Anda di halaman 1dari 4

Nama : FITRI NUR AINI

NIM : 16108244058
Prodi/ Kelas : PGSD/ 2B
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Drs. Herybertus Sumardi, M. Pd.

GURU PEREMPUAN SEBAGAI SOKO GURU PERADABAN

Di era globalisasi seperti sekarang ini, pendidikan merupakan salah satu


hal yang penting bagi kehidupan manusia. Dengan pendidikan, manusia menjadi
lebih berpengetahuan, berbudaya dan beradab. Dapat dikatakan juga bahwa
pendidikan sangat menentukan tingkat kesejahteraan seseorang. Hal ini tentunya
tak terlepas dari faktor pemenuhan kebutuhan yang semakin hari semakin sulit
untuk dipenuhi. Belum lagi dengan adanya persaingan global yang mengharuskan
manusia untuk dapat bertahan hidup lebih baik lagi. Hal tesebut menuntut
manusia untuk mengenyam pendidikan setingi-tingginya. Dimana orang yang
berpendidikan akan mendapatkan kesempatan dan kesejahteraan hidup yang lebih
baik dari orang yang tidak berpendidikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa
pendidikan merupakan tolak ukur sebuah pengharapan akan kehidupan yang lebih
baik.

Pendidikan sekarang ini, khususnya di Indonesia, tidak hanya


diperuntukkan untuk kaum adam saja, tetapi kaum hawa pun kini turut
merasakannya. Hal tersebut tidak terlepas dari perjuangan salah satu pahlawan
nasional wanita Indonesia yaitu R. A. Kartini yang telah memperjuangkan hak-
hak kaum wanita Indonesia. Oleh sebab itu, setiap tahun pada tanggal 21 April,
masyarakat Indonesia pasti akan merayakan Hari Kartini sebagai bentuk
penghormatan kepada R. A. Kartini yang telah memperjuangkan kemajuan kaum
wanita di Indonesia. Salah satu penghormatan yang biasanya dilakukan
khususnya oleh masyarakat Yogyakarta ialah dengan mengadakan upacara
bendera menggunakan pakaian adat jawa. Dimana petugas-petugas maupun
pesertanya merupakan kaum wanita.
Selalu ada kebaikan yang dapat diteladani dari sosok R. A. Kartini yang
dapat menjadikan hidup lebih baik lagi. Salah satunya ialah terpenuhinya hak
kaum wanita untuk memperoleh pendidikan. Salah satu keteladanan yang
diberikan adalah peran wanita dalam pendidikan dan pengajaran bagi anak-anak.
Dimana wanita merupakan tempat pendidikan pertama dan utama bagi anak-
anaknya kelak. Hal tersebut tentunya juga akan berpengaruh terhadap kualitas
pribadi seorang anak baik dari segi intelektual maupun dari segi karakternya. Dari
hal tersebut dapat dikatakan bahwa pendidikan dan pengajaran pertama dari
seorang ibu menentukan baik buruknya pribadi seorang anak ke depannya yang
juga merupakan tumpuan bagi bangsa dan negara Indonesia nantinya. Oleh sebab
itu, dapat dikatakan bahwa pendidikan dan pengajaran pertama dari seorang
wanita sebagai seorang ibu merupakan tolak ukur bagi kesejahteraan hidup
anaknya kelak.

Di zaman sekarang, khususnya di Indonesia sendiri, wanita memegang


peranan penting bagi pendidikan nasional. Hal tersebut dapat dilihat dari
banyaknya guru dengan jenis kelamin perempuan di Indonesia. Perbandingan
guru berjenis kelamin perempuan dengan guru berjenis kelamin laki-laki pada
sebuah sekolah dasar khususnya dapat berkisar antara 10 : 1. Salah satu contoh
konkretnya adalah di SD Negeri Pakem, Tamanmartani, Kalasan, Sleman, D. I.
Yogyakarta, dimana jumlah guru perempuan di tempat tersebut lebih banyak
dibandingkan dengan guru laki-lakinya yang hanya berjumlah satu orang saja.
Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa perempuan merupakan salah satu faktor
penentu kemajuan maupun kemunduran dari generasi berikutnya.

Melihat fakta di atas, tentunya membuat kita berfikir lebih baik lagi
mengenai peran penting seorang perempuan bagi kehidupan ini. Namun, terlepas
dari peran penting seorang perempuan dalam pendidikan khususnya, terdapat
beberapa fakta yang perlu dipikirkan dan disoroti mengenai produktivitas seorang
perempuan. Yang dimaksud dengan produktivitas disini ialah seberapa produktif
atau seberapa banyak waktu mengajar yang dimiliki oleh seorang guru perempuan
dibandingkan dengan seorang guru laki-laki.
Pada dasarnya perempuan adalah seseorang yang dapat mengandung dan
melahirkan generasi berikutnya. Apabila hal tersebut dikaitkan dengan sebuah
profesi dan profesi tersebut adalah guru pada umumnya, maka dapat dikatakan
bahwa hakikat perempuan tersebut (mengandung dan melahirkan) merupakan
salah satu faktor yang menentukan produktivitasnya sebagai seorang guru.
Faktanya, seorang guru perempuan akan mengambil cuti melahirkan dan hal itu
membutuhkan waktu yang cukup lama. Dengan demikian, akan terjadi
kekosongan yang memungkinkan seorang guru untuk mengampu dua kelas yang
berbeda dalam waktu yang bersamaan, sehingga pembelajaran menjadi kurang
efektif. Berbeda dengan guru laki-laki yang faktanya tidak dapat mengambil cuti
kehamilan maupun cuti melahirkan. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa
seorang guru laki-laki memiliki produktivitas yang lebih baik dibandingkan
seorang guru perempuan apabila dilihat dari hal telah disebutkan di atas.

Terlepas dari kurang produktifnya seorang perempuan dalam hal waktu


mengajar yang dikarenakan sifat alamiahnya yaitu mengandung dan melahirkan
mengambil cuti, perempuan tentunya memiliki keunggulan-keunggulannya yang
lain yang tidak kalah baik dari seorang laki-laki, yang tentunya patut di hargai.
Salah satunya ialah menanamkan pendidikan karakter pada anak maupun
muridnya, sehingga tidak harus membuat perempuan kehilangan sifat dominan
parenting-nya (hal ini bukan berarti laki-laki tidak memiliki tanggung jawab
berperan dalam pendidikan karakter anak).

Dengan adanya kesetaraan kemajuan sekarang ini, mengandung arti bahwa


laki-laki tetap tidak boleh kehilangan sifat dominan dalam mencari nafkah dan
peran ayah yang lainnya namun mulai menyeimbangkan dengan peran domestik.
Sedangkan perempuan tidak boleh kehilangan sifat dominan parenting dan peran
ibu dengan mulai menyeimbangkan peran-peran yang lain di luar kehidupan
keluarga untuk kemajuan diri. Sekali lagi perempuan adalah Soko Guru
Peradaban, yang memiliki peran besar bagi kemajuan atau kemunduran generasi
berikutnya.
Referensi :

Yuwanto, Listyo. 2014. Meneladani Kartini, Peran Perempuan Sebagai Soko


GuruPeradaban.
http://www.ubaya.ac.id/2014/content/articles_detail/121/Meneladani-Kartini--
Peran-Perempuan-Sebagai--Soko-Guru-Peradaban.html. Diakses tanggal 16
April 2017, pukul 21.03 WIB.

Anda mungkin juga menyukai