.
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
2. Untuk mengetahui dimensi dan profil baja yang akan dibutuhkan untuk
struktur pasar bertingkat.
a. Biaya minimum
b. Berat minimum
c. Waktu konstruksi minimum
d. Tenaga kerja minimum
e. Biaya manufaktur minimum
f. Manfaat maksimum pada saat masa layan
Kerangka perencanaan struktur adalah pemilihan susunan dan ukuran
dari elemen struktur sehingga beban yang bekerja dapat dipikul secara aman,
dan perpindahan yang terjadi masih dalam batas-batas yang disyaratkan.
Prosedur perencanaan struktur secara iterasi dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Perancangan. Penetapan fungsi dari struktur
b. Penetapan konfigurasi struktur awal (preliminary)
sesua1 langkah 1 termasuk pemilihan jenis material
yang akan digunakan
c. Penetapan beban kerja struktur
d. Pemilihan awal bentuk dan ukuran elemen struktur
berdasarkan langkah 1, 2, 3
e. Analisa struktur. Untuk memperoleh gaya-gaya dalam dan
perpindahan elemen
f. Evaluasi. Apakah perancangan sudah optimum sesuai yang
diharapkan
g. Perencanaan ulang langkah 1 hingga 6
h. Perencanaan akhir, apakah langkah 1 hingga 7 sudah
memberikan hasil optimum
Agar dapat memahami perilaku suatu struktur baja, maka seorang ahli
struktur harus memahami pula sifat-sifat mekanik dari baja. Model pengujian
yang paling tepat untuk mendapatkan sifat-sifat mekanik dari material baja
adalah dengan melakukan uji tarik terhadap suatu benda uji baja. Uji tekan
tidak dapat memberikan data yang akurat terhadap sifat-sifat mekanik
material baja, karena disebabkan beberapa hal antara lain adanya potensi
tekuk pada benda uji yang mengakibatkan ketidakstabilan dari benda uji
tersebut, selain itu perhitungan tegangan yang terjadi di dalam benda uji lebih
mudah dilakukan untuk uji tarik daripada uji tekan. Gambar 2.5 dan 2.6
menunjukkan suatu hasil uji tarik material baja yang dilakukan pada suhu
kamar serta dengan memberikan laju regangan yang normal. Tegangan nominal
(/) yang terjadi dalam benda uji diplot pada sumbu vertikal, sedangkan
regangan (E) yang merupakan perbandingan antara pertam- bahan panjang
dengan panjang mula-mula (11.LIL) diplot pada sumbu horizontal. Gambar
2.5 merupakan hasil uji tarik dari suatu benda uji baja yang dilakukan hingga
benda uji mengalami keruntuhan, sedangkan Gambar 2.6 menunjukkan
gambaran yang lebih detail dari perilaku benda uji hingga mencapai
regangan sebesar 2%.
p
i : batas proporsional
J; : batas elastis
ly+u, J+J' : tegangan leleh atas dan bawah
f, : tegangan putus
2.1 Beban
Lanrai 400
ruang
kg/m2
olah
raga
Beban hidup pada lantai gedung harus diambil menurut tabel 3.1
kedalam beban hidup tersebut sudah termasuk perlengkapan ruang
sesuai dengan kegunaan lantai ruangan yang besangkutan, dan juga
dindingdinding pemisah ringan dengan berat tidak lebih dari 100
kg/m. Bebanbeban berat, misalnya disebabkan oleh lemari lemari
arsip dan perpustakaan serta oleh alatalat, mesinmesin dan barang
barang lain tertentu yang sangat berat, yang harus ditetukan sendiri.
Adapun beban hidup pada lantai gedung antara lain :
g Panggung penonton dengan tempat duduk tidak tetap atau 500 Kg/m2
penonton yang berdirir
h Tangga, bordes tangga dan gang dari yang disebut dalam c 300 Kg/m3
i Tangga, bordes tangga dan gang dari yang disebut dalam d, 500 Kg/m3
e, f dan g
j Lantai ruang pelengkap dari yang disebut dalam c, d, e, f 250 Kg/m2
dan g
k Lantai untuk pabrik, bengkel, gudang, perpustakaan, ruang 400 Kg/m2
arsip, toko buku, toko besi, ruang alat-alat dan ruang mesin,
harus direncakanterhadap beban hidup yang ditentukan
l tersendiri dengan
Lantai gedung minimum
parkir bertingkat :
- untuk lantai bawah 800 Kg/m2
- untuk lantai tingkat lainnya 400 Kg/m2
Beban hidup pada atap serta pada struktur tudung (canopy) yang dapat
dicapai dan dibebani oleh orang, harus diambil minimum sebesar 100
kg/m2 bidang datar. Atap dan/atau bagian atap yang tidak dapat dicapai
dan dibebani oleh orang, harus diambil yang menentukan (terbesar) dari:
- Beban terbagi rata air hujan
40 kg/m2
2. Untuk bangunan di daerah lain yang
kemungkinan tekanan tiupnya lebih
Dimana :
C1 = Nilai faktor respons gempa yang didapat dari spektrum respons
gempa rencana
R = Faktor reduksi
gempa C = Koefisien
gempa dasar
I = Faktor keutamaan
struktur K = Faktor jenis
struktur
Wt = Berat total bangunan yaitu kombinasi beban mati dan beban hidup
vertikal yang direduksi yang bekerja diatas taraf penyempitan
lateral.
dengan:
D adalah beban mati yang diakibatkan
oleh berat konstruksi permanen,
termasuk dinding, lantai atap, plafon, partisi
tetap, tangga dan peralatan layan tetap
L adalah beban hidup yang ditimbulkan
oleh penggunaan gedung, termasuk
kejut, tetapi tidak termasuk bcban
lingkungan seperti angin, hujan, dan lain-
lain
l, adalah beban hidup di atap yang ditimbulkan selama
perawatan oleh pekerja, peralatan,
1
3.2 Data
Data yang dijadikan bahan acuan dalam pelaksanaan dan penyusunan
proposal ini dapat diklasifikasikan dalam dua jenis data, yaitu:
Data Primer
Data Sekunder
1. Perencanaan Kolom
Pada perencanaan dimensi kolom diambil daerah yang mengalami
pembebanan yang paling besar. data yang diperlukan untuk melakukan
perencanaan dimensi kolom adalah tebal plat, dimensi kolom, jumlah
lantai, tinggi tiap lantai dan jarak kolom.
2. Perencanaan Balok
3. Perencanaan Kuda-kuda
4. Perencanaan Gording