Anda di halaman 1dari 3

Penanganan pasien Kecelakaan Lalu Lintas

dr. A. Chamid Tohari, Sp. B


Dari beberapa data yang dapat disimpulkan tentang kejadian kecelakaan lalu lintas
(KLL), terdapat 3 faktor utama penyebab terjadinya KLL. Pertama : faktor
manusia atau human error sepeti : sopir lelah, mabuk dll. Kedua : faktor kendaran
yang digunakan oleh pengendara. Dan ketiga : faktor infrastruktur yang
menyangkut jalan itu sendiri seperti jalan berlubang, penerangan yang tidak
maximal dll. Terlepas perbaikan dari ketiga faktor tersebut, tentunya yang tidak
kalah pentingnya adalah penanganan korban KLL baik ditempat kejadian perkara
(TKP) dan di Rumah Sakit.
Prinsip dasar penanganan korban KLL sebenarnya cukup mudah tinggal mengingat
huruf A sampai E. prioritas penanganan tersebut harus urut dan terpadu. Jadi
penangan harus dimulai dari A, lalu B, C dan D serta E. apa itu A,B,C,D dan E??
A adalah Air Way (jalan nafas), B adalah breathing (pernafasan), C adalah
Circulation (perdarahan atau sirkulasi), D adalah Disability (kesadaran) dan E
adalah Exposure. Perlu diiingat sebelumnya anda harus meminta bantuan dan
menganalisa keadaan anda serta keadaan di sekitar korban. Permintaan bantuan
dapat dilakukan dengan memanggil orang lain untuk bersama-sama melakukan
pertolongan, atau menghubungi unit-unit kegawatdaruratan di Indonesia,
ambulance 118, polisi 110, pemadam kebakaran 114. Berikut kita akan bahas satu
persatu langkah diatas.
Apabila kita menemui korban KLL dijalan, anda tidak perlu takut dengan
perdarahan yang begitu banyak. Karena itu bukan penyebab tercepat kematian.
Sebagai orang awam seharusnya kita fokuskan pada A (Air Way/jalan nafas). Jika
ada korban KLL dan ada sumbatan jalan nafas segera BEBASKAN!!!. Keluarkan
benda asing dari mulut korban dengan jari anda. Serta lakukan Penanganan korban
dengan sumbatan jalan napas antara lain : 1. Head Tilt (ekstensi kepala) Dengan
menekan kepala (dahi) ke bawah maka jalan napas akan berada dalam posisi yang
lurus dan terbuka. 2.Chin Lift (angkat dagu) 3. Jaw Thrust (mendorong rahang)
Mendorong rahang korban ke arah depan. Apabila korban muntah
MIRINGKAN!!!.Perlu diingat, sebisa mungkin hindari gerakan pada leher karena
sedikit melakukan gerakan leher bisa mengakibatkan kematian mendadak bila
terdapat patah tulang leher tentunya. Apabila korban memakai Helm maka
lepaskan dahulu Helm korban sebelum melakukan tindakan diatas. Petugas Rumah
Sakit akan menangani lebih lanjut dengan alat-alat yang memadai. Seperti
oropharyngeal tube, Neck Collar dll.
Selanjutnya kita beralih ke B (breathing/pernafasan) setelah A benar-benar clear
dengan jalan napas telah bersih. Jika dengan jlan nafas yang bersihkorban tetap
tidak ada napas, maka segera lakukan bantuan napas sebanyak 2 kali dan pijat
jantung sebanyak 30x. Dengan bantuan napas tersebut dada korban akan
mengembang jika tidak ada sumbatan pada jalan napasnya. Dan jika dengan
bantuan napas ini korban tidak bernapas spontan segera periksa sirkulasi. Selain itu
kita harus menghitung frekuensi pernafasan korban tersebut. Pernafasan orang
normal berkisar 16-24x/menit. Apabila kita menemukan korban dengan jumlah
pernafasan diatas 24x/menit segera bawa ke Rumah Sakit terdekat. Disini petugas
RS akan dapat menangani korban secara maximal.Seperi pemberian oksigen
melalui kanul, facemask dll. Perlu diingat Tension pneumothorax dapat membunuh
korban dalam hitungan menit.
Berikut kita beralih ke C (circulation). sistem sirkulasi dapat segera dinilai dengan
cara memeriksa denyut nadi (di pergelangan tangan atau di leher), menilai warna
kulit, meraba suhu tangan dan kapilari refil, periksa perdarahan. Apabila kita
melihat korban dengan perdaran yang banyak, sebagai orang awam kita harus
melakukan langkah diatas untuk menilai seberapa burukkah sirkulasi korban.
Setelah itu kita bisa melalukan bebat tekan pada orang tersebut guna menghentikan
perdarahan. JANGAN MENGHENTIKAN PERDARAHAN DENGAN
MENGIKAT SEBELAH ATAS EXTREMITAS KORBAN YANG
MENGALAMI PERDARAHAN!!!. Karena akan mengganggu peredaran darah
pada extremitas dibawahnya sehingga mengakibatkan tidak berfungsinya
extremitas tersebut. Petugas RS akan melakukan koreksi perdarahan dengan infus
RL 3:1 dengan jumlah perdarahan. Selanjutnya menhentikan perdarahan dengan
jahit atau kalau perlu dengan Operasi.
D adalah langkah selanjutnya yang harus kita lakukan. Lihat dan nilai kesadaran
korban. Penilaian tersebut dengan metode AVPU (alert, verbal, pain dan
unresposive). Alert adalah korban dalam keadaan sadar. Verbal adalah terdapat
respon apabila korban dopanggil oleh pemeriksa. Pain apabila korban memberi
respon setelah pasien diberi rangsangan nyeri. Dan unresponsive merupakan
tingkat kesadaran paling rendah karena tidak ada respon dengan berbagi
rangsangan. Selain itu yang perlu diperhatikan pasa D adalah pembidaian korban
apabila korban mengalami patah tulang. Berikut adalah cara
melakuakan pembidaian dengan benar : 1.Lakukan Pembidaian pada bagian badan
yang mengalam cidera.2. Lakukan pada bagian yang dicurigai patah tulang, tidak
harus dipastikandulu ada atau tidaknya patah tulang.3.Melawati minimal 2. sendi
yang berbatasan. Apabila kita melakukan pembidaian dengan benar, maka kita
akan mendapatkan manfaat dari pembidaian tersebut. Berikut fungsi dari
pembidaian :1. Untuk mencegah gerakan pada bagian tulang yang patah. 2. Untuk
meminimalisasi / mencegah kerusakan pada jaringan lunak sekitar tulang yang
patah. 3.Untuk mengurangi perdarahan & bengkak yang timbul. 4. Untuk
mencegah terjadinya syok. 5. Untuk mengurangi nyeri.
Langkah terakhir adalah E (exposure). E biasanya dilakukan petugas RS untuk
mencari sebab lain dari perdarahan yang menyebabkan korban tidak sadarkan diri.
Exposure dilakukan dengan menelanjangi korban guna mencari perdarahan yang
berada dibagian terentu pada korban. Perlu diingat untuk menjaga suhu tubuh
korban dengan cara menyelimuti tubuh korban. Jika kita melakukan semua
langkah-langkah mulai dari Airway, Breathing, Circulation dan Disability serta
Exposure dengan baik terutama ditempat kejadian perkara maka korban dapat kita
hindarkan dari kecacatan dan kematian

Anda mungkin juga menyukai