Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Media Tanam
Media yang digunakan adalah tanah gambut yang diambil dari lahan praktikum Fakultas
Pertanian dan Peternakan UIN SUSKA RIAU. Kegiatan pertama yang dilakukan dalam
persiapan media adalah mengolah tanah atau membuat bedengan yang berukuran 11 m dengan
jarak tanam 2020 cm. Selanjutnya pengukuran pH dengan melakukan pengujian di BPTP.
Apabila pH tanah 5,5 maka harus dilakukan pengapuran dengan dosis sesuai dengan
kebutuhan. Adapun tujuan dari dilakukannya pengapuran ini yaitu menurunkan tingkat keasaman
pada tanah gambut. Setelah dilakukan pengapuran dilakukan pemberian pupuk dasar, dengan
menggunakan pupuk kandang dengan dosis 20 ton/ha, Urea 200 kg/ha, TSP 200 kg/ha, KCl 200
kg/ha. Pupuk kandang sebagai pupuk dasar yang diberikan pada bedengan dan didiamkan selama
1 minggu sebelum tanam, selanjutnya selanjutnya melakukan penanaman sesuai dengan
perlakuan masing-masing. Menurut Fajri (2011) pupuk TSP dan KCl diberikan pada saat
penanaman dilakukan, sedangkan pupuk Urea diberikan pada 3-4 minggu sesudah tanam dan
pemberian selanjutnya pada 8 minggu setelah tanam.
3.4.2. Persiapan Benih dan Penanaman
Sebelum benih ditanam dilakukan pemilahan benih yang bernas (berisi sempurna) dengan
cara merendam pada air garam (konsentrasi 200 g/L). Benih bernas segera dibilas dengan air,
kemudian direndam dalam air selama 24 jam. Benih padi gogo tidak perlu disemai. Penanaman
padi gogo sesuai dengan perlakuan yang diberikan dengan melakukan penanaman menggunakan
2 kali lipat benih padi pada setiap lubang tanam.
3.4.3. Penjarangan
Penjarangan dilakukan setelah 2 minggu setelah tanam. Penjarangan dilakukan dengan
cara menggunting bagian pangkal batang tanman dengan menggunakan gunting tanaman.
3.4.4. Penyiraman
Penyiraman padi gogo dilakukan setiap hari pada pagi hari dan sore hari. Apabila hujan
tidak dilakukan penyiraman.
3.4.5. Penyiangan Gulma
Penyiangan gulma dapat dilakukan secara manual yaitu mencabut langsung gulma
dengan tangan atau menggunakan alat-alat sederhana lainnya seperti cangkul, sabit, parang.
Penyiangan dilakukan di sekitar tanaman padi. Penyiangan pertama dilakukan 10 atau 12 hari
setelah transplantasi, dan penyiangan kedua setelah 30 hari.
3.4.6. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama utama yang menjadi kendala intensifikasi padi adalah tikus, penggerek batang,
wereng coklat, dan wereng hijau (vektor penyakit tungro). Penyakit utama adalah hawar daun
bakteri, tungro, dan blas pada padi gogo. pengendalian hama dapat dilakukan secara fisik yaitu
dengan lampu perangkap, banyak jenis serangga seperti wereng, penggerek batang, ganjur,
lembing batu tertarik terhadap cahaya lampu, sehingga berkumpul disekitar cahaya lampu,
apabila di bawah lampu diletakkan cawan penampung air, serangga yang tertarik terhadap
cahaya lampu akan terperangkap di dalam tempat cawan tersebut.
Pengendalian hama secara Kimiawi yaitu dengan penggunaan Insektisida yang berbahan
aktif Deltamethrin 25 g/l. Pengendalian penyakit secara kimiawi yaitu dengan penggunanaan
fungisida yang bebahan aktif copper oxy sulfate 345 g/L, fungisida ini juga berfungsi sebagai
bakterisida. Berbahan aktif tembaga oxysulfat direkomendasikan untuk mengendalikan penyakit
hawar daun.
3.4.7. Panen
Penentuan waktu panen merupakan salah satu faktor penting dalam kaitannya terhadap
hasil gabah yang dihasilkan. Bila tanaman padi dipanen terlalu awal maka akan banyak terjadi
butir hijau akibatnya kualitas gabah yang dihasilkan menjadi rendah. Sebaliknya bila tanaman
padi dipanen terlambat maka akan menurunkan hasil gabah karena banyak terjadi kerontokan
gabah, timbangan gabah menjadi lebih ringan karena kadar air sudah menurun (Hasanah, 2007).
Pemanenan dilakukan pada saat gabah telah menguning, tetapi malai masih segar. Padi
gogo dapat di panen pada umur 110 180 hari tergantung varietasnya. Pemanenan dilakukan
apabila sudah 90 % padi menguning atau matang fisiologis (BPTP, 2010).