Anda di halaman 1dari 11

1.2.

Pembagian dan Macam Aborsi


Aborsi tidak terbatas pada satu bentuk, tetapi aborsi mempunyai banyak macam dan
bentuk, sehingga untuk menghukuminya tidak bisa disamakan dan dipukul rata. Diantara
pembagiaan Aborsi adalah sebagai berikut :
Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa makna Aborsi adalah
pengguguran. Aborsi ini dibagi menjadi dua :
1. Aborsi Kriminalitas adalah aborsi yang dilakukan dengan sengaja karena suatu alasan dan
bertentangan dengan undang-undang yang berlaku.
2. Aborsi Legal, yaitu Aborsi yang dilaksanakan dengan sepengetahuan pihak yang berwenang.
Menurut medis Aborsi dibagi menjadi dua juga :
1. Aborsi spontan ( Abortus Spontaneus ), yaitu aborsi secara tidak sengaja dan berlangsung
alami tanpa ada kehendak dari pihak-pihak tertentu. Masyarakat mengenalnya dengan istilah
keguguran.
2. Aborsi buatan ( Aborsi Provocatus ), yaitu aborsi yang dilakukan secara sengaja dengan
tujuan tertentu. Aborsi Provocatus ini dibagi menjadi dua :
a. Jika bertujuan untuk kepentingan medis dan terapi serta pengobatan, maka disebut dengan
Abortus Profocatus Therapeuticum
b. Jika dilakukan karena alasan yang bukan medis dan melanggar hukum yang berlak, maka
disebut Abortus Profocatus Criminalis

1.3. Pandangan Islam terhadap Nyawa, Janin dan Pembunuhan



Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan
dengan suatu (alasan) yang benar. ( Q.S. Al Israa: 33 )
Yang dimaksud dengan Aborsi dalam pembahasan ini adalah menggugurkan secara
paksa janin yang belum sempurna penciptaannya atas permintaan atau kerelaan ibu yang
mengandungnya .
Sebelum menjelaskan secara mendetail tentang hukum Aborsi, lebih dahulu perlu
dijelaskan tentang pandangan umum ajaran Islam tentang nyawa, janin dan pembunuhan,
yaitu sebagai berikut :
Pertama, manusia adalah ciptaan Allah yang mulia, tidak boleh dihinakan baik dengan
merubah ciptaan tersebut, maupun menguranginya dengan cara memotong sebagian anggota
tubuhnya, maupun dengan cara memperjual belikannya, maupun dengan cara
menghilangkannya sama sekali yaitu dengan membunuhnya, sebagaiman firman Allah swt :


Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan umat manusia ( Qs. al-Isra:70)
Kedua, membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang.
Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan semua orang.






Barang siapa yang membunuh seorang manusia, maka seakan-akan dia telah membunuh
manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara keselamatan nyawa seorang
manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara keselamatan nyawa manusia semuanya.
(Qs. Al Maidah:32)
Ketiga, dilarang membunuh anak ( termasuk di dalamnya janin yang masih dalam
kandungan ) , hanya karena takut miskin. Sebagaimana firman Allah swt :






Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah yang
memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka
adalah dosa yang besar. (Qs al Isra : 31)
Keempat, Setiap janin yang terbentuk adalah merupakan kehendak Allah swt,
sebagaimana firman Allah swt



...Selanjutnya Kami dudukan janin itu dalam rahim menurut kehendak Kami selama
umur kandungan. Kemudian kami keluarkan kamu dari rahim ibumu sebagai bayi... (QS al
Hajj : 5)
Kelima, larangan membunuh jiwa tanpa hak, sebagaimana firman Allah swt :


Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah melainkan dengan
alasan yang benar

2. Hukum Aborsi Dalam Islam.


Di dalam teks-teks al Quran dan Hadist tidak didapati secara khusus hukum aborsi,
tetapi yang ada adalah larangan untuk membunuh jiwa orang tanpa hak, sebagaimana firman
Allah swt :



Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka
balasannya adalah neraka Jahanam, dan dia kekal di dalamnya,dan Allah murka kepadanya
dan melaknatnya serta menyediakan baginya adzab yang besar ( Qs An Nisa : 93 )

Begitu juga hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Masud bahwasanya Rosulullah sa
bersabda : Sesungguhnya seseorang dari kamu dikumpulkan penciptaannya di dalam perut
ibunya selama empat puluh hari. Setelah genap empat puluh hari kedua, terbentuklah
segumlah darah beku. Ketika genap empat puluh hari ketiga , berubahlah menjadi segumpal
daging. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh, serta memerintahkan
untuk menulis empat perkara, yaitu penentuan rizki, waktu kematian, amal, serta nasibnya,
baik yang celaka, maupun yang bahagia. ( Bukhari dan Muslim )
Maka, untuk mempermudah pemahaman, pembahasan ini bisa dibagi menjadi dua
bagian sebagai berikut :
1. Menggugurkan Janin Sebelum Peniupan Roh
Dalam hal ini, para ulama berselisih tentang hukumnya dan terbagi menjadi tiga
pendapat, yaitu :
a. Pendapat Pertama :
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya boleh. Bahkan sebagian dari
ulama membolehkan menggugurkan janin tersebut dengan obat. ( Hasyiat Al Qalyubi :
3/159).
Pendapat ini dianut oleh para ulama dari madzhab Hanafi, SyafiI, dan Hambali. Tetapi
kebolehan ini disyaratkan adanya ijin dari kedua orang tuanya,( Syareh Fathul Qadir : 2/495 )
Mereka berdalil dengan hadist Ibnu Masud di atas yang menunjukkan bahwa sebelum
empat bulan, roh belum ditiup ke janin dan penciptaan belum sempurna, serta dianggap
benda mati, sehingga boleh digugurkan.
b. Pendapat kedua :
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya makruh. Dan jika sampai pada
waktu peniupan ruh, maka hukumnya menjadi haram.
Dalilnya bahwa waktu peniupan ruh tidak diketahui secara pasti, maka tidak boleh
menggugurkan janin jika telah mendekati waktu peniupan ruh , demi untuk kehati-hatian .
Pendapat ini dianut oleh sebagian ulama madzhab Hanafi dan Imam Romli salah seorang
ulama dari madzhab SyafiI . ( Hasyiyah Ibnu Abidin : 6/591, Nihayatul Muhtaj : 7/416 )
c. Pendapat ketiga :
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya haram. Dalilnya bahwa air mani
sudah tertanam dalam rahim dan telah bercampur dengan ovum wanita sehingga siap
menerima kehidupan, maka merusak wujud ini adalah tindakan kejahatan . Pendapat ini
dianut oleh Ahmad Dardir , Imam Ghozali dan Ibnu Jauzi ( Syareh Kabir : 2/ 267, Ihya
Ulumuddin : 2/53, Inshof : 1/386)
Adapun status janin yang gugur sebelum ditiup rohnya (empat bulan) , telah dianggap
benda mati, maka tidak perlu dimandikan, dikafani ataupun disholati. Sehingga bisa
dikatakan bahwa menggugurkan kandungan dalam fase ini tidak dikatagorikan pembunuhan,
tapi hanya dianggap merusak sesuatu yang bermanfaat.
Ketiga pendapat ulama di atas tentunya dalam batas-batas tertentu, yaitu jika di
dalamnya ada kemaslahatan, atau dalam istilah medis adalah salah satu bentuk Abortus
Profocatus Therapeuticum, yaitu jika bertujuan untuk kepentingan medis dan terapi serta
pengobatan. Dan bukan dalam katagori Abortus Profocatus Criminalis, yaitu yang dilakukan
karena alasan yang bukan medis dan melanggar hukum yang berlaku, sebagaimana yang
telah dijelaskan di atas.
2. Menggugurkan Janin Setelah Peniupan Roh
Secara umum, para ulama telah sepakat bahwa menggugurkan janin setelah peniupan roh
hukumnya haram. Peniupan roh terjadi ketika janin sudah berumur empat bulan dalam perut
ibu, Ketentuan ini berdasarkan hadist Ibnu Masud di atas. Janin yang sudah ditiupkan roh
dalam dirinya, secara otomatis pada saat itu, dia telah menjadi seorang manusia, sehingga
haram untuk dibunuh. Hukum ini berlaku jika pengguguran tersebut dilakukan tanpa ada
sebab yang darurat.
Namun jika disana ada sebab-sebab darurat, seperti jika sang janin nantinya akan
membahayakan ibunya jika lahir nanti, maka dalam hal ini, para ulama berbeda pendapat,
yaitu:
a. Pendapat Pertama :
Menyatakan bahwa menggugurkan janin setelah peniupan roh hukumnya tetap haram,
walaupun diperkirakan bahwa janin tersebut akan membahayakan keselamatan ibu yang
mengandungnya. Pendapat ini dianut oleh Mayoritas Ulama.

Dalilnya adalah firman Allah swt :



Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya),
melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. ( Q.S. Al Israa: 33 )
Kelompok ini juga mengatakan bahwa kematian ibu masih diragukan, sedang
keberadaan janin merupakan sesuatu yang pasti dan yakin, maka sesuai dengan kaidah
fiqhiyah : Bahwa sesuatu yang yakin tidak boleh dihilangkan dengan sesuatu yang masih
ragu., yaitu tidak boleh membunuh janin yang sudah ditiup rohnya yang merupakan sesuatu
yang pasti , hanya karena kawatir dengan kematian ibunya yang merupakan sesuatu yang
masih diragukan. ( Hasyiyah Ibnu Abidin : 1/602 ).
Selain itu, mereka memberikan permisalan bahwa jika sebuah perahu akan tenggelam,
sedangkan keselamatan semua perahu tersebut bisa terjadi jika sebagian penumpangnya
dilempar ke laut, maka hal itu juga tidak dibolehkan.
b. Pendapat Kedua :
Dibolehkan menggugurkan janin walaupun sudah ditiupkan roh kepadanya, jika hal itu
merupakan satu-satunya jalan untuk menyelamatkan ibu dari kematian. Karena menjaga
kehidupan ibu lebih diutamakan dari pada menjaga kehidupan janin, karena kehidupan ibu
lebih dahulu dan ada secara yakin, sedangkan kehidupan janin belum yakin dan
keberadaannya terakhir.( Mausuah Fiqhiyah : 2/57 )
Prediksi tentang keselamatan Ibu dan janin bisa dikembalikan kepada ilmu kedokteran,
walaupun hal itu tidak mutlak benarnya. Wallahu Alam.
Dari keterangan di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa para ulama sepakat bahwa
Abortus Profocatus Criminalis, yaitu aborsi kriminal yang menggugurkan kandungan setelah
ditiupkan roh ke dalam janin tanpa suatu alasan syari hukumnya adalah haram dan termasuk
katagori membunuh jiwa yang diharamkan Allah swt.
3. Ayat-ayat tentang Aborsi
Umat Islam percaya bahwa Al-Quran adalah Undang-Undang paling utama bagi
kehidupan manusia. Allah berfirman: Kami menurunkan Al-Quran kepadamu untuk
menjelaskan segala sesuatu. (QS 16:89) Jadi, jelaslah bahwa ayat-ayat yang terkandung
didalam Al-Quran mengajarkan semua umat tentang hukum yang mengendalikan perbuatan
manusia.

Tidak ada satupun ayat didalam Al-Quran yang menyatakan bahwa aborsi boleh
dilakukan oleh umat Islam. Sebaliknya, banyak sekali ayat-ayat yang menyatakan bahwa
janin dalam kandungan sangat mulia. Dan banyak ayat-ayat yang menyatakan bahwa
hukuman bagi orang-orang yang membunuh sesama manusia adalah sangat mengerikan.
1. Manusia berapapun kecilnya adalah ciptaan Allah yang mulia.
Agama Islam sangat menjunjung tinggi kesucian kehidupan. Banyak sekali ayat-
ayat dalam Al-Quran yang bersaksi akan hal ini. Salah satunya, Allah berfirman: Dan
sesungguhnya Kami telah memuliakan umat manusia.(QS 17:70)
2. Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang. Menyelamatkan satu
nyawa sama artinya dengan menyelamatkan semua orang.
Didalam agama Islam, setiap tingkah laku kita terhadap nyawa orang lain, memiliki
dampak yang sangat besar. Firman Allah: Barang siapa yang membunuh seorang manusia,
bukan karena sebab-sebab yang mewajibkan hukum qishash, atau bukan karena kerusuhan di
muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa
yang memelihara keselamatan nyawa seorang manusia, maka seolah-olah dia telah
memelihara keselamatan nyawa manusia semuanya. (QS 5:32)
3. Umat Islam dilarang melakukan aborsi dengan alasan tidak memiliki uang yang cukup atau
takut akan kekurangan uang.
Banyak calon ibu yang masih muda beralasan bahwa karena penghasilannya masih
belum stabil atau tabungannya belum memadai, kemudian ia merencanakan untuk
menggugurkan kandungannya. Alangkah salah pemikirannya. Ayat Al-Quran mengingatkan
akan firman Allah yang bunyinya: Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena
takut melarat. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga.
Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa yang besar. (QS 17:31)
4. Aborsi adalah membunuh. Membunuh berarti melawan terhadap perintah Allah. Membunuh
berarti melakukan tindakan kriminal. Jenis aborsi yang dilakukan dengan tujuan
menghentikan kehidupan bayi dalam kandungan tanpa alasan medis dikenal dengan istilah
abortus provokatus kriminalis yang merupakan tindakan kriminal tindakan yang melawan
Allah. Al-Quran menyatakan: Adapun hukuman terhadap orang-orang yang berbuat
keonaran terhadap Allah dan RasulNya dan membuat bencana kerusuhan di muka bumi ialah:
dihukum mati, atau disalib, atau dipotong tangan dan kakinya secara bersilang, atau
diasingkan dari masyarakatnya. Hukuman yang demikian itu sebagai suatu penghinaan untuk
mereka di dunia dan di akhirat mereka mendapat siksaan yang pedih. (QS 5:36)
5. Kelima: Sejak kita masih berupa janin, Allah sudah mengenal kita.
Sejak kita masih sangat kecil dalam kandungan ibu, Allah sudah mengenal kita. Al-
Quran menyatakan:Dia lebih mengetahui keadaanmu, sejak mulai diciptakaNya unsur tanah
dan sejak kamu masih dalam kandungan ibumu.(QS: 53:32) Jadi, setiap janin telah dikenal
Allah, dan janin yang dikenal Allah itulah yang dibunuh dalam proses aborsi.
6. Keenam: Tidak ada kehamilan yang merupakan kecelakaan atau kebetulan. Setiap janin
yang terbentuk adalah merupakan rencana Allah.
Allah menciptakan manusia dari tanah, kemudian menjadi segumpal darah dan
menjadi janin. Semua ini tidak terjadi secara kebetulan. Al-Quran mencatat firman Allah:
Selanjutnya Kami dudukan janin itu dalam rahim menurut kehendak Kami selama umur
kandungan. Kemudian kami keluarkan kamu dari rahim ibumu sebagai bayi. (QS 22:5)
Dalam ayat ini malah ditekankan akan pentingnya janin dibiarkan hidup selama umur
kandungan. Tidak ada ayat yang mengatakan untuk mengeluarkan janin sebelum umur
kandungan apalagi membunuh janin secara paksa!
7. Nabi Muhammad SAW tidak pernah menganjurkan aborsi. Bahkan dalam kasus hamil diluar
nikah sekalipun, Nabi sangat menjunjung tinggi kehidupan.
Hamil diluar nikah berarti hasil perbuatan zinah. Hukum Islam sangat tegas terhadap
para pelaku zinah. Akan tetapi Nabi Muhammad SAW seperti dikisahkan dalam Kitab Al-
Hudud tidak memerintahkan seorang wanita yang hamil diluar nikah untuk menggugurkan
kandungannya: Datanglah kepadanya (Nabi yang suci) seorang wanita dari Ghamid dan
berkata,Utusan Allah, aku telah berzina, sucikanlah aku.. Dia (Nabi yang suci)
menampiknya. Esok harinya dia berkata,Utusan Allah, mengapa engkau menampikku?
Mungkin engkau menampikku seperti engkau menampik Mais. Demi Allah, aku telah
hamil. Nabi berkata,Baiklah jika kamu bersikeras, maka pergilah sampai anak itu lahir.
Ketika wanita itu melahirkan datang bersama anaknya (terbungkus) kain buruk dan
berkata,Inilah anak yang kulahirkan. Jadi, hadis ini menceritakan bahwa walaupun
kehamilan itu terjadi karena zina (diluar nikah) tetap janin itu harus dipertahankan sampai
waktunya tiba. Bukan dibunuh secara keji.

FATWA MUI TENTANG ABORSI berikut ini :

Menetapkan : FATWA TENTANG ABORSI

Pertama : Ketentuan Umum

1. Darurat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang
diharamkan maka ia akan mati atau hampir mati.
2. Hajat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang
diharamkan maka ia akan mengalami kesulitan besar.

Kedua : Ketentuan Hukum


1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding rahim ibu
(nidasi).
2. Aborsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat ataupun hajat.
a. Keadaan darurat yang berkaitan dengan kehamilan yang membolehkan aborsi adalah:
1. Perempuan hamil menderita sakit fisik berat seperti kanker stadium lanjut, TBC dengan
caverna dan penyakit-penyakit fisik berat lainnya yang harus ditetapkan oleh Tim Dokter.
2. Dalam keadaan di mana kehamilan mengancam nyawa si ibu.
b. Keadaan hajat yang berkaitan dengan kehamilan yang dapat membolehkan aborsi adalah:
1. Janin yang dikandung dideteksi menderita cacat genetic yang kalau lahir kelak sulit
disembuhkan.
2. Kehamilan akibat perkosaan yang ditetapkan oleh Tim yang berwenang yang didalamnya
terdapat antara lain keluarga korban, dokter, dan ulama.
c. Kebolehan aborsi sebagaimana dimaksud huruf b harus dilakukan sebelum janin berusia 40
hari.
3. Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina

E. Hukum Aborsi Menurut UUD


Menurut hukum - hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin termasuk
kejahatan, yang dikenal dengan istilah Abortus Provocatus Criminalis Yang menerima
hukuman adalah:
1. Ibu yang melakukan aborsi
2. Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi
3. Orang - orang yang mendukung terlaksananya aborsi

Beberapa pasal yang terkait adalah:


Pasal 229
1. Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya supaya diobati,
dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karenapengobatan itu hamilnya dapat
digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling
banyak tiga ribu rupiah.
2. Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan perbuatan
tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib, bidan atau juru obat,
pidananya dapat ditambah sepertiga.
3. Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pencarian maka dapat
dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.
Pasal 314
Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan
atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam, karena
membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
Pasal 342
Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan
bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas
nyawa anaknya, diancam, karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana,
dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.
Pasal 343
Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang lain yang turut
serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana.
Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh
orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
Pasal 347
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa
persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling
lama lima belas tahun.
Pasal 348
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita
dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling
lama tujuh tahun.
Pasal 349
Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut pasal
346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan
dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah
dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan
dilakukan

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011 http://akthin.com/index.php?option=com_content&view=article&id=65:hukum-
aborsi-dalam-islam&catid=1:fikih-kedoteran&Itemid=34. Diakses tanggal 13 Desember 2011
pukul 18.56
Anonim, 2008 http://118.98.213.22/aridata_web/how/k/kesehatan/18_ABORSI.pdf. Diakses
tanggal 13 Desember 2011 pukul 19.04
Masita, 2009. http://masita18.wordpress.com/2009/04/07/makalah-aborsi/ . Diakses tanggal 13
Desember 2011 pukul 18.45

Priharjo,Robert. 1995. Etika Pengantar Keperawatan. Penerbit Kanisius: Yogyakarta


Al Baghdadi, Abdurrahman.1998.Emansipasi Adakah Dalam Islam.Gema Insani Press:
Jakarta
Zallum, Abdul Qadim.1998.Beberapa Problem Kontemporer Dalam Pandangan Islam :
Kloning, Transplantasi Organ, Abortus, Bayi Tabung, Penggunaan Organ Tubuh Buatan,
Definisi Hidup dan Mati.Al-Izzah: Bangil
Zuhdi, Masjfuk.1993.Masail Fiqhiyah Kapita Selekta Hukum Islam.Haji Masagung: Jakarta
http://azmikoe.multiplay.co.id. Answer.yahoo.com/questioan/indeks
http://forum.kotasantri.com/viewtopic.php?t=1267
http://denet.hforum.biz/t286-bahaya-aborsi-bagi-cewek
http://118.98.213.22/aridata_web/how/k/kesehatan/18_ABORSI.pdf
http://www.alsofwah.or.id/cetakquran.php?id=131.html
http://almuslimah.wordpress.com/2008/06/04/hukum-aborsi/html.
http://id.wikipedia.org/wiki/Quru%27
http://lulukqurrota.multiply.com/journal/item/57
Priharjo,Robert. 1995. Etika Pengantar Keperawatan. Penerbit Kanisius: Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai