Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN CHRONIC KIDNEY DISEASE

Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Medikal Bedah


Ruang 27 RSU Dr. Saiful Anwar Malang

OLEH
MARITA HALIMATUS SADIYAH
1401200059

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D-III KEPERAWATAN LAWANG
2017
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan

Chronic Kidney Disease Di Ruang 27 Rsu. Dr.Saiful Anwar Malang

Telah diperiksa dan disetujui

Pada:...................................

Mahasiswa

(Marita Halimatus S)

NIM. 1401200059

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan/CI

( ) ( )
NIP. NIP.
LAPORAN PENDAHULUAN
CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)

A. Definisi
Chronic kidney disease (CKD) merupakan gangguan fungsi renal karena
kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan
cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain
dalam darah) (Smeltzer, 2005).

B. Etiologi
Beberapa etiologi dari gagal ginjal kronik antara lain (Price, 1995) :
a. Infeksi (pielonefritis kronik)
b. Penyakit peradangan (glomerulonefritis)
Kelainan ginjal terjadi akibat penyakit sistemik lain seperti diabetes melitus,
lupus eritematosus sistemik (LES), mieloma multipel, atau amiloidosis
(Prodjosudjadi, 2006).
c. Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis dan stenosis arteri
renalis.
d. Penyakit metabolik seperti diabetes melitus, gout, hiperparatiroidisme, dan
amiloidosis.
e. Nefropatik toksik misalnya penyalahgunaan analgesik, nefropati timbal

C. Manifestasi klinis
Kardiovaskuler
o Hipertensi, gagal jantung kongestif, udema pulmoner, perikarditis
o Pitting edema (kaki, tangan)
o Edema periorbital
o Friction rub pericardial
o Pembesaran vena jugularis
Dermatologi
o Warna kulit abu-abu mengkilat
o Kulit kering bersisik
o Pruritus
o Ekimosis
o Kuku tipis dan rapuh
o Rambut tipis dan kasar
Pulmoner
o Krekels
o Soutum kental dan liat
o Nafas dangkal
o Pernafasan kussmaul
Gastrointestinal
o Anoreksi, mual, muntah
o Nafas berbau amonia
o Perdarahan saluran cerna
o Konstipasi dan diare
o Ulserasi dan perdarahan mulut
Neurologi
o Tidak mampu konsentrasi
o Kelemahan dan keletihan
o Konfusi/perubahan tingkat kesadaran
o Disorientasi
o Kejang
o Rasa panas pada telapak kaki
o Perubahan perilaku
Musculoskeletal
o Kram otot
o Kekuatan otot hilang
o Kelemahan pada tungkai
o Foot drop
Reproduktif
o Amenore
o Atrofi testekuler
(Smeltzer & Bare, 2001)

D. Pemeriksaan penunjang
1. Radiologi
Ditujukan untuk menilai keadaan ginjal dan menilai derajat dari komplikasi
yang terjadi
2. Foto polos abdomen
Untuk menilai bentuk dan besar ginjal apakah ada batu atau obstruksi lain.
Dehidrasi akan memperburuk keadaan ginjal oleh sebab itu klien diharapkan
tidak puasa
3. IVP (intra Vena Pielografi)
Untuk menilai system pelviokalises dan ureter. Pemeriksaan ini mempunyai
resiko penurunan faal ginjal pada keadaan tertentu, missal: usia lanjut, DM,
dan nefropati asam urat
4. USG
Untuk menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkim ginkal, kepadatan
parenkim ginjal, anatomi system pelviokalises, ureter proksimal, kandung
kemih serta prostat
5. Renogram
Untuk menilai fungsi ginjal kanan dan kiri, lokasi dari gangguan (vaskuler,
parenkim, ekskresi), serta sisa fungsi ginjal
6. Pemeriksaan radiologi jantung : untuk mencari kardiomegali, efusi
perikardial
7. Pemeriksaan radiologi paru : untuk mencari uremik lung yang dianggap
sebagai bendungan
8. EKG, untuk melihat kemungkinana hipertropi ventrikel kiri, tanda
perikarditis, aritmia, hiperkalemia
9. Pemeriksaan laboratorium
a. Laju endap darah: meninggi yang diperberat oleh adanya anemia, dan
hipoalbuminemia
b. Anemia normositer normokrom, dan jumlah retikulosit yang rendah
c. Ureum dan kreatinin: meninggi, biasanya perbandingan antara ureum dan
kreatinin lebih kurang 20 (perbandingan meninggi oleh karena
perdarahan saluran cerna, demam, luka bakar luas, pengobatan steroid,
dan obstruksi saluran kemih), perbandingan ini berkurang : ureum lebih
kecil dari kreatinin pada diet rendah protein dan tes Klirens Kreatinin
yang menurun.
d. Hiponatremi, umunya karena kelebihan cairan
e. Hiperkalemia. Terjadi pada gagal ginjal lanjut bersama dengan
menurunnya dieresis
f. Hipokalsemia dan hiperfosfatemia, terjadi karena kurangnya sintesis
1,24(OH)2 vitr D3 pada GGK
g. Hipoalbuminemis dan hipokolesterolemia, umumnya disebabkan
gangguan metabolism dan diet rendah protein
h. Peninggian GD, akibat gangguan metabolism karbohidart (resistensi
terhadap pengaruh insulin pada jaringan perifer)
i. Hipertrigliseridam akibat gangguan metabolism lemak, disebabkan
peninggian hormo insulin, hormone somatotropik dan menurunnya
lipoprotein lipase
j. Asidosis metabolic dengan kompensasi respirasi menunjukkan pH yang
menurun, BE yang menurun, HCO3 yang menurun, PCO2 yang menurun,
semuanya disebabkan retensi asam organic pada ginjal

E. Penatalaksanaan
1. Konservatif
Diet tinggi kalori rendah protein
2. Terapi pengganti
Hemodialisa
Terapi hemodialisa merupakan teknologi tinggi sebagai terapi pengganti
untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun tertentu dari
peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium, hidrogen, urea,
kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran semi permiabel
sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana
terjadi proses difusi, osmosis dan ultrafiltrasi (Brunner & Suddarth,
2002). Tujuan Hemodialisa adalah untuk mengambil zat-zat nitrogen
yang toksik dari dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebihan.
CAPD (continous Ambulatory Peritoneal Dialysis)
CAPD adalah salah satu treatment yang tersedia dan digunakan untuk
membuang produk sisa dan kelebihan cairan dari darah ketika fungsi
ginjal tidak lagi normal (AAKP, 2005).
Transplantasi ginjal
Transplantasi ginjal merupakan terapi pengganti utama karena sudah
terbukti lebih baik dibandingakan dengan dialysis terutama dalam
perbaikan kualitas hidup, salah satunya adalah tercapainya tingkat
kesegaran jasmanai yang lebih baik.

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Aktivitas / istirahat
Gejala: Kelelahan ekstrem, kelemahan, malaise, gangguan tidur (insomnia /
gelisah atau somnolen)
Tanda: Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak
2. Sirkulasi
Gejala: riwayat hipertensi lama, atau berat, palpitasi, nyeri dada (angina)
Tanda: Hipertensi, nadi kuat,edema jaringan umum dan pitting pada kaki,
telapak,tangan, disritmia jantung. Nadi lemah halus,hipotensi ortostatik
menunjukan hipovolemia, pucat, kecenderungan perdarahan.
3. Integritas ego
Gejala: Factor stress, contoh financial, hubungan dan sebagainya, perasaan
tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan.
Tanda: Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan
kepribadian
4. Eliminasi
Gejala: Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria, abdomen kembung,
diare, atau konstipasi.
Tanda: Perubahan warna urine, contoh kuning pekat, merah, cokelat,berawan,
oliguria, dapat menjadi anuria.
5. Makanan/ cairan
Gejala: Peningkatan berat badan cepat (edema), penuruna berat badan
(malnutrisi), anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap di
mulut (pernapasan amonia), penggunaan diuretic
Tanda: Distensi abdomen / asites, pembesaran hati,, perubahan turgor kulit /
kelembaban, edema (umum,tergantung), ulserasi gusi, perdarahan gusi /
lidah, penurunan oto, penurunan lemak subkutan, penampilan tak bertenaga.
6. Neurosensori
Gejala: Sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot/kejang, sindrom kaki
gelisah,
Tanda: Gangguan status mental, contoh penurunan lapang perhatian,
ketidakmampuan berkosentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat
kesadaran, stupor, koma, rambut tipis, kuku rapuh dan tipis.
7. Nyeri / kenyamanan
Gejala: Nyeri panggul, sakit kepala ; kram otot/nyeri kaki (memburuk saat
malam hari)
Tanda: Perilaku berhati-hati/ distraksi, gelisah.
8. Pernapasan
Gejala: napas pendek ; dispnea nocturnal paroksimal ; batuk dengan / tanpa
sputum kental dan banyak.
Tanda: Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi / kedalaman (pernapasan
kusmaul), batuk produktif dengan sputum merah muda encer (edema paru).
9. Keamanan
Gejala: Kulit gatal, ada/ berulangnya infeksi
Tanda: Pruritus, demam,(sepsis, dehidrasi), normotermia dapat secara actual
terjdai peningkatan pada pasie yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari
normal., petechie,
10. Seksualitas
Gejala: Penurunan libido ; amenorea ; infertilitas
11. Interaksi social
Gejala: kesulitan menentukan kondisi, contoh tak mampu bekerja,
mempertahankn fungsi peran biasanya dalam keluarga.
12. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala: riwayat DM keluarga (resiko tinggi untuk gagal ginjal), penyakit
polikistik, nefritis herediter,kalkulus urinaria, malignasi, riwayat terpajan oleh
toksin, contoh, obat, racun lingkungan

B. Diagnosa keperawatan
1. Kelebihan volume cairan
Ditandai dengan oedema , hasil laboratorium kadar elektrolit , peningkatan
TD, peningkatan BB, penurunan urine output, turgor kulit buruk
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, tanda
kelebihan volume cairan berada pada skala 2* dan 5**
Criteria hasil:
Pasien rileks
Tidak terjadi oedema, asites, berat badan stabil dan turgor kulit baik
TD 120/80 mmHg, RR 16-20x/menit, N 60-100x/menit, suhu 36,5o-
37,2o C
NIC: Fluid/electrolyte Management
Cek TD, suhu, nadi dan RR
Atur intake cairan sesuai indikasi
Monitor hasil laboratorium pada keseimbangan cairan (kematokrit, BUN,
albumin, dll)
Monitor intake dan output
Observasi adanya tanda retensi cairan
2. Intoleransi aktivitas
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, pasien
toleran terhadap aktivitasnya
Criteria hasil:
TD 120/80mmHg, RR 16-20x/menit, Nadi 60-100x/menit, suhu 36,5o-
37,2oC
Pada saat evaluasi indicator NOC berada pada skor 5
NIC
Kaji membrane mukosa dan warna kulit
Monitor TTV
Tingkatkan aktivitas motorik secara bertahap sesuai toleransi
Bantu pemenuhan ADL klien
Bantu keluarga dan klien mengidentifikasi tingkat kelemahan aktivitas

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan


Ditandai dengan penurunan nafsu makan, porsi makan berkurang, pemasukan
cairan tidak sesuai kebutuhan, lemah
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,
ketidakseimbangan nutrisi dapat teratasi
Criteria hasil : pada saat evaluasi didapatkan skor 5 pada indicator NOC
Identifikasi makanan kesukaan
Kolaborasi dengan ahli gizi dalam menentukan jumlah kalori gizi
yang dibutuhkan klien untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya
Monitor intake dan output
Monitor BB
Berikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan
bagaimana cara memenuhinya

4. Gangguan pertukaran gas


Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, pertukaran
gas dalam tubuh tidak mengalami gangguan
Criteria hasil : pada saat evaluasi didapatkan skor 5 pada indicator NOC
Kriteria penilaian*:
1: severe deviation from normal range
2: substantial deviation
3: moderate deviation
4: mild deviation
5: no deviation
NIC
a. Monitor rate, ritme, kedalaman dari nafas
b. Monitor adanya suara pernafasan seperti snoring atau crowning
c. Monitor pola pernafasan: bradypnea, tachypnea, hyperventilation,
pernafasan Kussmaul
d. Auskultasi suara nafas
e. Identifikasi suction apabila dibutuhkan
f. Monitor kemampuan pasien untuk batuk efektif
g. Monitor secret pernafasan pasien
h. Kolaborasi terapi pernafasan (missal nebulizer) jika dibutuhkan

5. Gangguan perfusi jaringan


Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, tidak
terjadi gangguan perfusi jaringan
Criteria hasil : pada saat evaluasi didapatkan skor 5 pada indicator NOC
Kriteria penilaian*:
1: severe deviation from normal range
2: substantial deviation
3: moderate deviation
4: mild deviation
5: no deviation
NIC
a. Kaji Perubahan EKG, Respirasi (Kecepatan dan kedalamannya) serta
tanda tanda chvosteks dan Trousseaus.
Rasional : Tingginya gelombang T, Panjangnya interval PR dan
Lebarnya kompleks QRS dihubungkan dengan serum Kalium ;
Pernapasan kusmaul dihubungkan dengan acidosis, kejang yang
mungkin terjadi dihubungkan dengan rendahnya calsium.
b. Monitor data-data laboratorium : Serum pH, Hidrogen, Potasium,
bicarbonat, calsium magnesium, Hb, HT, BUN dan serum kreatinin.
Rasional : Nilai laboratorium merupakan indikasi kegagalan ginjal
untuk mengeluarkan sisa metabolit dan kemunduran fungsi sekretori
ginjal.
c. Jangan berikan obat obat Nephrothoxic.
Rasional : Obat obat nephrotoxic akan memperburuk keadaan ginjal
d. Berikan pengobatan sesuai pesanan / permintaan dokter dan kaji
respon terhadap pengobatan.
Rasional : Dosis obat mungkin berkurang dan intervalnya menjadi
lebih lama. Monitor respon terhadap pengobatan untuk menentukan
efektivitas obat yang diberikan dan kemungkinan timbulnya efek
samping obat.

Anda mungkin juga menyukai