Anda di halaman 1dari 3

Patung Martha Christina Tiahahu terletak di Karang Panjang, daerah bukit yang terlihat jelas dari

Kota Ambon. Menuju Karang Panjang dari Kota Ambon melewati jalan menanjak dan beberapa tikungan
tajam, baru tiba di lokasi Monumen Martha Christina Tiahahu yang bersebelahan dengan Kantor DPRD
Maluku.
Patung Christina ditampilkan membawa tombak. Namun dalam pertempuran melawan Belanda,
legenda mengatakan bahwa dia melemparkan batu ke tentara Belanda ketika pasukannya kehabisan
amunisi.

Karena keberanian besarnya dalam melawan senjata api Belanda hanya dengan batu,
masyarakat Maluku menyebutnya seorang wanita kabaressi (berani). Namanya juga digunakan sebagai
jalan di Karangpanjang.

Pada dasar monumen terdapat tulisan 'Martha C. Tijahahu, mutiara Nusa Laut (Pulau), Pahlawan
Nasional RI, yang berjuang untuk mengusir penjajah Belanda dari Maluku, jatuh pada Januari 2, 1818.'

Mengunjungi monumen tokoh sejarah akan berkurang nilainya, jika kita tidak mencari tahu siapa
gerangan tokoh bersejarah yang diabadikan dalam monumen tersebut termasuk saat berkunjung ke
Monumen Martha Tiahahu.
Martha Christina Tiahahu lahir pada tahun 1800 di suatu desa bernama Abubu di Pulau
Nusalaut, Kabupaten Maluku Tengah. Martha kecil terkenal berkemauan keras dan pemberani.

Ia selalu mengikuti ayahnya Paulus Tiahahu, termasuk ikut menghadiri rapat perencanaan
perang. Paulus Tiahahu merupakan salah seorang pemimpin perjuangan rakyat Maluku melawan
Belanda. Setelah dewasa, Martha Christina Tiahahu pun ikut bertempur.

Martha Christina Tiahahu dan ayahnya bersama Thomas Matulessy alias Kapitan Pattimura
berhasil menggempur pasukan Belanda yang bercokol di Pulau Saparua, Kabupaten Maluku Tengah.
Namun, dalam pertempuran sengit di Desa Ouw-Ullath sebelah Tenggara Pulau Saparua, para pejuang
Maluku kalah akibat kekuatan yang tidak seimbang. Banyak pejuang yang tertangkap, termasuk Paulus
Tiahahu yang dihukum mati.

Meski demikian, Martha Christina Tiahahu terus bergerilya bersama para pejuang hingga
akhirnya tertangkap dan diasingkan ke Pulau Jawa. Menjadi tawanan tidak membuatnya melunak
terhadap Belanda.

Ia tetap bersikap keras dengan melakukan aksi mogok makan dan jatuh sakit. Martha Christina
meninggal dunia di atas kapal perang Eversten milik Belanda dalam perjalanan ke tempat pengasingan di
Jawa. Jasad beliau dimakamkan di Laut Banda dengan penghormatan militer pada 2 Januari 1818.
TUGAS
SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN (SBK)

NAMA : AAN TAMHER


KELAS : IV B
SD : 87

Anda mungkin juga menyukai