Anda di halaman 1dari 7

BAB 2.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gangguan Bipolar I

Gangguan bipolar menurut Diagnostic and Statistical Manual of

Mental Disorders Text Revision edisi yang ke empat (DSM IV-TR) ialah

gangguan gangguan mood yang terdiri dari paling sedikit satu episode

manik, hipomanik, atau campuran yang biasanya disertai dengan adanya

riwayat episode depresi mayor. Gangguan Bipolar I adalah suatu

perjalanan klinis yang dikarakteristikkan oleh terdapatnya satu atau lebih

episode manik atau campuran, dimana individu tersebut juga mempunyai

satu atau lebih episode depresi mayor. Kekambuhan ditunjukkan oleh

perpindahan polaritas dari episode atau terdapatnya interval diantara

episode-episode paling sedikit 2 bulan tanpa adanya gejala-gejala mania.4

National Comorbidity Survey, berdasarkan kepada DSM-IV (dengan

sampel sebanyak 9282 responden), mengestimasi prevalensi seumur

hidup untuk Gangguan Bipolar I dan Gangguan Bipolar II adalah 3,9%.

Perempuan dan laki-laki adalah sama-sama berkemungkinan untuk

berkembang menjadi Gangguan Bipolar I, meskipun perempuan

dilaporkan lebih banyak mengalami episode depresi daripada laki-laki, dan

secara bersamaan pula, lebih berkemungkinan untuk memperoleh

Gangguan Bipolar II.2

Usia onset Gangguan Bipolar I terentang dari anak-anak (paling

cepat usia 5-6 tahun) sampai usia 50 tahun atau usia yang lebih tua untuk

Universitas Sumatera Utara


kasus-kasus yang jarang, dengan usia rata-rata adalah 30 tahun.

Gangguan Bipolar I lebih sering terjadi pada orang yang telah bercerai

dan hidup sendirian daripada orang yang menikah, sosioekonomi tinggi,

dan orang yang tidak tamat dari perguruan tinggi.3

Pasien-pasien dengan gangguan bipolar mempunyai angka

komorbiditas psikiatrik dan medik yang tinggi. Studi yang dilakukan oleh

ECA (Epidemiologic Catchment Area) menemukan bahwa diantara

pasien-pasien dengan gangguan bipolar, sebesar 46 % merupakan

penyalahgunaan dan ketergantungan alkohol, 41 % penyalahgunaan dan

ketergantungan obat-obatan, 21 % gangguan panik, dan 21 % gangguan

obsesi-kompulsif. Orang-orang dengan Gangguan Bipolar I adalah 3 kali

lebih mungkin untuk mempunyai gangguan penyalahgunaan atau

ketergantungan alkohol, dan 7 kali lebih mungkin mempunyai gangguan

penyalahgunaan atau ketergantungan obat-obatan dibandingkan dengan

populasi umum. Pasien-pasien dengan gangguan bipolar adalah 26 kali

lebih mungkin untuk mempunyai gangguan panik dan 8 kali lebih mungkin

mempunyai gangguan obsesi-kompulsif daripada orang-orang didalam

populasi umum tanpa gangguan mood.8

2.2. Penggunaan Alkohol Pada Gangguan Bipolar

Gangguan penggunaan alkohol pada pasien gangguan bipolar I

berkisar antara 10% - 50%.1,9,10 Dalam suatu studi dengan sedikit subjek

gangguan bipolar II, ditemukan angka seumur hidup penyalahgunaan atau

Universitas Sumatera Utara


ketergantungan zat lebih tinggi pada bipolar I daripada subjek dengan

gangguan bipolar II (60,7% banding 48,1% untuk obat-obatan lainnya,

46,2% banding 39% untuk alkohol, 11% banding 5,6% untuk kokain, dan
9
20% banding 5,6% untuk mariyuana). Penelitian yang dilakukan oleh

Strakowski dan kawan-kawan pada tahun 1998 pada 77 pasien gangguan

bipolar I menemukan sebanyak 34% dari pasien merupakan gangguan

penggunaan alkohol.10

Ketergantungan alkohol 2 kali lebih sering terjadi pada orang-orang

dengan gangguan bipolar daripada depresi unipolar, dan juga patut

diperhatikan bahwa gangguan bipolar lebih sering terjadi bersamaan

dengan ketergantungan alkohol daripada penyalahgunaan alkohol.

Sebagian dari studi ECA yang dilakukan oleh Helzer dan Prybeck pada

tahun 1988 menemukan bahwa mania (contohnya pada Gangguan

Bipolar I) dan gangguan penggunaan alkohol adalah sangat sering terjadi

secara bersama-sama (6,2 kali lebih sering).1

Pria dengan gangguan bipolar lebih banyak berkemungkinan untuk

mempunyai komorbiditas dengan gangguan penggunaan alkohol atau zat

daripada wanita, meskipun wanita dengan gangguan bipolar mempunyai

prevalensi yang lebih tinggi untuk gangguan penggunaan alkohol atau zat

daripada wanita di dalam populasi umum. Wanita dengan gangguan

bipolar mempunyai 4 kali angka gangguan penggunaan alkohol dan 7 kali

angka gangguan penggunaan zat daripada wanita dalam komunitas.9

Universitas Sumatera Utara


Pasien-pasien dengan gangguan bipolar biasanya minum untuk

meringankan kedua gejala-gejala manik dan depresi mereka, meskipun

bukti menunjukkan bahwa risiko yang paling besar untuk heavy drinking

terjadi selama fase manik dari penyakit.11

Meskipun peneliti-peneliti telah mengusulkan penjelasan-

penjelasan mengenai hubungan yang erat antara alkoholisme dengan

gangguan bipolar, hubungan yang tepat diantara gangguan-gangguan ini

tidaklah secara baik dimengerti. Satu penjelasan yang diusulkan adalah

bahwa gangguan psikiatrik tertentu (seperti gangguan bipolar) mungkin

merupakan faktor risiko untuk gangguan penggunaan zat. Kemungkinan

lain, gejala-gejala gangguan bipolar dapat muncul selama intoksikasi

ataupun withdrawal. Contohnya, withdrawal dari alkohol dapat

mencetuskan gejala-gejala bipolar. Studi-studi lain berpendapat bahwa

orang-orang dengan gangguan bipolar menggunakan alkohol selama

episode manik dalam usaha untuk pengobatan diri, untuk memperpanjang

stadium yang menyenangkan mereka atau untuk menenangkan agitasi

pada saat mania. Peneliti-peneliti lain mengusulkan bahwa penggunaan

alkohol dan withdrawal dapat mempengaruhi kimia otak yang sama

(neurotransmiter) seperti yang terlibat didalam gangguan bipolar, dengan

cara demikian menyebabkan satu gangguan dapat merubah perjalanan

klinis dari gangguan yang lainnya. Dengan kata lain, penggunaan alkohol

dan withdrawal dapat mencetusakan gejala-gejala gangguan bipolar.

Masih belum jelas mekanisme potensial mana yang mungkin

Universitas Sumatera Utara


berhubungan kuat dengan alkoholisme dan gangguan bipolar. Mungkin

hubungan ini tidak mencerminkan penyebab dan efeknya secara

sederhana, tetapi lebih kompleks dan saling berhubungan, dan faktor-

faktor genetik juga dapat berperan.1

Peran faktor-faktor genetik dalam gangguan psikiatri telah

memperoleh banyak perhatian akhir-akhir ini. Beberapa bukti yang

tersedia telah mendukung kemungkinan transmisi keluarga pada kedua

gangguan bipolar dan alkoholisme. Preisig pada tahun 2001 menemukan

hubungan keluarga yang lebih besar antara alkoholisme dan gangguan

bipolar daripada alkoholisme dan depresi unipolar.1,12

Gangguan bipolar yang disertai gangguan penggunaan alkohol

dihubungkan dengan konsekuensi negatif, yaitu risiko yang besar untuk

ketidakpatuhan terhadap pengobatan, penyembuhan yang lambat dari

episode-episode mood, lebih sering hospitalisasi, bunuh diri, dan

kecelakaan.13

Minuman beralkohol banyak terdapat di masyarakat, yang sering

digunakan untuk rekreasi, sehingga disebut popular recreational drug.

Sebagai contohnya bir, bir hitam, whisky, vodka, brandy, Cognag, macam-

macam minuman anggur (wine) dan sebagainya. Minuman beralkohol

lazim disebut minuman keras dan berdasarkan Peraturan Menteri

Kesehatan tentang Minuman Keras No. 86/Men.Kes/Per/IV/77,

digolongkan sebagai berikut : golongan A; kadar etanol 1-5% (misalnya,

bir dan shandy), golongan B; kadar etanol 5-20% (misalnya, anggur),

Universitas Sumatera Utara


golongan C; kadar etanol 20-55% (misalnya whisky dan brandy).

Disamping itu juga terdapat minuman beralkohol tradisional seperti Brem,

Ciu, tuak, arak, dan sebagainya.14

2.3. Kuesioner CAGE

Kuesioner CAGE adalah suatu pertanyaan untuk mengidentifikasi

penyalahgunaan dan ketergantungan alkohol, yang dikembangkan pada

tahun 1970an.15,16 CAGE dikembangkan oleh Dr. Jhon A. Ewing dan

terdiri dari 4 buah pertanyaan berdasarkan akronim C-A-G-E7, yaitu : 1)

Apakah anda merasa perlu menurunkan (Cut down) minum-minuman

beralkohol? 2) Apakah anda merasa terganggu (Annoyed) kalau orang

mengkritik anda dalam hal minum-minuman beralkohol? 3) Pernahkah

anda merasa bersalah (Guilty) dengan kebiasaan anda minum-minuman

beralkohol? 4) Apakah anda harus minum-minuman beralkohol setiap pagi

agar anda bisa membuka mata (Eye-opener) dan merasa segar?.15

Respons yang positif untuk dua atau lebih dari butir-butir tersebut

menunjukkan 95% berkemungkinan merupakan penyalahgunaan atau

ketergantungan alkohol.17 Kuesioner CAGE mempunyai sensitifitas > 80

%, dan spesifisitas > 85 %.18

Universitas Sumatera Utara


2.4 Kerangka konseptual

Pasien Gangguan
Bipolar I

Gangguan
Karakteristik demografi:
penggunaan
usia, jenis kelamin,
alkohol
perkawinan, pendidikan,
pekerjaan, suku

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai