BELAJAR MANDIRI
AHMAD IRFAN
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T pemilik bumi beserta isinya
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas Makalah Teori
Pembelajaran PTK ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.
Dalam penulisan tugas ini berbagai kendala telah penulis lalui, terutama dengan
keterbatasan waktu dan tenaga Penulis sebagai manusia biasa. Namun karena
pertolongan Allah dan keinginan yang kuat dari penulis maka kendala tersebut dapat
dilalui dengan baik.
Penulis menyadari bahwa tugas ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
penulis mengharapkan segala kritikan, saran untuk pengerjaan tugas yang lebih baik di
hari yang akan datang.
Dengan penuh kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih dan hormat
kepada Ibu Dr. Lumu Taris, M.Pd selaku dosen mata kuliah yang senantiasa memotivasi
kami dalam berbagai hal.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk penulis dan siapapun yang
membacanya, Amin
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
DAFTAR REFERENSI.................................................................................... 19
I. DEFINISI BELAJAR
Belajar mempunyai prinsip-prinsip diantaranya belajar sebagai suatu pengalaman
yang terjadi di dalam diri individu yang diaktifkan oleh individu itu sendiri, belajar sebagai
penemuan diri sendiri, belajar sebagai konsekuensi dari pengalaman, belajar sebagai
proses kerja sama dan kolaborasi, belajar sebagai proses evolusi, belajar merupakan
proses pemaksaan, belajar merupakan proses emosional dan intelektual, belajar bersifat
indvidual dan unik.
Belajar adalah suatu pengalaman yang terjadi di dalam diri individu yang
diaktifkan oleh individu itu sendiri. Artinya, belajar bukan melakukan apa yang dikatakan
atau yang diperbuat oleh pengajar saja tetapi merupakan proses perubahan dalam diri
pelajar sendiri untuk mau melakukan dengan kemauan sendiri apa yang dikehendaki
olehnya.
Belajar adalah penemuan diri sendiri, hal ini mengandung arti belajar adalah
proses penggalian ide-ide yang berhubungan dengan diri sendiri dan masyarakat
sehingga pelajar dapat menentukan kebutuhan dan tujuan yang akan dicapai.
Belajar adalah proses kerja sama dan kolaborasi, pada hakikatnya manusia senang
melakukan suatu hal-hal bersama-sama dan saling membantu. Dengan kerja sama, saling
berinteraksi dan berdiskusi, disamping memperoleh pengalaman dari orang lain juga
dapat mengembangkan pemikiran-pemikiran dan daya kreasi individu.
Belajar adalah proses emosional dan intelektual, jadi belajar dipengaruhi oleh
keadaan individu atau pelajar secara keseluruhan. Belajar bukan hanya proses intelektual
tetapi emosi juga turut menentukan. Oleh karena itu hasil belajar sangat ditentukan
situasi psikologis individu pada saat belajar. Bila seseorang sedang dalam keadaan kalut,
murung, frustasi, konflik, dan tidak puas, maka jangan dibawa ke dalam suatu proses
belajar karena hasilnya tidak akan memuaskan.
Belajar bersifat individual dan unik, setiap orang mempunyai gaya belajar dan
keunikan yang berbeda-beda dalam belajar. Untuk itu pengajar harus menyediakan media
belajar yang bermacam-macam sehingga tiap individu dapat memperoleh pengalaman
belajar sesuai dengan keunikan dan gaya masing-masing.
Belajar merupakan kunci dari suatu proses, khususnya proses dalam memahami
perilaku. Penelitian-penelitian dalam bidang psikologi yang menyangkut belajar memiliki
aplikasi yang lebih luas dari sekedar proses input pengetahuan dan prestasi yang
dihasilkan dari input pengetahuan tersebut. Aplikasi yang luas terjadi karena belajar juga
berkaitan dengan masalah fundamental yang lain, seperti emosi, motivasi, perilaku sosial,
dan kepribadian. Oleh karena itu belajar dapat dikatakan sebagai kunci untuk memahami
perilaku karen belajar berkaitan dengan segala sesuatu yang dipikirkan dan dilakukan
oleh manusia.
Contoh konkritnya dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Saat membaca buku,
terjadi proses belajar tentang bahasan pada buku tersebut, tetapi yang dimaksud dengan
proses belajar tidak terbatas pada hal tersebut, cara kita berpakaian sesuai dengan situasi
dan kondisi, cara makan dengan tangan, dan mengemudikan kendaraan juga merupakan
hasil dari proses belajar.
Definisi belajar adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja yang dapat
menimbulkan tingkah laku (aktual/nyata maupun potensiil/tidak tampak) dimana
perubahan yang dihasilkan tersebut bersifat positif dan berlaku dalam waktu yang relatif
lama.
Dari definisi tersebut, dapat kita lihat 3 ciri kegiatan belajar, yaitu:
1. Belajar merupakan suatu aktifitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku, baik
secara aktual maupun potensial, baik maupun buruk.
2. Perubahan yang terjadi bersifat positif dan berlaku dalam waktu yang relatif lama
3. Perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha (termasuk didalamnya latihan dan
pengalaman). Perubahan karena efek perkembangan dan kematangan tidak
termasuk dalam proses belajar.
Secara garis besar, ada dua faktor yang mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar,
yaitu:
1. Internal
Faktor yang berasal dari individu (sebagai input) yang meliputi :
a. Fisiologis; meliputi kondisi jasmani, fungsi alat indera, saraf sentral dan
sebagainya.
b. Psikologis; meliputi minat, motivasi, emosi, intelegensi, bakat, dsb.
2. Eksternal
Faktor dari luar indivisu yang mempengaruhi proses belajar dan meliputi faktor:
a. Sosial/Lingkungan, yaitu pola asuh dalam keluarga, dukungan dari lingkungan
sekitar individu, kehadiran seseorang secara langsung ataupun representasinya
(kehadiran hanya dalam pikiran/tidak nyata), misalnya bila teringat orangtua
maka motivasi untuk menyelesaikan thesis meningkat.
b. Instrumental, meliputi alat perlengkapan belajar, ruang belajar, ventilasi,
penerangan, cuaca, materi yang diberikan, peraturan-peraturan yang mengikat
dalam proses belajar (misalnya norma masyarakat, aturan dalam sekolah, sistem
pendidikan dan sebagainya).
Faktor-faktor yang positif akan mendukung output proses belajar (hasil belajar
atau prestasi) yang positif pula. Sebaliknya, faktor yang negatif akan menyebabkan
output hasil belajar yang buruk pula.
Untuk dapat mengetahui apakah output sudah sesuai dengan hasil yang
diinginkan dalam proses belajar, maka perlu dilakukan evaluasi dengan memberikan
feedback (umpan balik). Apabila output yang dihasilkan dalam proses belajar belum
sesuai dengan yang diharapkan, maka kita dapat melakukan perubahan atau peningkatan
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar. Apabila output yang dihasilkan
sudah sesuai, maka feedback yang kita lakukan adalah mempertahankan proses belajar
yang dilakukan.
Dewasa ini terdapat tiga pokok pandangan mengenai proses terjadinya belajar,
yaitu:
1. Trial and Error Learning, yaitu proses belajar yang terjadi melalui coba-coba ( trial)
dan kesalahan (error).
2. Insight Learning, yaitu proses belajar yang diawali dengan proses trial and error,
tetapi peristiwa tersebut akhirnya dicapai suatu pemahaman.
3. Conditioning Learning, yaitu proses belajar melalui pengkondisian.
Selanjutnya dalam penulisan makalah ini, penulis akan membahas lebih jauh tentang
Belajar Mandiri; konsep, media dan strategi belajar yang efektif.
Ada beberapa istilah yang mengacu pada pengertian yang sama tentang
pembelajaran mandiri. Istilah tersebut antara lain adalah 1) Independent learning, 2)
self-directed learning, 3) Autonomous learning . Wedemeyer (1973) menjelaskan bahwa
belajar mandiri adalah cara belajar yang memberikan derajat kebebasan, tanggung jawab
dan kewenangan yang lebih besar kepada pembelajar dalam merencanakan dan
melaksanakan kegiatan-kegiatan belajarnya.
Pengertian senada juga disampaikan oleh Knowles (1975), belajar mandiri adalah
suatu proses dimana individu mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain
untuk, 1) mendiagnosa kebutuhan belajarnya sendiri, 2) merumuskan/ menentukan
belajarnya sendiri, 3) mengidentifikasi sumber-sumber belajar, 4) memilih dan
melaksanakan strategi belajarnya sendiri, 5) mengevaluasi hasil belajarnya sendiri.
Moore (1997) yang di kutip oleh keegan (1990) menyatakan derajat kemandirian
belajar yang di berikan kepada peserta didik dapat dilihat dari tiga aspek, 1) kemandirian
dalam menentukan tujuan, apakah penentuan tujuan belajar ditentukan oleh pendidik
atau peserta didik, 2) kemandirian dalam menentukan metode belajar dan media lain
keputusannnya dilakukan oleh pendidik atau peserta didik Mendasarkan pada
pengertian dan karateristik belajar mandiri maka sangatlah memungkinkan komputer
dapat dijadikan sebagai media bagi peserta didik untuk belajar secara mandiri. Karena
dengan desain dan pengembangan software komputer yang memenuhi komponen
instruksional peserta didik akan dapat menentukan tujuan dan hasil belajar, memilih topic
yang ingin dipelajari serta dapat menentukan waktu yang tepat untuk belajar.
Menurut Dodds (1983) Belajar mandiri merupakan suatu sistem belajar yang
memungkinkan individu dapat belajar sendiri dari bahan cetak, program siaran dan bahan
rekaman yang telah disiapkan sebelumnya Menunjukkan adanya kendali belajar serta
penentuan waktu dan tempat belajar ada pada diri individu yang belajar. Sedangkan
menurut Pannen dkk.(2001). Ciri utama belajar mandiri adalah adanya pengembangan
kemampuan individu untuk melakukan proses belajar yang tidak tergantung pada faktor
guru, teman, kelas dll.
Dari beberapa pandangan diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam pendidikan
dengan sistem belajar mandiri, peserta didik diberikan kemandirian (baik kelompok
maupun individu) dalam menentukn,1) tujuan belajarnya (apa yang harus dicapai), 2) apa
saja yang harus dipelajari dan dari mana sumber belajarnya (materi dan sumber
belajarnya), 3) Bagaimana mencapainya (strategi belajar) dan 4) kapan serta bagaimana
keberhasilan belajarnya diukur (dievaluasi)
Belajar mandiri juga tidak dapat dipandang sebagai sesuatu yang diskrit, tetapi
merupakan sesuatu yang kontinum. Inti dari konsep belajar mandiri terletak pada
otonomi belajarnya. Ini dapat di artikan semakin besar derajat otonomi dan kemandirian
(peran kendali, inisiatif atau pengambilan keputusan) di berikan oleh suatu lembaga
pendidikan (tenaga pendidik) kepada peserta didik dalam menentukan keempat
komponen diatas, maka semakin tinggi (murni) derajat sistem belajar mandiri yang
diberikan oleh suatu lembaga pendidikan tersebut.
Tiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap suara. Ada yang
menyukai belajar sambil mendengarkan musik keras, musik lembut, ataupun
nonton TV. Ada juga yang suka belajar di tempat yang ramai, bersama teman.
Tapi ada juga yang tidak dapat berkonsentrasi kalau banyak orang di sekitarnya.
Bahkan bagi orang tertentu, musik atau suara apapun akan mengganggu
konsentrasi belajar mereka. Mereka memilih belajar tanpa musik atau di tempat
yang mereka anggap tenang tanpa suara. Namun, beberapa orang tertentu tidak
merasa terganggu baik ada suara ataupun tidak. Mereka tetap dapat
berkonsentrasi belajar dalam keadaan apapun.
b. Pencahayaan
c. Temperatur
d. Desain Belajar
Jika kita termasuk tipe yang membutuhkan desain formal, maka mungkin
Anda lebih mudah berkonsentrasi jika belajar dengan kursi dan meja belajar.
Lengkapi tempat belajar Anda dengan kalimat-kalimat positif, foto, gambar, atau
jadwal belajar yang dapat meningkatkan semangat belajar. Yang penting,
sesuaikan dengan tipe kita, baik tipe informal maupun tipe formal.
a. Motivasi
Motivasi tiap orang untuk belajar berbeda-beda. Motivasi sudah ada pada
saat seseorang akan melakukan sesuatu, namun mungkin tidak disadari. Kita perlu
mengetahui apa sebenarnya motivasi belajar kita. Atau bisa juga lebih khusus,
misalnya apa motivasi kita untuk mengambil mata kuliah tertentu.
b. Keteraturan/ketekunan
c. Beban Tugas
Jika kita termasuk tipe kombinasi, maka kita dapat menggabungkan kiat-
kiat belajar dari kedua tipe yang lain.
d. Terstruktur/tidak terstruktur
agar termotivasi untuk belajar, karena kelompok yang kuat biasanya akan saling
memotivasi untuk belajar;
Jika kita tidak suka belajar dalam kelompok, kita mungkin dapat memilih
belajar sendiri. Disamping itu, ada yang memiliki kecenderungan untuk belajar
dengan bimbingan dari orang yang dianggap lebih tahu, seperti guru, dosen, tutor,
atau bahkan alumni.
D. Strategi Belajar
Strategi belajar bersifat individual, artinya strategi belajar yang efektif bagi diri
seseorang belum tentu efektif bagi orang lain. Untuk memperoleh strategi belajar
efektif, seseorang perlu mengetahui serangkaian konsep yang akan membawanya
menemukan strategi belajar yang paling efektif bagi dirinya.
Media belajar
Menyadari bahwa ia harus mengetahui cara
mempergunakan media Belajar Jarak Jauh, E-Learning
dsb.
Sebagai mahasiswa yang mandiri, kita tidak harus mengetahui semua hal. Kita juga
tidak diharapkan menjadi mahasiswa jenius yang tidak membutuhkan bantuan orang lain.
Salah satu prinsip belajar mandiri adalah kita mampu mengetahui kapan kita
membutuhkan bantuan atau dukungan pihak lain. Pengertian tersebut termasuk
mengetahui kapan kita perlu bertemu dengan mahasiswa lain, kelompok belajar,
pengurus administrasi, tutor, atau bahkan teman/rekan kerja yang kuliah di universitas
lain. Bantuan/dukungan dapat berupa kegiatan saling memotivasi untuk belajar, misalnya,
mengobrol dengan teman/rekan kerja yang kuliah di universitas lain, seringkali dapat
memotivasi diri kita untuk giat belajar. Bantuan/dukungan dapat juga berarti kamus, buku
literatur pendukung, kasus dari surat kabar, berita dari radio atau televisi, perpustakaan,
informasi tentang jadwal tutorial, dan hal lain yang tidak berhubungan dengan orang.
a. Media Belajar
Kerjakan dulu mana yang penting. Kerjakanlah dulu prioritas-prioritas yang telah
kita tentukan sendiri. Jangan biarkan orang lain atau hal lain memecahkan
perhatian dari tujuan kita.
Anggap kita berada dalam situasi "co-opetition" (bukan situasi "win-win" lagi).
"Co-opetition" merupakan gabungan dari kata "cooperation" (kerja sama) dan
"competition" (persaingan). Jadi, selain sebagai teman yang membantu dalam
belajar bersama dan banyak memberikan masukkan/ide baru dalam mengerjakan
tugas, anggaplah dia sebagai saingan kita juga dalam kelas. Dengan begini, kita
akan selalu terpacu untuk melakukan yang terbaik.
Pahami orang lain, maka mereka akan memahami kita. Ketika ingin membicarakan
suatu masalah akademis dengan guru/dosen, misalnya mempertanyakan nilai
tugas atau meminta dispensasi tambahan waktu untuk mengumpulkan tugas,
tempatkan diri kita sebagai guru/dosen tersebut. Dan coba tanyakan pada diri
kita, kira-kira argumen apa yang paling pas untuk diberikan ketika berada dalam
posisi guru/dosen tersebut.
Cari solusi yang lebih baik. Bila kamu tidak mengerti bahan yang diajarkan pada
hari ini, jangan hanya membaca ulang bahan tersebut. Coba cara lainnya.
Misalnya, diskusikan bahan tersebut dengan guru/dosen pengajar, teman,
kelompok belajar atau dengan pembimbing akademismu. Mereka akan
membantumu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.
Tantang diri kita sendiri secara berkesinambungan. Dengan cara ini, belajar akan
terasa mengasyikkan, dan mungkin kita mendapatkan ide-ide yang cemerlang.
c. Evaluasi
Jenis cakupan dan validitas evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar
saat ini dan selanjutnya.
Evaluasi memberi arti pada proses belajar dan memberi arah baru pada
pelajar.
Bila tujuan dikaitkan dengan evaluasi maka peran evaluasi begitu penting bagi
pelajar.
Evaluasi terhadap kemajuan pencapaian tujuan akan lebih mantap bila guru
dan murid saling bertukar dan menerima pikiran, perasaan dan pengamatan.
Belajar adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja yang dapat menimbulkan
tingkah laku (aktual/nyata maupun potensiil/tidak tampak) dimana perubahan yang
dihasilkan tersebut bersifat positif dan berlaku dalam waktu yang relatif lama.
http://www.ut.ac.id/html/Strategi-bjj/strategi.htm#Konsep%20Belajar%20Mandiri
Reff :
Dan bila aku berdiri tegar sampai hari ini
Bukan karna kuat dan hebatku
Semua karena cinta, semua karena cinta...
Tak mampu diriku dapat berdiri tegar, terima kasih cinta
Kembali ke Reff