Anda di halaman 1dari 36

BAB IV

TEMA DAN PEMOGRAMAN RUANG


Pada Bab 4 Tema dan Pemograman Ruang akan dijabarkan mengenai
pendekatan tema secara umum, Program Ruang yang terdiri dari program
fungsional, performansi, dan arsitektural. Serta Analisa dan Program Tapak.

4.1 Tema
Sebelum menentukan tema perancangan terlebih dahulu mengetahui
pengertian tema dan beberapa pendekatan yang dilakukan sebelum menentukan
tema. Setelah tema ditentukan, maka dijelaskan beberapa penjabaran dari tema
tersebut terhadap desain.
4.1.1 Pengertian Tema
Tema, jika dilihat dari arti katanya merupakan pokok pikiran atau dasar
cerita (Departemen Pendidikan Nasional, 2001: 1164) Sedangkan menurut
Tjahyono (2000) dalam Nurdiani (2012: 16) Topik atau tema selalu melekat dalam
sebuah hasil perancangan arsitektur. Tidak semua perancangan mudah
menampilkan tema secara jelas. Topik dan tema dapat menjadi alternatif
pendekatan dalam perancangan arsitektur dan harus dijelaskan oleh perancang
pada tahap penyelesaian masalah perancangan. Pengajuan topik dan tema sebagai
dasar perancangan akan memberi semangat dan jati diri pada karya desain
bangunan atau lingkungan yang dihasilkan oleh perancang.

35
Topik adalah isu umum (common issue) berupa kalimat tidak lengkap yang
dijadikan sumber pemikiran dalam menyelesaikan permasalahan arsitektural dari
suatu proyek. Sedangkan tema adalah suatu pernyataan berupa kalimat lengkap,
merupakan penegasan keinginan perancang yang bersumber dari topik untuk
mempertajam permasalahan arsitekturalyang perlu dicarikan solusi desainnya.
Tema kemudian diturunkan ke dalam konsep-konsep ide perancangan yang lebih
detail dan spesifik untuk diterapkan dalam perancangan.
4.1.2 Pendekatan Pemilihan Tema
Dasar pertimbangan yang digunakan untuk penentuan tema dari Taman
Bacaan Masyarakat di Badung, diantaranya:
A. Pendekatan fungsi
Fungsi dari Taman Bacaan Masyarakat di Badung adalah sebagai wadah untuk
memberikan akses layanan bahan bacaan bagi masyarakat berupa tempat
membaca dengan fasilitas peminjaman, penjualan, pameran serta fasilitas lain
yang dapat membuat masyarakat menjadi betah membaca.
B. Pendekatan lokasi dan aspek budaya setempat
Pendekatan dari segi lokasi dan aspek budaya setempat adalah penyesuaian
proyek yang direncanakan dengan langgam arsitektur lokal yang ada di
Kabupaten Badung, agar nantinya proyek ini tetap melestarikan dan
mendukung nilai-nilai budaya lokal yang dimiliki oleh Kabupaten Badung.
Selain itu, bentuk bangunan juga menyesuaikan dengan iklim yang ada di
Kabupaten Badung yaitu iklim tropis yang didominasi dengan panas dan juga
hujan.
C. Pendekatan pengguna
Pengguna utama dari Taman Bacaan Masyarakat di Badung adalah
masyarakat sekitar baik itu anak-anak, remaja, dan dewasa. Serta tidak
menutup kemungkinan berasal dari Kabupaten dan daerah lain. Selain itu
terdapat pengelola yang juga dikategorikan sebagai pengguna dari Taman
Bacaan Masyarakat tersebut. Karena terdapat tiga pengguna utama yaitu anak-
anak, remaja dan dewasa sehingga hal yang harus diperhatikan adalah karakter
dari ketiga pengguna taman baca tersebut.
4.1.3 Penentuan Tema

36
Penentuan tema dari Taman Bacaan Masyarakat di Badung berdasarkan
dari pendekatan tema yang telah diuraikan sebelumnya, sehingga tema yang
terpilih adalah Kreatif Edukatif. Taman Bacaan Masyarakat merupakan sebuah
tempat untuk menambah wawasan juga sebagai tempat untuk meningkatkan
kreatifitas masyaratak sekitarnya.
Penerapan style bangunan yang mendukung Taman Bacaan Masyarakat di
Badung adalah gaya Arsitektur Pop Art (Popular Art). Pop Art di desain untuk
menciptakan lingkungan yang menarik, colorfull, dan nyaman untuk dihuni.
Kombinasi warna primer seperti merah, kuning, dan biru serta beberapa warna
turunannya sangat dimunculkan dalam gaya ini.
4.1.4 Penerapan Tema

4.2 Program Fungsional


Pada program fungsional akan diuraikan tenatang program kegiatan dasar,
pelaku kegiatan, jenis fasilitas, dan sistem pengelolaan dari Taman Bacaan
Masyarakat di Badung.
4.2.1 Fungsi
Identifikasi fungsi berdasarkan spesifikasi Taman Bacaan Masyarakat di
Badung secara umum terbagai menjadi dua fungsi, yaitu:
A. Fungsi Utama
Fungsi utama dari Taman Bacaan Masyarakat adalah sebagai wadah untuk
melayani kegiatan membaca, meminjam buku, menjual buku serta peralatan
yang menunjang kegiatan membaca, terdapat juga tempat pemutaran film serta
kegiatan untuk menunjang keatifitas masyarakat.
B. Fungsi Penunjang
Fungsi penunjang yang terdapat pada Taman Bacaan Masyarakat antar lain
fungsi pelelolaan yang akan mengelola dan mengatur seluruh kegiatan yang
terdapat di Taman Bacaan Masyarakat. Serta fungsi penunjang lainnya adalah
fungsi servis sebagai pendukung kelancaran proses kegiatan yang terdapat di
Taman Bacaan Masyarakat.
4.2.2 Analisis Civitas Aktivitas
Pada analisis civitas aktivitas akan dijabarkan civitas pelaku kegiatan,
alur kegiatan, serta kebutuhan ruang yang diperlukan.

37
A. Pengunjung
Pengunjung yang hendak mengunjungi Taman Bacaan Masyarakat dibedakan
menjadi 2 yaitu:
1. Pengunjung anak-anak

2. Pengunjung dewasa
Gambar 4.1 Sirkulasi Pengunjung Anak-anak

Gambar 4.2 Sirkulasi Pengunjung Dewasa

3. Peserta lomba

38
Gambar 4.3 Sirkulasi Peserta Lomba

4. Tamu

Gambar 4.4 Sirkulasi Tamu

B. Pengelola
Pengelola yang datang ke Taman Bacaan Masyarakat dapat dibedakan
menjadi:

1. Ketuan Taman Bacaan Masyarakat

39
Gambar 4.5 Sirkulasi Ketua Taman Bacaan Masyarakat

2. Staff Administrasi dan Teknis

Gambar 4.6 Sirkulasi Staff Administrasi dan Teknis

3. Staff Layanan

Gambar 4.7 Sirkulasi Staff Layanan

40
4. Staff Kebersihan

Gambar 4.8 Sirkulasi Staff Kebersihan

5. Staff ME

Gambar 4.9 Sirkulasi Staff ME

41
6. Staff Keamanan

Gambar 4.10 Sirkulasi Staff Keamanan

7. Staff Caf

Gambar 4.11 Sirkulasi Staff Caf

4.2.3 Rekapitulasi Ruang


Rekapitulasi ruang merupakan jumlah keseluruhan ruang yang muncul
dari adanya analisa kebutuhan dari jenis civitas yang ada di Taman Bacaan
Masyarakat di Badung.

42
Tabel 4.1 Rekapitulasi Ruang

KELOMPOK RUANG JENIS RUANG


R. Baca Indoor
R. Baca Anak
R. Baca Outdoor
KELOMPOK RUANG UTAMA
R. Audiovisual
A. Rak Buku
R. Serba Guna
Drop Off
Lobby
KELOMPOK RUANG R. Loker
PENUNJANG Cafe
Toilet Pegunjung
Parkir Pengunjung
R. Absen
R. Loker
R. Tamu
R. Ketua
KELOMPOK RUANG R. Staff
PENGELOLA R. Rapat
R. Arsip
Toilet Pengelola
Parkir Pengelola
Pantry
Janitor
R. ME
KELOMPOK RUANG SERVIS
R. CCTV
Pos Keamanan

4.3 Program Performansi


Program performansi membahas mengenai persyaratan dan tuntutan raung
yang terdiri dari sifat ruang, suasana ruang, pencahayaan ruang, dan penghawaan
ruang.
4.3.1 Sifat Ruang
Sifat-sifat ruang berdasarkan aksesibilitasnya dikategorikan menjadi 3
yaitu:
1. Publik, merupakan ruang yang bersifat umum yang dapat digunakan oleh
setiap orang yang beraktifitas di dalamnya
2. Semi Privat, merupakan ruang yang dapat digunakan oleh orang-orang yang
berkempentingan saja

43
3. Privat, merupakan ruang yang bersifat khusus yang hanya digunakan oleh
orang-orang yang berkempetingan khusus

Tabel 4.2 Sifat Ruang

JENIS RUANG SIFAT RUANG


KELOMPOK RUANG UTAMA
R. Baca Indoor Publik
R. Baca Anak Publik
R. Baca Outdoor Publik
R. Audiovisual Publik
A. Rak Buku Publik
R. Serba Guna Publik
KELOMPOK RUANG PENUNJANG
Drop Off Publik
Lobby Publik
R. Loker Publik
Caf Publik
Toilet Pengunjung Publik
Parkir Pengunjung Publik
KELOMPOK RUANG PENGELOLA
R. Absen Semi Privat
R. Loker Semi Privat
R. Tamu Semi Privat
R. Ketua Privat
R. Staff Semi Privat
R. Rapat Semi Privat
R. Arsip Privat
Toilet Pengelola Semi Privat
Parkir Pengelola Semi Privat
Pantry Semi Privat
KELOMPOK RUANG SERVIS
Janitor Privat
R. ME Privat
R. CCTV Privat
Pos Keamanan Semi Privat

4.3.2 Persyaratan Ruang

Tabel 4.3 Persyaratan Ruang


NAMA RUANG PERSYARATAN RUANG
RUANG UTAMA

44
Menggunakan pencahayaan alami dan
buatan
Tingkat pencahayaan rata-rata
Menggunakan penghawaan buatan
Tingkat kebisingan rendah
R. Baca Indoor Memiliki sirkulasi yang baik
Tampilan ruangan yang nyaman dan
tenang
Dekat dengan jendela yang menghadap
ke taman untuk memberikan efek
menyegarkan
Menggunakan pencahayaan alami dan
buatan
Tingkat pencahayaan rata-rata
Menggunakan penghawaan buatan
Tingkat kebisingan rendah
Memiliki sirkulasi yang baik
R. Baca Anak Tampilan ruangan yang nyaman dan
menarik
Dekat dengan jendela yang menghadap
ke taman untuk memberikan efek
menyegarkan
Menggunakan pencahayaan alami dan
buatan
R. Baca Outdoor Tingkat pencahayaan rata-rata
Tingkat kebisingan rendah
Memiliki sirkulasi yang baik
Menggunakan pencahayaan buatan
Tingkat pencahayaan rata-rata
Menggunakan penghawaan buatan
R. Audiovisual Tingkat kebisingan rendah
Memiliki sistem akustik yang baik
sehingga meredam kebisingan

A. Rak Buku Menggunakan pencahayaan alami dan


buatan
Tingkat pencahayaan rata-rata
Menggunakan penghawaan buatan
Tingkat kebisingan rendah
Memiliki sirkulasi yang baik

45
Tampilan ruangan yang menarik
Terdapat penamaan pada tiap subjek
pada buku
Menggunakan pencahayaan alami dan
buatan
Tingkat pencahayaan rata-rata
R. Serba Guna Menggunakan penghawaan alami
Tingkat kebisingan rendah
Memiliki sirkulasi yang baik
Tampilan ruangan yang menarik
Merupakan ruang terbuka
RUANG PENUNJANG
Drop Off
Menggunakan penghawaan alami
Menggunakan pencahayaan alami dan
buatan
Lobby Tingkat pencahayaan rata-rata
Tingkat kebisingan sedang
Mudah diakses dan digunakan sebagai
main entrance bangunan
Menggunakan penghawaan alami
Menggunakan pencahayaan alami dan
buatan
Tingkat pencahayaan rata-rata
R. Loker Tingkat kebisingan sedang
Mudah dilihat sehingga memudahkan
pengunjung untuk menaruh barang
bawaan
Menggunakan penvahayaan buatan
Tingkat pencahayaan rata-rata
Menggunakan penghawaan buatan
Toilet Pengunjung Memiliki sanitasi yang baik dan higenis
Peletakkan yang tersembunyi namun
mudah diakses
Menggunakan penghawaan alami
Menggunakan pencahayaan alami dan
Cafe buatan
Tingkat pencahayaan rata-rata
Tingkat kebisingan sedang
Parkir Pengunjung Menggunakan pencahayaan buatan
Tingkat pencahayaan rata-rata

46
Tingkat kebisingan tinggi
Penggunaan elemen sodtscape berupa
pohon peneduh
Penggunaan elemen hardscape berupa
paving
RUANG PENGELOLA
Menggunakan pencayahaan buatan
Tingkat pencahayaan rata-rata
R. Absen Menggunakan penghawaan buatan
Mudah dilihat dan diakses oleh
pengelola
Menggunakan penghawaan buatan
Menggunakan pencahayaan alami dan
buatan
R. Loker Tingkat pencahayaan rata-rata
Tingkat kebisingan sedang
Mudah dilihat sehingga memudahkan
pengelola untuk menaruh barang bawaan
Menggunakan pencahayaan buatan dan
alami
R. Tamu Tingkat pencahayaan rata-rata
Menggunakan penghawaan buatan
Tingkat kebisingan rendah
Menggunakan pencahayaan buatan dan
alami
R. Ketua Tingkat pencahayaan rata-rata
Menggunakan penghawaan buatan
Tingkat kebisingan rendah
Menggunakan pencahayaan buatan dan
alami
R. Staff Tingkat pencahayaan rata-rata
Menggunakan penghawaan buatan
Tingkat kebisingan rendah
Menggunakan pencahayaan buatan dan
alami
Tingkat pencahayaan rata-rata
R. Rapat Menggunakan penghawaan buatan
Tingkat kebisingan rendah
Memiliki akustik yang baik untuk
meminimalisir kebisingan
R. Arsip Menggunakan pencahayaan buatan dan

47
alami
Tingkat pencahayaan rata-rata
Tingkat kebisingan rendah
Menggunakan penvahayaan buatan
Tingkat pencahayaan rata-rata
Menggunakan penghawaan buatan
Toilet Pengelola Memiliki sanitasi yang baik dan higenis
Peletakkan yang tersembunyi namun mudah
diakses
Menggunakan pencahayaan buatan
Tingkat pencahayaan rata-rata
Tingkat kebisingan tinggi
Parkir Pengelola Penggunaan elemen sodtscape berupa
pohon peneduh
Penggunaan elemen hardscape berupa
paving
Menggunakan pencahayaan alami dan
buatan
Tingkat pencahayaan rata-rata
Menggunakan penghawaan alami
Pantry Tingkat kebisingan rendah
Penggunaan material yang ringan dan
bersih
Memiliki sanitasi yang baik agar tidak
menimbulkan bau tak sedap
RUANG SERVIS
Memiliki pencahayaan buatan
Janitor
Memilki letak yang tersembunyi
Menggunakan pencahayaan buatan
Tingkat pencahayaan rata-rata
Menggunakan penghawaan buatan
R. ME Tingkat kebisingan tinggi
Peletakkan yang tersembunyi dan
memudahkan dalam perawatan
Menggunaakn pencahayaan buatan
Tingkat pencahayaan rata-rata
R. CCTV Memiliki letak yang tersembunyi
Memilki akses langsung ke pos
keamanan
Pos Keamanan Menggunakan pencahayaan alami dan
buatan
Tingkat pencahayaan rata-rata

48
Tingkat kebisingan tinggi
Peletakkannya dekat dengan entrance
dan parkir

4.4 Program Arsitektural


4.4.1 Analisa Pendekatan Kapasitas
A. Kapasitas Pengunjung
Studi kapasitas dilakukan untuk menentukan kapasitas civitas pelaku kegiatan
yang ada di Taman Bacaan Masyarakat di Badung melalui pendekatan dengan
proyeksi salah satu objek sejenis.

Tabel 4.4 Proyeksi Jumlah Pengunjung Perpustakaan Umum Kota Denpasar

No Tahun Pengunjung Kenaikan Rata-rata


.
1 2011 2407
2 2012 3455 3,9 %
3 2013 5934 9,3 % 5,6 %
4 2014 7546 6%
5 2015 6671 3,3 %
Sumber: Perpustakaan Umum Kota Denpasar

Tabel adalah proyeksi Perpustakaan Kabupaten Badung yang dijadikan acuan


untuk menetukan rata-rata tingkat kenaikan kapasiats. Jumlah peningkatan
pertahunnya 5,6 %. Berdasarkan hal ini dapat menghitung perkiraan kapasitas
pengunjung yang ditampung menggunakan rumus.

Pt = Po (1+r)n

Keterangan:
Pt = jumlah pengunjung pada tahun ke-t
Po = jumlah pengunjung pada tahun saat ini
r = rata-rata proporsi kenaikan anak yang dititipkan setiap tahun, yaitu
jumlah kenaikan atau pertambahan pengunjung dibagi jumlah pertambahan
pengunjung pada tahun sebelumnya
n = proyeksi pada tahun ke-t

Maka presentasi jumlah pengunjung Taman Bacaan Masyarakat pada 20


tahun mendatang yaitu pada tahun 2037, menjadi:

49
Pt = Po (1+r)n
P2037 = 6671 (1 + 0,056)20
P2037 = 6671 x 10,199
P2037 = 68.037,529 jiwa/tahun
P2037 = 186,404 orang/hari dibulatkan menjadi 186 orang/hari

B. Kapasitas Pengelola

Tabel 4.5 Kapasitas Pengunjung


No. Pengelola Kapasitas
1 Ketua TBM 1 orang
2 Staff Administrasi dan Teknis 4 orang
3 Staff Layanan 4 orang
4 Staff Cafe 5 orang
5 Staff 8 orang
4 cleaning service outdoor
4 cleaning service indoor
6 Staff ME 3 orang
7 Staff Keamanan 4 orang
TOTAL 29 orang

50
4.4.2 Besaran Ruang

Tabel 4.6 Besaran Ruang


NO. JENIS RUANG KAPASITAS SUMBER PERHITUNGAN TOTAL
RUANG UTAMA
1 R. Baca Indoor 4 meja untuk 8 orang + Adler, 1999: Meja untuk 8 orang + kursi L = 105,2 m2
L = 4 (3,50 x 1,20) + 32 (0,6 x 0,6) Sirkulasi 20%
32 kursi 32-7; Neufret,
L = 28,32 m2 Total Luas = 126,24 m2
6 meja untuk 1 orang + 2002: 3; Meja untuk 1 orang + kursi
6 kursi L = 6 (0,9 x 0,6) + 6 (0,6 x 0,6)
5 meja untuk 2 orang + L = 5,4 m2
Meja untuk 2 orang + kusir
10 kursi
L = 5 (2 x 0,7) + 10 (0,6 x 0,6)
5 meja untuk 4 orang +
L = 10,6 m2
20 kursi Meja untuk 4 orang + kursi
10 lesehan untuk 2 L = 5 (2,0 x 1,4) + 20 (0,6 x 0,6)
L = 21,2 m2
orang
Lesehan untuk 2 orang
4 lesehan dengan meja
L = 10 (1,25 x 2,0)
untuk 4 orang + 16 L = 25 m2
Lesehan meja untuk 4 orang +
bantal duduk
bantal duduk
L = 4 (2,0 x 1,4) + 16 (0,5 x 0,5)
L = 15,2 m2
2 R. Baca Outdoor 4 meja bundar + 16 kursi Adler, 1999: Meja bundar + kursi L = 13,3 m2
L = 4 (3,14 x 0,6) + 16 (0,6 x0,6) Sirkulasi 20%
32-7
L = 13,3 m2 Total Luas = 15,96 m2
3 R. Audiovisual Studi banding Total Luas = 46 cm2
4 Rak buku 10 rak buku satu sisi Neufret,
Rak buku satu sisi L = 8,22 m2
8 rak buku 2 sisi L = 10 (0,3 x 1,0) Sirkulasi 20%
2002: 3
3 rak majalah L = 3 m2 Total Luas = 9,86 m2
Rak buku dua sisi
L = 8 (0,54 x 1,0)
L = 4,32 m2
Rak majalah
L = 3 (0,3 x 1,0)
L = 0,9 m2
RUANG PENUNJANG
5 Lobby Meja front office Pickard, Total Luas = 190 m2
2003: 256
6 R. Loker 3 loker 1 sisi Neufret, Loker 1 sisi L = 1,35
2 loker 2 sisi L = 3 (0,3 x 1,0) Sirkulasi 20%
2002: 21
L = 0,27 m2 Total Luas = 1,62 m2
Loker 2 sisi
L = 2 (0,54 x 1,0)
L = 1,8 m2
7 Caf Neufret, Lemari bawah L = 14 m2
L = 5,0 x 2,8 Sirkulasi 20%
1996: 210
L = 14 m2 Total Luas = 16,8 m2
8 Toilet Laki-laki Adler, 1999: Laki-laki Llaki-laki = 7,4 m2
5 urinoir Urinoir sirkulasi 20%
Pengunjung 3-7, 8, 12
3 kloset L = 5 (0,4 x 0,4) Total Luas = 8,88 m2
3 wastafel L = 0,8 m2
Perempuan Kloset Lperempuan = 12,6 m2
6 kloset L = 3 (1,0 x 2) Sirkulasi 20%
3 wastafel L = 6 m2 Total Luas = 15,12 m2
Wastafel
L = 3 (0,5 x 0,4)
L = 0,6 m2
Perempuan
Kloset
L = 6 (1,0 x 2,0)
L = 12 m2
Wastafel
L = 3 (0,5 x0,4)
L = 0,6 m2
9 Parkir 10 sepeda Neufret, Sepeda Lsepeda = 10,2 m2
20 motor L = 10 (0,6 x 1,70) Sirkulasi 20%
Pengunjung 1996: 100,
4 mobil L = 10,2 m2 Total Luas = 12,24 m2
104 Motor
L = 20 (0,75 x 2,25) Lmotor = 39,2 m2
L = 39,2 m2 Sirkulasi 20%
Mobil Total Luas = 47,04 m2
L = 4 (5,0 x 1,90)
L = 38 m2 Lmobil = 38 m2
Sirkulasi 20%
Total Luas = 45,6 m2
RUANG PENGELOLA
10 R. Absen Mesin sidik jari Google.com Mesin sidik jari L =0,01
L = 0,1 x 0,1 Sirkulasi 20%
L = 0,01 m2 Total Luas = 0,12 m2
11 R. Rapat Meja rapat dengan 14 kursi Adler, 1999: Meja dengan 14 kursi L = 18,91
L = 3,10 x 6,10 Sirkulasi 20%
11-14
L = 18,91 m2 Total Luas = 22,69 m2
12 R. Ketua Meja + kursi Adler, 1999: Meja + kursi L = 4,27 m2
2 sofa + meja 11-14; L = 1,5 x 0,75 + 0,6 x 0,6 Sirkulasi 20%
L = 1,49 m2 Total Luas = 5,12 m2
Neufret,
Sofa + meja
1996: 218 L = 2 (0,7 x 1,6) + 0,9 x 0,6)
L = 2,78 m2
13 R. Staff 6 meja + 6 kursi Adler, 1999: Meja + kursi L = 8,94 m2
Sirkulasi 20%
11-14; L = 6 (1,5 x 0,75) + 6 (0,6 x 0,6)
Total Luas = 10,73 m2
L = 8,94 m2
14 R.Arsip 5 lemari Neufret, Lemari L = 2,81
meja + kursi L = 5 (0,39 x 0,62) Sirkulasi 20%
2002: 21
L = 1,20 m2 Total Luas = 3,37 m2
Meja + kursi
L = 1,5 x 0,75 + 0,6x0,6
L = 0,41 m2
15 Pantry Lemari bawah dengan Neufret, Lemari bawah dengan sink dan L = 6,12 m2
Sirkulasi 20%
sink dan kompor 1996: 213, kompor Total Luas = 7,34 m2
Meja makan dengan 6 216 L = 2,20 x 0,60
L = 1,32 m2
kursi
Meja makan dengan 6 kursi
L = 2,4 x 2,0
L = 4,8 m2
16 Toilet Pengelola Laki-laki Adler, 1999: Laki Laki Llaki-laki = 2,52 m2
2 urinoir Urinoir Sirkulasi 20%
3-7, 8, 12
1 kloset L = 2 (0,4 x 0,4) Total Luas = 3,024 m2
1 wastafel L = 0,32 m2
Perempuan Kloset Lperempuan = 4,2 m2
2 kloset L = 1,0 x 2,0 Sirkulasi 20%
Total Luas = 5,04 m2
1 wastafel L = 1 m2
Wastafel
L = 0,5 x 0,4
L = 0,20 m2
Perempuan
Kloset
L = 2 (1,0 x 2,0)
L = 4 m2
Wastafel
L = 0,5 x 0,4
L = 0,20 m2
17 Parkir Pengelola 10 motor Neufret, Motor Lmotor = 16,6 m2
4 mobil L = 10 (0,75 x 2,25) Sirkulasi 20%
1996: 100,
L = 16,6 m2 Total Luas = 19,92 m2
104 Mobil
L = 4 (5 x 1,90) Lmobil = 38 m2
L = 38 m2 Sirkulasi 20%
Total Luas = 45,6 m2
RUANG SERVIS
18 Janitor Peralatan kebersihan Studi banding Total Luas = 4 m2
19 R. Genset Genset Google.com Genset L = 7,2 m2
L = 4,8 x 1,5 Sirkulasi 20%
L = 7,2 m2 Total Luas = 8,64 m2
20 R. CCTV Meja + kursi Adler, 1999: Meja + kursi L = 1,49 m2
TV L = 1,5 x 0,75 + 0,6 x0,6 Sirkulasi 20%
11-14
L = 1,49 m2 Total Luas = 1,79 m2
21 Pos Keamanan Meja + kursi Adler, 1999: Meja + kursi L = 1,49 m2
L = 1,5 x 0,75 + 0,6 x0,6 Sirkulasi 20%
11-14
L = 1,49 m2 Total Luas = 1,79 m2
TOTAL RUANG UTAMA 198,06 m2
TOTAL RUANG PENUNJANG 337,3 m2
TOTAL RUANG PENGELOLA 122,954 m2
TOTAL RUANG SERVIS 16,22 m2
TOTAL 674,534 m2
4.4.1 Hubungan Ruang
Hubungan ruang dapat dikategotikan menurut berhubungan atau
tidaknya suatu ruang yang terdiri atas:
1. Sangat Berhubungan, merupakan ruang-ruang yang memiliki kedekatan
hubungan antar ruang
2. Berhubungan, merupakan ruang-ruang yang memiliki hubungan antar ruang
tetapi melewati beberapa ruang
3. Tidak Berhubungan, merupakan ruang-ruang yang tidak memiliki kedekata
hubungan serta tidak memiliki akses
A. Hubungan Ruang Utama

Gambar 4.1 Hubungan Ruang Utama

B. Hubungan Ruang Penunjang


Gambar 4.2 Hubungan Ruang Penunjang
C. Hubungan Ruang Pengelola

Gambar 4.3 Hubungan Ruang Pengelola

D. Hubungan Ruang Servis

Gambar 4.4 Hubungan Ruang Servis


4.4.2 Organisasi dan Sirkulasi Ruang

Gambar 4.5 Sirkulasi dan Organisasi Ruang


4.1 Program Tapak
Pada program tapak akan diuraikan mengenai pemilihan tapak serta analisis
mengenai kondisi tapak terpilih pada Taman Bacaan Masyarakat di Badung.
4.5.1 Studi Kebutuhan Luas Tapak
Pada pententuan luasan tapak yang harus diperhatikan adalah peraturan
tentang kepadatan bangunan. Bangunan yang menyadiakan fasilitas pelayanan
pedagangan dan jasa KDB setinggi-tingginya 60% dengan ketinggian maksimum 15
meter. Sehingga luasan tapak yang dibutuhkan adalah:
Luas Lantai Dasar = 674,534 m2
Pendekatan KDB 60%, maka luas tapak menjadi:
Luas Tapak = 100/60 x Luas lantai dasar bangunan
= 100/60 x 674,534 m2
= 1124,223 m2
Jadi kebutuhan luas tapak adalah 1124,223 m2
4.5.2 Analisis Pemilihan Lokasi
Pada pemilihan lokasi tapaik, akan dilakukan beberapa pendekatan dengan
mempertimbangkan berbagai faktor. Dasar pertimbangan dalam pemilihan tapak
antara lain memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Kesesuaian dengan perda
2. Mudah dijangkau dari berbagai arah
3. Memiliki kelengkapan infrastruktur, seperti transportasi, listrik, telpon, dan air
bersih
4. Terletak di tempat yang sering dilalui kendaraan, sehingga masyarakat dapat
mengetahui letak Taman Bacaan Masyarakat
Tabel 4.14 Pembobotan Kriteria
No. No. Kriteria Nilai Rangking Bobot
1 2 3 4
Kriteria
1 1 1 1 3 1 10
2 0 1 0 1 3 6
3 0 0 1 1 3 6
4 0 1 1 2 2 8
Keterangan: 0 = kurang penting, 1 = penting
Tabel 4.15 Pemilihan Alternatif Lokasi
Keterangan: 5 = sangat memenuhi, 4 = memenuhi, 3 = cukup memenuhi, 2 = kurang
No. Alternatif Lokasi
Bobot Petang Abiansemal Mengwi Kuta Kuta Utara
Kriteria Nilai Jumlah Nilai Jumlah Nilai Jumlah Nilai Jumlah Nilai Jumlah N
1 10 3 30 3 30 3 30 3 30 3 30
2 6 3 18 3 18 4 24 5 30 4 24
3 6 3 18 3 18 4 24 4 24 4 24
4 8 3 24 3 24 4 32 5 40 4 32
63 63 110 124 110
menuhi, 1 = sangat kurang
Berdasarkan tabel penilaian terhadap kriteria tersbut, maka alternative
yang dipilih adalah Kecamatan Kuta, dengan demikian alternatif tapak pada
Kecamatan Kuta, yaitu:
A. Jl. Sunset Road

B. Jl. Merta Nadi

Penentuan tapak pada


Kecamatan Kuta dilakukan
dengan berpedoman pada konsep dasar dan kondisi lokasi terpilih, maka dapat
ditentukan beberapa persyaratan dalam penentuan site secara lebih spesifik
(mikro) untuk menentukan lokasi Taman Bacaan Masyarakat di Badung, yaitu:
1. Aksesibilitas transportasi, sirkulasi jalan yang memadai
2. Kelengkapan sarana dan prasarana
3. Luas tapak sesuai kebutuhan
4. Daerah yang banyak dilewati kendaraan
Tabel 4.16 Pembobotan Kriteria Mikro
Keterangan: 0 = kurang penting, 1 = penting
No. No. Kriteria Nilai Rangking Bobot
Kriteria 1 2 3 4
1 1 0 1 2 2 8
2 0 0 1 1 3 6
3 1 1 1 3 1 10
4 1 0 1 2 2 8

Tabel 4.17 Pemilihan Lokasi Taman Bacaan Masyarakat

No. Alternatif Lokasi


Bobot Alternatif 1 Alternatif 2
Kriteria Nilai Jumlah Nilai Jumlah
1 8 4 32 4 32
2 6 4 24 4 24
3 10 4 40 3 30
4 8 4 32 3 24
128 106
Keterangan: 5 = sangat memenuhi, 4 = memenuhi, 3 = cukup memenuhi, 2 = kurang
memenuhi, 1 = sangat kurang

Hasil dari penilaian berdasarkan masing-mansing kriteria, maka tapak


yang paling berpotensi untuk Taman Bacaan Masyarakat di badung adalah
tapak alternatif 1 yang terletak di Jalan Sunset Road, Kuta.

4.5.3 Analisis Tapak


Analisis Tapak membahas mengenai karakteristik tapak yang terpilih
untuk memberikan kemudahan dan rekomendasi pada perancangan. Berikut
akan diuraikan mengenai analisis tapak terpilih
A. Lokasi Tapak
Lokasi tapak berada di Jl. Sunset Road, Kuta, Badung, Bali. Adapun
batasan dari tapak antara lain:
Utara : Pertokoan
Timur : Jl. Sunset Road
Selatan : Lahan Kosong
Barat : Lahan Kosong, Gg. Baik-Baik I

Gambar 4. 18 Lokasi Terpilih


Sumber: google.com

B. Analisis Bentuk, Ukuran dan Build Up Area


Tujuan:
Mengetahui bentuk, ukuran, serta luas area yang dapat dibangunpada tapak
sesuai dengan peraturan daerah dan analisa program ruang yang telah dijabarkan
sebelumnya.
Karakteristik:
Tapak berbentuk memanjang ke arah Selatan
Jalan utama terletak di sebelah Timur, yaitu Jalan Sunset Road terdiri atas
2 jalur dengan lebar 11 meter
Analisis:
Bentuk tapak memanjang ke arah Selatan dan hampir tidak memiliki
kontur secara tidak langsung dapat mempengaruhi orientasi masa
bangunan dan komposisi masa bangunna.
Jalan yang berada di Timur tapak adalah Jalan Sunset Road dengan lebar
11 meter. GSB sekurang-kurangnya 1,5 kali lebar jalan dihitung dari as
jalan.
GSBtimur = 1,5 x lebar jalan dari as jalan
= 1,5 x 5,5
= 8,25 m
Jalan yang berada di Utara tapak adalah Jalan Baik-Baik dengan lebar 3
meter. GSB sekurang-kurangnya 1,5 kali lebar jalan dihitung dari as
jalan.
GSButara = 1,5 x lebar jalan dari as jalan
= 1.5 x 1,5
= 2,25 m2
Jalan yang berada di Barat tapak adalah Gg. Baik-Baik I dengan lebar 3
meter. GSB sekurang-kurangnya1,5 kali lebar jalan dihitung dari as jalan.
GSBbarat = 1,5 x lebar jalan dari as jalan
= 1,5 x 1,5
= 2,25 m2

Gambar 4.19 Analisi BUA


Rekomendasi:
Daerah yang dapat
dibangun pada
tapak sebesar 2.621,64 m2
Bentuk massa bangunna cenderung mengikuti tapak yang berbentuk
persegi, sehingga akan membentuk keselarasan
Daerah di luar BUA akan dimanfaatkan sebagai parkir, telajakan,
sirkulasi, dan semagai taman.
C. Analisis Klimatologi
Tujuan:
Mengetahui kondisi iklim pada tapak dan pengaruhnya terhadap penentuan
orientasi massa bangunan, penentuan bukaan pada massa bangunan, penentuan
bentuk bangunan.
Karakteristik:
Kabupaten Badung merupakan daerah berikilim tropis yang memiliki
dua musim yaitu musim kemarau dengan angin timur (April -
Oktober) dan musim hujan dengan angin barat (Nopember - Maret).
Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 316,1 mm,
sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus dan Oktober
sebesar 0,0 mm.
Keadaan suhu maksimum tertinggi terjadi pada bulan November sebesar
32,90C, sedangkan susu maksimum terendah terjadi pada bulan Juli yaitu
29,20C. Suhu minimum tertinggi terjadi pada bulan November dan
Desember sebesar 25,80C dan terendah pada bulan Agustus 23,20C.
Kelembaban udara berkisar antara 76% - 81%. Kelembabab tertinggi
sebesar 81% terjadi pada bulan April, sedangkan terendah terjadi pada
bulan November sebesar 76%.
Analisis:
Arah orientasi tapak ke arah Timur, sehingga penyinaran maksimal akan
berlangsung saat matahari berada di Timur
Arah angina berpengaruh terhadap penempatan bukaan pada bangunan
untuk memanfaatkan penghawaan alami
Kondisi curah hujan berpengaruh terhadap penentuan kemiringan atap
dan lebar overstek serta pemilihan material atap maupun dinding
bangunan.
Gambar 4.20 Analisis Klimatologi
Rekomendasi:
Meminilasir bukaan pada bagian timur dan barat untuk menhindari
pencahayaan alami yang berlebihan pada jam-jam tertentu dan
memanfaatkan penghawaan alami yang berasal dari angin timur dan barat
yang berhembus.
Pemanfaatan sinar matahari, udara, curah hujan yang tinggi dapat diatur
dengan penggunaan overstek yang lebar (minimal 1 meter), pemantaatan
vegetasi sebagai penyaring sinar matahari dan udara atau penggunaan
material bangunan yang dapat menanggulangi pengaruh iklim.
D. Analisis Vegetasi
Tujuan:
Mengetahui jenis vegetasi yang ada pada tapak dan menentukan vegetasi
yang berpotensi untuk dipertahankan dan dihilangkan.
Karakteristik:
Vegetasi berupa rerumputan liar yang terdapat di dalam tapak
Vegetasi berupa pepohonan terdapat di sisi timur tapak
Vegetasi berupa semak belukar yang terdapat di dalam tapak
Analisis
Eksisting vegetasi pada tapak menjadi pertimbangan dalam perancangan,
akankah di pertahankan atau dihilangkan
Rekomendasi
Posisi dan jenis vegetasi yang terdapat pada tapak, tidak ada vegetasi
yang dipertahankan
Tanaman baru nantinya akan ditanam di area tapak. Tanaman yang akan
digunakan merupakan tanaman yang berfungsi sebagai daya hias untuk
memperindah tapak, serta sebagai filter untuk meminimalisir kebisingan
dan polusi di sekitar tapak.

Gambar 4.21 Analisis Vegetasi


E. Analisis Traffic
Tujuan:
Mengetahui arus sirkulasi kendaraan dan volume kendaraan yang melintas di
sekitar tapak, menentukan posisi entrance untuk kelancaran sirkulasi.
Karakteristik:
Jalan utama menuju tapak merupakan Jalan Sunset Road yang terletak di
sebelah timut tapak yang memiliki lebar jalan 11 meter dengan 2 arah.
Tapak juga dapat diakses melalui Jalan Baik-Baik yang terdapat di
sebelah utara tapak dengan lebar jalan 3 meter
Tapak juga dapat diakses melaui Gg. Baik-Baik I yang terdapat di
sebelah barat tapak dengan lebar jalan 3 meter.
Terdapat pedestrian dengan lebar 1 meter.
Analisis:
Tingkat kepadatan kendaraan yang tinggi terdapat pada akses jalan utama
Jl. Sunset Road yaitu pada bagian timur tapak. Hal tersebut dikarenakan
Jl. Sunset Road merupakan jalan arteri primer yang sering dilalui
kendaraan.
Tingkat kepadatan kendaraan yang sedang terletak di Jl. Baik-Baik yang
terdapat di sebelah utara tapak. Hal tersebut dikarenakan terdapat villa
serta rumah penduduk sehingga frekuensi kendaraan tidak setinggi jalan
utama.
Tingkat kepadatan kendaraan yang rendah terdapat di Gg. Baik-Baik I
yang terdapat di sebelah barat tapak. Hal tersebut dikarenakan sedikitnya
terdapat bangunan sehingga mempengaruhi frekuensi kendaraan.
Kondisi kepadatan kendaraan, lebar jalan, dan aksesibilitas berpengaruh
terhadap peletakan entrance.

Gambar 4.22 Analisis Traffic


Rekomendasi:
Pencapaian utama menuju tapak ditetapkan pada jalan yang berada di
sebelah timur tapak, yaitu: Jl. Sunset Road. Hal tersebut dikarenakan Jl.
Sunset Road merupakan jalan utama. Selain itu jalan utama merupakan
jalan yang lebih luas dibandingkan dengan Jl. Baik-Baik, sehingga dapat
dilalui oleh tiga kendaraan roda 4 dengan baik yang nantinya akan
menciptakan sirkulasi kendaraan yang nyaman dan aman pada sekitar
tapak.

F. Analisis Kebisingan
Tujuan:
Mengetahui intensitas kebisingan di dalam maupun luar tapak serta sumber-
sumber kebisingan.
Karakteristik:
Pada bagian utara tapak tingkat kebisingan tergolong sedang karena
merupakan jalan penghubung menuju villa dan rumah penduduk yang
frekuensi kendaraannya tidak sebesar jalan utama
Pada bagian timur tapak tingkat kebisingan tinggi karena merupakan
jalan utama yang sering dilalui oleh kendaraan
Pada bagian selatan tapak tingkat kebisingan rendah karena merupakan
lahan kosong.
Pada bagaian barat tapak tingkat kebisingan rendah karena tidak terdapat
banyak bangunan sehingga freuensi kendaraanpun menjadi rendah.
Analisis:
Sumber kebisingan utama pada tapak yang berpotensi menganggu kegiatan
pada Taman Bacaan Masyarakat berasal dari arah utara dan timur, yaitu: Jl. Baik-
Baik dan Jl. Sunset Road.

Gambar 4.23 Analisis Kebisingan


Rekomendasi:
Tingkat kebisingan yang terdapat pada bagian utara dan selatan
diminimalisir dengan menggunakan barrier.
Pada bagian utara dan timur dapat digunakan sebagai tempat parkir
kendaraan untuk membatasi antara akses jalan dengan bangunan yang
secara tidak langsung dapat meminimalisir kebisingan yang dihasilkan.

Anda mungkin juga menyukai