Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan Rahmat dan Berkahnya yang telah dilimpahkan kepada penyusun,
sehingga Buku Panduan Pelayanan Tahap Terimal Rumah Sakit Pupuk Kaltim
Bontang ini dapat selesai disusun.
Buku panduan ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang terkait
dalam memberikan pelayanan kepada pasien di. Rumah Sakit Pupuk Kaltim
Bontang
Dalam buku panduan ini diuraikan tentang pengertian dan tatalaksana
dalam memberikan pelayanan kepada pasien di. Rumah Sakit Pupuk Kaltim
Bontang
Tidak lupa penyusun menyampaikan terimakasih yang sedalam- dalamnya
atas semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Panduan Pelayanan
Bimbingan Rohani ini

Bontang,01 Oktober 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .... 1


Daftar isi . 2
BAB I. LATAR BELAKANG........ 3
BAB II. TUJUAN................... 4
BAB III. PENGERTIAN........ 4
BAB IV. TATA LAKSANA...................................................................... 5
BAB V. DOKUMENTASI ........................................................................ 10
BAB V. PENUTUP..................................................................................... 10
BAB I. LATAR BELAKANG
Kehilangan dan kematian adalah peristiwa dari pengalaman manusia yang bersifat
universal dan unik secara individual. Hidup adalah seragkaian kehilangan dan
pencapaian. Dukacita adalah respon alamiah terhadap kehilangan. Penting artinya untuk
diperhatikan bahwa apapun yang dikatakan disini tentang proses dukacita dan kehilangan
yang terdapat dalam perspektif social dan historis mungkin berubah sepanjang waktu dan
situasi. Menjadi tua adalah proses alamiah yang akan dihadapi oleh setiap mahluk hidup
dan meninggal dengan tenang adalah dambaan setiap insan. Namun sering kali harapan
dan dambaan tersebut tidak tercapai. Kondisi terminal merupakan suatu kondisi dimana
seseorang mengalami sakit atau penyakit yang tidak mempunyai harapan untuk sembuh
dan menuju pada proses kematian dalam 6 (enam) bulan atau kurang. Dalam masyarakat
kita, umur harapan hidup semakin bertambah dan kematian semakin banyak disebabkan
oleh penyakit-penyakit degeneratif seperti kanker dan stroke. Pasien dengan penyakit
kronis seperti ini akan melalui suatu proses pengobatan dan perawatan yang panjang. Jika
penyakitnya berlanjut maka suatu saat akan dicapai stadium terminal yang ditandai
dengan oleh kelemahan umum, penderitaan, ketidak berdayaan, dan akhirnya kematian.
Proses terjadinya kematian diawali dengan munculnya tanda-tanda yaitu sakaratul maut
dalam istilah disebut dying. Untuk itu perlu adanya pendampingan terhadap pasien yang
menghadapi sakatarul maut ( Dying).
Pada tahap pelayanan terhadap pasien dalam kondisi terminal juga bisa dikondisikan
pasien dalam kondisi sakaratul maut sehingga seluruh aspek pelayanan dan perawatan
pada pasien berada dalam kondisi seperti ini dapat disamakan. Bimbinglah orang yang
hendak mati mengucapkan ( kalimat/perkataan) : Tiada Tuhan Selain Allah (HR.
Muslim).
Sangat penting diketahui untuk kita, sebagai tenaga kesehatan tentang bagaimana cara
menangani pasien yang menghadapi sakaratul maut. Inti dari penanganan pasien yang
menghadapi sakaratul maut adalah dengan memberikan perawatan yang tepat seperti
memberikan perhatian yang lebih terhadap pasien sehingga pasien dan keluaga lebih
sabar dan ikhlas dalam menghadapi kondisi sakaratul maut.
Untuk meningkatkan pelayanan akan kebutuhan yang unik ini rumah Sakit diperlukan
suatu Panduan. Buku panduan tersebut diharapkan dapat menjadi pegangan atau acuan
dalam memberikan pelayanan terhadap pasien tahap terminal secara komprehensip dan
juga terhadap pasien dalam kondisi sakaratul maut di Rumah Sakit Pupuk Kaltim
BAB II. TUJUAN
1. Menghargai nilai yang dianut pasien, agama, dan preferensi budaya.
2. Mengikutsertakan pasien dan keluarga dalam aspek pelayanan kesehatan.
3. Memberikan respon pada hal psikologis, emosional, spiritual, dan budaya dari
pasien dan keluarganya.
4. Diharapkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam kaitannya dengan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
5. Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Cara
Menangani Pasien Yang Sakaratul Maut atau Terminal Pasien.

BAB III. PENGERTIAN


Pelayanan pada tahap terminal adalah pelayanan yang diberikan untuk pasien yang
mengalami sakit atau penyakit yang tidak mempunyai harapan untuk sembuh dan menuju
pada proses kematian dalam 6 (enam) bulan atau kurang. Pasien yang berada pada tingkat
akhir hidupnya memerlukan pelayanan yang berfokus akan kebutuhannya yang unik.
Pasien dalam tahap ini dapat menderita gejala lain yang berhubungan dengan proses
penyakit atau terapi kuratif atau memerlukan bantuan berhubungan dengan faktor
psikososial, agama , dan budaya yang berhubungan dengan proses kematian. Keluarga
dan pemberi layanan dapat diberikan kelonggaranmelayani pasien tahap terminal dan
membantu meringankan rasa sedih dan kehilangan.
Penyakit terminal adalah suatu penyakit yang tidak bisa disembuhkan lagi. Kematian
adalah tahap akhir kehidupan. Kematian bisa datang tiba-tiba tanpa peringatan atau
mengikuti priode sakit yang panjang. Terkadang kematian menyerang usia muda tetapi
selalu menunggu yang tua.
Kondisi terminal adalah Suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan melalui
suatu tahapan proses penurunan fisik , psikososial dan spiritual bagi individu. (Carpenito ,
1995).
Manusia akan menerima bahwa itu adalah kehidupan, dan itu memang akan terjadi,
kematian adalah akhir dari kehidupan ( P.J.M. Stevens, dkk, 282,1999 ).
Sakaratul Maut (Dying) merupakan kondisi pasien yang sedang menghadapi kematian,
yang memiliki berbagai hal dan harapan tertentu untuk meninggal.
Kematian (death) merupakan kondisi terhentinya pernafasan, nadi, dan tekanan darah
serta hilangnya respons terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya aktifitas
otak atau terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap.

Selain itu, dr.H.Ahmadi NH,Sp.KJ juga mendefininisikan Death :


1. Hilangnya fase sirkulasi dan respirasi yang irreversible.
2. Hilangnya fase keseluruhan otak, termasuk batang otak.
Dying dan death merupakan dua istilah yang sulit untuk dipisahkan, serta merupakan
suatu fenomena tersendiri. Dying lebih ke arah suatu proses, sedangkan death merupakan
dari hidup. ( Eny Retna Ambarawati, 2010).

BAB IV. TATA LAKSANA


Pada tata laksana pelayanan pada pasien yang mengalami tahap terminal dan sakaratul
maut ini dapat dilihat hal-hal yang berkaitan seperti :
1. Diskripsi Rentang Pola Hidup Sampai Menjelang Kematian
Pandangan pengetahuan tentang kematian yang dipahami oleh seseorang
berbeda-beda. Adapun seorang ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang
deskripsi rentang pola hidup sampai menjelang kematian adalah Martocchio.
Menurut Martocchio, rentang pola hidup sampai menjelang kematian sebagai
berikut :
a. Pola Puncak dan lembah
Pola ini karakteristik periodik yang sangat tinggi (puncak) dan periode
krisis (lemah). Pada kondisi puncak, pasien benar-benar merasakan
harapan yang tinggi atau besar. Sebaliknya pada periode lemah, klien
merasa sebagai kondisi yang menakutkan sampai bisa menimbulkan
depresi.
b. Pola dataran yang turun
Karakteristik dari pola ini adalah adanya sejumlah tahapan dari
kemunduran yang terus bertambah dan tidak terduga, yang terjadi selama
atau setelah periode kesehatan yang stabil serta berlangsung pada waktu
yang tidak bisa di pastikan.
c. Pola tebing yang menurun
Karakteristik dari pola ini adalah adanya kondisi penurunan yang
menetap atau stabil, yang menggambarkan semakin buruknya kondisi.
Kondisi ini dapat diramalkan dalam waktu yang bisa diperkirakan baik
dalam ukuran jam atau hari. Kondisi ini lazimditemui di unit Khusus
(Intensive Care Unit).
d. Pola landai yang turun sedikit-sedikit
Karakteristik dari pola ini kehidupan yang mulai surut dan hampir tidak
teramati sampai akhirnya mengebat menuju maut.
2. Perkembangan Persepsi Tentang Kematian
Didalam kehidupan masyarakat dewasa, kematian adalah sesuatu yang
sangat menakutkan. Sebaliknya, pada anak-anak usia 0-7 tahun kematian itu
adalah sesuatu hal yang biasa saja, yang ada dipikirannya kematian adalah
sesuatu hal yang hanya terjadi pada orang tua yang sakit. Mereka sangat acuh
sekali dengan kematian Seiring dengan perkembangan usianya menuju
kedewasaan, mereka mengerti tentang apa itu kematian. Karena itu
berkembanglah klasifikasi tentang kematian menurut umur yang didefinisikan
oleh Eny Retna Ambarwati, yaitu :
a. Bayi 5 tahun
Tidak mengerti tentang kematian, keyakinan bahwa mati adalah tidur atau
pergi yang temporer.
b. 5-9 tahun
Mengerti bahwa titik akhir orang yang mati dapat dihindari.
c. 9-12 tahun
Mengerti bahwa mati adalah akhir dari kehidupan dan tidak dapat dihindari,
dapat mengekspresikan ide-ide tentang kematian yang diperoleh dari orang
tua atau dewasa lainnya.
d. 12-18 tahun
Mereka takut dengan kematian yang menetap, kadang-kadang memikirkan
tentang kematian yang dikaitkan dengan sikap religi.
e. 18-45 tahun
Memiliki sikap terhadap kematian yang dipengaruhi oleh religi dan
keyakinan
f. 45-65 tahun
Menerima tentang kematian terhadap dirinya. Kematian merupakan puncak
kecemasan
g. 65- tahun ke atas
Takut kesakitan yang lama. Kematian mengandung beberapa makna :
terbebasnya dari rasa sakit dan reuni dengan anggota keluarga yang telah
meninggal.
3. Ciri-ciri pokok pasien yang akan meninggal
Pasien yang menghadapi sakaratul maut akan memperlihatkan tingkah laku yang
khas antara lain :
a. Penginderaan dan gerakan menghilang secara berangsur angsur yang
dimulai pada gerakan paling ujung khususnya pada ujung kaki,
tangan, ujung hidung, yang terasa dingin dan lembab.
b. Kulit nampak kebiru biruan kelabu atau pucat
c. nadi mulai tak teratur lemah dan pucat
d. terdengar suara mendengkur disertai gejala nafas cyene nokes
e. menurunnya tekanan darah peredaran darah perifer menjadi terhenti
dan rasa nyeri bila ada biasanya menjadi hilang. Kesadaran dan
tingkat kekuatan ingatan bervariasi dari individu. Otot rahang
menjadi mengendur, wajah pasien yang tadinya kelihatan cemas
tampak lebih pasrah menerima.
4. Tatalaksana kegiatan pelayanan pada tahap terminal akhir hidup di rumah sakit
Pupuk Kaltim terdiri antara lain :
a. menghormati keputusan dokter untuk tidak melanjutkan pengobatan dengan
persetujuan pasien dan atau keluarganya
b. melakukan asesmen dan pengelolaan yang sesuai terhadap pasien dalam
tahap terminal. Problem yang berkaitan dengan kematian antara lain:
a. problem fisik berkaitan dengan kondisi atau penyakit terminalnya
b. problem psychology, ketidakberdayaan, kehilangan kontrol,
ketergantungan, dan kehilangan diri dan harapan.
c. Problem sosial isolasi dan perpisahan
d. problem spiritual
c. ketidak sesuaian antara kebutuhan dan harapan dengan perlakuan yang
didapat ( dokter, perawat, keluarga dan sebagainya )
d. memberikan pelayanan dan perawatan pada pasien tahap terminal dengan
hormat dan respect
e. melakukan intervensi untuk mengurangi rasa nyeri, secara primer atau
sekunder serta memberikan pengobatan sesuai permintaan pasien dan
keluarga
f. menyediakan akses terapi lainnya yang secara realistis diharapkan dapat
memperbaiki kualitas hidup pasien, yang mencakup terapi alternatif atau
terapi non tradisional (tidak bertentang dengan terapi medis yang diberikan);
serta tidak mengganggu lingkungan sekitar.
g. melakukan intervensi dalam masalah keagamaan dan aspek budaya pasien
dan keluarga.
h. Melakukan asesmen status mental terhadap keluarga yang ditinggalkan serta
edukasi terhadap mekanisme penanganannya.
i. Peka dan tanggap terhadap harapan keluarganya
j. menghormati hak pasien untuk menolak pengobatan atau tindakan medis
lainnya.
k. Mengikutsertakan keluarga dalam pemberian pelayanan

Layanan tahap akhir di rumah sakit dilakukan di instalasi gawat darurat dan di unit rawat
inap. Adapun proses operasional pelayanan ini atau asesmen pasien tahap terminal
dilakukan oleh perawat /bidan dengan kualifikasi lulusan D3 / D4 / S1 keperawatan atau
kebidanan yang mempunyai surat tanda registrasi ( STR ) dan bekerja di rumah sakit
Pupuk Kaltim, yang meliputi intervensi atau mengurangi rasa sakit, gejala primer, dan
atau sekunder, mencegah gejala dan komplikasi sedapat mungkin intensitas dalam hal
masalah psikologis, pasien dan keluarga, masalah emosional dan kebutuhan spiritual
mengenai kematian dan kesusahan, intervensi dalam masalah keagamaan dan aspek
budaya pasien dan keluarga, serta mengikutsertakan pasien dan keluarga dalam
pemberian pelayanan.

Instalasi Gawat Darurat


Fasilitas Pelayanan pada tahap terminal meliputi :
Fasilitas yang ada :
a. Monitor
b. ECG
c. Defibrilator
d. Ambubag
e. Masker oksigen & Tabung Oksigen
f. Suction set
g. Endoctracheal tube
h. Kateter
i. Pipa endotracheal
j. NGT
k. Disposible Spuit
l. Alkohol swab
m. Injeksi Plug
n. Infus set
o. Analgesic
p. Obat-obatan resusitasi (adrenalin, dopamin, sulfas atropin, dan lain-lain)

Unit Rawat Inap (termasuk ICU)


Fasilitas yang ada :
a. Monitor (ICU)
b. ECG
c. Defibrilator
d. Ventilator (ICU)
e. Ambubag
f. Masker oksigen dan tabung oksigen
g. Suction set
h. Endotrakeal tube
i. Kateter
j. Pipa endotracheal
k. Nasogastric tube (NGT)
l. Disposible spuit
m. Alkohol swab
n. Injeksi Plug
o. Infus set
p. Injeksi Analgesik
q. Obat-obatan resusitasi (adrenalin, dopamin, sulfas atropin, dan lain-lain).

Unit rawat inap lainnya :


Bila kondisi pasien yang terminal atau sakratul maut menempati ruang biasa seperti
bangsal, maka pasien ditemani oleh keluarga dan dimonitor oleh perawat sebagai
penanggung jawab untuk mengontrol kondisi pasien, dan bila sewaktu-waktu mengalami
perubahan kondisi dan melaporkan pada Dokter Penanggung Jawab Pasien atau dokter
Ruangan untuk memastikan kondisi pasien.
Bila pasien meninggal dunia, maka dilakukan tindakan perawatan pasien setelah
meninggal dunia atau perawatan jenazah, dengan tujuan : Membersihkan dan merapikan
jenazah, memberikan penghormatan terakhir dan rasa puas kepada keluarga pasien.
BAB V. DOKUMENTASI

Status rawat jalan emergency (Instalasi Gawat Darurat)


Status rawat inap / Catatan Rekam Medis Terintegrasi
Buku pelayanan kerohanian
Surat kematian.

BAB VI. PENUTUP


Pelayanan tahap terminal merupakan bagian dari pelayanan kesehatan paripurna di rumah
sakit, yang terkait dengan keenam dasar fungsi RS, yaitu peningkatan, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, pendidikan, dan penelitian.
Dengan pelayanan Tahap terminal yang tepat dan berhasil guna akan membantu pasien
dan keluarganya dalam melewati fase kritisnya.
Perawatan kepada pasien yang menghadapi sakaratul maut (dying) oleh petugas
kesehatan dilakukan dengan cara memberi pelayanan khusus jasmaniah dan rohaniah
sebelum pasien meninggal. Perawat memiliki peran untuk memenuhi kebutuhan biologis,
sosiologis, psikologis, dan spiritual pasien sakaratul maut dengan memperhatikan moral,
etika serta menumbuhkan sikap empati dan caring kepada pasien. Penanganan pasien
perlu dukungan semua pihak yang terkait, terutama keluarga pasien dan perlu tindakan
yang tepat dari perawat.
Panduan Pelayanan Tahap Terminal ini merupakan panduan bagi pelaksana pelayanan
pada tahap terminal yang diselenggarakan di RS Pupuk Kaltim Dengan ini , diharapkan
pelayanan pada tahap terminal yang diselenggarakan dapat terlaksana dengan baik dan
dapat ditingkatkan seiring dengan kemajuan RS.

Anda mungkin juga menyukai