4.1 Tema
Sebelum menentukan tema perancangan terlebih dahulu mengetahui
pengertian tema dan beberapa pendekatan yang dilakukan sebelum menentukan
tema. Setelah tema ditentukan, maka dijelaskan beberapa penjabaran dari tema
tersebut terhadap desain.
4.1.1 Pengertian Tema
Tema, jika dilihat dari arti katanya merupakan pokok pikiran atau dasar
cerita (Departemen Pendidikan Nasional, 2001: 1164) Sedangkan menurut
Tjahyono (2000) dalam Nurdiani (2012: 16) Topik atau tema selalu melekat dalam
sebuah hasil perancangan arsitektur. Tidak semua perancangan mudah
menampilkan tema secara jelas. Topik dan tema dapat menjadi alternatif
pendekatan dalam perancangan arsitektur dan harus dijelaskan oleh perancang
pada tahap penyelesaian masalah perancangan. Pengajuan topik dan tema sebagai
dasar perancangan akan memberi semangat dan jati diri pada karya desain
bangunan atau lingkungan yang dihasilkan oleh perancang.
35
Topik adalah isu umum (common issue) berupa kalimat tidak lengkap yang
dijadikan sumber pemikiran dalam menyelesaikan permasalahan arsitektural dari
suatu proyek. Sedangkan tema adalah suatu pernyataan berupa kalimat lengkap,
merupakan penegasan keinginan perancang yang bersumber dari topik untuk
mempertajam permasalahan arsitekturalyang perlu dicarikan solusi desainnya.
Tema kemudian diturunkan ke dalam konsep-konsep ide perancangan yang lebih
detail dan spesifik untuk diterapkan dalam perancangan.
4.1.2 Pendekatan Pemilihan Tema
Dasar pertimbangan yang digunakan untuk penentuan tema dari Taman
Bacaan Masyarakat di Badung, diantaranya:
A. Pendekatan fungsi
Fungsi dari Taman Bacaan Masyarakat di Badung adalah sebagai wadah untuk
memberikan akses layanan bahan bacaan bagi masyarakat berupa tempat
membaca dengan fasilitas peminjaman, penjualan, pameran serta fasilitas lain
yang dapat membuat masyarakat menjadi betah membaca.
B. Pendekatan lokasi dan aspek budaya setempat
Pendekatan dari segi lokasi dan aspek budaya setempat adalah penyesuaian
proyek yang direncanakan dengan langgam arsitektur lokal yang ada di
Kabupaten Badung, agar nantinya proyek ini tetap melestarikan dan
mendukung nilai-nilai budaya lokal yang dimiliki oleh Kabupaten Badung.
Selain itu, bentuk bangunan juga menyesuaikan dengan iklim yang ada di
Kabupaten Badung yaitu iklim tropis yang didominasi dengan panas dan juga
hujan.
C. Pendekatan pengguna
Pengguna utama dari Taman Bacaan Masyarakat di Badung adalah
masyarakat sekitar baik itu anak-anak, remaja, dan dewasa. Serta tidak
menutup kemungkinan berasal dari Kabupaten dan daerah lain. Selain itu
terdapat pengelola yang juga dikategorikan sebagai pengguna dari Taman
Bacaan Masyarakat tersebut. Karena terdapat tiga pengguna utama yaitu anak-
anak, remaja dan dewasa sehingga hal yang harus diperhatikan adalah karakter
dari ketiga pengguna taman baca tersebut.
4.1.3 Penentuan Tema
36
Penentuan tema dari Taman Bacaan Masyarakat di Badung berdasarkan
dari pendekatan tema yang telah diuraikan sebelumnya, sehingga tema yang
terpilih adalah Kreatif Edukatif. Taman Bacaan Masyarakat merupakan sebuah
tempat untuk menambah wawasan juga sebagai tempat untuk meningkatkan
kreatifitas masyaratak sekitarnya.
Penerapan style bangunan yang mendukung Taman Bacaan Masyarakat di
Badung adalah gaya Arsitektur Pop Art (Popular Art). Pop Art di desain untuk
menciptakan lingkungan yang menarik, colorfull, dan nyaman untuk dihuni.
Kombinasi warna primer seperti merah, kuning, dan biru serta beberapa warna
turunannya sangat dimunculkan dalam gaya ini.
4.1.4 Penerapan Tema
37
A. Pengunjung
Pengunjung yang hendak mengunjungi Taman Bacaan Masyarakat dibedakan
menjadi 2 yaitu:
1. Pengunjung anak-anak
2. Pengunjung dewasa
Gambar 4.1 Sirkulasi Pengunjung Anak-anak
3. Peserta lomba
38
Gambar 4.3 Sirkulasi Peserta Lomba
4. Tamu
B. Pengelola
Pengelola yang datang ke Taman Bacaan Masyarakat dapat dibedakan
menjadi:
39
Gambar 4.5 Sirkulasi Ketua Taman Bacaan Masyarakat
3. Staff Layanan
40
4. Staff Kebersihan
5. Staff ME
41
6. Staff Keamanan
7. Staff Caf
42
Tabel 4.1 Rekapitulasi Ruang
43
3. Privat, merupakan ruang yang bersifat khusus yang hanya digunakan oleh
orang-orang yang berkempetingan khusus
44
Menggunakan pencahayaan alami dan
buatan
Tingkat pencahayaan rata-rata
Menggunakan penghawaan buatan
Tingkat kebisingan rendah
R. Baca Indoor Memiliki sirkulasi yang baik
Tampilan ruangan yang nyaman dan
tenang
Dekat dengan jendela yang menghadap
ke taman untuk memberikan efek
menyegarkan
Menggunakan pencahayaan alami dan
buatan
Tingkat pencahayaan rata-rata
Menggunakan penghawaan buatan
Tingkat kebisingan rendah
Memiliki sirkulasi yang baik
R. Baca Anak Tampilan ruangan yang nyaman dan
menarik
Dekat dengan jendela yang menghadap
ke taman untuk memberikan efek
menyegarkan
Menggunakan pencahayaan alami dan
buatan
R. Baca Outdoor Tingkat pencahayaan rata-rata
Tingkat kebisingan rendah
Memiliki sirkulasi yang baik
Menggunakan pencahayaan buatan
Tingkat pencahayaan rata-rata
Menggunakan penghawaan buatan
R. Audiovisual Tingkat kebisingan rendah
Memiliki sistem akustik yang baik
sehingga meredam kebisingan
45
Tampilan ruangan yang menarik
Terdapat penamaan pada tiap subjek
pada buku
Menggunakan pencahayaan alami dan
buatan
Tingkat pencahayaan rata-rata
R. Serba Guna Menggunakan penghawaan alami
Tingkat kebisingan rendah
Memiliki sirkulasi yang baik
Tampilan ruangan yang menarik
Merupakan ruang terbuka
RUANG PENUNJANG
Drop Off
Menggunakan penghawaan alami
Menggunakan pencahayaan alami dan
buatan
Lobby Tingkat pencahayaan rata-rata
Tingkat kebisingan sedang
Mudah diakses dan digunakan sebagai
main entrance bangunan
Menggunakan penghawaan alami
Menggunakan pencahayaan alami dan
buatan
Tingkat pencahayaan rata-rata
R. Loker Tingkat kebisingan sedang
Mudah dilihat sehingga memudahkan
pengunjung untuk menaruh barang
bawaan
Menggunakan penvahayaan buatan
Tingkat pencahayaan rata-rata
Menggunakan penghawaan buatan
Toilet Pengunjung Memiliki sanitasi yang baik dan higenis
Peletakkan yang tersembunyi namun
mudah diakses
Menggunakan penghawaan alami
Menggunakan pencahayaan alami dan
Cafe buatan
Tingkat pencahayaan rata-rata
Tingkat kebisingan sedang
Parkir Pengunjung Menggunakan pencahayaan buatan
Tingkat pencahayaan rata-rata
46
Tingkat kebisingan tinggi
Penggunaan elemen sodtscape berupa
pohon peneduh
Penggunaan elemen hardscape berupa
paving
RUANG PENGELOLA
Menggunakan pencayahaan buatan
Tingkat pencahayaan rata-rata
R. Absen Menggunakan penghawaan buatan
Mudah dilihat dan diakses oleh
pengelola
Menggunakan penghawaan buatan
Menggunakan pencahayaan alami dan
buatan
R. Loker Tingkat pencahayaan rata-rata
Tingkat kebisingan sedang
Mudah dilihat sehingga memudahkan
pengelola untuk menaruh barang bawaan
Menggunakan pencahayaan buatan dan
alami
R. Tamu Tingkat pencahayaan rata-rata
Menggunakan penghawaan buatan
Tingkat kebisingan rendah
Menggunakan pencahayaan buatan dan
alami
R. Ketua Tingkat pencahayaan rata-rata
Menggunakan penghawaan buatan
Tingkat kebisingan rendah
Menggunakan pencahayaan buatan dan
alami
R. Staff Tingkat pencahayaan rata-rata
Menggunakan penghawaan buatan
Tingkat kebisingan rendah
Menggunakan pencahayaan buatan dan
alami
Tingkat pencahayaan rata-rata
R. Rapat Menggunakan penghawaan buatan
Tingkat kebisingan rendah
Memiliki akustik yang baik untuk
meminimalisir kebisingan
R. Arsip Menggunakan pencahayaan buatan dan
47
alami
Tingkat pencahayaan rata-rata
Tingkat kebisingan rendah
Menggunakan penvahayaan buatan
Tingkat pencahayaan rata-rata
Menggunakan penghawaan buatan
Toilet Pengelola Memiliki sanitasi yang baik dan higenis
Peletakkan yang tersembunyi namun mudah
diakses
Menggunakan pencahayaan buatan
Tingkat pencahayaan rata-rata
Tingkat kebisingan tinggi
Parkir Pengelola Penggunaan elemen sodtscape berupa
pohon peneduh
Penggunaan elemen hardscape berupa
paving
Menggunakan pencahayaan alami dan
buatan
Tingkat pencahayaan rata-rata
Menggunakan penghawaan alami
Pantry Tingkat kebisingan rendah
Penggunaan material yang ringan dan
bersih
Memiliki sanitasi yang baik agar tidak
menimbulkan bau tak sedap
RUANG SERVIS
Memiliki pencahayaan buatan
Janitor
Memilki letak yang tersembunyi
Menggunakan pencahayaan buatan
Tingkat pencahayaan rata-rata
Menggunakan penghawaan buatan
R. ME Tingkat kebisingan tinggi
Peletakkan yang tersembunyi dan
memudahkan dalam perawatan
Menggunaakn pencahayaan buatan
Tingkat pencahayaan rata-rata
R. CCTV Memiliki letak yang tersembunyi
Memilki akses langsung ke pos
keamanan
Pos Keamanan Menggunakan pencahayaan alami dan
buatan
Tingkat pencahayaan rata-rata
48
Tingkat kebisingan tinggi
Peletakkannya dekat dengan entrance
dan parkir
Pt = Po (1+r)n
Keterangan:
Pt = jumlah pengunjung pada tahun ke-t
Po = jumlah pengunjung pada tahun saat ini
r = rata-rata proporsi kenaikan anak yang dititipkan setiap tahun, yaitu
jumlah kenaikan atau pertambahan pengunjung dibagi jumlah pertambahan
pengunjung pada tahun sebelumnya
n = proyeksi pada tahun ke-t
49
Pt = Po (1+r)n
P2037 = 6671 (1 + 0,056)20
P2037 = 6671 x 10,199
P2037 = 68.037,529 jiwa/tahun
P2037 = 186,404 orang/hari dibulatkan menjadi 186 orang/hari
B. Kapasitas Pengelola
50
4.4.2 Besaran Ruang
F. Analisis Kebisingan
Tujuan:
Mengetahui intensitas kebisingan di dalam maupun luar tapak serta sumber-
sumber kebisingan.
Karakteristik:
Pada bagian utara tapak tingkat kebisingan tergolong sedang karena
merupakan jalan penghubung menuju villa dan rumah penduduk yang
frekuensi kendaraannya tidak sebesar jalan utama
Pada bagian timur tapak tingkat kebisingan tinggi karena merupakan
jalan utama yang sering dilalui oleh kendaraan
Pada bagian selatan tapak tingkat kebisingan rendah karena merupakan
lahan kosong.
Pada bagaian barat tapak tingkat kebisingan rendah karena tidak terdapat
banyak bangunan sehingga freuensi kendaraanpun menjadi rendah.
Analisis:
Sumber kebisingan utama pada tapak yang berpotensi menganggu kegiatan
pada Taman Bacaan Masyarakat berasal dari arah utara dan timur, yaitu: Jl. Baik-
Baik dan Jl. Sunset Road.