didapatkan invaginatum bebas dari dinding anus,
didapatkan:
seperti portio
Rontgen. Dari foto polos abdomen didapatkan distribusi udara di dalam usus tidak
merata, usus terdesak ke kiri, bila keadaan penyakit sudah lanjut, terlihat tanda
tanda obstruksi usus dengan gambaran air fluid level, dan dapat terlihat free
air bila telah terjadi peritonitis. Pemberian enema barium dikerjakan untuk
tujuan diagnosis dan terapi. Untuk diagnosis dikerjakan bila gejala gejala klinik
meragukan, pada barium enema akan tampak gambaran cupping, dan coiled
spring appearance. Sumbatan oleh invaginatum biasanya tampak jelas pada foto.
(1,4,8,9)
11
Sumber: Sendy Fetariano, 2011
Gambar 2.6
Foto Abdomen
(>10.000/mm3). (1,4)
2.7 Penatalaksanan
pertolongan diberikan, jika pertolongan sudah diberikan kurang dari 24 jam dari
Penatalaksanaan penanganan suatu kasus invaginasi pada bayi dan anak sejak
dahulu mencakup dua tindakan penanganan yang dinilai berhasil dengan baik :
12
Sumber: Moch. Aleq Sander, 2010
Gambar: 2.7
Bagan Penatalaksanaan Invaginasi
Bila sudah dijumpai tanda gangguan pasase usus dan hasil pemeriksaan
dan terapi. Barium enema dapat diberikan apabila tidak dijumpai kontraindikasi
seperti:
- adanya tanda obstruksi usus yang jelas baik secara klinis maupun pada foto
abdomen,
13
- gejala invaginasi sudah lewat dari 24 jam, dan
Hasil reduksi atau reposisi hidrostatik ini akan memuaskan jika dalam
keadaan tenang tidak menangis atau gelisah karena kesakitan, oleh karena itu
Tekanan hidrostatik tidak boleh melewati satu meter air dan tidak boleh
dengan plester, melalui kateter bubur barium dialirkan dari kontainer yang terletak
3 kaki di atas meja penderita dan aliran bubur barium dideteksi dengan alat
Meniskus sering dijumpai pada kolon transversum dan bagian proksimal kolon
desendens. Bila kolom bubur barium bergerak maju menandai proses reduksi
sedang berlanjut, tetapi bila kolom bubur barium berhenti dapat diulangi 2 3 kali
dengan jarak waktu 3 5 menit. Reduksi dinyatakan gagal bila tekanan barium
percobaan reduksi pertama, kedua dan ketiga, bubur barium dievakuasi terlebih
- rectal tube ditarik dari anus maka bubur barium keluar dengan disertai massa
- pada floroskopi terlihat bubur barium mengisi seluruh kolon dan sebagian usus
14
- hilangnya massa tumor di abdomen,
- perbaikan secara klinis pada anak dan terlihat anak menjadi tertidur, dan
Keberhasilan tindakan ini tergantung kepada beberapa hal antara lain, waktu sejak
pelaksanaannya. (1,4)
dengan operatif sewaktu operasi akan dicoba reposisi manual dengan mendorong
invaginatum dari oral kea rah sudut ileosekal, dorongan dilakukan dengan hati
15
Tindakan ini sangat menentukan prognosis, jangan melakukan tindakan
operasi sebelum terlebih dahulu keadaan umum pasien diperbaiki. Pasien baru
boleh dioperasi apabila sudah yakin bahwa perfusi jaringan telah baik, hal ini
120x/menit, pernafasan tidak melebihi 40x/menit, akral yang tadinya dingin dan
lembab telah berubah menjadi hangat dan kering, turgor kulit mulai membaik dan
dehidrasi telah masuk, sisanya dapat diberikan sambil operasi berjalan dan pasca
d. Suatu kesalahan besar apabila terburu melakukan operasi karena khawatir usus
e. Harus diingat bahwa obat anestesi dan stress operasi akan memperberat
keadaan umum penderita serta perfusi jaringan yang belum baik akan
dibuang lewat ginjal dan pernafasan, begitu pula perfusi jaringan yang belum
reposisi manual dengan cara milking dilakukan dengan halus dan sabar, juga
16
bergantung pada keterampilan dan pengalaman operator. Insisi operasi untuk
tindakan ini dilakukan secara transversal (melintang), pada anak anak dibawah
relatif lebih tinggi. Ada juga yang menganjurkan insisi transversal infraumbilikal
dengan alasan lebih mudah untuk eksplorasi malrotasi usus, mereduksi invaginasi
dan tindakan apendektomi bila dibutuhkan. Tidak ada batasan yang tegas kapan
kita harus berhenti mencoba reposisi manual itu. Reseksi usus dilakukan apabila :
pada kasus yang tidak berhasil direduksi dengan cara manual, apabila viabilitas
Setelah usus direseksi dilakukan anastomosis end to end, apabila hal ini
enterostomi.(1,5,7)
pada saluran cerna selama 1 2 hari dan penderita tetap dengan infus. Setelah
oedem dari intestin menghilang, pasase dan peristaltik akan segera terdengar.
17
Kembalinya fungsi intestinal ditandai dengan menghilangnya cairan kehijauan
dari nasogastric tube, abdomen menjadi lunak dan tidak distensi. Dapat juga
didapati peningkatan suhu tubuh pasca operasi yang akan turun secara perlahan.
Antibiotika dapat diberikan satu kali pemberian pada kasus dengan reduksi. Pada
18
BAB 3
KESIMPULAN
Invaginasi atau intususepsi sering ditemukan pada anak dan jarang pada
orang dewasa. Invaginasi pada anak biasanya bersifat idiopatik karena tidak
bulan dan lebih banyak pada anak laki laki. Prevalensi penyakit diperkirakan 1
2 penderita diantara 1000 kelahiran hidup. Anak lelaki lebih banyak dibanding
dengan perempuan (3 : 1). Pada umur 5 9 bulan sebagian besar belum diketahui
penyebabnya.
apabila tidak ditangani dengan segera dan tepat akan menimbulkan komplikasi
Gejala klinis yang menonjol dari invaginasi dalah trias gejala yang terdiri
dari:
- nyeri perut yang datangnya secara tiba tiba, nyeri bersifat serangan, nyeri
- teraba massa tumor di perut berbentuk bujur pada bagian kanan atas, kanan
bawah, atas tengah, kiri bawah, atau kiri atas dan buang air besar bercampur
19
Keberhasilan penatalaksanaan invaginasi ditentukan oleh cepatnya
pertolongan diberikan, jika pertolongan sudah diberikan kurang dari 24 jam dari
20