Anda di halaman 1dari 9

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Keperawatan Rasional

Gangguan Pertukaran Setelah dilakukan tindakan 1. Auskultasi bunyi nafas, catat 1. Menyatakan adanya kongestif paru/
keperawatan selama 2x24 jam adanya mengi. pengumpulan sekret menunjukkan
Gas gas b.d
diharapkan oksigenasi adekuat 2. Anjurkan klien untuk batuk kebutuhan untuk intervensi lebih lanjut.
perembesan cairan,
pada jaringan dapat tercapai efektif dan nafas dalam. 2. Membersihkan jalan nafas dan
kongesti paru akibat dengan kriteria hasil : 3. Dorong untuk perubahan memudahkan oksigen.
1. Tidak ada keluhan sesak posisi sering. 3. Membantu untuk mencegah atelektasis
sekunder dari
2. Tidak tampak tarikan 4. Koreksi keseimbangan asam dan pneumonia.
perubahan membran
dinding dada basa. 4. Mencegah asidosis yang dapat
kapiler alveoli dan 3. Klien bisa istirahat pada 5. Berikan tambahan O2 6 liter/ memperberat fungsi pernapasan.
malam hari menit. 5. Untuk meningkatkan konsentrasi O2
retensi cairan
4. TTV dalam batas normal 6. Kolaborasi : dalam proses pertukaran gas.
interstitial
(RR 20-24 kali/ menit) a. RL 500 cc/ 24 jam 6. Meningkatkan kontraktilitas otot jantung
5. Analisis gas darah dalam b. Digoxin 1-0-0 sehingga dapat mengurangi timbulnya
batas normal c. Berikan furosemid 2-1-0 edema dan dapat mencegah gangguan
pertukaran gas.
7. Membantu mencegah terjadinya retensi
cairan dengan menghambat ADH.
Penurunan Curah Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji dan laporkan tanda 1. Kejadian mortalitas dan morbiditas
keperawatan selama 2x24 jam penurunan curah jantung. sehubungan dengan MI yang lebih dari
Jantung b.d penurunan
diharapkan penurunan curah 2. Periksa keadaan klien dengan 24 jam
kontraktilitas ventrikel
jantung dapat teratasi dengan mengauskultasi nadi apikal: 2. Biasanya terjadi takikardia meskipun
kiri, perubahan kriteria hasil : kaji frekuensi, irama jantung pada saat istirahat untuk mengompensasi
1. Tekanan darah dalam batas (dokumnetasi disritmia, bila penurunan kontraktilitas ventrikel, KAP,
frekuensi, irama,
normal (systole : 110-140 tersedia telemetri). PAT, MT, PVC, dan AF disritmia umum
konduksi elektrikal.
mmHg dan Diastole: 80-90 3. Catat bunyi jantung. berkenaan dengan GJK meskipun
mmHg) 4. Palpasi nadi perifer. lainnya juga terjadi.
2. CRT kurang dari 3 detik 5. Pantau adanya keluaran urine, 3. S1 dan S2 mungkin lemah karena
3. Produksi urine 30 ml/ jam catat keluaran dan kepekatan menurunnya kerja pompa, irama gallop
4. Nadi 70-90 kali/ menit urine. (S3 dan S4) dihasilkan sebagai aliran
5. Tidak terjadi aritmia 6. Istirahatkan klien dengan tirah darah ke dalam serambi yang distensi
6. Bebas gejala gagal jantung baring optimal. murmur dapat menunjukkan
7. Atur posisi tirah baring yang inkompetensi/ stenosis mitral.
idel. Kepala tempat tidur harus 4. Penurunan curah jantung menunjukkan
dinaikkan 20-30 cm. menurunnya nadi, radial, popiteal,
8. Berikan istirahat psikologi dorsalis pedis, dan postibial. Nadi
dengan lingkungan yang mungkin cepat hilang atau tidak teratur
tenang. untuk dipalpasi.
9. Berikan oksigen tambahan 5. Ginjal berespons untuk menurunkan
dengan nasal kanul/ masker curah jantung dengan menahan cairan
sesuai dengan indikasi. dan natrium.
10. Hindari manuver dinamik 6. Untuk menurunkan beban kerja jantung,
seperti berjongkok sewaktu tirah baring membantu dalam
melakukan BAB dan menurunkan beban kerja dengan
mengepal-ngepalkan tangan. menurunkan volume intravaskular
11. Kolaborasi untuk melalui induksi diuresis berbaring.
pemberian diet jantung. 7. Pada posisi ini aliran balik vena ke
12. Pemberian cairan IV, jantung dan paru berkurang, kongesti
pembatasan jumlah total paru berkurang, serta penekanan hepar
sesuai dengan indikasi, hindari ke diafragma menjadi minimal.
cairan garam. 8. Stress emosi menghasilkan vasokontriksi
13. Pantau seri EKG dan yang terkait, meningkatkan tekanan
perubahan foto dada. darah dan meningkatkan frekuensi/ kerja
14. Kolaborasi untuk jantung.
pemberian obat. 9. Meningkatkan sediaan oksigen untuk
kebutuhan miokardium guna melawan
efek hipoksia/ iskemia.
10. Berjongkok dapat meningkatkan
aliran balik vena dan retensi arteri
sistemik secara simultan menyebabkan
kenaikan volume sekuncup dan tekanan
arteri. Dan latihan isometrik dapat
meningkatkan resistensi arteril sistemik,
tekanan darah dan ukuran jantung,
latihan ini dapat meningkatkan beban
kerja jantung.
11. Dukungan diet adalah mengatur diet
sehingga kerja dan ketegangan otot
jantung minimal dan status nutrisi
terpelihara, sesuai dengan selera dan
pola makan klien.
12. Oleh karena adanya peningkatan
tekanan ventrikel kiri, pasien tidak dapat
menoleransi peningkatan volume cairan.
Pasien juga mengeluarkan sedikit
natrium yang menyebabkan retensi
cairan dan meningkatkan kerja miokard.
13. Depresi segmen ST dan datarnya
gelombang T dapat terjadi karena
peningkatan kebutuhan oksigen. Foto
dada menunjukkan pembesaran jantung
dan perubahan kongesti pulmonal.
14. Banyaknya obat dapat digunakan
untuk meningkatkan volume sekuncup,
memperbaiki kontraktilitas dan
menurunkan kongesti

Kelebihan Volume Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji adanya edema 1. Curiga gagal kongestif/ kelebihan
Cairan b.d kelebihan keperawatan selama 2x24 jam ekstremitas. volume cairan.
cairan sistemis, diharapkan tidak terjadi kelebihan 2. Kaji tekanan darah. 2. Sebagai salah satu cara untuk
perembesan cairan volume cairan sistemik dengan 3. Kaji distensi vena jugularis. mengetahui peningkatan jumlah cairan
interstial di sistemis kriteria hasil : 4. Ukur intake dan output yang dapat diketahui denganm
akibat sekunder dari 1. Klien tidak sesak napas 5. Timbang berat badan. meningkatkan beban kerja jantung yang
penurunan curah 2. Intake dan output seimbang 6. Beri posisi yang membantu dapat diketahui dari meningkatnya
jantung, gagal jantung 3. Pitting edema tidak ada drainase ekstremitas, lakukan tekanan darah.
kanan. 4. Produksi urine 600 ml/ hari latihan gerak pasif. 3. Peningkatan cairan dapat membebani
7. Kolaborasi : fungsi ventrikel kanan yang dapat
a. Berikan diet tanpa garam dipantau melalui pemeriksaan tekanan
b. Berikan diuretik, contoh : vena jugularis.
furosemid 4. Penurunan curah jantung mengakibatkan
c. Pantau data laboratorium gangguan perfusi ginjal, retensi natrium/
elektrolit dan kalium air, dan penurunan keluaran urine.
5. Perubahan tiba-tiba berat badan
menunjukkan gangguan keseimbangan
cairan.
6. Meningkatkan venous return dan
mendorong berkurangnya edema perifer.
7. Sebagai terapi.
a. Natrium meningkatkan retensi cairan
dan meningkatkan volume plasma
yang berdampak terhadap
peningkatan beban kerja jantung.
b. Diuretik bertujuan untuk
menurunkan volume plasma dan
menurunkan retensi cairan di
jaringan sehingga menurunkan resiko
terjadinya edema paru.
c. Hipokalemia dapat membatasi
keefektifan terapi.
Perubahan pola Setelah dilakukan tindakan 3. Monitor keadaan bladder 1. Menentukan masalah
eliminasi urine b.d keperawatan selama 2x24 jam setiap 2 jam 2. Memonitor keseimbangan cairan
penurunan aliran darah diharapkan dengan kriteria hasil: 4. Ukur intake dan output cairan 3. Menjaga defisit cairan
ke ginjal ( oliguria, 1. Menjadi kontinen (terutama setiap 4 jam 4. Mencegah nokturia
nokturia ) selama siang hari, malam, 24 5. Berikan cairan 2.000 ml/hari 5. Membantu memonitor keseimbangan
jam) dengan kolaborasi cairan
2. Mampu mengidentifikasi 6. Kurangi minum setelah jam 6 6. Meningkatkan fungsi ginjal dan bladder
penyebab inkontinens dan malam 7. Relaksasi pikiran dapat meningkatkan
rasional untuk pengobatan 7. Kaji dan monitor analisis kemampuan berkemih
urine elektrolit dan berat 8. Menguatkan otot pelvis
badan 9. Mengeluarkan urine
8. Lakukan latihan pergerakan
9. Lakukan relaksasi ketika
duduk berkemih
10. Ajarkan teknik latihan denagn
kolaborasi dokter/fisioterapi
11. Kolaborasi dalam
pemasangan kateter
Nutrisi Kurang dari Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji Riwayat nutrisi,termasuk 1. Mengidentifikasi defesiensi,menduga
keperawatan selama 2x24 jam makanan yang disukai. kemungkinan intervensi.
kebutuhan tubuh
diharapkan kebutuhan nutrisi 2. Observasi dan catat input 2. Mengawasi masukan kalori/kualitas
berhubungan dengan
terpenuhi dengan kriteria hasil: klien kekurangan konsumsi makanan.
Anoreksia,mual,muntah 1. Tidak ada Tanda-Tanda 3. Timbang BB setiap hari (bila 3. Mengawasi penurunan BB
Malnutrisi memungkinkan) 4. Makanan sedikit dapat menurunkan
2. Tidak Terjadi penurunan 4. Berikan makanan sedikit tapi kelemahan dan meningkatkan mesukan
Berat badan sering atau makan diantara juga mencegah distensi gaster.
3. Mampu mengidentifikasi waktu makan. 5. Menurunkan distensi gaster dan
kebutuhan nutrisi 5. Hindari makanan yang mencegah mual
4. Berat badan ideal sesuai merangsang dan mengandung 6. Untuk mempercepat penyembuhan klien
tinggi badan gas.
5. Klien menghabiskan separo 6. Kolaborasi dengan tim ahli
atau 1 porsi makanan medis untuk pemberian terapi.

Intoleransi Aktivitas Selama dilakukan tindakan 4. Periksa tanda vital sebelum 4. Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan
keperawatan selama 2x24 jam dan segera setelah aktivitas aktivitas karena efek oabt (vasodilator),
b.d dengan
diharapkan kebutuhan beraktivitas khususnya bila klien perpindahan cairan (diuretik atau
ketidakseimbangan
dan kebutuhan perawatan diri menggunakan vasodilator, pengaruh fungsi jantung).
antara suplai oksigen sendiri terpenuhi dengan kriteria : diuretik, penyakit dada. 5. Penurunan/ ketidakmampuan
1. Tidak terjadi kelemahan dan 5. Catat respon cardiopulmonal miocardium untuk meningkatkan volume
ke jaringan dengan
kelelahan terhadap aktivitas, catat sekuncup selama aktivitas dapat
kebutuhan dengan
2. Tanda-tanda vital dalam batas takikardi, disritmia, dispnea, meningkatkan segera frekuensi jantung
akibat sekunder dari normal berkeringat, pucat. dan kebutuhan oksigen, juga
a. TD: 110-140/80-90 mmHg 6. Kaji presipilator/ penyebab meningkatkan kelemahan dan kelelahan.
penurunan curah
b. Nadi: 70-90 kali/menit kelemahan. 6. Kelemahan adalah efek samping dari
jantung.
c. RR: 20 kali/menit 7. Evaluasi peningkatan beberapa obat.
intoleran aktivitas. 7. Dapat menunjukkan peningkatan
8. Berikan bantuan dalam dekompensasi jantung daripada
aktivitas perawatan diri sesuai kelebihan aktivitas.
indikasi, selingi periode 8. Pemenuhan kebutuhan perawatan diri
aktivitas dengan periode tanpa mempengaruhi atress miocard.
istirahat. Kebutuhan oksigen berlebihan.
9. Kolaborasi: 9. Peningkatan terhadap aktivitas
Implementasikan program menghindari kerja jantung/ konsumsi
rehabilitasi jantung. oksigen berlebihan.

Resiko cidera Selama dilakukan tindakan 1. Baringkan pasien dalam 1. Pasien dalam alignmen yang sesuai
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 jam alignmen yang sesuai mengurangi resiko untuk terjadinya
penurunan kesadaran diharapkan dengan kriteria : 2. Terapkan tindak kewaspadaan cedera
1. pasien tidak jatuh : tirali dipasang dan diberi 2. Pasien dengan penurunan tingkat
2. terali tempat tidur terpasang, bantalan kesadaran tidak mampu mengontrol
3. tempat tidur dalam posisi 3. Beritahukan kepada keluarga dirinya sendiri dalam hal perlindungan
rendah untuk tetap di samping pasien dirinya
3. Melibatkan keluarga dalam menjaga
keamanan pasien membantu
mengurangi resiko cedera

Anda mungkin juga menyukai