PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
Tujuan umum :
Tujuan dari pembuatan makalah Asuhan Keperawatan pada Pasien Glaukoma
adalah supaya perawat dan mahasisiwa mampu memberikan asuhan keperawatan
dengan pasien glaukoma.
Tujuan khusus :
1. Mahasiswa memahami apa itu glaukoma.
2. Mahasiswa mengetahui penyebab glaukoma.
3. Mahasiswa mengetahui tanda dan gejala glaukoma.
4. Mahasiswa mampu memberikan pencegahan dan penatalaksanaan glaukoma.
5. Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan kepada pasien glaukoma
2.2 Definisi
Glaukoma adalah Sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan
peningkatan tekanan intraokular. ( Barbara C Long, 2000 : 262 )
Glaukoma merupakan sekelompok penyakit kerusakan saraf optik(neoropati
optik) yang biasanya disebabkan oleh efek peningkatan tekanan okular pada papil
saraf optik. Yang menyebabkan defek lapang pandang dan hilangnya tajam
penglihatan jika lapang pandang sentral terkena. (Bruce James. et al , 2006 : 95)
Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai ekskavasi glaukomatosa,
neuropati saraf optik, serta kerusakan lapang pandang yang khas dan utamanya
diakibatkan oleh tekanan bola mata yang tidak normal. (Sidarta Ilyas, 2002 : 239)
Glaukoma adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak normal (N =
15-20mmHg). (Sidarta Ilyas, 2004 : 135)
Glaukoma adalah kondisi mata yang biasanya disebabkan oleh peningkatan
abnormal tekanan intraokular ( sampai lebih dari 20 mmHg). (Elizabeth J.Corwin,
2009 : 382)
Glaukoma adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya peningkatan
TIO, penggaungan, dan degenerasi saraf optik serta defek lapang pandang yang
khas. ( Anas Tamsuri, 2010 : 72 )
Jadi, Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak
langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata
semakin lama akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi
buta. Hal ini disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata
terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf
mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak
mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.
2.3 Etiologi
Penyebabnya tergantung dari klasifikasi glaukoma itu sendiri tetapi pada
umumnya disebabkan karena aliran aqueous humor terhambat yang bisa
meningkatkan tekanan intra okuler.
Faktor-faktor resiko dari glaukoma adalah (Bahtiar Latif,2009).
a. Umur
b. Riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma
c. Tekanan bola mata /kelainan lensa
d. Obat-obatan
4. GLAUKOMA SEKUNDER
Glaukoma sekunder ialah suatu jenis glaukoma yang timbul sebagai penyulit
penyakit intraokular.
a. Glaukoma Sekunder Karena Kelainan Lensa Mata
Beberapa contoh adalah luksasi lensa ke depan maupun ke belakang, lensa
yang membengkak karena katarak atau karena trauma, protein lensa yang
menimbulkan uveitis yang kemudian mengakibatkan tekanan bola mata
naik.
2.4 Klasifikasi
Glaukoma dibagi atas glaukoma primer, sekunder, dan kongenital.
1. GLAUKOMA PRIMER
Pada Glaukoma primer tidak diketahui penyebabnya, didapatkan bentuk :
a. Glaukoma sudut tertutup , (closed angle glaucoma, acute congestive
glaukoma).
b. Glaukoma sudut terbuka, (open angle glaukoma, chronic simple
glaucoma).
2. GLAUKOMA SEKUNDER
Glaukoma sekunder timbul sebagai akibat penyakit lain dalam bola mata,
disebabkan :
a. Kelainan lensa
1) Luksasi
2) Pembengkakan (intumesen)
3) Fakoltik
b. Kelainan uvea
1) Uveitis
2) Tumor
c. Trauma
1) Perdarahan dalam bilik mata depan (hifema).
2) Perforasi kornea dan prolaps iris, yang menyebabkan leukoma
adheren.
d. Pembedahan
Bilik mata depan yang tidak cepat terbentuk setelah pembedahan
katarak.
e. Penyebab glaukoma sekunder lainnya
1) Rubeosis iridis (akibat trombosis vena retina sentral)
2) Penggunaan kortikosteroid topikal berlebihan
3. GLAUKOMA KONGENITAL
Glaukoma konginetal primer atau glaukoma infantil (Buftalmos,
hidroftalmos).Glaukoma yang bertalian dengan kelainan kongenital lain.
4. GLAUKOMA ABSOLUT
Keadaan terakhir suatu glaukoma, yaitu dengan kebutaan total dan bola mata
nyeri.(Sidarta Ilyas, 2002 : 240-241)
2.5 Patofisiologi
Tingginya tekanan intraokular bergantung pada besarnya produksi humor
aquelus oleh badan siliari dan mengalirkannya keluar. Besarnya aliran keluar
humor aquelus melalui sudut bilik mata depan juga bergantung pada keadaan
kanal Schlemm dan keadaan tekanan episklera. Tekanan intraokular dianggap
normal bila kurang dari 20 mmHg pada pemeriksaan dengan tonometer Schiotz
(aplasti). Jika terjadi peningkatan tekanan intraokuli lebih dari 23 mmHg,
diperlukan evaluasi lebih lanjut. Secara fisiologis, tekanan intraokuli yang tinggi
akan menyebabkan terhambatannya aliran darah menuju serabut saraf optik dan
ke retina. Iskemia ini akan menimbulkan kerusakan fungsi secara bertahap.
Apabila terjadi peningkatan tekanan intraokular, akan timbul penggaungan dan
degenerasi saraf optikus yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor :
1. Gangguan perdarahan pada papil yang menyebabkan deganerasi berkas
serabut saraf pada papil saraf optik.
2. Tekanan intraokular yang tinggi secara mekanik menekan papil saraf
optik yang merupakan tempat dengan daya tahan paling lemah pada
bola mata. Bagian tepi papil saraf otak relatif lebih kuat dari pada
bagian tengah sehingga terjadi penggaungan pada papil saraf optik.
3. Sampai saat ini, patofisiologi sesungguhnya dari kelainan ini masih
belum jelas.
4. Kelainan lapang pandang pada glaukoma disebabkan oleh kerusakan
serabut saraf optik.( Anas Tamsuri, 2010 : 72-73 )
WOC GLAUKOMA
Agen Osmotik :
Glycerine (Glycerol, Osmoglyn) Meningkatkan osmolaritas plasma
Mannitol (Osmitrol) darah, meningkatkan aliran cairan
Urea (Ureaphil, Urevert) dari humor aqueous ke plasma
2.10 Pencegahan
1. Deteksi dini
Salah satu satu cara pencegahan glaukoma adalah dengan deteksi
sedinimungkin. Tidak ada tindakan yang dapat mencegah terjadinya
glaukoma sudutterbuka. Jika penyakit ini ditemukan secara dini, maka
hilangnya fungsi penglihatan dan kebutaan bisa dicegah dengan
pengobatan. Orang-orang yangmemiliki resiko menderita glaukoma sudut
tertutup sebaiknya menjalani pemeriksaan mata yang rutin dan jika
resikonya tinggi sebaiknya menjalaniiridotomi untuk mencegah serangan
akut.
1) Mengingat hilangnya penglihatan secara permanen yang disebabkan
olehglaukoma, sebaiknya setiap orang memperhatikan kesehatan
matanya dengancara melakukan pengukuran tekanan bola mata
secara rutin setiap 3 tahun,terutama bagi orang yang usianya di atas
40 tahun.
2) Faktor risiko lain yang perlu diwaspadai adalah mereka yang
memiliki riwayatkeluarga penderita glaukoma, mata minus tinggi
atau plus tinggi (miopia),serta penderita penyakit sistemik seperti
diabetes atau kelainan vaskular (jantung).
3) Pemeriksaan mata rutin yang disarankan adalah setiap enam bulan
sekali,khususnya bagi orang dengan risiko tinggi. Untuk mengukur
tekanan bolamata kerusakan mata yang diderita dilakukan tes lapang
pandang mata.- Sebaiknya diperiksakan tekanan bola mata bila mata
kemerahan dan sakitkepala berat.
2. Nutrisi yang adekuat (banyak mengandung vitamin A dan Beta Karoten)
Faktor risiko pada seseorang yang bisa menderita glaukoma adalah seperti
diabetesmellitus dan hipertensi, untuk itu bagi yang menderita diabetes
mellitus dianjurkan untuk mengurangi mengkonsumsi gula agar tidak
terjadi komplikasiglaukoma, sedangkan untuk penderita hipertensi
dianjurkan untuk diet rendahgaram karena jika tekanan darah naik cepat
akan menaikkan tekanan bola mata.
3. Gaya Hidup (Life style) yang sehat seperti menghindari merokok dan
olahragateratur. Olahraga dapat merendahkan tekanan bola mata sedikit.
4. Pencegahan lanjutan bagi yang sudah menderita glaukoma agar tidak
bertambah parah/untuk mencegah tingginya tekanan intraokuler yaitu :
1) Mengurangi stress
2) Hindari membaca dekat karena pupil akan menjadi kecil sehingga
glaucomaakan memblok pupil
3) Hindari pemakaian obat simpatomimetik karena pupil akan melebar
(dilatasi)
4) Diet rendah natrium
5) Pembatasan kafein
6) Mencegah konstipasi
7) Mencegah manuver valsava seperti batuk, bersin, dan mengejan
karena akanmeningkatkan TIO
8) Menempatkan pasien dalam posisi supinasi dapat membantu pasien
merasanyaman dan mengurangi tekanan intra okular. Diyakini juga
bahwa dengan posisi supinasi, lensa jatuh menjauh dari iris yang
mengurangi blok pupil.
BAB 3
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Identifikasi Klien
Nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat, pendidikan, pekerjaan, tgl
2. Keluhan Utama
Terjadi tekanan intra okuler yang meningkat mendadak sangat tinggi, nyeri
hebat di kepala, mual muntah, penglihatan menurun, mata merah dan
bengkak.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
b. Hal ini meliputi keluhan utama mulai sebelum ada keluhan sampai
terjadi nyeri hebat di kepala, mual muntah, penglihatan menurun, mata
merah dan bengkak.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
d. Pernah mengalami penyakit glaukoma sebelumnya atau tidak dan
apakah terdapat hubungan dengan penyakit yang diderita sebelumnya.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
f. Dalam keluarga ditemukan beberapa anggota keluarga dalam garis
vertikal atau horisontal memiliki penyakit yang serupa.
4. Pola pola Fungsi Kesehatan
a. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Persepsi klien dalam menilai / melihat dari pengetahuan klien tentang
penyakit yang diderita serta kemampuan klien dalam merawat diri dan
juga adanya perubahan dalam pemeliharaan kesehatan.
b. Pola nutrisi dan metabolik
Pada umumnya klien dengan glaukoma tidak mengalami perubahan.
Pada pola nutrisi dan metabolismenya. Walaupun begitu perlu dikaji
pola makan dan komposisi, berapa banyak / dalam porsi, jenis minum
dan berapa banyak jumlahnya.
c. Pola eliminasi
Pada kasus ini pola eliminasinya tidak mengalami gangguan, akan
tetapi tetap dikaji konsestansi, banyaknya warna dan baunya.
d. Pola tidur dan istirahat
Pola tidur dan istirahat akan menurun, klien akan gelisah / sulit tidur
karena nyeri / sakit hebat menjalar sampai kepala.
e. Pola aktivitas
Dalam aktivitas klien jelas akan terganggu karena fungsi penglihatan
klien mengalami penurunan.
f. Pola persepsi konsep diri
Meliputi : Body image, self sistem, kekacauan identitas, rasa cemas
terhadap penyakitnya, dampak psikologis klien terjadi perubahan
konsep diri.
g. Pola sensori dan kognitif
Pada klien ini akan menjadi / mengalami gangguan pada fungsi
penglihatan dan pada kongnitif tidak mengalami gangguan.
Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar
sinar, kehilangan penglihatan perifer, fotofobia(glaukoma akut).
Perubahan kacamata/pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.
Tanda : Papil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea
berawan.Peningkatan air mata.
h. Pola hubungan dan peran
Bagimana peran klien dalam keluarga dimana meliputi hubungan
klien dengan keluarga dan orang lain, apakah mengalami perubahan
karena penyakit yang dideritanya.
i. Pola reproduksi
Pada pola reproduksi tidak ada gangguan.
j. Pola penanggulangan stress
Biasanya klien akan merasa cemas terhadap keadaan dirinya dan
fungsi penglihatannya serta koping mekanis yang ditempuh klien bisa
tidak efektif.
k. Pola tata nilai dan kepercayaan
Biasanya klien tidak mengalami gangguan.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Didapatkan pada klien saat pengkajian, keadaan, kesadarannya, serta
pemeriksaan TTV.
b. Pemeriksaan Kepala dan Leher
Meliputi kebersihan mulut, rambut, klien menyeringai nyeri hebat
pada kepala, mata merah, edema kornea, mata terasa kabur.
c. Pemeriksaan Integumen
Meliputi warna kulit, turgor kulit.
d. Pemeriksaan Sistem Respirasi
Meliputi frekwensi pernafasan bentuk dada, pergerakan dada.
e. Pemeriksaan Kardiovaskular
Meliputi irama dan suara jantung.
f. Pemeriksaan Sistem Gastrointestinal
Pada klien dengan glaukoma ditandai dengan mual muntah.
g. Pemeriksaan Sistem Muskuluskeletal
Meliputi pergerakan ekstermitas.
h. Pemeriksaan Sistem Endokrin
Tidak ada yang mempengaruhi terjadinya glaukoma dalam sistem
endokrin.
i. Pemeriksaan Genitouria
j. Tidak ada disuria, retesi urin, inkontinesia urine.
k. Pemeriksaan Sistem Pernafasan
l. Pada umumnya motorik dan sensori terjadi gangguan karena
terbatasnya lapang pandang.
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Kartu mata Snellen/mesin Telebinokular (tes ketajaman penglihatan
dan sentral penglihatan) : Mungkin terganggu dengan kerusakan
kornea, lensa, aquous atau vitreus humor, kesalahan refraksi, atau
penyakit syaraf atau penglihatan ke retina atau jalan optik.
b. Lapang penglihatan : Penurunan mungkin disebabkan CSV, massa
tumor pada hipofisis/otak, karotis atau patologis arteri serebral atau
glaukoma.
c. Pengukuran tonografi : Mengkaji intraokuler (TIO) (normal 12-25
mmHg)
d. Pengukuran gonioskopi :Membantu membedakan sudut terbuka dari
sudut tertutup glaukoma.
e. Tes Provokatif :digunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika TIO
normal atau hanya meningkat ringan.
f. Pemeriksaan oftalmoskopi:Mengkaji struktur internal okuler, mencatat
atrofi lempeng optik, papiledema, perdarahan retina, dan
mikroaneurisma.
g. Darah lengkap, LED :Menunjukkan anemia sistemik/infeksi.
h. EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid: Memastikan
aterosklerosis.
i. Tes Toleransi Glukosa :menentukan adanya DM.
C. Analisa Data
D. Intervensi
Kasus
Ny. R (30 tahun) saat ini sedang dirawat dengan keluhan orbita dextra
terasa sakit jika ditekan, penglihatan kabur padahal Ny.R sudah menggunakan
kaca minus 3 pada mata dextra dan sinistra, dua bulan yang lalu Ny.R menderita
kelainan Thyroid. Oleh dokter spesialis mata dilakukan pemeriksaan
Ofthalmoscope, Tonometri dan ukur lapang pandang. Hasil pemeriksaan teernyata
Ny.R menderita Glaukoma. Tanda-tanda vital saat ini TD : 150/100 mmHg, Nadi :
80x/menit, Suhu : 37oC , Pernapasan : 20x/menit. Ny. R tidak tahu kenapa dia
sampai mengalami Glaukoma dan mendengar informasi dari orang-orang bahwa
Glaukoma bisa buta, sehingga Ny.R takut mengalami kebutaan.
1. PENGKAJIAN
1) Data Pasien :
Nama : Ny. R
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 23 Februari 1973
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan : Menikah
Status pendidikan : SLTA
Diagnosa medis : Glaukoma
2) Riwayat penyakit :
Keluhan Utama :
Klien datang ke Rumah Sakit hari Senin, 12Mei 2013 dengan keluhan orbita
dextra terasa sakit jika ditekan, penglihatan kabur padahal Ny.R sudah
menggunakan kaca minus 3 pada mata dextra dan sinistra, dua bulan yang lalu
Ny.R menderita kelainan Thyroid
Riwayat Penyakit Sekarang :
KU lemah, hasil pemeriksaan TTV , Tanda-tanda vital saat ini TD : 150/100
mmHg, Nadi : 80x/menit, Suhu : 37oC , Pernapasan : 20x/menit.
3) Pemeriksaan fisik
1. Aktivitas/Istirahat
Gejala : Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan
penglihatan
2. Makanan/Cairan
Gejala : Mual, muntah (glaukoma akut)
3. Neurosensori
Gejala : Gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar terang menyebabkan
silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan
kerja dengan dekat/merasa di ruang gelap (katarak).
Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar sinar,
kehilangan penglihatan perifer, fotofobia (glaukoma akut).
Perubahan kacamata/pengobatan tidak memperbaiki penglihatan
Tanda : Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil (katarak)
Pupil menyempit dan merah / mata keras dengan kornea berawan (glaukoma
darurat), Peningkatan air mata
4. Nyeri/Kenyamanan:
Gejala : Ketidaknyamanan ringan/mata berair (glaukoma kronis)
Nyeri tiba-tiba/berat menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala
(glaukoma akut).
5. Penyuluhan /pembelajaran
Gejala : riwayat keluarga glaukoma, diabetes, gangguan sistem vaskuler
Riwayat stres, alergi, gangguan vasomotor (contoh peningkatan tekaan vena),
ketidakseimbangan endokrin, diabetes (glaukoma), Terpajan pada radiasi, steroid/
toksistas fenotiazin
Pertimbangan rencana pemulangan :
DRG menunjukkan rerata lama dirawat : 4,2 hati (biasanya dilakukan sebagai
prosedur pasien rawat jalan). Memerlukan bantuan dengan transportasi,
penyediaan maknaan, perawatan diri, perawatan / pemeliharaan rumah
2. DATA FOKUS
3. ANALISA DATA
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
4. Kurang pengetahuan
(kebutuhan belajar)
tentang kondisi,
prognosis, dan
pengobatan b/d kurang
terpajan/tak mengenal
sumber, kurang
mengingat, salah
interpretasi
Post Operasi
1. Gangguan rasa nyaman : 18 042013 21 042013
Nyeri b/d adanya insisi
bedah
18 042013 21 042013
2. Risiko tinggi terhadap
cedera b.d peningkatan
TIO, kehilangan vitreous 18 042013 21 042013
6. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
Kami menyadari bahwa makalah ini kurang sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran yang dapat membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
ini bermanfaat dan dapat menjadi referensi yang mendukung pembelajaran bagi
GLAUKOMA
DISUSUN OLEH :