Anda di halaman 1dari 4

Doktor Zakir Naik menjawab :

Saudara Patrick, pertanyaan anda sangat bagus, ini pertanyaan penting...

Kami muslim tidak ada persoalan apapun dengan proses kelahiran Yesus/Isa yang lahir dari rahim
seorang wanita perawan...

Jika saja anda memperhatikan konteks di dalam bible, 'Anak Tuhan' yang dimaksud bukanlah seperti
yang anda pahami..

Jika anda membaca bible, disana dikatakan Adam adalah anak tuhan, Efraim adalah anak tuhan,
Yesus adalah anak tuhan..

.. Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, dijalan yang rata, dimana mereka tidak akan
tersandung sebab Aku talah menjadi bapa israel. Efraim adalah anak sulungku [Jeremia 31:9]

Anak Eros, anak Set, anak Adam, Anak Allah [Lukas 3:38]

Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka itu akan disebut anak-anak Allah
[Matius 5:9]

Dan jika anda melihat BAB Roma ayat 8 :


Semua orang yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah

Saya tidak ada masalah sama sekali dengan hal tersebut, namun hingga hari ini masih terjadi
kesalahpahaman, Jika anda menyebutkan semua manusia adalah anak tuhan (dipelihara oleh tuhan)
saya tidak masalah..

Saya akan mengutip satu ayat yang amat sangat penting bagi kristiani :

"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang
tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang
kekal" [Yohanes 3:16]

Jika anda mengikuti sejarah bible, tidak kurang dari 50 pakar bible yang mengatakan bahwa ayat ini
telah diubah, diganti, diedit, direvisi..

Siapa yg mengatakan? bukan Muslim Bukan Hindu, tapi para sarjana dan pakar sarjana kristiani!
merekalah yang mengatakan bahwa ayat ini telah diubah, diganti, diedit, direvisi dan dirusak..

Jadi.. jika anda mengatakan Yesus adalah anak tuhan seperti juga adam, Efraim, saya tidak masalah..

Masalahnya adalah ketika anda mengatakan yesus adalah satu-satunya anak tuhan padahal alkitab
tidak berkata seperti itu..

Dan Al-Quran membela Yesus dalam surat Ali Imran Ayat 59 :


"Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam, Allah
menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia),
maka jadilah dia"
Jadi jika anda katakan bahwa Yesus adalah TUHAN karena dia tidak memiliki ayah.. Maka Adam
adalah TUHAN yang lebih hebat karena bukan saja tidak memiliki ayah namun juga tidak memiliki
ibu!

Dan jika anda percaya bahwa Yesus adalah ANAK TUHAN karena tidak memiliki ayah.. Maka anda
juga harus percaya bahwa adam adalah ANAK TUHAN yang lebih hebat lagi, karena tidak memiliki
ibu!

Menyikapi Pemimpin Kafir

Pasca ditetapkannya kemenangan Joko Widodo Jusuf Kalla sebagai pasangan Presiden dan Wakil
Presiden Republik Indonesia periode mendatang oleh MK (21/8) yang lalu, menjadikan DKI Jakarta
(akan )dipimpin oleh seorang non-muslim alias kafir.

Lantas bagaimana sikap seorang muslim terhadap pemimpin yang kafir?

Fatwa Syekh Sholeh Al-Fauzan hafizhohullah;

Adapun bermuamalah dengan hakim (pemimpin) yang kafir, maka hal ini berbeda-beda dalam
menyikapinya, tergantung dari kondisi yang ada:

Jika kaum muslimin memiliki kekuatan untuk menurunkannya dan menggantinya dengan pemimpin
muslim, maka wajib bagi mereka untuk melakukan hal tersebut. Dan ini termasuk bagian dari Jihad
fie sabilillah.

Adapun jika mereka tidak mampu melakukannya, maka tidak boleh mereka memaksakan diri
melawan kaum kafir, karena hal tersebut akan mengakibatkan kerugian dan madhorot bagi kaum
muslimin.

Ingatlah, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam hidup di Makkah selama 13 tahun pasca
diangkatnya menjadi Nabi, dibawah kekuasaan kaum kafir, beliau dan bersama beberapa
sahabatnya (hidup dibawah kepemimpinan kaum kafir), dan mereka tidak melakukan aksi
menurunkan( pemimpin) kafir .

Bahkan mereka tatkala itu dilarang untuk memerangi kaum kafir dalam keadaan seperti itu. Mereka
tidak mendapatkan perintah perang kecuali setelah hijrahnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan
berdirinya negara serta kokohnya jamaah, sehingga bisa berperang melawan kaum kafir .

Sumber : http://www.sahab.net/forums/?showtopic=117523

Dalam fatwa yang lain, Syekh Sholeh Al-Fauzan menegaskan, bahwa kata Ulil Amri hanya berlaku
bagi orang islam saja:


Yaitu taatilah ulil amri dari kalian (minkum), dan perkataan dari kalian (minkum), adalah dari
kalangan muslimin, adapun pemimpin yang kafir, maka tidak boleh ditaati oleh seorang muslim
(sumber : http://www.alfawzan.af.org.sa/node/2018)

Penjelasan Lengkap Syaikh Hamid Al-Aliy

Lebih lanjut, Syaikh Hamid Al-Aliy menjelaskan bagaimana sikap muslimin yang dipimpin oleh orang
kafir dan mereka dalam keadaan lemah ,beliau berkata:


{ }

Apabila nampak dalam diri para pemimpin kekafiran yang nyata, maka kepemimpinan yang kafir
tersebut tidak boleh ditaati, dan harus dilawan ketika mampu Adapun jika kaum muslimin dalam
keadaan lemah, maka wajib bagi mereka untuk mempersiapkan (kekuatan). Sebagaimana firman
Allah, Dan jika mereka mau berangkat (khuruj), tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk itu
[QS. At-Taubah : 46.]

Dan bentuk mempersiapkan adalah mengembalikan kaum muslimin kepada agama mereka dengan
menggiatakan dakwah, mempersiapkan pemimpin-pemimpin Islam yang mampu membawa ummat
islam dalam suasana politik yang kondusif sehingga tercapai kejayaan agama ini dimuka bumi, dan
tegaknya syariat Islam .selesai-

Selanjutnya beliau menjelaskan keterangan secara lebih rinci:

Dan adapun hukum dan undang-undang yang menjadikan terwujudnya maslahat bersama, terutama
bagi kaum muslimin, maka wajib bagi kaum muslimin untuk mentaatinya, meskipun yang
mengeluarkan peraturan tersebut adalah pemimpin yang kafir! Ingat, (mentaatinya adalah) dalam
rangka terealisasinya maslahat bersama, dan dirasakannya manfaat oleh kaum muslimin, bukan
dalam rangka mentaati orang kafir yang berkuasa !!Karena tidak boleh kita mentaati mereka, dan
tidak ada kemulian pada diri mereka, bahkan dalam keadaan mampu kita wajib mengangkat senjata
atas mereka!! selesai-

Sumber : http://ar.islamway.net/fatwa/3746------- /

Hal tersebut juga ditegaskan oleh Syekh Al-Albani dalam fatwanya. [lihat :
http://www.youtube.com/watch?v=r-nX7PmhQRA]

Maka untuk kondisi kita saat ini, -wallahu alam- kita tidak boleh melawan pemimpin kafir yang saat
ini atau nanti akan memimpin kita ,mengingat kondisi kaum muslimin sangat lemah .

Lemah dalam arti jauh dari ajaran agama yang benar dan bagi yang telah mengetahui kebenaran
dan telah mendapatkan hidayah untuk berdiri tegak diatas kebenaran, maka wajib bagi mereka lebih
menggiatkan lagi kegiatan dakwah dan mengajak segenap kaum muslimin untuk kembali kepada
ajaran agamanya

Dan segala aturan yang dikeluarkan, jika berkaitan dengan kepentingan umum maka kita juga harus
turut merealisasikannya ,sebagai bentuk kemaslahatan -semata-, bukan karena kita mentaati orang
kafir

Wallahu alam

Anda mungkin juga menyukai