Anda di halaman 1dari 4

3.1.

Tempat dan Waktu


Penelitian ini akan dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pekanbaru Riau Jl. H.R. Soebrantas No.155 KM. 15 Simpang
Baru Panam Pekanbaru, di bawah bimbingan Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian akan
dilakaukan selama 4 bulan dimulai dari bulan Maret - Juni 2013.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah berupa tiga varietas benih padi gogo yaitu Situ Bagendit,
Situ Patenggang, dan Towuti. Tanah yang digunakan adalah tanah gambut yang diambil dari
areal lahan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Pekanbaru Riau. Sedangkan alat yang akan digunakan adalah cangkul, gembor, penggaris,
timbangan, oven.

Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Media Tanam
Media yang digunakan adalah tanah gambut yang diambil dari lahan praktikum Fakultas
Pertanian dan Peternakan UIN SUSKA RIAU. Kegiatan pertama yang dilakukan dalam
persiapan media adalah mengolah tanah atau membuat bedengan yang berukuran 11 m dengan
jarak tanam 2020 cm. Selanjutnya pengukuran pH dengan melakukan pengujian di BPTP.
Apabila pH tanah 5,5 maka harus dilakukan pengapuran dengan dosis sesuai dengan
kebutuhan. Adapun tujuan dari dilakukannya pengapuran ini yaitu menurunkan tingkat keasaman
pada tanah gambut. Setelah dilakukan pengapuran dilakukan pemberian pupuk dasar, dengan
menggunakan pupuk kandang dengan dosis 20 ton/ha, Urea 200 kg/ha, TSP 200 kg/ha, KCl 200
kg/ha. Pupuk kandang sebagai pupuk dasar yang diberikan pada bedengan dan didiamkan selama
1 minggu sebelum tanam, selanjutnya selanjutnya melakukan penanaman sesuai dengan
perlakuan masing-masing. Menurut Fajri (2011) pupuk TSP dan KCl diberikan pada saat
penanaman dilakukan, sedangkan pupuk Urea diberikan pada 3-4 minggu sesudah tanam dan
pemberian selanjutnya pada 8 minggu setelah tanam.
3.4.2. Persiapan Benih dan Penanaman
Sebelum benih ditanam dilakukan pemilahan benih yang bernas (berisi sempurna) dengan
cara merendam pada air garam (konsentrasi 200 g/L). Benih bernas segera dibilas dengan air,
kemudian direndam dalam air selama 24 jam. Benih padi gogo tidak perlu disemai. Penanaman
padi gogo sesuai dengan perlakuan yang diberikan dengan melakukan penanaman menggunakan
2 kali lipat benih padi pada setiap lubang tanam.

3.4.3. Penjarangan
Penjarangan dilakukan setelah 2 minggu setelah tanam. Penjarangan dilakukan dengan
cara menggunting bagian pangkal batang tanman dengan menggunakan gunting tanaman.
3.4.4. Penyiraman
Penyiraman padi gogo dilakukan setiap hari pada pagi hari dan sore hari. Apabila hujan
tidak dilakukan penyiraman.
3.4.5. Penyiangan Gulma
Penyiangan gulma dapat dilakukan secara manual yaitu mencabut langsung gulma
dengan tangan atau menggunakan alat-alat sederhana lainnya seperti cangkul, sabit, parang.
Penyiangan dilakukan di sekitar tanaman padi. Penyiangan pertama dilakukan 10 atau 12 hari
setelah transplantasi, dan penyiangan kedua setelah 30 hari.
3.4.6. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama utama yang menjadi kendala intensifikasi padi adalah tikus, penggerek batang,
wereng coklat, dan wereng hijau (vektor penyakit tungro). Penyakit utama adalah hawar daun
bakteri, tungro, dan blas pada padi gogo. pengendalian hama dapat dilakukan secara fisik yaitu
dengan lampu perangkap, banyak jenis serangga seperti wereng, penggerek batang, ganjur,
lembing batu tertarik terhadap cahaya lampu, sehingga berkumpul disekitar cahaya lampu,
apabila di bawah lampu diletakkan cawan penampung air, serangga yang tertarik terhadap
cahaya lampu akan terperangkap di dalam tempat cawan tersebut.
Pengendalian hama secara Kimiawi yaitu dengan penggunaan Insektisida yang berbahan
aktif Deltamethrin 25 g/l. Pengendalian penyakit secara kimiawi yaitu dengan penggunanaan
fungisida yang bebahan aktif copper oxy sulfate 345 g/L, fungisida ini juga berfungsi sebagai
bakterisida. Berbahan aktif tembaga oxysulfat direkomendasikan untuk mengendalikan penyakit
hawar daun.

3.4.7. Panen
Penentuan waktu panen merupakan salah satu faktor penting dalam kaitannya terhadap
hasil gabah yang dihasilkan. Bila tanaman padi dipanen terlalu awal maka akan banyak terjadi
butir hijau akibatnya kualitas gabah yang dihasilkan menjadi rendah. Sebaliknya bila tanaman
padi dipanen terlambat maka akan menurunkan hasil gabah karena banyak terjadi kerontokan
gabah, timbangan gabah menjadi lebih ringan karena kadar air sudah menurun (Hasanah, 2007).
Pemanenan dilakukan pada saat gabah telah menguning, tetapi malai masih segar. Padi
gogo dapat di panen pada umur 110 180 hari tergantung varietasnya. Pemanenan dilakukan
apabila sudah 90 % padi menguning atau matang fisiologis (BPTP, 2010).

3.5. Parameter Pengamatan


Pengamatan komponen pertumbuhan diamati mulai dari munculnya tunas samapai hasil:
1. Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman padi diukur mulai dari pangkal batang di atas permukaan tanah hingga
ujung daun tertinggi dengan cara menggenggam tanaman padi dan ditarik ke atas dengan
perlahan. Pengukuran dilakukan pada saat tanaman padi berumur 2 minggu setelah tanam.
Pengukuran ini dilakukan 2 minggu sekali. Satuan pengukuran dalam centimeter (cm).

2. Jumlah Daun Tanaman (Helai)


Penghitungan jumlah daun dihitung berapa banyak daun tanaman padi yang telah
membuka pada saat pengamatan. Penghitungan ini dilakukan pada saat panen.

3. Jumlah Anakan Tanaman Padi Tiap Rumpun


Jumlah anakan tanaman padi dihitung pada saat panen. Anakan dihitung dengan cara
menghitung jumlah anakan tanaman padi yang tumbuh dari batang padi utama. Apabila dalam
rumpun tanaman padi tiap bedengan ada 20 batang, maka jumlah anakan tanaman padi adalah 19
batang, karena satu batang sisanya adalah tanaman padi induk.

4. Jumlah Anakan Tanaman Padi Gogo Produktif


Jumlah anakan diamati pada saat panen dengan cara menghitung langsung jumlah anakan
yang produktif. Penghitungan ini dilakukan dilakukan saat panen, dengan satuan pengukuran
dalam batang. Cara menghitung adalah apabila dalam rumpun tanaman padi terdapat 20 anakan,
kemudian lima anakan tanaman padi tidak bermalai, maka jumlah anakan tanaman padi
produktif adalah 15 batang.

5. Persentase Gabah Hampa Per Malai (%)


Dihitung persentase gabah hampa per malai dengan rumus :

% gabah hampa per malai = 100%

6. Jumlah Gabah per Malai


Jumlah gabah isi tiap malai adalah jumlah gabah bernas dalam setiap malai. diamati pada
setiap malai per tanaman contoh pada saat panen. Hasil perhitungan dinyatakan dalam biji.

7. Bobot per 1000 Butir Gabah


Bobot per 1000 butir gabah tiap bedengan diperoleh dengan menimbang gabah bernas
sebanyak 1000 biji yang diambil secara acak menggunakan alat timbang analitik. Hasil
perhitungan berat gabah 1000 biji dinyatakan dalam gram.

8. Berat Basah dan Berat Kering Tanaman per Jerami


Berat basah tanaman langsung ditimbang setelah panen. Berat kering tanaman didapat
dengan cara memotong batang tanaman padi tepat di atas permukaan tanah dalam bedengan.
Berangkasan tanaman yang sudah dipotong, bersama daun yang sudah layu dikumpulkan kecuali
gabah, dimasukkan ke dalam kantong kertas yang telah disiapkan sebelumnya. Kantong kertas
kemudian dimasukkan ke dalam oven dan dikeringkan pada suhu 60 oC selama 48 jam dan
selanjutnya berangkasan tanaman yang telah kering, ditimbang dengan alat timbang yang
kepekaan 3 digit sehingga diperoleh berat kering tanaman (gram/bedengan).

Anda mungkin juga menyukai