Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen yang Diampu oleh Bapak
Lutfi Harris, SE, M.Ak., Ak.
Oleh :
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
1. Yang maksud tujuan pengendalian material dalam perusahaan manufaktur
Tujuan pengendalian material dalam Perusahaan manufaktur sebagai bentuk
pengelolaan material dengan melakukan perencanaan dan pengendalian material yang
berhubungan dengan produksi, agar material selalu tersedia saat dibutuhkan dan
sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan, sehingga proses produksi tidak mengalami
keterlambatan, dan produk pesanan pelanggan dapat dipenuhi tepat waktu yang
menyebabkan menjaga kepuasan pelanggan, eksistensi dan kelangsungan perusahaan
tetap terjaga
2. Masalah yang dihadapi MBM dalam pengeolaan material bahan bakunya
Masalah apa yang dihadapi MBM yaitu baik saat persiapan proses produksi
maupun saat proses produksi mulai berjalan karena masih dilakukan secara manual
sehingga masalah masalah yang timbul seperti tiadakan bahan karena kertelambatan
pemesanan dan kedatangannya, terjadi kelebihan atau kekurangan bahan. Hal tersebut
bisa berakibat keterlambatan produksi dan pembengkakan HPP dan tingkat persediaan
yang tinggi sehingga dapet berpengaruh dengan ketepatan waktu pengiriman produk
dan laba perusahaan.
3. Metode-metode yang dapat diterapkan dalam pengendalian material
A. Metode lot for lot (LFL)
Dimana kebutuhan komponen komponen dipenuhi sesuai dengan jumlah
permintaanya, dengan metode ini akan memperoleh on hand inventory menjadi
nol
B. Economic order quantity (EOQ)
Dimana kebutuhkan komponen komponen dipenuhi dengan jumah tertentu,
dimana biaya invetorynya (Cost order dan Holding cost) minimal
C. Periode order quantity (POQ)
Dimana kebutuhan kompenen komponen dipenuhi dengan menentukan jumlah
periode permintaan yang harus dipenuhi (tidak termasuk permintaan nol) untuk
setiap kali pemesanan
Hasil dari pehitungan masing masing metode akan dibandingkan dan dipilih mana
yang betul ditinjau dari biaya invetory meliputi order cost dan holding cost. Metode
yang paling baik akan digunakan sebagai metode perencanaan pengendalian
persediaan material, untuk keperluan proses pengadalaan dan perencanaan produksi
baik barang rakitan maupun barang jadi, sehingga perlaksanaan bahan maupun proses
produksi terlaksana dengan baik.
Material Requirement Planning (MRP) adalah sebuah teknik permintaan terikat yang
menggunakan daftar kebutuhan bahan, persediaan, penerimaan yang diperkirakan, dan jadwal
produksi induk untuk menentukan kebutuhan material. Manfaat yang diperoleh perusahaan
dengan menggunakan MRP adalah :
1. Respons yang lebih baik bagi pesanan pelanggan sebagai hasil dari jadwal yang terus
menerus diperbaiki.
2. Respons yang lebih cepat terhadap perubahan pasar.
3. Pemanfaatan fasilitas tenaga kerja yang terus ditingkatkan.
4. Tingkat persediaan yang berkurang.
Pada context diagram sistem informasi perencanaan dan pengendalian persediaan material
dengan menggunakan metode lot sizing terdapat 4 external entity, yaitu : PPIC, produksi,
pembelian, dan supplier. Masing-masing dari entity tersebut memberikan input dan oleh
sistem akan diberikan keluaran atau output yang berupa laporan atau dokumen yang lain.
Untuk menyusun rencana kebutuhan dan waktu pemesanan serta penyelesaian pekerjaan,
langkah dasar proses material requirement planning dengan metode lot sizing adalah sebagai
berikut:
Tahap pertama adalah tahap menentukan kapan pekerjaan harus selesai atau material
harus tersedia agar jadwal induk produksi (MPS) terpenuhi
Netting, yaitu perhitungan kebutuhan bersih yang besarnya merupakan selisih antara
kebutuhan kotor dan keadaan persediaan.
Lotting, yaitu perhitungan untuk menentukan besarnya pesanan setiap individu
berdasarkan hasil perhitungan netting. Dengan demikian Lotting merupakan proses
penentuan ukuran pemesanan untuk memenuhi kebutuhan bersih untuk satu atau
beberapa periode sekaligus sehingga dapat meminimalkan persediaan. Ada 3 metode
dalam perhitungan besarnya pesanann atau lot yaitu: Lot for Lot, Economic Order
Quantity, dan Period Order Quantitiy.
Offsetting, yaitu perhitungan untuk menentukan saat yang tepat dalam melakukan
rencana pemesanan untuk memenuhi kebutuhan bersih (netting), dimana rencana
pemesanan diperoleh dengan mengurangkan saat awal tersedianya kebutuhan bersih
yang diinginkan dengan Lead Time. Dengan kata lain, menentukan pelaksanaan
perencanaan pemesanan (planned order released), kapan pemesanan atau pembatalan
harus dilakukan dengan mempertimbangkan Lead Time. Waktu tunggu (lead time)
yang diperlukan untuk menentukan saat/tanggal perintah pesanan, di mana untuk
menentukan saat/tanggal perintah pesanan tersebut tergantung pada :
Waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi.
Waktu yang dibutuhkan untuk proses administrasi pemesanan atau
birokrasi perusahaan
Waktu yang dibutuhkan untuk kedatangan pesanan mulai dari saat
pemesanan sampai kedatangan pesanan (tergantung kepada
kesanggupan supplier untuk memenuhi pesanan)
Waktu yang dibutuhkan untuk proses inspeksi pesanan
Waktu tunggu tersebut merupakan penjumlahan secara kumulatif dari
waktu tunggu tersebut di atas.
Explosion, yaitu perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat yang lebih bawah,
berdasarkan atas rencana produksi.