PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah
dan menangani angka kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi. Salah satu
upaya yang di buat yaitu melatih tenaga tenaga kesehatan agar lebih
terampil dan cakap dalam menangani masalah masalah kesehatan. Namun,
Angka Kesakitan dan Kematian pada Ibu dan Bayi di Indonesia masih tetap
tinggi.
Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak Negara
berkembang terutama di sebabkan oleh perdarahan persalinan, eklamsi, sepsis
dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab utama kesakitan dan
kematian ibu tersebut dapat dicegah melalui upaya pencegahan yang efektif.
Asuhan kesehatan iibu selama dua dasawarsa terakhir tefokus kepada:
keluarga berencana untuk lebih mensejaterahkan anggota masyarakat. Asuhan
neonatal terfokus untuk memantau perkembangan kehamilan mengenai tanda
bahaya dan gejala, menyediakan persalinan dan kesediaan menghadapi
komplikasi.
Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan kajian dan bukti
ilmiah menunjukan bahwa asuahan persalinan bersih, aman daan tepat waktu
merupakan salah satu upaya efektif untuk mencegah kesakitan dan kematian.
Penataksanaan komplikasi yang terjadi sebelum, selama dan setelah
persalinan. Dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu perlu
di antisipasi adanya keterbatasan kemampuan menatalaksanakan kompliksi
pada jenjang pelayanan tertentu. Kompetensi petugas, pengenalan jenis
koplikasi dan ketersediaan sarana pertolongan menjadi penentu bagi
keberhasilan penatalaksanaan komplikasi yang umumnya akan selalu berada
menurut derajat keadaan dan tempat terjadinya.
1
Asuhan persalinan kala I, II, III dan IV memegang kendali penting pada
ibu selama persalinan karena dapat membantu ibu lebih yakin untuk
menjalani proses persalinan serta mendeteksi komplikasi yang mungkin
terjadi selama persalinan dan ketidaknormalan dalam proses persalinan
Untuk itu kelompok bermaksud membuat makalah beserta kasus ini
dengan tujuan menyelesaikan tugas PKK II dan dapat membantu para ibu
dalam mempersiapkan proses persalinan yang lebih baik.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan pengkajian pada ibu Intra Natal diharapakan :
a) Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data dasar pada ibu bersalin.
b) Mahasiswa mampu menginterpretasi data dasar masalah - masalah yang
terjadi pada ibu bersalin.
c) Mahasiswa mampu menentukan diagnose potensial pada ibu bersalin.
d) Mahasiswa mampu menentukan tindakan segera
e) Mahasiswa mampu menentukan rencana asuhan yang akan dilakukan
pada ibu bersalin.
f) Mahasiswa mampu mengimplementasikan tindakan yang telah
direncakan.
g) Mahasiswa mampu menilai kembali/ mengevaluasi tindakan yang telah
di berikan.
2
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Puskesmas Sentani ( lahan praktek )
Meningkatkan mutu pelayanan kebidanan dan pelayanan intra natal
care khususnya melalui penerapan manajemen kebidanan, serta ikut
berpartisipasi dalam program pemerintah yaitu angka kematian ibu nol
(AKINO).
2. Bagi Insitusi
Mengetahui kemampuan mahasiswanya dalam menerapkan ilmu
pendidikan yang telah diperoleh dibangku kuliah serta sebagai bahan
analisa untuk pendidikan.
3. Bagi Pendidikan
Meningkatkan kualitas bimbingan terhadap mahasisiwa sehingga
dapat memberikan bimbingan secara professional dilahan praktek, serta
dapat mengaplikasikan pengetahuannya dalam bidang kebidanan.
4. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menjelaskan tujuan dari asuhan kebidanan pada
masa persalinan dan untuk menambah keterampilan dan penengetahuan
mahasiswa serta memberi peluang bagi mahasiswa untuk menerapkan
teori-teori yang diperoleh dari pendidikan.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Persalinan
1. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.
2. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan atau kekuatan
sendiri.
4
Estrogen dan Progesteron terdapat dalam keseimbangan sehingga
kehamilan dapat dipertahankan. Perubahan keseimbangan estrogen dan
progesterone menyebabkan oksitoksin yang dikeluarkan oleh hipofisis
parst posterior dapat menimbulkan kontraksi dalam bentuk Braxton Hicks.
Kontraksi Braxton Hicks akan menjadi kekuatan dominan saat mulainya
persalinan, sehingga frekuensi kontraksi makin sering.
5
b. Perubahan keseimbangan ekstrogen dan progesterone dapat
mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi
kontraks Braxton Hicks.
c. Menurunya konsentrasi progesterone akibat tuanya
kehamilan maka oksitoksin dapat meningkatkan aktivitas,
sehinga persalinan dapat dimulai.
4) Teori prostaglandin
a. Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan
15 minggu, yang dikeluarkan oleh desidua.
b. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan
kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan.
c. Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya
persalinan.
5) Teori hipotalamus-pituitari dan glandula suprarenalis
a. Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anansefalus
sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuk
hipotalamus.
b. Pemberian kartikosteroid yang dapat menyebabkan
maturnitas janin, induksi (mulainya) persalinan.
c. Dari percobaan diatas ada hubungan antara hipotalamus-
pituitari dengan mulainya persalinan.
6) Teori ritasi mekanik
Adanya tekanan dan pergeseran pada ganglion servikale
dari fleksus Frankenhauser yang terletak di belakang serviks oleh
bagian terbawah janin.
7) Induksi partus
a. Ganggang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan
kedalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang fleksus
Frankenhauser.
b. Amniotomi : pemecahan ketuban
6
c. Oksitoksin drip : pemberian oksitoksin melalui tetesan per
infuse.
7
2) Terjadinya lightening
Lightening pada primigravida menunjukan hubungan normal
antara ketiga P, yaitu : Power (his), assage (jalan lahir ), dan
Passanger (bayi dan plasenta). Pada multipara gambarannya menjadi
tidak sejelas pada primigravida, karena masuknya kepala janin ke
dalam panggul terjadi bersamaan dengan proses persalinan.
a. Kontraksi Braxton Hicks
b. Ketegangan dinding perut
c. Ketegangan ligamentum rotunduntum
d. Gaya berat janin dimana kepala ke arah bawah.
3) Terjadi his permulaan (his palsu)
His permulaaan sering distilahkan sebagai his palsu karena
perubahan keseimbangan hormone estrogen dan progesteron dan
memeberikan kesempatan rangsangan oksitosin. Makin tua
kehamilan hormone esterogen dan progeteron makin berkurang
sehinggga menimbulkan kontrkasi yang lebih sering (his palsu).
Ciri ciri his palsu :
a. Terasa nyeri dibagian bawah perut
b. Datangnya his tidak teratur
c. Durasi pendek
d. Tidak bertambah bila beraktifitas
e. Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan
serviks.
4) Tanda tanda inpartu
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan
teratur.
b. Keluar lendir bercampur darah ( show ) yang lebih banyak karena
robekan robekan kecil pada serviks.
c. Kadang kadang ketuban pecah dengan sendirinya
d. Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah
ada
8
5) Faktor factor yang berperan dalam persalinan adalah :
a. Kekuatan mendorong janin keluar ( power )
His ( kontraksi uterus )
Kontraksi otot otot dinding perut
Kontraksi diafragama
Ketegangan dan kontrasksi ligamentum rotundum
b. Faktor janin dan plasenta
c. Faktor jalan lahir
9
Perhitungan pembukaan pada jam, lama kala I untuk primigravida
12-13 jam dan multigravida 8 jam .
Kala pembukaan di bagi atas 2 fase, yaitu :
a. Fase Laten
Dimana pembukaan serviks berlangsung lambat,sampai pembukaan 3
cm.
b. Fase Aktif
Di bagi dalam 3 fase :
1) Fase akselerasi
Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
2) Fase dilatasi maksimal (steady)
Pada pembukaan berlangsung cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.
berlangsung dalam 2 jam.
3) Fase Deselerasi
Pembukaan menjadi lambat dalam waktu 2 jam pembukaan 9
cm menjadi 10 cm atau lengkap.
10
Dengan his mengedan yang terpimpin akan melahirkan kepala di ikuti oleh
seluruh badan janin.
Kala II pada primigravida 1 - 2 jam,
Kala II pada multigravida - 1 jam.
11
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai
pastikan DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit)
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik,
meminta ibu untuk meneran saat ada his, bila ia sudah merasa ingin
meneran
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran, (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setelah duduk dan
pastikan ia merasa nyaman)
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang
kuat untuk meneran
14. Saat kepala janin terlihat di vulva dengan diameter 5-6 cm, memasang
handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu
15. Mengambil kain bersih, melipat 1/3 bagian dan meletakkannya
dibawah bokong ibu
16. Membuka tutup partus set
17. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
18. Saat sub-occiput tampak dibawah simfisis, tangan kanan melindungi
perineum dengan dialas lipatan kain di bawah bokong, sementara
tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang
terlalu cepat saat kepala lahir. (minta ibu untuk tidak meneran dengan
nafas pendek-pendek) Bila didapatkan mekonium pada air ketuban,
segera setelah kepala lahir lakukan penghisapan pada mulut dan
hidung janin menggunakan penghisap lendir De Lee
19. Menggunakan kasa/kain bersih untuk membersihkan muka janin dari
lendir dan darah
20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar
secara spontan
22. Setelah janin menghadap paha ibu, tempatkan kedua telapak tangan
biparietal kepala janin, tarik secara hati-hati ke arah bawah sampai
bahu anterior / depan lahir, kemudian tarik secara hati-hati ke atas
12
sampai bahu posterior/belakang lahir. Bila terdapat lipatan tali pusat
yang terlalu erat hingga menghambat putaran paksi luar atau lahirnya
bahu, minta ibu berhenti meneran, dengan perlindungan tangan kiri,
pasang klem di dua tempat pada tali pusat dan potong tali pusat di
antara dua klem tersebut.
23. Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu
janin bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher (bagian bawah
kepala) dan ke empat jari pada bahu dan dada / punggung janin,
sementara tangan kiri memegang lengan dan bahu janin bagian
anterior saat badan dan lengan lahir
24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri pinggang ke
arah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai
bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri di antara kedua lutut janin)
25. Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan
kanan sedemikian rupa sehingga bayi menghadap ke arah
penolong.nilai bayi, kemudian letakkan bayi di atas perut ibu dengan
posisi kepala lebih rendah dari badan (bila tali pusat terlalu pendek,
letakkan bayi di tempat yang memungkinkan)
26. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi
kecuali bagian tali pusat
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilicus
bayi.Melakukan urutan tali pusat ke arah ibu dan memasang klem
diantara kedua 2 cm dari klem pertama.
28. Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri,
dengan perlindungan jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat di
antara kedua klem.Bila bayi tidak bernafas spontan lihat penanganan
khusus bayi baru lahir
29. Mengganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih,
membungkus bayi hingga kepala
30. Memberikan bayi pada ibu untuk disusui bila ibu menghendaki.
31. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal
13
32. Memberi tahu ibu akan disuntik
33. Menyutikan Oksitosin 10 unit secara intra muskuler pada bagian luar
paha kanan 1/3 atas setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu untuk
memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh darah.
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istrirahat sebentar dan mulai ada
pelepasan plasenta, karena sifat retraksi otot rahim.
Tanda tanda lepasnya plasenta
a. Uterus menjadi bundar
b. Uterus terdorong ke atas, karena plasenta dilepas ke segment
bawah rahim
c. Tali pusat bertambah panjang
d. Terjadi perdarahan
14
2. Fase pengeluaran plasenta
Plasenta yang sudah terlepas oleh kontraksi rahim akan
didorong ke bawah oleh rahim sekarang dianggap sebagai benda asing.
Hal ini dibantu pula oleh tekaanan abdominal atau mengedan, maka
plasenta akan dilahirkan, 20% secara spontan dan selebihnya
memerlukan pertolongan.
3. Parasat parasat lepasnya uri
a. KUSTNER
Dengan meletakan tangan dengan disertai tekanan pada/diatas
simfisis,tali pusat ditegangkan,maka bila tali pusat masuk, belum
lepas, diam atau maju sudah lepas.
b. KLEIN
Sewaktu ada his ,rahim kita dorong sedikit,bila tali pusat kembali..
belum lepas,diam atau turun...lepas.
c. STRASSMAN
Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bil tali pusat
bergetar..belum lepas,tak bergetar.. sudah lepas.
1) Rahim menonjol dia atas simfisis
2) Tali pusat bertambah panjang
3) Rahim bundar dank eras
4) Keluar darah secara tiba tiba
15
Langkah-langkah Kala III persalinan
34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva
35. Meletakkan tangan kiri di atas simpisis menahan bagian bawah uterus,
sementara tangan kanan memegang tali pusat menggunakan klem atau
kain kasa dengan jarak antara 5-10 cm dari vulva
36. Saat kontraksi, memegang tali pusat dengan tangan kanan sementara
tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati ke arah dorso kranial.Bila
uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu atau keluarga untuk
melakukan stimulasi putting susu
37. Jika dengan peregangan tali pusat terkendali tali pusat terlihat
bertambah panjang dan terasa adanya pelepasan plasenta , minta ibu
untuk meneran sedikit sementara tangan kanan menarik tali pusat ke
arah bawah kemudian ke atas sesuai dengan kurva jalan lahir hingga
plasenta tampak pada vulva.
38. Setelah plasenta tampak di vulva, teruskan melahirkan plasenta
dengan hati-hati.Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta
dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu
pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri
dengan menggosok fundus secara sirkuler menggunakan bagian
palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba
keras)
40. Sambil tangan kiri melakukan masase pada fundus uteri, periksa
bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk
memastikan bahwa seluruh kotelidon dan selaput ketuban sudah lahir
lengkap, dan memasukkan ke dalam kantong plastik yang tersedia
41. Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan perenium
yang menimbulkan perdarahan aktif.Bila ada robekan yang
menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan
16
4. Kala IV ( kala 2 jam postpartum )
Kala IV adalah kala pengawasan selama 2 jam bayi lahir, untuk
mengamati keadaan ibu terutama bahaya perdarahan post partum.
Kehilanagan darah pada persalinan biasanya disebabkan oleh luka pada
pelepasan iru atau robekan serviks dan perineum. Rata rata dalam batas
normal jumlah perdarahan adalah 250 cc, 100 300 cc. Bila perdarahan
lebih dari 500 cc ini sudah dianggap abnormal, harus dicari sebab
sebabnya. Observasi yang dilakukan adalah :
17
e. Klafikasi laserasi
i. Laserasi derajat Satu
Mukosa vagina
Kulit perineum
18
44. Mengikat tali pusat kurang lebih 1 cm dari umbilicus dengan sampul
mati.
45. Mengikat balik tali pusat dengan simpul mati untuk kedua kalinya
46. Melepaskan klem pada tali pusat dan memasukkannya dalam wadah
berisi larutan klorin 0, 5%
47. Membungkus kembali bayi
48. Berikan bayi pada ibu untuk disusui
49. Lanjutkan pemantauan terhadap kontraksi uterus, tanda perdarahan
pervaginam dan tanda vital ibu.
50. Mengajarkan ibu/keluarga untuk memeriksa uterus yang memiliki
kontraksi baik dan mengajarkan masase uterus apabila kontraksi
uterus tidak baik.
51. Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi
52. Memeriksa nadi ibu
53. Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 %
54. Membuang barang-barang yang terkontaminasi ke tempat sampah
yang di sediakan
55. Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah dan
menggantikan pakaiannya dengan pakaian bersih/kering
56. Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga untuk
membantu apabila ibu ingin minum
57. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%
58. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5%
melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya
dalam larutan klorin 0,5%
59. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
60. Melengkapi partograf dan memeriksa tekanan darah.
19
F. Kebutuhan dasar selama persalinan
Selama persalinan pasien sangat membutuhkan pemenuhan kebutuhan
dasar, yang dimaksud dengan kebutuhan dasar adalah kebutuhan yang sangat
penting dan mutlak untuk dipenuhi selama proses persalinan, yaitu :
1) Makanan dan minuman per oral
Jika pasien berada dalam situasi yang sangat memungkinkan untuk makan,
biasanya pasien akan makan sesuai dengan keinginannya, namun ketika
masuk fase aktif biasanya ia akan menginginkan cairan (minuman)
2) Posisi dan ambulasi
Posisi yang nyaman saat persalinan sangat diperlukan bagi pasien, selain
itu mengurangi ketegangan dan rasa nyeri, posisi tertentu justru akan
membantu proses penurunan kepala janin sehingga persalinan dapat
berjalan lebih cepat.
3) Eliminasi selama proses persalinan (BAB atau BAK)
Buang Air Kecil (BAK)
Selama proses persalinan, pasien akan mengalami poliuri sehingga
penting untuk difasilitsi agar kebutuhan eliminasi dapat terpenuhi. Jika
pasien masih berada dalam awal kala I, ambulasi dengan berjalan seperti
aktifitas ke toilet akan membantu penurunan kepala janin.
Buang Air Besar (BAB)
Pasien akan merasa tidak nyaman ketika merasakan dorongan
untuk BAB, namun rasa khawatir yang kadang lebih mendominasi
daripada perasaan tidak nyaman, hel ini terjadi karena pasien tidak tahu
mengenai caranya serta khawatir akan respon orang lain terhadap
kebutuhannya ini. Dalam kondisi ini penting bagi keluarga serta bidan
untuk menunjukkan respon yang positif dalam hal kesiapan untuk
memberikan bantuan dan meyakinkan pasien bahwa ia tidak perlu merasa
risih atau sungkan untuk melakukannya.
20
4) Akses intravena
Akses intravena adalah tindakan pemasangan infuse pada pasien.
Kebijakan ini diambil dengan mempertimbangkan sebagai jalur obat,
cairan, atau darah untuk mempertahankan keselamatan jiwa sewaktu-
waktu terjadi keadaan darurat dan untuk mempertahankan suplai cairan
bagi pasien.
Beberapa keadaan berikut ini memerlukan pemasangan infuse sejak awal
persalinan antara lain :
a) Gravida 5 atau lebih
b) Distensi uterus (ketegangan uterus) yang terlalu berlebihan misalnya
pada ondisi gamelli, polihidramnion atau pada bayi besar
c) Induksi oksitoksin
d) Riwayat perdarahan pasca persalinan sebelumnya
e) Riwayat atau predisposisi lain yang memungkinkan pasien untuk
mengalami perdarahan setelah melahirkan
f) Pasien mengalami dehidrasi atau keletihan
g) Pasien diketahui mengidap penyakit infeksi yang disebabkan oleh
streptococcus grup B, sehingga memerlukan terapi antibiotic secara
intravena
h) Suhu pasien lebih dari 300 Cpada saat persalinan
i) Kondisi obstetric patologis yang mengancam kondisi pasien, misalnya
plasenta previa abrobsio plasenta, pre eklamsi dan eklamsi.
j) Anastesi epidural.
5) Istirahat
Istirahat sangat penting untuk pasien karena akan membbuar rileks. Di
awal persalinan sebaiknya anjurkan pasienuntuk istirahat yang cukup
sebagai persiapan untuk menghadapi proses persalinan yang panjang,
terutama pada primipara. Jika pasien benar-benar tidak dapat tidur terlelap
karena sudah mulai merasakan his, minimal upayakan untuk berbaring
ditempat tidur dalam posisi miring untuk bebarapa waktu.
21
6) Kebersihan tubuh
Sebagai pasien yang akan mengalami proses persalinan tidak begitu
menganggap kebersihan tubuh sebaga suatu kebutuhan, karena ini lebih
terfokus terhadap rasa sakit akibat his terutama pada primipara. Namun
bagi sebagian yang lain akan merasa tidak nyaman atau risih jika kondisi
tubuhnya kotor atau bau akibat keringat berlebih selama persalinan.
Beberapa upaya yang data dilakukan untuk menjaga kebersihan tubuh
pasien antara lain :
a) Saat tidak ada his, bidan atau perawat dapat membantu menggantikan
baju terutama jika sudah basah dengan keringat. Sarankan pasien untuk
menggunakan baju yang tipis dan menyerap keringat serta berkancing
depan.
b) Seka keringat yang membasahi dahi dan wajah pasien menggunakan
handuk kecil.
c) Ganti kain pengalas bokong jika sudah basah oleh darah atau air
ketuban.
7) Kehadiran pendamping
Kehadiran seseorang yang penting dan dapat dipercaya sangat dibutuhkan
oleh pasien yang akan menjalani proses bersalin. Individu ini tidak selalu
suami atau keluarga, jika diawal pertemuan bidan sudah dapat memikat
hati pasien, maka hal ini merupakan satu hal yang sangat istimewa bagi
pasien dan akhirnya ia akan menjadikan bidan sebagai orang yang paling
ia percaya dalam proses persalinannya.
22
BAB III
TINJAUAN KASUS
No Register :-
Jam :16.20
A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Nama ibu : Nya.p Nama Suami : TnA
Umur :24ttahun Umur : 28 tahun
Suku/Bangsa :sentani /Indonesia Suku/Bangsa : sentani/Indo
Agama kristen Agama : kristen
Pendididkan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaaan :swasta
Alamat :BTN.PUSKOPAD Alamat : BTN.puskopa
23
3. Riwayat keluhan utama : ibumengatakan merasa perut terasa sakit dan
keluar rembesan seperti air dari jln lahir pd
tangal 15 januari
4. Riwayat Menstruasi
24
c. Petugas kesehatan ANC :-
d. Imunisasi TT berapa kali :-
Frekuensi :-
e. Terapi saat ANC :-
f. KIE saat ANC :-
g. Pergerakan janin :-
h. Frekuensi gerakan janin :-
7. Keluhan kehamilan
N
Masalah Trimester I Trimester II Trimester III
o
1 Mual muntah Ada Tidak ada Tidak ada
2 Nyeri ulu hati Tidak ada Tidak ada Tidak ada
3 Perut kembung Tidak ada Tdak ada Tidak ada
4 Sakit perut Tidak ada Tidak ada Tidaka ada
5 Pusing pusing Ada Tidak ada Tidak ada
6 Mudah lelah Ada Tidak ada Ada
7 Sakit kepala Tidak ada Tidak ada Tidak ada
8 Gangguan pernapasan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
9 Nyeri pinggang Tidak ada Tidak ada Tidak ada
10 Kontipasi/Obstipasi Tidak ada Tidak ada Tidak ada
11 Kram otot Tidak ada Tidak ada Tidak ada
12 Ngilu ngilu Tidak ada Tidak ada Tidak ada
13 Haemorhoid Tidak ada Tidak ada Tidak ada
14 Leukorea Tidak ada Tidak ada Tidak ada
15 Sakit gigi/caries Tidak ada Tidak ada Tidak ada
8. Riwayat kesehatan
25
a. Sekarang : Ibu mengatakan tidak sedang menderita
penyakit menular, menahun, dan menurun.
b. Yang Lalu : Ibu mengatakan tidak sedang menderita
penyakit menular, menahun, dan menurun.
c. Keluarga : Ibu mengatakan tidak sedang menderita
penyakit menular, menahun, dan menurun.
26
d. Riwayat perekonomian : Penghasilan suami cukup
....................................................................untuk kebutuhan sehari-hari
e. Rencana Persalinan
Tempat : Puskesmas Sentani
Penolong : Bidan
Persiapan biaya dan kendaraan : Sudah disiapkan
Pendamping persalinan : Ibu
27
3. ISTIRAHAT
Tidur siang 1-2 jam/hari 1-2 jam/hari 1-2 jam/hari
Tidur malam 6-7 jam/hari 7-8 jam/hari 7-8 jam/hari
4. AKTIFITAS IRT (Menyapu, mencuci) IRT (Memasak, IRT (Memasak,
menyapu, menyapu,
mencuci) mencuci)
5. SEKSUALITAS
Frekuensi 1x sebulan 1x sebulan 1-2x sebulan
Keluhan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
6. PERSONAL HYGINE
Frekuensi mandi 2x sehari 2x sehari 2x sehari
Frekuensi keramas 3x seminggu 3x seminggu 2x seminggu
Frekuensi sikat gigi 2x sehari 2x sehari 2x sehari
Mengganti pakaian dalam Sesudah mandi dan jika Sesudah mandi Sesudah mandi
basah dan jika basah dan jika basah
Membersihkan genetalia Setiap selesai BAB dan Setiap selesai Setiap selesai
BAK BAB dan BAK BAB dan BAK
28
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
TD : 110/70 mmhg
N : 80 x/menit
S : 370C
R : 21 x/m
d. Tinggi badan : 151 cm
e. Berat badan sebelum hamil : 49 kg
f. Berat badan sesudah hamil : 52 kg
g. Kenaikan berat badan : 12 kg
h. LILA : 26,5 cm
i. HPHT : 29-04-2016
j. TP : 05-01-2017
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Rambut/warna : Kriting/hitam
Kebersihan : Bersih
Benjolan : Tidak ada
Nyeri tekan : Tidak ada
b. Wajah
Bentuk : Oval
Oedema : Tidak ada
Cloasma gravidarum : Tidak ada
c. Mata
Bentuk : Simetris
Konjungtiva : Merah muda
29
Sklera : Putih
Penglihatan : Jelas
Kebersihan : Bersih
d. Hidung
Bentuk : Simetris
Sekret : Tidak ada
Polip : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
e. Mulut dan gigi
Stomatitis : Tidak ada
Caries : Tidak ada
Lidah : Bersih
Mukosa mulut : Lembab
Gusi : Tidak bengkak
f. Telinga
Bentuk : Simetris
Pengeluaran : Tidak ada
Pendengaran : Jelas
g. Leher
Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
Vena jugularis : Tidak ada pembengkakan
h. Dada
Bentuk : Datar
Benjolan : Tidak ada
Irama pernapasan : Teratur
i. Payudara
Bentuk : Simetris
Pembesaran : Ada pembesaran
Puting susu : Menonjol
Pengeluaran :-
30
Konsistensi :-
Nyeri tekan : Tidak ada
Benjolan : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
j. Abdomen
Bekas luka operasi : Tidak ada
Striae gravidarum : Ada
Linea : Ada
Palpasi Leopold :
Leopold I : TFU 24 cm,bagian fundus
terabahbagian janin keras dan
melenting yaitu kepala.
31
k. Genetalia dan Anus
Periksa Dalam
Tanggal : 16-01-2017 Jam : 04.20. WIT Oleh:
Mahasiswa
Vulva/vagina : Tidak ada kelainan
Portio : Lunak Tipis
Pembukaan : 5 cm
Ketuban : (+) menonjol
Presentase : bokong kaki
Petunjuk : ujung kaki
Penurunan : Hodge I
Kesan Panggul : Cukup
Pengeluaran : Lendir
l. Ekstremitas
Atas
Bentuk : Simetris
Kelengkapan jari : Lengkap
Pergerakan : Aktif
Oedema : Tidak ada
Bawah
Bentuk : Simetris
Kelengkapan jari : Lengkap
Oedema : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Reflek patella : +/+
3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada
32
LANGKAH II. INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosa
Ibu : Ny.A.P 24 tahun GI P0 A0 usia kehamilan 37 minggu 3hr
Janin : Intra uterin, tunggal, hidup, presentasi bokong kaki, normal
DS
1. Ibu mengatakan sakit di bagian bawah perut tembus sampai ke tulang
belakang
2. Ibu mengeluh rasa mules-mules sejak 15 Januari 2017 Jam 03.25 WIT
3. Ibu mengatakan ini hamil pertama
DO
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/m
S : ,370C
R : 21 x/m
4. HPHT : 29 April 2016
5. TP : 05 april 2017
6. Palpasi
Leopold I : TFU 24 cm, teraba kepala
Leopold II : PUKA
Leopold III : Teraba bokon dan bagian teredah janin sudah
....masuk PAP
Leopold IV : 3/5 bagian sudah masuk PAP
7. Auskultasi
DJJ : 131 x/m
8. Kontraksi
Frekuensi : 3x Dalam 10 menit
33
Lamanya : 40 Detik
Relaksasi : Ada
9. Periksa dalam
Tanggal : 16-01-2016 Jam : 04.20 WIT Oleh : Mahasiswa
Vulva/vagina : Tidak ada kelainan
Portio : Lunak Tipis
Pembukaan : 5 cm
Ketuban :U
Presentase : bokong kaki
Petunjuk : jari kaki
Penurunan : Hodge I
Kesan Panggul : Cukup
Pengeluaran : Lendir
34
8. Beritahukan suami atau keluarga yang mendampingi untuk mensupport ibu
dan anjurkan pada keluarga untuk memberi makan dan minum saat tidak ada
HIS.
9. Siapkan pakian ibu dan bayi
10. Siapkan alat-alat pencegahan infeksi
11. Buat dan pantau kemajuan persalinan dengan mengisi partograf.
35
Presentasi : bokon kaki
Petunjuk : jari kaki
Penurunan : Hodge VI
Kesan panggul : Cukup
Pegeluaran : Lendir campur darah
6. Mengajari ibu tentang :
a. cara mengedan yang baik dan benar yatu dengan cara kedua tangan
merangkul paha, dagu menempel ke dada,gigi ketemu gigi dan mata
melihat ke arah perut.
b. teknik relaksasi pernapasan pada saat ada HIS yaitu dengan menarik
nafas dari hidung dan keluarkan melalui mulut.
7. Menganjurkan ibu untuk :
a. BAK ke kamar mandi sgar kandung kemih tidak penuh dan tidak
menghambat penurunan kepala janin.
b. ibu tidur miring kiri
8. Memberitahu suami atau keluarga yang mendampingi untuk mensupport
ibu dan anjurkan pada keluarga untuk memberi makan dan minum saat
tidak ada HIS.
9. Menyiapkan pakaian ibu (baju, celana dalam dan pembalut) dan bayi
(baju, loyor,sarung tangan dan sarug kaki, topi, selimut dan kain untuk
bedong).
10. Siapkan alat-alat pencegahan infeksi (celemek, handscoon, masker dan
spatu boat.
11. Membuat dan memantau kemajuan persalinan dengan mengisi partograf
dan lembar observasi.
36
4. TTV dalam batas normal
5. Pemeriksaan dalam telah dilakukan
6. Ibu sudah mengetahaui cara mengedan yang baik dan Ibu sudah
mengetahui teknik relaksasi
7. Ibu sudah BAK dan ibu sudah tidur miring kiri
8. Ibu sudah diberi makan dan minum saat tidak ada HIS
9. Pakaian ibu dan bayi sudah disiapkan
10. Alat-alat pencegahan sudah disiapkan
11. Mengisi partograf dan lembar observasi sedang dilakukan
Diagnosa :
DS :
1. Ibu mengatakan sakitnya semakin sering dan kuat
2. Ibu mengatakan rasa ingin Buang Air Besar
DO :
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 80x/m
S : 370C
R : 21 x/m
37
4. DJJ : 131 x/m
5. HIS
Frekuensi : 4 x dalam 10 menit
Lamanya : 40 detik
Relaksasi : Ada
6. Nampak vulva dan anus membuka
7. Perineum menonjol
8. Hasil PD
Tanggal : 16-01-2017 Jam:08.20WIT
Vulva/vagina : Tidak ada kelainan
Portio : Tidak teraba
Pembukaan : 10 cm
Ketuban : Sudah pecah, jam 08.20
WIT
Warna : Jernih
Presentase : bokong kaki
Penurunan : Hoodge IV
Kesan panggul : Cukup
Pengeluaran : Lendir campur darah.
38
1. Lihat tanda dan gejala persalinan kala II
2. Siapkan partus set dan alat pelindung diri
3. Cuci tangan 7 langkah
4. Lakukan pemeriksaan DJJ jika tidak ada HIS
5. Informasikan kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
6. Beritahu keluarga untuk memberi ibu makan dan minum jika tidak ada
HIS
7. Ajarkan dan pimpin ibu mengedan yang benar saat ada HIS
8. Gunakan handscoon steril
9. Lakukan penahanan perineum pada saat kepala berada di vulva dengan
diameter 5-6 cm
10. Usap muka bayi dengan kassa steril (untuk membebaskan jalan nafas)
11. Cek lilitan tali pusat
12. Biarkan kepala bayi melakukan putaran paksi luar
13. Cekap kepala bayi secara biparietal
14. Lakukan teknik sanggah susur untuk melahirkan badan bayi
15. Nilai keadaan bayi
16. Letakkan bayi diatas perut ibu.
39
Penjepit tali pusat
Kassa minimal 5 buah
Oxytoxin
Vit K dan HBO
Salap mata
Spuit 1 cc dan 3 cc
Handscoon steril
Celemek
3. Mencuci tangan 7 langkah
4. Memeriksa DJJ saat tidak ada HIS
5. Menginformasikan pada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yaitu
pembukaan sudah lengkap dan siap untuk bersalin
6. Memberi ibu makan dan minum diluar HIS
7. Mengajarkan dan memimpin meneran yang benar saat ada HIS dengan
cara kedua tangan merangkul paha, dagu menempel pada dada dan mata
melihat kearah perut
8. Menggunakan handscoon steril
9. Melakukan penahanan perineum dengan tangan kanan pada saat kepala
membuka vulva 5-6 cm, tangan kiri diatas kepala bayi sampai kepala bayi
lahir
10. Mengusap muka bayi dengan kassa steril dan bebaskan jalan nafas
11. Mengecek lilitan tali pusat saat kepala bayi lahir
12. Membiarkan kepala bayi melakukan putaran paksi luar
13. Mencekap kepala bayi secara biparietal, kepala ditarik kebawah untuk
melahirkan bahu depan,kemudian ditarik keatas untuk melahirkan bahu
belakang
14. Melakukan sanggah susur untuk melahirkan bayi secara keseluruhan,
tangan kanan penolong berada diantara kepala danbahu, tangan kiri
menyusuri punggung, bokong dan mencekap kedua kaki. (Bayi lahir jam
18.34 WIT)
15. Menilai keadaan bayi
40
a) Apakah bayi lahir cukup bulan : Iya
b) Apakah bayi lahir langsung menangis : Iya
c) Apakah tonus otot baik : Iya
d) Jenis kelamin : Perempuan
e) Caput (-)
f) Cacat (-)
16. Meletakkan bayi diatas perut ibu, keringkan dan bersihkan sambil
diberikan rangsangan taktil kemudian dihangatkan.
LANGKAH VII. EVALUASI
Tanggal : 07-01-2017 Jam : 18.37 WITOleh : Mahasiswa
1. Sudah terlihat tanda dan gejala persalinan kala II
2. Alat partus serta dan alat pelindung diri sudah disiapkan
3. Sudah dilakukan periksa dalam dan pembukaan sudah lengkap
4. Sudah dilakukan pemeriksaan DJJ jika tidak ada HIS
5. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan dan akan bersalin
6. Ibu sudah diberi makan dan minum jika tidak ada HIS
7. Ibu telah mengerti cara mengedan yang baik dan benar saat ada HIS
8. Handscoon sterilsudah digunakan
9. Perineum sudah ditahan dengan tangan kanan dan tangan kiri menahan
diatas kepala bayi.
10. Muka bayi sudah diusap dengan kassa steril
11. Lilitan tali pusat sudah dicek dan tidak ada lilitan tali pusat
12. Bayi telah melakukan putaran paksi luar
13. Bayi sudah lahir
14. Bayi dalam keadaan normal
15. Bayi sudah diletakkan diatas perut ibu, dikeringkan dan diberi rangsangan
taktil.
41
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KALA III
DS :
DO :
Tidak ada
42
LANGKAH IV. TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
LANGKAH VI.IMPLEMENTASI
43
6. Memeriksa tanda-tanda pelepasan plasenta dengan cara peregangan tali
pusatt terkendali (PTT) dan tampak tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu
tali pusat bertambah panjang, adanya semburan darah dan ibu merasa
mules
7. Melahirkan plasenta dengan cara tangan kiri dorso cranial dantangan
kanan melakukan peregangan tali pusat terkendali (PTT), setelah tampak
plasenta didepan vulva maka plasenta ditangkap dan diputar searah jarum
jam sampai keseluruhan plasenta lahir (Plasenta lahir jam : 18.40 WIT).
8. Melakukan masese uterus dengan cara usap uterus dengan telapak tangan
searah jarum jam selama 15 detik, hingga uterus teraba keras dan uterus
berkontraksi dengan baik
9. Memeriksa kelengkapan plasenta dan pengukuran plasenta lainnya :
a) Insersi : Sentralis
b) Panjang : 51 cm
c) Berat : 500 gr
d) Diameter : 17 x 17 x 1 cm
10. Melakukan pemeriksaan jalan lahir apakah ada robekan atau tidak
11. Menilai kontraksi uterus dan kontraksi uterus baik
12. Mengukur perdarahan kala III : 130 cc
44
8. Perdarahan kala III telah diukur.
9. Ada laserasi atau tidak
DS :
DO :
45
11. TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 84 x/m
S : 37 0 C
R :22 x/m
Tidak ada
Tidak ada
46
10. Pindahkan ibu keruang rawat nifas 2 jam kemudian.
LANGKAH VI : IMPLEMENTASI
47
Jam Waktu Tekanan Nadi Suhu Tfu Kontraksi Kandung Perdarahan
ke darah kemih
48
9. Dokumentasikan sudah dilakukan
10. Ibu dan bayi sudah dipindahkan keruangan melati
49